Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pelatihan Diet Rendah Garam pada Keluarga dan Pasien Hipertensi di Puskesmas Batua Makassar Elly Lilianty Sjattar; Abdul Majid; Rosyidah Arafah; Suharno Usman; Andi Masyitha Irwan; Yulian Syam
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 3 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i3.6738

Abstract

The American Hearth Association (AHA) mengidentifikasi bahwa pentingnya memodifikasi gaya hidup agar terhindar dari tekanan darah tinggi seperti memilih menu makanan yang sehat, mobilisasi, manajemen stres, mematuhi regimen pengobatan, dukungan sosial keluarga, tidak merokok, menghindari alkohol, menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan tingkatkan asupan potassium 3500-5000mg serta pengurangan asupan garam (sodium) (<1500mg/hari). Di Puskesmas Batua belum pernah dilaksanakan kegiatan pelatihan tentang diet rendah garam pada pasien Hipertensi. Terlebih dalam kondisi pandemik Covid-19 seperti saat ini seluruh kegiatan penyuluhan dan Prolanis di hentikan sampai dengan waktu yang belum ditentukan, sehingga kondisi tersebut dapat memberikan dampak negatif yang berisiko tidak terkontrolnya tekanan darah pasien Hipertensi dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang berujung kepada kematian. Tujuan dilaksanakan pelatihan ini agar pengetahuan pasien Hipertensi tentang diet rendah garam dapat meningkat, dan hal tersebut terbukti terjadinya peningkatan pengetahuan sikap, pengendalian perilaku dan persepsi 25 orang pasien hipertensi setelah diberikan pelatihan selama 4 kali tiap orangnya dengan cara menggunakan media online What’s app (WA).
SKRINING KAKI DIABTES UNTUK DETEKSI DINI LUKA KAKI DIABETES PADA PASIEN DIABETES: Diabetic Foot Screening for Early Detection Diabetic Foot Ulcer in Diabetic Patient juhelnita bubun; Saldy Yusuf; Yuliana Syam; Wahyu Hidayat; Suharno Usman
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 6 No. 2 (2020): JIKep | September 2020
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.439 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v6i2.457

Abstract

Latar Belakang: Prognosis LKD yang tidak dirawat dengan baik akan berdampak buruk yaitu amputasi bahkan kematian sehingga dibutuhkan tindakan pencegahan yaitu skrining kaki diabetes. Tujuan dari review ini, untuk mengetahui metode skrining kaki diabetes untuk mencegah terjadi luka kaki diabetes (LKD). Metode database yang digunakan pada pencarian artikel yaitu pubmed, wiley dan science direct. Hasil: kata kunci yang digunakan diabetic foot screening OR diabetes foot screening jumlah artikel yang didapatkan 39 artikel dari tiga database dan artikel yang menjadi kriteria inklusi artikel, artikel tahun 2013-2018, merupakan hasil penelitian, sesuai tema scoping review dan artikel full text, sehingga terdapat empat artikel yang terinklusi. Dari artikel tersebut dua artikel yang membahas metode skrining kaki diabetes untuk mendeteksi neuropati dan dua artikel yang membahas metode skrining kaki diabetes untuk mendeteksi angiopati. Skrining kaki diabetes untuk mendeteksi neuropati dapat menggunakan metode sudoscan yang dapat mendeteksi 34% tidak ada neuropati, tanpa gejala 69% dan dengan gejala 61,7%. Metode Ipswich touch test (IpTT) dapat digunakan oleh tenaga non professional di rumah dan klinik dalam mendeteksi neuropati dengan sensitivitas 78,3% dan 81,2%, spesifitas 93,9% dan 96,4%. Metode dalam mendeteksi angiopati adalah ankle brachialis index (ABI). Kombinasi hasil palpasi nadi yang lemah /hilang dan ABI yang abnormal menghasilkan sensitivitas dan nilai prediksi negatif tertinggi (92,3 % dan 89,8%) penyebab peripheral arterial disease (PAD). Kesimpulan: metode skrining kaki diabetes untuk mendeteksi neuropati terdiri atas beberapa metode yang aman untuk digunakan. ABI dapat digunakan mendeteksi PAD. Key word: skrining kaki diabetes, neuropati, angiopati
Pengembangan Pemberdayaan dan Demonstrasi Skill Menu “Diet Rendah Garam” pada Penderita Hipertensi Suharno Usman; Anshar Rante; Djusmadi Rasyid
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202161.504

Abstract

DEVELOPMENT OF EMPOWERMENT AND DEMONSTRATION OF “LOW SALT DIET” MENU SKILL ON PATIENTS WITH HYPERTENSION. There are 60% of people with hypertension ending in stroke, while the rest in blindness, kidney failure, and various heart diseases. JNC-8 recommends limiting high intake of salt as one of the preventions of hypertension. Public facilities or facilities especially health facilities are still minimal, health personnel are still lacking, internet access is very limited, making To'bungku village, Banggai Islands less updated on health information related to education or counseling and health empowerment training about "Low Salt Diet "Button. This activity aims to help people with hypertension to recognize and understand health education programs and low-salt diet exercises. The method used through educational training is through media leaflets, booklets, log books, and LCD projectors, demonstrations of low-salt menu cooking skills, regular meetings, and follow-up discussions. The output of this activity is an increase in community understanding and skills in selecting and preparing low-salt food ingredients. Dissemination of events in the form of scientific publication of products, booklets, and log books as other output material. Educational training activities and regular meetings by empowering participants about the management of hypertension through low salt diet interventions have a positive effect on those who are hypertensive to start implementing a low salt diet. Further involvement of health workers and family support is needed in following-up on the adoption of a low salt diet.
“Kajian” Efektivitas Pengurangan Stres Berbasis Kesadaran terhadap Respons Psikologis Mahasiswa Suharno Usman
Buletin Psikologi Vol 30, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.065 KB) | DOI: 10.22146/buletinpsikologi.53229

Abstract

Kondisi psikologis seperti cemas, stres, hingga depresi pada mahasiswa akan berdampak terhadap motivasi belajar menjadi berkurang, prestasi akademik-pun menurun, jarang berinteraksi sosial, keputusasaan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Oleh karena itu, penting untuk mencari metode alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Tujuan telaah literatur ini untuk mengetahui tentang efektivitas terapi meditasi berbasis kesadaran terhadap respons psikologis yang terjadi pada mahasiswa. Pencarian artikel melalui database berbasis elektronik dari jurnal terpublikasi melalui MEDLINE/PubMed, ScienceDirect, Cochrane library (Wiley) dengan rentang publikasi tahun 2013-2018, dari 165 artikel ditemukan lima artikel studi acak terkontrol. Studi dilakukan di beberapa Universitas dari negara yang berbeda-beda; Korea Selatan, Amerika Serikat, Norwegia, dan Tiongkok. Karakteristik responden didominasi mahasiswa berjenis kelamin wanita dengan rentang usia 18-24 tahun. Instrumen penelitian yang paling banyak digunakan: Depression, Anxiety, Stres Scale – 21 items, 39-item The Five facet mindfulness questionnaire, dan 13-item perceived medical school stres. Meditasi berbasis kesadaran dapat digunakan dalam mengurangi stres atau kecemasan serta respons psikologisnya lainnya pada mahasiswa. Intervensi ini cukup fleksibel dan cost-effective.
CARING : EDUKASI DAN SOSIALISASI PERMAINAN CARING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH UNTUK MENCEGAH KECANDUAN GADGET Susi Roida Simanjuntak; Suharno Usman
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.18694

Abstract

Perkembangan kemajuan teknologi menyebabkan penggunaan gadget meningkat pada anak usia prasekolah yakni anak-anak yang berusia 4-6 tahun. Penggunaan gadget tanpa pengawasan dari orang tua dapat menyebabkan kecanduan gadget pada anak. Kecanduan gadget pada anak prasekolah merupakan masalah serius karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini adalah edukasi pada orang tua terkait strategi dalam mencegah kecanduan gadget pada anak dan sosialisasi permainan Caring (Ceria, Aktif, dan Interaktif) pada anak. Kegiatan dilakukan secara luring di 2 TK. Evaluasi diberikan kepada orang tua untuk menilai pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan edukasi. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test peserta di 2 TK menunjukkan adanya peningkatan dari nilai rata-rata pre-test peserta yaitu 22,80 kemudian setelah dilakukan pelatihan nilai rata-rata post-test peserta meningkat menjadi 33,37 dengan kenaikan sebanyak 10,57. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan peserta terhadap strategi mencegah kecanduan gadget pada anak setelah dilakukan edukasi pada orang tua.
EDUKASI DAN PELATIHAN RENTANG GERAK SENDI AKTIF DAN GUIDED IMAGERY PADA KELOMPOK PROLANIS Muhamad Nurmansyah; Mario Esau Katuuk; Suharno Usman
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.19811

Abstract

Kemajuan teknologi mengubah gaya hidup sosial dan ekonomi Indonesia yang mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Beberapa penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan serius yakni hipertensi dan diabetes melitus tipe 2. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 yakni tindakan promotif yaitu edukasi dan preventif yakni cek kesehatan rutin, nutrisi, terapi farmakologi serta terapi non farmakologi berupa latihan fisik dan guided imagery. Latihan fisik berupa rentang gerak sendi aktif dan guided imagery dapat menurunkan resistensi pembuluh darah dan menekan aktivitas saraf simpatik yang dapat menurunkan tekanan darah serta meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin berdampak terhadap penurunan kadar glukosa darah sehingga mencegah komplikasi penyakit. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini yakni edukasi tentang penyakit kronik dan melakukan pelatihan rentang gerak sendi aktif dan guided imagery pada penderita penyakit kronik. Kegiatan dilaksanakan di lingkungan 1 dan 2 desa pinilih, Kabupaten Minahasa Utara dengan 36 peserta. Hasil dari kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan baik sebesar 33,3% yaitu sebelum edukasi (55,5%) dan setelah edukasi (88,9%). Dari hasil observasi didapatkan sebagian besar peserta mampu melakukan kembali gerakan latihan gerak sendi aktif dan guide imagery secara mandiri namun, terdapat 7 peserta yang belum mampu melakukan gerakan latihan secara mandiri sehingga akan diberikan pendampingan lanjutan. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan kegiatan rutin program prolanis di puskesmas.
Hubungan Perceived Stigma dengan Reseliensi Keluarga pada Orang yang Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa di UPTD RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Kaunang, Nathania; Bidjuni, Hendro; Usman, Suharno
Mapalus Nursing Science Journal Vol. 1 No. 2 (2023): Mapalus Nursing Science Journal (Jurnal Ilmu Keperawatan Mapalus)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/mnsj.v1i2.49124

Abstract

Abstrak Latar belakang. Gangguan mental dapat disebut sebagai kondisi kesehatan mental dan istilah yang lebih luas yang mencakup gangguan mental, cacat psikososial dan kondisi mental yang terkait dengan tekanan yang relevan, gangguan fungsional, atau risiko untuk melukai diri sendiri, dengan ini memberikan stigma atau pandangan negative dari masyarakat yang berdampak pada resiliensi dari keluarga. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara perceived stigma dengan resiliensi keluarga pada Orang dengan Gangguan Jiwa di UPTD Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. Ratumbuysang.. Metode. penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan teknik pengambilan data cross sectional ,sampel penelitian berjumlah 200. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dari Devaluation Consumer Families Scale (DCFS) dan Family Resiliency Assessment Scale (FRAS). Hasil. Uji korelasi spearmen rho dengan signifikan nilai p = 0,604 dan nilai r = -0.037 ini menunjukan bahwa hasil yang didapatkan tidak berhubungan. Pembahasan. Hasil penelitian ini menumukan bahwa responden berada dalam fase stigma sedang dengan resiliensi keluarga cukup. Hal ini dimungkinkan karena adanya 3 faktor dalam penelitian ini ; adanya simpati dari masyarakat, dukungan sosial/keluarga lain, dan lama rawat pasien, kemudian sedikitnya kekambuhan yang terjadi pada pasien. Kesimpulan. Tidak adanya hubungan antara perceived stigma dengan resiliensi keluarga yang merawat ODGJ di UPTD Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. Ratumbuysang. Kata kunci: perceived stigma, resiliensi keluarga, keluarga yang merawat anggota keluarga ODGJ
EDUKASI DIET DIEBETES DAN PELATIHAN SENAM KAKI DIABETIK PADA KELOMPOK PROLANIS Muhamad Nurmansyah; Suharno Usman; Musfira Ahmad
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.36041

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit tidak menular serta penyakit kronis yang mayoritas terjadi pada orang dewasa sehingga membutuhkan pengawasan medis berkelanjutan dan pendidikan perawatan diri. Diabetes melitus mampu mempengaruhi vaskularisasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pada makrovaskular dan mikrovaskular. Salah satu komplikasi kronis yang ditimbulkan DM tipe 2 yakni perubahan pada sistem saraf atau neuropati yang terjadi pada pasien DM tipe 2 sekitar 60-70%. Paling umum terjadi neuropati perifer yakni perubahan sensasi seperti mati rasa atau kesemutan pada daerah kaki. Hilangnya sensasi pada permukaan kaki mengakibatkan penderita tidak menyadari adanya cedera kaki yang kemudian menjadikan ulkus diabetes. Ulkus kaki diabetik meningkatkan resiko amputasi yang dapat menyebabkan cacat fisik pada penderita. Pencegahan luka ulkus diabetic pada kaki memerlukan kesadaran kepada penderita betapa pentingnya melakukan Latihan pada area kaki dengan cara melakukan Latihan senam kaki rutin demi melancarkan peredaran darah perifer pada daerah ekstremitas bawah. Selain latihan senam kaki diabetik perlu untuk menjaga kadar glukosa darah agar tidak terjadi komplikasi seperti neuropati dengan cara mengontrol nutrisi melalui diet DM tipe. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini yakni edukasi tentang diet DM tipe 2 dan melakukan pelatihan senam kaki diabetik. Kegiatan dilaksanakan di desa pinilih, Kabupaten Minahasa Utara dengan 36 peserta. Hasil dari kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan baik sebesar 69,4% yaitu sebelum edukasi (16,7%) dan setelah edukasi (86,1%). Dari hasil observasi didapatkan mayoritas peserta mampu melakukan kembali gerakan senam kaki diabetik secara mandiri dan berurutan namun, terdapat 4 peserta yang belum mampu melakukan gerakan latihan secara mandiri sehingga akan diberikan pendampingan lanjutan. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan kegiatan rutin program prolanis di puskesmas.
Aplikasi Expressive Writing Therapy (EWT) pada Ny. SHL dengan Gangguan Persepsi Sensori (Pendengaran) di Ruang Kabela UPTD RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Pontoh, Novena Paulicia Adventy; Buanasari, Andi; Usman, Suharno
Mapalus Nursing Science Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Mapalus Nursing Science Journal (MNSJ)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/mnsj.v2i2.57799

Abstract

Abstract Background. The most common symptom of schizophrenia is hallucinations in the form of sensory responses to unreal stimuli. Without proper treatment, hallucinations can cause sufferers to act out of control. One of the non-pharmacological therapies that can be given is expressive writing therapy. Objective. This study aims to determine the application of Expressive Writing Therapy (EWT) in reducing symptoms of auditory hallucinations. Methods. This study used a case study research design. Data collection was done by interview and observation. The intervention was carried out for 9 days with 7 days of therapy and 2 days of observation. Results: From the intervention results, it was found that Expressive Writing Therapy (EWT) can reduce the auditory hallucination scale from a score of 24 (at pre-test baseline value) to a score of 19 at post-test. Discussion. Hallucinatory symptoms in people with Schizophrenia can be detrimental to sufferers and the surrounding environment in biological, social, and spiritual aspects. Handling hallucinations with Expressive Writing Therapy (EWT) cognitive therapy reduces hallucinations by increasing the ability to control hallucinations in people with schizophrenia and improving self-expression skills. Conclusion. Expressive Writing Therapy (EWT) can be one of the non-pharmacological therapies that can be done as an effort to self-expression and hallucination control in patients with hallucinations.