Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANOBAVE (ANEKA OLAHAN BUAH MANGROVE) SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN HUTAN MANGROVE KELURAHAN BONTORANNU Destiquama; Muhammad Wahyu; Wardiman; Amal; Nurwahidah; Nurul Maulidya Al-Izani
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Panrita Abdi - April 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i2.7041

Abstract

Abstract. Bontorannu district is one of the area that has a forest mangrove which increasingly eroded due to land conversion and the use of mangrove tree as a firewood. It might happen because the lack of the society knowledge to carry out and use them with sustainable development-based. This program aims to promote about how to preserve mangrove forest, and training and mentoring to make anobave product as an effort to maintain mangrove forest. The utilization of mangrove fruits won’t damage the existance of mangrove forest. However, the society knows the practical function and it is also economic. Thus,the society will be aware to keep mangrove forest. The method that is used in this program is learning system by doing so that the program runs effectively. Some of media used in this program such as booklet, brocures, video clip about the importance of preservation of mangrove forest, and tutorial vidoe of making mangrove preparations. The result of this program is the existence of PKK team which know how to preserve the mangrove forest and know the potential of mangrove, and more productive in making some ekonomical product from mangrove.     Abstrak. Kelurahan Bontorannu merupakan salah satu wilayah yang mempunyai hutan mangrove yang keberadaanya semakin tergerus oleh banyaknya alih fungsi lahan dan pemanfaatan kayu mangrove sebagai kayu bakar. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove berbasis sustainable development. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penyuluhan mengenai tata kelola pelestarian hutan mangrove, serta pelatihan dan pendampingan pembuatan produk aneka olahan buah mangrove sebagai upaya pelestarian hutan mangrove. Pemanfaatan buah mangrove tidak akan merusak keberadaan hutan mangrove, tetapi masyarakat mengetahui fungsi praktis yang bernilai ekonomis sehingga masyarakat akan terobsesi untuk melestarikan hutan mangrove. Sasaran dalam kegiatan ini adalah kelompok PKK Kelurahan Bontorannu. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini menggunakan systemlearning by doing sehingga pelaksanaan program berjalan dengan efektif. Beberapa media yang digunakan diantaranya modul booklet, selebaran/brosur, video pentingnya pelestarian hutan mangrove, serta video tutorial aneka olahan buah mangrove. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu terciptanya kelompok PKK yang paham tentang cara pelestarian hutan mangrove dan faham dalam mengembangkan potensi buah mangrove yang tersedia, serta terciptanya kelompok PKK yang produktif dalam mengolah buah mangrove menjadi produk yang bernilai ekonomis.
SANTRI, POLITIK DAN KEKUASAAN: PERSPEKTIF TEORI SOSIAL DALAM MEMAHAMI PERGULATAN POLITIK KAUM SANTRI DENGAN KEKUASAAN Amal
Al'Adalah Vol. 7 No. 1 (2004)
Publisher : LP2M IAIN Jember (now UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat fenomena unik terkait dengan masalah persinggungan politik kaum santri dalam ranah kekuasaan. Tindakan politik kaum santri dalam mencari, menggunakan, dan melanggengkan kekuasaan sudah ditempuh melalui mekanisme politik yang bersifat legal-rasional yakni dengan instrument partai politik, di samping pula dilakukan melalui proses-proses politik seperti negosiasi, koalisi, aliansi, dan konfrontasi politik. Di samping itu, raasionalisasi terhadap symbol-simbol agama dimanfaatkan pula guna mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu. Dalam konteks ini, pilihan tindakan politik kaum santri, meminjam terminology Max Weber, merupakan suatu tipologi tindakan yang rasional (rational choice).
Characteristic and Chemical Compound of charcoal Cocoa Wasted by Pyrolysis Process Wijaya, Mohammad; Pari, Gustan; Amal
Al-Kimia Vol 12 No 1 (2024): JUNE
Publisher : Study Program of Chemistry - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-kimia.v12i1.46588

Abstract

Indonesia continues to experience a decline in cocoa production due to the aging of cocoa plants, conversion of cocoa plantations, pests, and diseases, as well as the government's focus on food crops. These factors contribute to the problem of decreasing cocoa yields. The objectives of this research are to develop the production of cacao tea from cocoa leaves as a natural herbal drink, and to identify bioactive chemical compounds resulting from the pyrolysis of cocoa waste by controlling temperature and time. The methodology employed in this study includes the analysis of lignin, cellulose, and hemicellulose content in cocoa leaves. The pyrolysis process was conducted at 300°C, 400°C, and 500°C. Extraction was performed using an extractor, where the cocoa leaf waste was mixed with water heated to 80°C for 3 hours. The analysis of flavonoid and antioxidant levels in Pinrang cocoa leaves revealed lignin levels of 43.13%, holocellulose content of 47.11%, alpha-cellulose content of 31.13%, and cellulose content of 43.13%. Proximate analysis of Kolaka Regency cocoa leaves indicated phenol levels of 529.52 mg/kg, catechin levels of 615.71 mg/kg, glucose content of 6.68%, caffeine content of 329.56 mg/kg, carbon content of 52.20%, nitrogen content of 1.24%, hydrogen content of 17.55%, and oxygen content of 29.01%. For cocoa leaf extract from Pinrang Regency, the total flavonoids were 6.01% w/w, while for Kolaka Regency, the total flavonoids were 35.10% w/w. The utilization of cocoa leaves from Kolaka Regency demonstrated superior antioxidant content compared to those from Pinrang Regency. This indicates that cacao tea products made from Kolaka Regency cocoa leaves have great potential for development as a herbal drink. However, there has been limited research on this topic, particularly regarding the use of cocoa waste for cacao tea products.
Strategi Bertahan Hidup Nelayan Tradisional dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Amal; Maddatuang; Fitri Handayani; Irwansyah Sukri; Muhammad Faisal Juanda
Indonesian Journal of Fundamental and Applied Geography Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/ijfag.v1i1.202305

Abstract

Secara geografis masyarakat nelayan merupakan masyarakat yang hidup tumbuh dan berkembang pada wilayah peisisir yaitu suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Bagaimana kondisi sosial ekonomi nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi. 2). Kendala yang dihadapi oleh nelayan tradisional dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 3). Strategi nelayan tradisional dalam pemenuhan kebutuhan keluarga di Kelurahan Biringkassi Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah 78 responden. Teknik pengumpulan pada penelitian ini terdiri dari teknik observasi, kuesioner serta dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Berdasarkan kondisi sosial ekonomi tingkat pendidikan nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi masih tergolong rendah dimana sebagian besar responden yaitu tamat SD/Sederajat, nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi memiliki tingkat pendapatan sedang dengan persentase 44,87 persen, rata-rata keluarga memiliki jumlah tanggungan 3-4 orang, status kepemilikan rumah merupakan milik sendiri dengan jenis rumah papan/kayu. (2) Kendala yang dihadapi nelayan diantaranya adalah cuaca buruk, rusak peralatan yang digunakan nelayan dalam bekerja seperti rusaknya mesin dan jaring. (3) Strategi yang dilakukan nelayan tradisional di Kelurahan Biringkassi adalah melibatkan anggota keluarga dalam bekerja, melakukan pekerjaan sampingan, membiasakan hidup hemat, melakukan pinjaman uang ke kerabat (keluarga), tetangga, bank serta memanfaatkan program bantuan pemerintah.