Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FORMULASI EKSTRAK DAUN BENALU KOPI (Loranthus ferrugineus Roxb) SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KRIM ANTIINFLAMASI Nasria, Nasria; Ananda, Zulia; Kesumawati, Kesumawati; Rosdiana, Eva; Samaniyah, Siti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4723

Abstract

Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera yang melibatkan mediator dan respons imun. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi yaitu tumbuhan benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb). Sebagai upaya pemanfaatan benalu kopi yang lebih efektif, maka perlu dilakukan pengembangan menjadi suatu produk sediaan topikal, seperti krim antiinflamasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan bahan dasar krim antiinflamasi. Metode Penelitian: True Experimental Laboratories dengan uji stabilitas sediaan krim meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, dan viskositas serta uji aktivitas antiinflamasi yang menggunakan mencit sebanyak 18 ekor yang dibagi ke dalam 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif (krim hidrokortison), krim F1, krim F2, Krim F3 dan krim F4. Edema pada kulit punggung mencit di ukur pada interval jam ke-0 (setelah induksi karagenin 2%) dan jam ke-1 hingga ke-6 (setelah perlakuan). Data dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov), uji homogenitas (Levene Test), dan uji statistik parametrik (One-Way ANOVA).  Hasil Penelitian: Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) F1, F2, F3 dan F4 memiliki mutu fisik yang sesuai dengan spesifikasi selama uji stabilitas. Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat menurunkan edema pada kulit punggung mencit sebesar 12,5 % (F2), 14,3 % (F3) dan 25,0 % (F4). Data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal dan tidak homogen (P<0,05) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata edema kulit punggung mencit pada jam ke-0 hingga jam ke-6 setelah diberikan perlakuan (P<0,05). Kesimpulan: Ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan krim antiinflamasi dan formulasi krim yang memiliki aktivitas antiinflamasi paling besar dibandingkan dengan formulasi yang lain adalah formulasi 4 (F4). 
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT ALAMI Ananda, Zulia; Rahmi, Cut; Kesumawati, Kesumawati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4186

Abstract

Latar Belakang : Era zaman modern banyak produk yang digunakan untuk pewarna rambut. Sediaan pewarna rambut digunakan dalam tata rias untuk mewarnai rambut agar terlihat menarik. Tumbuhan yang memiliki zat warna salah satunya rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) zat warna yang terkandung adalah kurkumoid.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui zat warna pada temulawak dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut dan zat warna pada temulawak dapat menghasilkan warna terbaik pada konsentrasi tertentu.Metode Penelitian : adalah maserasi, pembuatan formulasi dengan penambahan ekstrak temulawak sebagai zat pewarna dengan 4 variasi konsentrasi 0%, 5%, 15% dan 25%, pirogalol sebagai pembangkit warna, xanthan gum sebagai pengental dan aquades sebagai pelarut. Evaluasi sediaan pewarna rambut meliputi pengujian : organoleptik, pH, iritasi, stabilitas warna yang dihasilkan, stabilitas terhadap pencucian, stabilitas terhadap matahari dan kesukaan.Hasil Penelitian : Hasil penelitian evaluasi sediaan untuk uji organoleptik menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi yang ditambahkan maka semakin pekat warna yang dihasilkan. pH terbaik yaitu menunjukan pada F3. Uji iritasi sediaan pewarna rambut menyatakan bahwa tidak ada reaksi pada semua formula yang telah diuji. uji stabilitas warna yang dihasilkan semakin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin gelap warna yang dihasilkan. uji stabilitas warna terhadap pencucian menunjukan formula terbaik pada F4. Uji stabilitas terhadap matahari warna rambut tidak mengalami perubahan. Uji kesukaan yang terbaik adalah F4. Zat warna pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut.Kesimpulan : Formulasi yang menghasilkan warna terbaik yaitu pada konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) 25% menghasilkan warna kuning perang kecoklatan. Kata Kunci : Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Rambut, Gel Pewarna Rambut.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SHAMPO EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Ananda, Zulia; Putri, Fania Ayunda; Samaniyah, Siti; Safitri, Faradilla
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4690

Abstract

AbstrakMempercantik diri telah menjadi prioritas utama dalam penampilan sehari-hari, dan salah satu cara yang digunakan adalah melalui penggunaan kosmetik. Salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat di Indonesia adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), yang dikenal dapat digunakan untuk mengobati jerawat, terutama bagian daunnya yang kaya akan flavonoid, saponin, dan senyawa lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun belimbing wuluh dapat dikembangkan menjadi produk farmasi, seperti krim dan sampo. Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus pada formulasi dan evaluasi sampo berbahan dasar ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan shampoo anti ketombe. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium. Dari daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), pembuatan formulasi sediaan shampo meliputi beberapa tahap penelitian yaitu pembuatan ekstrak, pembuatan formulasi dan evaluasi terhadap hasil sediaan shampo dari ekstrak daun belimbing wuluh. Data hasil penelitian dioleh menggunakan aplikasi SPSS dengan menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat diformulasikan sebagai sedian shampo dengan konsentrasinya, 5%, 10% dan 15%. Ekstrak daun belimbing wuluh dapat di formulasikan sebagai sediaan shampo yang stabil, secara fisik dapat di lihat dari uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan uji iritasi sediaan. Sediaan shampo ini juga dan memiliki memiliki perbedaan pada setiap formulasinya berdasarkan tingkat kesukaan dari responden.Kata kunci: Daun Belimbing Wuluh, Shampo, Antiketombe, Evaluasi Sediaan.  Abstract Beautifying oneself has become a top priority in everyday appearance, and one way that is used is through the use of cosmetics. One of the plants that has many benefits in Indonesia is starfruit (Averrhoa bilimbi L.), which is known to be used to treat acne, especially the leaves which are rich in flavonoids, saponins, and other compounds. Research shows that ethanol extract of starfruit leaves can be developed into pharmaceutical products, such as creams and shampoos. Therefore, this study will focus on the formulation and evaluation of shampoos based on ethanol extract of starfruit leaves.  The purpose of this study was to determine whether starfruit leaf extract (Averrhoa bilimbi L.) can be formulated as an anti-dandruff shampoo preparation. The research method used was an experimental laboratory. From Belimbing Wuluh Leaves (Averrhoa bilimbi L), the formulation of Shampoo preparations includes several stages of research, namely extract making, formulation making and evaluation of the results of shampoo preparations from belimbing wuluh leaf extract. The research data were processed using the SPSS application using the ANOVA test. The results showed that belimbing wuluh leaves (averrhoa bilimbi L.) can be formulated as a shampoo preparation with concentrations of 5%, 10% and 15%. Belimbing wuluh leaf extract can be formulated as a physically stable shampoo preparation as seen from the organoleptic test, homogeneity test, pH test, foam height test and irritation test of the preparation. This shampoo preparation also has differences in each formulation based on the level of preference of the respondents.Keywords: Wuluh starfruit leaves, shampoo, anti-dandruff, preparation evaluation.
FORMULASI EKSTRAK DAUN BENALU KOPI (Loranthus ferrugineus Roxb) SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KRIM ANTIINFLAMASI Nasria, Nasria; Ananda, Zulia; Kesumawati, Kesumawati; Rosdiana, Eva; Samaniyah, Siti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4452

Abstract

Abstrak Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera yang melibatkan mediator dan respons imun. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi yaitu tumbuhan benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb). Sebagai upaya pemanfaatan benalu kopi yang lebih efektif, maka perlu dilakukan pengembangan menjadi suatu produk sediaan topikal, seperti krim antiinflamasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan bahan dasar krim antiinflamasi. Metode Penelitian: True Experimental Laboratories dengan uji stabilitas sediaan krim meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, dan viskositas serta uji aktivitas antiinflamasi yang menggunakan mencit sebanyak 18 ekor yang dibagi ke dalam 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif (krim hidrokortison), krim F1, krim F2, Krim F3 dan krim F4. Edema pada kulit punggung mencit di ukur pada interval jam ke-0 (setelah induksi karagenin 2%) dan jam ke-1 hingga ke-6 (setelah perlakuan). Data dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov), uji homogenitas (Levene Test), dan uji statistik parametrik (One-Way ANOVA).  Hasil Penelitian: Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) F1, F2, F3 dan F4 memiliki mutu fisik yang sesuai dengan spesifikasi selama uji stabilitas. Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat menurunkan edema pada kulit punggung mencit sebesar 12,5 % (F2), 14,3 % (F3) dan 25,0 % (F4). Data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal dan tidak homogen (P<0,05) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata edema kulit punggung mencit pada jam ke-0 hingga jam ke-6 setelah diberikan perlakuan (P<0,05). Kesimpulan: Ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan krim antiinflamasi dan formulasi krim yang memiliki aktivitas antiinflamasi paling besar dibandingkan dengan formulasi yang lain adalah formulasi 4 (F4).Kata Kunci    : Daun Benalu Kopi, Krim, Edema, Antiinflamasi Abstract Inflammation is a local tissue reaction to infection or injury involving mediators and an immune response. One plant that can be used to treat inflammation is the coffee parasite leaves (Loranthus ferrugineus Roxb). In an effort to use coffee parasites more effectively, it is necessary to develop it into a topical product, such as an anti-inflammatory cream. Aims: To determine that coffee parasite leaves extract (Loranthus ferrugineus Roxb) can be used as a basic ingredient for anti-inflammatory cream. Methodology: True Experimental Laboratories with stability tests of cream preparations including organoleptic tests, homogeneity, spreadability, stickiness, pH and viscosity as well as anti-inflammatory activity tests using 18 mice divided into 6 treatment groups consisting of negative control, positive control ( hydrocortisone cream), F1 cream, F2 cream, F3 cream and F4 cream. Edema on the back skin of mice was measured at the 0th hour interval (after 2% carrageenin induction) and 1st to 6th hour (after treatment). The data were analyzed using the SPSS program with normality tests (Kolmogorov-Smirnov), homogeneity tests (Levene Test), and parametric statistical tests (One-Way ANOVA). Result: Coffee parasite leaves extract cream (Loranthus ferrugineus Roxb) F1, F2, F3 and F4 has physical quality that meets specifications during the stability test. Coffee parasite leaves extract cream (Loranthus ferrugineus Roxb) can reduce edema on the back skin of mice by 12.5% (F2), 14.3% (F3) and 25.0% (F4). The resulting data was not normally distributed and homogeneous (P<0.05) and there was no difference in the average back skin edema of mice from the 0th to the 6th hour after treatment (P<0.05). Conclusion: Coffee parasite leaves extract (Loranthus ferrugineus Roxb) can be used as a basis for making anti-inflammatory creams and the cream formulation that has the greatest anti-inflammatory activity compared to other formulations is formulation 4 (F4).Keywords: Coffee Parasite Leaves, Cream, Edema, Anti-inflammatory 
UJI TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL DAUN PUTRI MALU (Mimosa Pudica L.) PADA MENCIT GALUR WISTAR Ananda, Zulia; Meilina, Rulia; Sari, Febia; Husna, Asmaul; Watani, Nurul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.4183

Abstract

Penggunaan obat herbal tidak selalu aman karena ia juga mengandung zat-zat kimia yang kebanyakan belum ditentukan keamanannya, zat yang beracun akan menimbulkan efek toksik bagi manusia, hal ini disebabkan oleh pemakaian dosis dan lamanya penggunaan obat yang tidak tepat. Obat tradisional digunakan akan menyebabkan terjadinya efek yang merugikan misalnya gangguan terhadap organ-organ vital, untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka tentu melalui beberapa tahap uji farmakologi, uji klinik dan uji toksisitas. Uji toksisitas subkronik merupakan suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang diberikan secara oral pada hewan uji selama 14 hari. Tanaman Putri malu (Mimosa Pudica L.) bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit lain, seperti kencing batu, cacingan, insomnia, peradangan saluran napas dan herpes. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek toksisitas subkronik pemberian berulang dan mengetahui batas keamanan dosis ekstrak daun putri malu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan 25 mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok di setiap jenis dengan variasi dosis 350 mg/kgBB, 600 mg/kgBB, 750 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan kelompok kontrol negatif. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kematian mencit, perubahan berat badan, dan pengamatan terhadap organ hati dan ginjal. Hasil pengamatan menunjukkan tidak terdapat pengaruh toksik subkronis pada kulit, bulu, berat badan, berat organ hati, berat organ ginjal dan tidak terdapat perubahan warna organ hewan uji. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kandungan ekstrak daun putri malu tidak memiliki toksik subkronik terhadap kadar obat pada mencit galur wistar. Kesimpulannya yaitu pemberian berulang ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.) tidak menimbulkan nekrosis terhadap histologi organ hati dan ginjal mencit galur wistar dan Tidak adanya kerusakan pada histologi organ hati dan ginjal mencit galur wistar walaupun adanya peningkatan dosis pemberian ekstrak putri malu (Mimosa pudica L.).Kata Kunci : Hati, Ginjal, mencit, daun putri malu, toksisitas subkronikThe use of herbal medicine is not always safe because it also contains chemical substances, most of which safety has not been determined, toxic substances will cause toxic effects for humans, this is caused by the use of inappropriate doses and duration of drug use. Traditional medicine used will cause adverse effects such as disturbance to vital organs, to advance to phytopharmaca products, of course through several stages of pharmacological testing, clinical trials and toxicity tests. Subchronic toxicity test is a test to detect toxic effects that appear after administration of test preparations with repeated doses given orally to test animals for 14 days. Putri shame plant (Mimosa Pudica L.) can be used to treat various other diseases, such as urinary stones, intestinal worms, insomnia, inflammation of the respiratory tract and herpes. The purpose of this study was to determine the effect of subchronic toxicity of repeated administration and to determine the safety limit of the dose of Putri malu leaf extract. This research was conducted by experimental method using 25 mice which were divided into 5 groups in each species with varying doses of 350 mg/kgBW, 600 mg/kgBW, 750 mg/kgBW, 1000 mg/kgBW, and a negative control group. Observations made in this study were the death of mice, changes in body weight, and observations of the liver and kidneys. The results showed that there was no sub-chronic toxic effect on skin, hair, body weight, liver weight, kidney weight and no change in the color of the test animal organs. From the results of the study, it can be seen that the content of the Putri malu leaf extract does not have subchronic toxicity to the drug levels in the wistar strain mice. The conclusion is that repeated administration of the Mimosa pudica (Mimosa pudica L.) extract did not cause necrosis of the liver and kidney histology of the Wistar strain mice and there was no damage to the liver and kidney histology of the Wistar strain mice even though there was an increase in the dose of the Mimosa pudica L mice extract. .).Keywords: Liver, Kidney, mice, Putri malu leaves, subchronic toxicity
Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. PLN (Persero) Akmal, Abdiel Khaleil; Ardika, Jumelia; Ananda, Zulia; Arfiya, Hilda
Jurnal Optimalisasi Vol 11, No 2 (2025): Oktober
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jopt.v11i2.11639

Abstract

The role of the workforce in supporting National Development is highly important, including the workers at PT. PLN (Persero) Transmission and Substation Meulaboh. It is necessary to provide occupational safety and health protection to workers in order to increase their productivity. This study aims to explain the importance of occupational safety and health protection in controlling hazard risks in the work environment of PT. PLN (Persero) Transmission and Substation Meulaboh. The research was conducted through direct observation and interviews, then analyzed using legal theory. The results show that there are still challenges in implementing occupational safety and health at PT. PLN (Persero) Transmission and Substation Meulaboh, such as the vast working area, employee relocation, and lack of awareness regarding the importance of using personal protective equipment (PPE). These challenges must be addressed through innovations in remote supervision and awareness campaigns to improve understanding of occupational safety and health, particularly the use of PPE.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK LULUR BODY SCRUB AMPAS KOPI (Coffea arabica Linn.) UNTUK MENCERAHKAN KULIT TUBUH Ananda, Zulia; Jannah, Mislatul; Syamsuliana, Dra
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.4184

Abstract

Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan lingkungan luar. Kulit berfungsi untuk melindungi jaringan terhadap kerusakan kimia dan fisika, terutama kerusakan mekanik dan terhadap masuknya mikroorganisme. Menjaga kesehatan kulit tidak hanya dilakukan dengan makanan kaya akan nutrisi, tetapi dapat dilakukan dengan memberi nutrisi dari luar. Lulur adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk merawat dan menbersihkan kulit dan kotoran yang menyebabkan sel kulit mati dan dibantu dengan adanya antioksidan. Salah satu bahan alam yang dikenal dan terbukti khasiatnya sebagai antioksidan yaitu Kopi (Coffea arabica Linn.) dengan tekstur yang kasar mengandung butiran scrub yang sangat baik untuk penuaan dini mengangkat sel-sel kulit mati dan melembabkan kulit, didalam kopi terkandung senyawa antioksidan. Antioksidan yang tinggi ini membantu melindungi kulit dari radikal bebas dan mempercerah kulit. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental Laboratorium. Hasil yang diperoleh adalah sediaan Formula 3 memiliki tingkat kecerahan kulit yang lebih baik dari sediaan pembanding yaitu Herborst lulur tradisional Bali, hal ini disebabkan oleh pengaruh konsentrasi ampas kopi sebanyak 15% yang mengandung senyawa flavonoid dan antioksidan. Formulasi sediaan lulur dapat meningkatkan kecerahan kullit yang terlihat dari hasil uji ANOVA dimana terdapat perbedaan nyata antar perlakuan. Formulasi terbaik yaitu pada formulasi 15%, karena semakin tinggi komposisi ampas kopi maka semakin cepat terjadinya kulit menjadi cerah Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ampas kopi (Coffea arabica linn) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan lulur, ampas kopi (Coffea arabica linn) memiliki efek sebagai pencerah kulit, semakin tinggi konsentrasi ampas kopi (Coffea arabica linn) maka akan semakin efektif sebagai pencerah dan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.Kata Kunci : ampas kopi, pencerah kulit.
Formulasi Ekstrak Kulit Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Sebagai Lotion untuk Mencerahkan Kulit Ananda, Zulia; Astryna, Syarifah Yanti; Nurhayati, Nurhayati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.4185

Abstract

Kulit segar, bersih dan sehat bisa menjadi milik semua orang jika perawatan dilakukan dengan tepat dan teratur, salah cara satu perawatan kulit yaitu dengan menggunakan sediaan lotion. Kulit buah jambu biji mengandung senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan dalam menghambat tirosinase yaitu polifenol yang dapat mencerahkan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak kulit jambu biji sebagai lotion dan untuk mengetahui efektivitas pencerah kulit dari ekstrak kulit jambu biji. Penelitian dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, ekstrak yang diperoleh dibuat formulasi sediaan lotion. Sediaan lotion tersebut dibuat variasi konsentrasi yaitu F1, F2 dan F3, selanjutnya dilakukan beberapa uji, diantaranya ujifitokimia, uji iritasi, uji kesukaan dan uji kecerahan. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan lotion F3 memiliki tingkat kecerahan kulit yang lebih tinggi daripada sediaan pembanding, hal ini disebabkan oleh pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah jambu biji yang mengandung senyawa flavonoid lebih tinggi.. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak kulit buah jambu biji dapat diformulasikan dalam bentuk lotion sebagai sediaan pencerah kulit. Formulasi sediaan lotion Ekstrak kulit buah jambu biji memiliki efek untuk mencerahkan.Kata Kunci: Lotion, Kulit buah Jambu biji, Flavonoid, Senyawa pencerah kulitFresh, clean and healthy skin can belong to everyone if care is done properly and regularly, one way to treat skin is by using lotion preparations. Guava skin contains flavonoid compounds which have the ability to inhibit tyrosinase, namely polyphenols which can brighten the skin. The purpose of this study was to formulate guava peel extract as a lotion and to determine the effectiveness of skin lightening from guava peel extract. The research was carried out by maceration using ethanol solvent, the extract obtained was made into a lotion formulation. The lotion preparations were made in various concentrations, namely F1, F2 and F3, then several tests were carried out, including phytochemical tests, irritation tests, preference tests and brightness tests. The results obtained were that the F3 lotion had a higher skin brightness level than the comparison preparation, this was due to the effect of the higher concentration of guava peel extract which contained flavonoid compounds. The conclusion of this study was that guava peel extract can be formulated in the form lotion as a skin lightening preparation. Lotion preparation formulation Guava peel extract has a brightening effect.Keywords: Lotion, Guava Peel, Flavonoid, Skin Lightening Compound
FORMULASI SERBUK EFFERVESCENT DARI SARI BROKOLI (Brassic Oleracea) Ananda, Zulia; Afrah, Mulyatul
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.4181

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea) merupakan jenis sayuran hijau yang banyak digunakan untuk menurunkan kolesterol. Kandungan vitamin A yang terdapat pada brokoli, maka sangat efektif untuk mempertajam penglihatan mata, vitamin C dan E, maka brokoli sangat bermanfaat untuk menjaga dan merawat kesehatan. Salah satu alternatif sedian brokoli tersebut adalah dalam bentuk serbuk effervescent karena akan mudah larut dalam air, dan memberikan efek sparkle atau seperti pada rasa minuman bersoda sehingga sedian effervescent banyak disukai masyarakat dan memudahkan bagi masyarakat yang tidak bisa mengkonsumsi sedian tablet atau kapsul. Untuk mengetahui formulasi serbuk effervescent dari sari brokoli dan untuk mengetahui formula effervescent yang efektif sehingga dapat dijadikan sebagai serbuk effervescent. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode basah dan kering, meliputi pengumpulan tumbuhan, pengolahan dan pengujian sampel. Formula 2 merupakan hasil yang terbaik, dengan hasil kadar air 23%, uji waktu alir 48 detik, uji sudut diam 42o , uji waktu dispersi 3,05, dan uji kesukaan menunjukkan formula 2 sebagai produk yang disukai. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa formulas serbuk effervescent dapat di formulasikan dari sari brokoli dan formulas yang efektif yaitu formulas 2.Kata Kunci : Effervescent, Serbuk, Brokoli (Brassica oleracea)Broccoli (Brassica oleracea) is a type of green vegetable that is widely used to reduce cholesterol. The content of vitamin A found in broccoli, it is very effective to sharpen eyesight, vitamins C and E, then broccoli is very beneficial for maintaining and caring for health. One alternative broccoli sedan is in the form of effervescent powder because it will dissolve easily in water, and give a sparkle effect or as in the taste of soft drinks so that many effervescent sedans are preferred by the public and make it easier for people who cannot consume tablet or capsule sedans. To find out the effervescent powder formulation of broccoli juice and to find out an effective effervescent formula so that it can be used as effervescent powder. The method used in this study is the wet and dry method, including plant collection, sample processing and testing. Formula 2 is the best result, with 23% moisture content, 48 seconds flow time test, 42o fixed angle test, 3.05 dispersion time test, and preference test shows formula 2 as the preferred product. The results of the study can be seen that the effervescent powder formulation can be formulated from broccoli extract and effective formulas namely formulas 2.Keywords: Effervescent, Powder, Broccoli (Brassica oleracea)
FORMULASI SEDIAAN PATCH MARIGOLD (Tagetes erecta L.)SEBAGAI ANTIINFLMASI PADA KAKI TIKUS PUTIH Ananda, Zulia; Meilina, Rulia; Enzelia, Enzelia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i1.4182

Abstract

Tanaman marigold (Tagetes erecta L.) mengandung metabolit sekunder seperti glikosida, saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin yang terbukti memiliki sifat antijamur, antibakteri dan anti-inflamas. Namun, tanaman ini lebih umum dikenal sebagai tanaman hias dan penghasil minyak atsiri saja. Patch adalah plester perekat yang mengandung bahan obat yang ditempatkan pada kulit untuk mengirim zat aktif. Patch menawarkan   kepraktisan dan kenyamanan bagi penggunanya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboraturium yang bertujuan untuk menguji kemampuan patch daun marigold sebagai patch anti-inflamasi pada kaki tikus yang telah diinduksi karagenan 2%. Hasil akhir penurunan volume bengkak yaitu K+ 0.90, K- 0.99, F1 0.95, F2 0.93 dan F3 0.92. Hal ini menunjukan bahwa daun marigold memiliki sifat anti-inflamasi pada kaki tikus yang disuntikan karagenan 2%.Kata kunci: inflamasi; daun marigold; patch Marigold (Tagetes erecta L.) contain secondary metabolites such as glycosides, saponins, flavonoids, alkaloids and tannins which has been shown to have antifungal, antibacterial and anti- inflammatory properties. However, this plant is more commonly known as an ornamental plant and only produces essential oils. Patches are adhesive plasters containing medicinal ingredients that are placed on the skin to deliver the active substance. Patches offer practicality and convenience to its users. This study is an experimental laboratory study that aims to   test the ability of marigold leaf patch as an anti-inflammatory patch on the feet of rats that have been induced by 2% carrageenan. The final result of decreasing swelling volume was K+ 0.90, K- 0.99, F1 0.95, F20.93 and F3 0.92. This shows that marigold leaves have anti-inflammatory properties in rat paws injected with 2% carrageenan.Keywords: inflammation; marigold leaves; patches