Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA KLIENG MEURIA DALAM PEMBUATAN SEDIAAN ANTINYAMUK CAIR EKSTRAK DAUN PEPAYA Meilina, Rulia; Kulla, Periskila Dina Kali; Kesumawati, Kesumawati; Anggraini, Bunge Septiana; Maharani, Septia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.19726

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit tropis yang sangat sering terjadi di Indonesia. DBD adalah penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti lewat gigitan yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit. DBD ditandai dengan penurunan jumlah trombosit, perdarahan, dan kemungkinan terjadinya syok. Faktor yang mempengaruhi masih tingginya angka penyakit DBD ini diantaranya yaitu lingkungan dan perilaku manusia, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pembersihan sehingga membuat tempat perindukan nyamuk semakin banyak. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat antinyamuk alami adalah daun Pepaya. Ekstrak daun papaya dipercaya mampu digunakan sebagai antinyamuk alami karena daun pepaya mengandung flavonoid, fenol, alkaloid, dan asam amino yang berfungsi sebagai insektisida alami dan racun serangga. Desa Klieng Meuria adalah salah satu desa di Kabupaten Aceh Besar yang menjadi desa tempat dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian ini adalah pemberdayaan masyarakat dengan memberikan solusi terkait dengan penggunaan daun pepaya sebagai bahan alami ramah lingkungan sebagai obat antinyamuk yang mudah didapat dan digunakan. Hasil pengabdian ini adalah masyarakat desa Klieng Meuria dapat membuat sediaan antinyamuk cair ekstrak daun pepaya yang aman, ramah lingkungan, murah serta mudah didapat.
Uji Ketahanan Formulasi Sel Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L.) terhadap Pewarnaan Rambut Kesumawati, Kesumawati; Maghfirah, Maghfirah; Meilina, Rulia; Fitriliana, Fitriliana
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2956

Abstract

Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, salah satunya yaitu daun pacar kuku (lawsonia inemis L.) yang sudah digunakan masyarakat secara tradisional. Berbagai senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu terpenoid, flavonoid dan saponin. Flavonoid merupakan senyawa aktif yang paling banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama ketahanan formulasi gel ekstrak daun pacar kuku terhadap pewarnaan rambut. Penelitian ini membuat 4 formulasi sediaan gel dengan bahan aktif ekstrak daun pacar kuku dengan komposisi F0 (tanpa ekstrak), FI (3%), FII (6%) dan FIII (9%) menggunakan metode ekstraksi secara dingin yaitu maserasi. Pewarnaan rambut dilakukan dengan cara rambut uban yang telah dicuci bersih dibagi menjadi 4 bagian selanjutnya dicat dan dibiarkan selama 4 jam lalu dibersihkan dan dikeringkan. dari penelitian ini yaitu (F0) coklat pudar, (FI) coklat gelap, (FII) coklat keorangean dan (FIII) coklat kemerahan. Formulasi gel ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) dapat bertahan selama 6 minggu yaitu sebagai pewarna rambut semi permanen. Formulasi gel ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) ini aman digunakan untuk pewarnaan rambut tanpa ada iritasi yang terjadi pada kulit. Saran dari peneliti yaitu perlu dilakukan penelitian dengan selanjutnya mengenai ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.) tersebut dengan formulasi dalam bentuk sediaan salep.Kata kunci : Uban, Daun Pacar Kuku (lawsonia inemis L.), Pewarna Rambut GelHair dye preparation is a cosmetic preparation used in hair make up to color hair, one of which is henna leaves (Lawsonia inemis L.) that has been traditionally used among community. Various compounds were contained in it, such as terpenoid, flavonoid and saponin. Flavonoid is the most found active compound. This research aims to determine the endurance time of henna gel formulation on hair dyeing. This research used 4 gel preparation formulations with henna leaves extract i.e. F0 (no extract), FI (3%), FII (6%) and FIII (9%) using a cooling method namely maceration. The hair dye was done by dividing the grizzle that has been washed properly into 4 parts, after cleaned and dried. The results of this study were (F0) faded brown, (FI) dark brown, (FII) orange brown and (FIII) reddish brown. The gel formulation of nail henna leaf extract (Lawsonia inermis L.) can last for 6 weeks, namely as a semi-permanent hair dye. The gel formulation of nail henna leaf extract (Lawsonia inermis L.) is safe to use for hair coloring without irritation when using hair dye preparations. The suggestion from the researcher is that further research needs to be carried out regarding the leaf extract of nail henna (Lawsonia inermis L.) with a formulation in the form of an ointment.Keywords : Grizzle, Henna Leaves (lawsonia inemis L.), Gel Hair Dye
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEDONDONG HUTAN (Spondias pinnata (L.f) Kurz) TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH MENCIT PUTIH JANTAN (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI PEPTON Kesumawati, Kesumawati; Balqis, Cut Deresya
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.4214

Abstract

Latar Belakang : Ekstrak daun tanaman kedondong hutan memiliki kandungan senyawa saponin, fenol, alkaloid, steroid dan flavonoid. Flavonoid merupakan suatu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman dan senyawa inilah yang digunakan sebagai antipireti.Tujuan penelitian : untuk mengetahui dosis yang efektif untuk mencapai efek antipiretik pada mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi pepton.Metode penelitian : penelitian eksperimental laboratorium yaitu sebanyak 25 ekor dengan berat badan mencit 18-20 gram. Mencit selanjutnya dibagi kedalam 5 kelompok perlakuan yang terlebih dahulu diinduksi demam menggunakan pepton. Perlakuan tererdiri dari kelompok 1 diberikan Na-CMC 1% (kontrol negatif), kelompok 2 diberikan parasetamol (kontrol positif), kelompok 3 diberikan ekstrak dengan dosis 100 mg/g BB mencit, kelompok 4 diberikan ekstrak dengan dosis 200 mg/g BB mencit, dan kelompok 5 diberikan ekstrak dengan dosis 300 mg/g BB mencit. Setelah diberi perlakuan suhu rektal mencit diukur kembali sampai percobaan pada menit ke 150 dengan interval waktu 30 menit.Hasil penelitian : hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS yang di analisis menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Varian) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak memiliki aktivitas antipiretik.Kesimpulan dan Saran : daun kedondong hutan memiliki aktivitas antipiretik pada mencit dengan dosis yang efektif untuk mencapai efek antipiretik pada mencit yang diinduksi pepton 5% ialah dosis 100 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB. Saran kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi dalam melakukan penelitian tentang antipiretik Kata kunci: Daun kedondong hutan, antipiretik, pepton
FAKTOR-FAKTOR KECEMASAN BERBICARA BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IX MTsS KRUENG RAYA KABUPATEN ACEH BESAR Suri, Murnia; Lisnawati, Lisnawati; Kesumawati, Kesumawati
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v10i1.3979

Abstract

Penelitian ini menitikberatkan pada bahasan tentang faktor penyebab kecemasan berbicara bahasa Inggris pada siswa kelas IX MTsS Krueng Raya. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris perlu untuk mengetahui penyebab kecemasan tersebut baik dari sisi internal maupun dari sisi eksternal siswa. Dengan menggunkan metode kualitataif deskriptif, data penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen angket tertulis dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga hal utama penyebab timbulnya rasa cemas saat melakukan English speaking, satu penyebab berasal dari faktor internal dan dua penyebab dari faktor eksternal. Faktor penyebab internal berupa kurangnya kosa kata (100%). Sedangkan faktor eksternal berupa respon negatif dari teman (100%) dan saat kehilangan konsentrasi (100%). Hasil temuan lainnya adalah kurangnya kemampuan public speaking (90%) dan rendahnya motivasi untuk mempelajari bahasa Inggris (90%). Dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa para guru perlu segera menemukan cara untuk mengatasi kedua faktor tersebut dengan menciptakan solusi atas masing-masing persoalan terkait dengan faktor penyebab kecemasan dalam berbicara bahasa Inggris.Kata Kunci: Kecemasan, Berbicara Bahasa InggrisThis study focuses on discussing the factors that cause anxiety about speaking English in class IX students at MTsS Krueng Raya. In improving language skills, it is necessary to find out the cause of anxiety both from the internal and external side of students. By using descriptive qualitative methods, this research data was collected through written questinnaires and direct observation. The research results show that there are three main causes of anxiety when speaking English, one cause comes from internal factors and two causes come from extenal one. Internal causal factors include lack of vocabulary (100%). Meanwhile, external factors include negative responses from friends (100%) and loss of concentration (100%). Other findings include a lack of public speaking skills (90%) and low motivation to learn English (90%). From these findings it can be concluded that teachers need to immediately find ways to overcome these two factors by creating solutions to each problem related to the factors that cause anxiety in speaking English.Keywords: Anxiety, Speaking English
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK SOSIALISASI PEMILIH PEMULA DALAM PESTA DEMOKRASI BAGI KALANGAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA Azirah, Azirah; Kesumawati, Kesumawati; Fitriliana, Fitriliana
JOURNAL OF LAW AND GOVERNMENT SCIENCE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam upaya memastikan kesuksesan Pemilu dan terciptanya demokrasi yang damai, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengedukasi pemilih pemula dalam penggunaan media sosial. Peran aktif dan partisipasi pemilih pemula sangat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, peran akademisi melalui pengabdian kepada masyarakat menjadi sangat penting dalam menyukseskan pemilu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui kegiatan KKN tematik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman pemilih pemula di Universitas Ubudiyah Indonesia, Banda Aceh. Metode edukasi dilaksanakan melalui sosialisasi dengan menggunakan brosur. Sosialisasi ini sangat bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi pemilih pemula. Hasil dari edukasi ini cukup signifikan dalam membentuk generasi pemilih yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Dengan pengetahuan yang cukup, kesadaran politik yang tinggi, dan sikap yang mandiri, pemilih pemula dapat berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam pemilu, sehingga dapat berkontribusi pada proses demokrasi yang lebih baik dan berkualitas. Pendidikan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa setiap generasi pemilih pemula siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab dalam kehidupan politik mereka.KataKunci: Edukasi, Media Sosial, Pemilih pemula In an effort to ensure the success of the elections and the creation of peaceful democracy, one approach that can be taken is educating beginner voters on the use of social media. The active role and participation of first-time voters are crucial for the progress of the Indonesian nation. In this regard, the role of academics through community service is very important in ensuring the success of the elections. This community service activity is carried out through thematic community service projects. The goal is to enhance the understanding of beginner voters in University Of Ubudiyah Indonesia,Banda Aceh City. The educational method is implemented through socialization using brochures. This socialization is very beneficial and provides new insights for beginner voters. The results of this education are significant in shaping a generation of intelligent, critical, and responsible voters. With sufficient knowledge, high political awareness, and an independent attitude, beginner voters can participate actively and effectively in elections, thereby contributing to a better and higher quality democratic process. Continuous education is essential to ensure that each new generation of voters is prepared to face the challenges and responsibilities in their political lives.Keywords: Education, Social Medial, beginner voters
PERAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE Susanna, Eva; Kamaruzzaman, Yusnaidi; Kesumawati, Kesumawati; Fitriliana, Fitriliana; Hasan, Salwa Hayati
JOURNAL OF LAW AND GOVERNMENT SCIENCE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini tentang peran mediator dalam sebuah proses penyelesaian perkara dengan menggunakan metode pendekatan restorative justice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mediator sangat berperan penting dalam proses penyelesaian perkara melalui pendekatan restorative justice dengan mediasi penal. Salah satu peran mediator dalam mediasi penal adalah melakukan identifikasi dan merumuskan substansi negosiasi, sehingga tercapai kesepakatan perdamaian diantara para pihak.  Mediasi pada umumnya lebih mewujudkan perdamaian dengan musyawarah dan mufakat berdasarkan kesepakatan bersama, namun dalam pendekatan restorative justice dengan mediasi penal lebih menekankan perdamaian berdasarkan pemulihan korban untuk kembali seperti keadaan semula. Artinya penyelesaian perkara tindak pidana melalui restorative justice ini, lebih memperhatikan kondisi korban, dimana pelaku bertanggung jawab dalam proses pemulihan korban untuk kembali kepada keadaan semula, dengan mengenyampingkan beban pemidanaan kepada pelaku.Kata Kunci ; Mediator, Tindak Pidana, Restorative Justice.This research is about the role of mediators in a case resolution process using a restorative justice approach. The research results show that mediators play a very important role in the process of resolving cases through a restorative justice approach with penal mediation. One of the mediator's roles in penal mediation is to identify and formulate the substance of negotiations, so that a peace agreement can be reached between the parties.  Mediation generally brings about peace through deliberation and consensus based on mutual agreement, but the restorative justice approach with penal mediation places more emphasis on peace based on restoring the victim to return to their original state. This means that resolving criminal cases through restorative justice pays more attention to the condition of the victim, where the perpetrator is responsible for the recovery process for the victim to return to their original condition, by putting aside the burden of punishment on the perpetrator.Keywords ; Mediator, Criminal Action, Restorative Justice. 
STUDI CROSS-SECTIONAL: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENERIMAAN VAKSIN COVID-19 DI DESA LHONG CUT KECAMATAN BANDA RAYA KOTA BANDA ACEH Kesumawati, Kesumawati; Azirah, Azirah; Fitria, Fitria
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4286

Abstract

Vaksinasi Covid-19 merupakan kebijakan pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19. Usaha pemerintah menekan penyebaran virus Covid-19 tidak sepenuhnya berjalan mulus, dimana masih terdapat pro dan kontra terkait dengan keamanan vaksin. Salah satu desa yang terdampak dengan isu miring ini adalah Desa Lhong Cut. Untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit tidak menular, riwayat Covid-19, kesediaan untuk divaksin, keamanan vaksin dengan persepsi masyarakat terhadap penerimaan vaksin Covid-19 di Desa Lhong Cut Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2022. Metode penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain Cross-Sectional dengan populasi 540 dan sampel 84 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 12-18 Maret 2022, cara pengumpulan data dengan  wawancara menggunakan alat ukur kuesioner, data dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan 42,9% masyarakat memiliki riwayat penyakit tidak menular, memiliki riwayat Covid-19 15,5%, tidak bersedia divaksin 27,4% dan yang menyatakan vaksin tidak aman 22,6%. Hasil uji statistik ada hubungan antara riwayat penyakit tidak menular (p value 0,020), kesediaan untuk divaksin (p value 0,000), keamanan vaksin (p value 0,000) dengan persepsi masyarakat terhadap penerimaan vaksin Covid-19 di Desa Lhong Cut Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2022.Kata kunci : Vaksinasi Covid-19, Riwayat Penyakit Tidak Menular, Riwayat Covid-19, Kesediaan Untuk Divaksin, Keamanan VaksinThe Covid-19 vaccination is a government policy to reduce the spread of Covid-19. The government's efforts to suppress the spread of the Covid-19 virus have not completely gone smoothly, where there are still pros and cons related to vaccine safety. One of the villages affected by this skewed issue is Lhong Cut Village. This study aims to determine the relationship between history of non-communicable diseases, history of Covid-19, willingness to be vaccinated, vaccine safety with public perception of the acceptance of Covid-19 vaccine in Lhong Cut Village, Banda Raya District, Banda Aceh City in 2022. The research method is descriptive analytic with a cross-sectional design. Sectional with a population of 540 and a sample of 84 people. The sampling technique is purposive sampling. The study was conducted on March 12-18 2022, the method of collecting data was by interview using a questionnaire measuring instrument, the data were analyzed by univariate and bivariate. The results showed that 42.9% of the population had a history of non-communicable diseases, 15.5% had a history of Covid-19, 27.4% were not willing to be vaccinated and 22.6% stated that the vaccine was not safe. The results of statistical tests showed a relationship between history of non-communicable diseases (p value 0.020), willingness to be vaccinated (p value 0.000), vaccine safety (p value 0.000) with public perception of receiving Covid-19 vaccine in Lhong Cut Village, Banda Raya District, Banda City. Aceh in 2022.Keywords : Covid-19 Vaccination, History Of Non-Communicable Diseases, History Of Covid-19, Willingness To Be Vaccinated, Vaccine Safety.
FORMULASI EKSTRAK DAUN BENALU KOPI (Loranthus ferrugineus Roxb) SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KRIM ANTIINFLAMASI Nasria, Nasria; Ananda, Zulia; Kesumawati, Kesumawati; Rosdiana, Eva; Samaniyah, Siti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4723

Abstract

Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera yang melibatkan mediator dan respons imun. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi yaitu tumbuhan benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb). Sebagai upaya pemanfaatan benalu kopi yang lebih efektif, maka perlu dilakukan pengembangan menjadi suatu produk sediaan topikal, seperti krim antiinflamasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan bahan dasar krim antiinflamasi. Metode Penelitian: True Experimental Laboratories dengan uji stabilitas sediaan krim meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH, dan viskositas serta uji aktivitas antiinflamasi yang menggunakan mencit sebanyak 18 ekor yang dibagi ke dalam 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif (krim hidrokortison), krim F1, krim F2, Krim F3 dan krim F4. Edema pada kulit punggung mencit di ukur pada interval jam ke-0 (setelah induksi karagenin 2%) dan jam ke-1 hingga ke-6 (setelah perlakuan). Data dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov), uji homogenitas (Levene Test), dan uji statistik parametrik (One-Way ANOVA).  Hasil Penelitian: Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) F1, F2, F3 dan F4 memiliki mutu fisik yang sesuai dengan spesifikasi selama uji stabilitas. Krim ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat menurunkan edema pada kulit punggung mencit sebesar 12,5 % (F2), 14,3 % (F3) dan 25,0 % (F4). Data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal dan tidak homogen (P<0,05) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata edema kulit punggung mencit pada jam ke-0 hingga jam ke-6 setelah diberikan perlakuan (P<0,05). Kesimpulan: Ekstrak daun benalu kopi (Loranthus ferrugineus Roxb) dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan krim antiinflamasi dan formulasi krim yang memiliki aktivitas antiinflamasi paling besar dibandingkan dengan formulasi yang lain adalah formulasi 4 (F4). 
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT ALAMI Ananda, Zulia; Rahmi, Cut; Kesumawati, Kesumawati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4186

Abstract

Latar Belakang : Era zaman modern banyak produk yang digunakan untuk pewarna rambut. Sediaan pewarna rambut digunakan dalam tata rias untuk mewarnai rambut agar terlihat menarik. Tumbuhan yang memiliki zat warna salah satunya rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) zat warna yang terkandung adalah kurkumoid.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui zat warna pada temulawak dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut dan zat warna pada temulawak dapat menghasilkan warna terbaik pada konsentrasi tertentu.Metode Penelitian : adalah maserasi, pembuatan formulasi dengan penambahan ekstrak temulawak sebagai zat pewarna dengan 4 variasi konsentrasi 0%, 5%, 15% dan 25%, pirogalol sebagai pembangkit warna, xanthan gum sebagai pengental dan aquades sebagai pelarut. Evaluasi sediaan pewarna rambut meliputi pengujian : organoleptik, pH, iritasi, stabilitas warna yang dihasilkan, stabilitas terhadap pencucian, stabilitas terhadap matahari dan kesukaan.Hasil Penelitian : Hasil penelitian evaluasi sediaan untuk uji organoleptik menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi yang ditambahkan maka semakin pekat warna yang dihasilkan. pH terbaik yaitu menunjukan pada F3. Uji iritasi sediaan pewarna rambut menyatakan bahwa tidak ada reaksi pada semua formula yang telah diuji. uji stabilitas warna yang dihasilkan semakin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin gelap warna yang dihasilkan. uji stabilitas warna terhadap pencucian menunjukan formula terbaik pada F4. Uji stabilitas terhadap matahari warna rambut tidak mengalami perubahan. Uji kesukaan yang terbaik adalah F4. Zat warna pada rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat diformulasikan sebagai gel pewarna rambut.Kesimpulan : Formulasi yang menghasilkan warna terbaik yaitu pada konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) 25% menghasilkan warna kuning perang kecoklatan. Kata Kunci : Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Rambut, Gel Pewarna Rambut.
Perbandingan Kadar Kafein dalam Kopi Robusta Takengon dan Tangse Sesuai SNI 01-7152-2006 Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Kesumawati, Kesumawati; Wijaya, Muhammad Ary
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2350

Abstract

Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari berbagai kalangan masyarakat. Meskipun kopi banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, jika dikosumsi berlebihan kopi berdampak buruk terhadap kesehatan disebabkan oleh senyawa kafein yang terkandung di dalamnya. Sehingga perlu dilakukan pengecekan kandungan kefein tersebut dan harus disesuaikan dengan ketetapan kadar maksimum penggunaan kafein Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar kafein dalam kedua jenis sampel dan menyesuaikan dengan ketetapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian dilakukan dengan metode kuantitaif yaitu pengukuran dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitianmenunjukkankadar kafein kopi robusta Tangse 10,4836 mg/g, Kopi Robusta Takengon 9,7030 mg/g, dan kopi kemasan 13,7017 mg/g. Biasanya seseorang mengkonsumsi kopi bubuk tiap kali disajikan sekitar 6 g dalam satu cangkir, apabila mengkonsumsi kopi paling sedikit 3 cangkir sehari maka seseorang telah mengkonsumsi 175- 247 mg kafein perhari melebihi batas maksimum yang ditetapkan SNI sehingga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.Kata kunci: Kopi, Kadar Kafein, Spektrofotometri UV-Vis. Coffee is one of the most widely consumed beverages in society. Despite the fact that coffee is in high demand on various groups of people, if it is to be consumed excessively, coffee may bring negative impacts on health due to the caffeine content within. Thus, it is necessary to check the caffeine content to be adjusted according to the determination of maximum level of caffeine by Indonesian National Standard (SNI). Research purposes to determine the caffeine content level of both sample types to be adjusted with Indonesian National Standard (SNI). Research methodology by quantitative methods, namely measurements using UV VIS spectrophotometry. Research result the caffeine level of Robusta Tangse Coffee is at 10.4836 mg/g, Robusta Takengon Coffee is 9.7030 mg/g, and packaged coffee is 13.7017 mg/g. Generally, one person drinks around 6 g of coffee powder each cup. If it is consumed at least 3 cups of coffee a day then that person has consumed 175-247 mg of caffeine per day which is beyond the maximum SNI limit, that may lead to negative impacts on health.Keywords: Coffee, Caffeine Level, UV-Vis Spectrophotometry.