Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap komunikasi di lingkungan akademik, termasuk di kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi digital native menggunakan AI secara luas dalam tugas-tugas akademik, namun kerap tanpa dibarengi literasi kritis dan etis yang memadai. Dalam konteks ini, program pengabdian kepada masyarakat dilakukan untuk menyusun materi pelatihan Human-Machine Communication (HMC) yang bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman konseptual dan keterampilan praktis untuk menjadi komunikator yang kritis di era digital. Penyusunan materi dilakukan secara bertahap dan kolaboratif oleh tim dari Universitas Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, berbasis pendekatan needs-based dan constructivist. Materi yang dikembangkan terdiri dari empat unit utama: pengantar HMC, etika dan bias dalam AI, simulasi interaksi manusia-mesin, dan keterampilan komunikasi yang tidak tergantikan oleh AI, seperti empati dan storytelling. Proses pengembangan melibatkan identifikasi kebutuhan, studi literatur, desain modul berbasis active learning, serta validasi oleh mahasiswa dan dosen. Pelatihan direncanakan dilaksanakan pada Juni 2024 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Hasil evaluasi awal menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan kesadaran terhadap bias AI, memahami batas kemampuan mesin, dan mampu membedakan gaya komunikasi manusia dan mesin. Dengan demikian, penyusunan materi pelatihan HMC ini tidak hanya menjawab kebutuhan akademik, tetapi juga menjadi model pendidikan partisipatif yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai komunikasi manusiawi. Materi ini dapat direplikasi sebagai bagian dari kurikulum literasi digital dan komunikasi etis di pendidikan tinggi.