Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Mapalus Nursing Science Journal (MNSJ): Jurnal Ilmu Keperawatan Mapalus

Hubungan Perceived Stigma dengan Reseliensi Keluarga pada Orang yang Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa di UPTD RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Kaunang, Nathania; Bidjuni, Hendro; Usman, Suharno
Mapalus Nursing Science Journal Vol. 1 No. 2 (2023): Mapalus Nursing Science Journal (Jurnal Ilmu Keperawatan Mapalus)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/mnsj.v1i2.49124

Abstract

Abstrak Latar belakang. Gangguan mental dapat disebut sebagai kondisi kesehatan mental dan istilah yang lebih luas yang mencakup gangguan mental, cacat psikososial dan kondisi mental yang terkait dengan tekanan yang relevan, gangguan fungsional, atau risiko untuk melukai diri sendiri, dengan ini memberikan stigma atau pandangan negative dari masyarakat yang berdampak pada resiliensi dari keluarga. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara perceived stigma dengan resiliensi keluarga pada Orang dengan Gangguan Jiwa di UPTD Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. Ratumbuysang.. Metode. penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan teknik pengambilan data cross sectional ,sampel penelitian berjumlah 200. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dari Devaluation Consumer Families Scale (DCFS) dan Family Resiliency Assessment Scale (FRAS). Hasil. Uji korelasi spearmen rho dengan signifikan nilai p = 0,604 dan nilai r = -0.037 ini menunjukan bahwa hasil yang didapatkan tidak berhubungan. Pembahasan. Hasil penelitian ini menumukan bahwa responden berada dalam fase stigma sedang dengan resiliensi keluarga cukup. Hal ini dimungkinkan karena adanya 3 faktor dalam penelitian ini ; adanya simpati dari masyarakat, dukungan sosial/keluarga lain, dan lama rawat pasien, kemudian sedikitnya kekambuhan yang terjadi pada pasien. Kesimpulan. Tidak adanya hubungan antara perceived stigma dengan resiliensi keluarga yang merawat ODGJ di UPTD Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. Ratumbuysang. Kata kunci: perceived stigma, resiliensi keluarga, keluarga yang merawat anggota keluarga ODGJ
Aplikasi Expressive Writing Therapy (EWT) pada Ny. SHL dengan Gangguan Persepsi Sensori (Pendengaran) di Ruang Kabela UPTD RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Pontoh, Novena Paulicia Adventy; Buanasari, Andi; Usman, Suharno
Mapalus Nursing Science Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Mapalus Nursing Science Journal (MNSJ)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/mnsj.v2i2.57799

Abstract

Abstract Background. The most common symptom of schizophrenia is hallucinations in the form of sensory responses to unreal stimuli. Without proper treatment, hallucinations can cause sufferers to act out of control. One of the non-pharmacological therapies that can be given is expressive writing therapy. Objective. This study aims to determine the application of Expressive Writing Therapy (EWT) in reducing symptoms of auditory hallucinations. Methods. This study used a case study research design. Data collection was done by interview and observation. The intervention was carried out for 9 days with 7 days of therapy and 2 days of observation. Results: From the intervention results, it was found that Expressive Writing Therapy (EWT) can reduce the auditory hallucination scale from a score of 24 (at pre-test baseline value) to a score of 19 at post-test. Discussion. Hallucinatory symptoms in people with Schizophrenia can be detrimental to sufferers and the surrounding environment in biological, social, and spiritual aspects. Handling hallucinations with Expressive Writing Therapy (EWT) cognitive therapy reduces hallucinations by increasing the ability to control hallucinations in people with schizophrenia and improving self-expression skills. Conclusion. Expressive Writing Therapy (EWT) can be one of the non-pharmacological therapies that can be done as an effort to self-expression and hallucination control in patients with hallucinations.