Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Sri Wahyuni Yunus Kanang; Syahrul Syahrul; Abdul Majid
Media Karya Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v3i1.19593

Abstract

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. MAKP akan menentukan kualitas jasa layanan keperawatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan aplikasi penerapan MAKP di Rumah Sakit Arifin Nu’mang yang belum menjalankan program MAKP. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengaplikasikan konsep MAKP pada tatanan pelayanan keperawatan di rumah sakit terutama dalam upaya mengidentifikasi permasalahan pelayanan keperawatan dengan pendekatan  Problem Solving For Better Nursing Service (PSBNS) atau Fish Bone Analysis dan diharapkan mampu berperan sebagai Change Agent dengan menerapkan suatu teori perubahan baik perawat manajer maupun perawat pelaksana, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kualitas layanan keperawatan. Hasil yang diperoleh adalah metode MAKP di Rumah Sakit belum optimal yaitu operan, pre post conference, ronde keperawatan dan supervise keperawatan. Untuk mengataasi masalah yang dihadapi, dilakukan penunjukan tim MAKP, pengadaan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan format MAKP, sosialisasi SPO dan format MAKP, serta role play MAKP. Penunjukan tim MAKP merupakan langkah awal kerja pelaksanaan MAKP, pengadaan SPO dan format MAKP sebagai panduan dalam melaksanakan MAKP diruangan,  sosialisasi SPO dan format MAKP memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan perawat khususnya operan, pre post conference, ronde keperawatan dan supervise keperawatan, serta role play MAKP menjadi acuran agar perawat dapat melaksanakan operan sesuai dengan SPO dan melaksanakan supervise keperawatan sesuai dengan format yang disediakan. Kata kunci: Format MAKP, metode asuhan keperawatan professional, standar prosedur operasional.
Kolaborasi Multidisiplin Pelaksanaan Discharge Planning Helmi Juwita; Elly L.Sjattar; Abdul Majid; Sartika Lukman
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 4 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i4.5079

Abstract

Discharge planning adalah suatu proses multidisplin yang melibatkan Profesioanal Pemberi Asuhan (PPA) dan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) yang bertujuan untuk mengurangi lama tinggal atau perawatan di rumah sakit, mencegah terjadinya readmisi dan meningkatkan kordinasi layanan setelah keluar dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kolaborasi multidisiplin pelaksanaan discharge planning di RSUD Haji Makassar dengan menggunakan pendekatan observasional pre-post implementasi pendokumentasian discharge planning dan metode wawancara dalam bentuk focus group discussion (FGD) terhadap kepala bidang keperawatan, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana dan tim pokja. Instrumen yang digunakan adalah instrumen wawancara dan instrumen discharge planning terintegrasi. Hasil yang didapatkan yaitu pendokumentasian discharge planning di RSUD Haji Makassar belum optimal sehingga dilakukan beberapa program kegiatan yaitu studi literature, penyegaran tim, pelatihan, pembuatan panduan, form dan SOP discharge planning, uji coba form dan evaluasi. Setelah implementasi didapatkan peningkatan pendokumentasian discharge planning menjadi 77.7%, Selain itu, discharge planning juga dilakukan pada saat pasien masuk di ruang rawat inap hingga pasien sebelum pulang. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya dibutuhkan penelitian terkait pendokumenatsian discharge planning secara multidisiplin, serta perlunya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan discharge planning. Multidisciplinary Collaboration on Discharge Planning Implementation ABSTRACTDischarge planning is a multidisciplinary process that involves the Professional Care Provider (PPA) and the Patient Services Manager (MPP) aims to reduce the length of stay or treatment in the hospital, prevent readmissions and improve service coordination after discharge from the hospital. This research to evaluate multidisciplinary collaboration implementation of discharge planning in Haji Hospital Makassar using an observational approach pre-post implementation of discharge planning documentation and interview method in focus group discussions (FGD) of head nurse, chief nurse, team leader, nurse associate, and team. The instrument used was an interview instrument and an integrated discharge planning instrument. The results obtained were documentation of discharge planning in Haji Hospital Makassar was not optimal so that several program activities were literature study, team refreshment, training, making guidelines, form and SOP discharge planning, trial form, and evaluation. After implementation, there was an increase in the documentation of discharge planning to 77.7%. In addition, discharge planning was also carried out when the patient entered the inpatient room to the patient before leaving. Therefore, further research is needed in order to discharge planning documentation by a multidisciplinary team, monitoring, and evaluation of the discharge planning implementation. Keyword: Multidisciplinary Collaboration; Discharge Planning
The Implementation Of Patient And Family Education, And Effective Communication In A Hospital At South Sulawesi: An Action Research Study Liza Fauzia; Syahrul Syahrul; Saldy Yusuf; Abdul Majid
Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan INTEREST: Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 10 Number 2 Year 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/interest.v0i0.295

Abstract

Background: Frequent phenomena found in hospitals are lack of health education, unclearness medical information delivery, poor communication, or even nurses tried to neglect the importance of health information to patients. To identify problems related to the implementation of effective education and communication in one of hospitals in South Sulawesi Province. Methods: The study used qualitative and quantitative. This action research study involved 30 nurses consisting primary nurses and manager nurses in surgical care room, intesive care room, child care room and internal care room. Problem identification and the implementation is conducted. Analysis of data from the results of the distribution of questionnaires with descriptive statistics, while the results of interviews with content analysis. The questionnaires and interview guidelines were based on the 2012 Hospital Accreditation Rules. Results: Based on interviews and questionnaire distribution, Main problems identified in this study were less education and effective communication for patiens and patiens’ family. Moreover, socialization and provision of standard operational procedure (SOP) for education for patiens and patiens’ family was not available yet. Based on the the problem identification, in-house training for implementation of patiens and patiens’ family education and effective communication were conducted for the nurses. SOP about giving information and education for patient or patient’s family were made. Conclusion: It was proven that patiens and patiens’ family education and effective communication contributed to improve the quality of health services.
Pelatihan Diet Rendah Garam pada Keluarga dan Pasien Hipertensi di Puskesmas Batua Makassar Elly Lilianty Sjattar; Abdul Majid; Rosyidah Arafah; Suharno Usman; Andi Masyitha Irwan; Yulian Syam
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 3 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i3.6738

Abstract

The American Hearth Association (AHA) mengidentifikasi bahwa pentingnya memodifikasi gaya hidup agar terhindar dari tekanan darah tinggi seperti memilih menu makanan yang sehat, mobilisasi, manajemen stres, mematuhi regimen pengobatan, dukungan sosial keluarga, tidak merokok, menghindari alkohol, menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan tingkatkan asupan potassium 3500-5000mg serta pengurangan asupan garam (sodium) (<1500mg/hari). Di Puskesmas Batua belum pernah dilaksanakan kegiatan pelatihan tentang diet rendah garam pada pasien Hipertensi. Terlebih dalam kondisi pandemik Covid-19 seperti saat ini seluruh kegiatan penyuluhan dan Prolanis di hentikan sampai dengan waktu yang belum ditentukan, sehingga kondisi tersebut dapat memberikan dampak negatif yang berisiko tidak terkontrolnya tekanan darah pasien Hipertensi dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang berujung kepada kematian. Tujuan dilaksanakan pelatihan ini agar pengetahuan pasien Hipertensi tentang diet rendah garam dapat meningkat, dan hal tersebut terbukti terjadinya peningkatan pengetahuan sikap, pengendalian perilaku dan persepsi 25 orang pasien hipertensi setelah diberikan pelatihan selama 4 kali tiap orangnya dengan cara menggunakan media online What’s app (WA).
PENERAPAN BUDAYA PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI SEBUAH RSU DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Wahyuni Harsul; Syahrul Syahrul; Abdul Majid
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.054 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.3656

Abstract

Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) merupakan hal penting dalam mutu pelayanan Rumah Sakit (RS), sebab pelaporan IKP dapat digunakan pihak manajemen mutu pelayanan RS sebagai koreksi bagi organisasi untuk memperbaiki sistem pelayanan. Program pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah dan menjadi bagian kegiatan pembelajaran lapangan dengan mengaplikasikan secara nyata teori perubahan dan konsep manajemen keperawatan, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini adalah teridentifikasinya masalah dalam penerapan budaya pelaporan IKP, yaitu belum maksimalnya pelaksanaan sosialisasi format dan alur pelaporan IKP, pengembangan skill dan pengetahuan perawat tentang alur pelaporan IKP, tingkat kepatuhan perawat dalam melaporkan IKP, ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana, belum optimalnya pendampingan dalam pelaporan IKP dan pelaksanaan proses evaluasi dari pelaporan IKP. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, diperlukan sosialisasi alur dan format pelaporan IKP yang ada di Rumah Sakit, pelatihan/in house training terkait masalah patient safety dalam hal pelaporan IKP, pengadaan buku saku pelaporan IKP sebagai panduan bagi perawat di ruangan ketika membuat laporan insiden, serta melakukan pendampingan dan monitoring evaluasi (monev) dalam hal peningkatan penerapan budaya pelaporan IKP. Kesimpulan: Sosialisasi dan In House Training Patient Safety memberikan pengaruh dalam peningkatan skill dan pengetahuan perawat khususnya dalam hal pelaporan IKP, penyediaan fasilitas sarana dan prasarana memberikan efek yang positif dalam pelaporan IKP di ruangan, pendampingan dan monitoring evaluasi mampu meningkatkan motivasi dan tingkat pengetahuan perawat dalam pelaporan IKP.
Edukasi Penerapan Perawatan Mandiri di Rumah pada Pasien Terkonfirmasi Covid-19 Tanpa Gejala di Puskesmas Batua Makassar Elly Lilianty Sjattar; Abdul Majid; Rosyidah Arafah; Yuliana Syam; Indra Gaffar
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2021): May
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.549 KB) | DOI: 10.53690/ipm.v1i01.50

Abstract

Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) is an infectious disease caused by a new type of coronavirus, namely SARSCoV-2. On March 11, 2020 WHO declared Covid-19 a pandemic. Since December 2019, the number of confirmed cases of COVID-19 has continued to increase. In Indonesia, on January 17, 2021, there were 917,015 cases with a death toll of 2.8% of the total confirmed cases. South Sulawesi Province as much as 4.5% of the total confirmedcases in Indonesia or 41,697 people and Makassar City is the location with the most positive confirmed cases in South Sulawesi, namely 20,674 people. By looking at this situation, the government has instructed the public to selfisolate if confirmed positive for Covid-19 without symptoms. Therefore, the public needs to understand how toperform self-care while self-isolating. Through this community service, with the online method using the media zoommeeting, health education, video screenings, discussions and questions and answers are carried out. The results of this community service show that there are many participants who ask questions either directly or through chatmedia, and the evaluation results from the questionnaires given show a good understanding. Health educationactivities for Covid-19 patients who are doing self-care at home are very important, to prevent the risk of transmission to family members who live at home, Covid-19 patients are calmer in the treatment process, families can be involved in the treatment process, and can recover optimal.Keywords : Self care, Covid-19, Education, Community Service.
Program Penerapan Pelaporan Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Daerah Tipe C Provinsi Sulawesi Selatan: Sebuah Pengabdian Masyarakat Syahrul; Razak Abdullah; Abdul Majid
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2020): Juni
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i1.1170

Abstract

Pelaporan indikator mutu dan keselamatan pasien merupakan hal penting dalam Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien(PMKP) di Rumah Sakit (RS) sebab HAL TERSEBUT dapat digunakan oleh komite PMKP sebagai bahan koreksi untuk organisasi DALAM RANGKA memperbaiki sitem pelayanan. Program pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu menemukan masalah yang ada di RS dan mnyelesaikan masalah dengan mengaplikasikan metode problem solving dalam manajemen keperawatan, yaitu identifikasi masalah, menyusun rencana intervensi dan implementasi sesuai masalah yang ditemukan, dengan pendekatan partisipasi aktif dari kelompok yang dibina dalam hal ini adalah perawat di rumah sakit daerah tipe C, baik perawat manajer maupun perawat pelaksana, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada upaya PMKP. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini adalah teridentifikasinya masalah dalam pelaporan indikator mutu dan keselamatan pasien, yaitu belum adanya profil dan indikator mutu, belum maksimalnya pelaksanaan sosialisasi profil dan indikator mutu dan belum optimalnya pendampingan pengisian format indikator mutu. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, perlu dilakukan penyusunan indikator mutu, sosialisasi profil dan indikator mutu, serta melakukan pendampingan dalam pengisian format indikator mutu. Kesimpulan: profil dan indikator mutu sebagai pedoman pelaporan indikator mutu, sosialisasi memberikan pengaruh dalam peningkatan pengetahuan perawat khususnya dalam hal pelaporan indikator mutu, dan pendampingan dapat meningkatkan motivasi dan tingkat pengetahuan perawat dalam pelaporan indikator mutu.
INTERVENSI MANUAL BLADDER WASHOUT DALAM MENGATASI RETENSI BEKUAN DARAH PADA PASIEN POST TURP: A LITERATURE REVIEW Asriyani Hamid; Elly L Sjattar; Abdul Majid
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 No. 2 (2021): November 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikmb.v4i2.858

Abstract

Benign Hyperplasia Prostate didefenisikan sebagai penyakit dengan disfungsi saluran kemih bagian bawah karena hiperplasia jinak prostat yang mengarah ke obstruksi saluran kemih bagian bawah. Trans Urethral Resection of The Prostate (TURP) merupakan salah satu tindakan pembedahan tertutup yang banyak dilakukan dengan komplikasi retensi bekuan darah. Manual bladder washout (MBW) adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi retensi bekuan darah. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi literatur yang mengeksplorasi intervensi MBW dalam mengatasi retensi bekuan darah pasien post TURP. Studi menggunakan desain literature review dan menggunakan database PubMed, ScienceDirect, ProQuest, Wiley, dan Google Schoolar. Kriteria inklusi dalam tinjauan ini adalah pasien post TURP, intervensi manual bladder washout, hasil publikasi tahun 2010 hingga 2019, full text, berbahasa Inggris. Sebanyak 588 artikel yang diidentifikasi, namun setelah menghapus artikel duplikat dan melihat kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 5 artikel yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam tinjauan. Studi yang telah dianalisis menjelaskan MBW secara signifikan mengatasi retensi bekuan darah dan menjadi pilihan yang efektif dalam mengatasi retensi bekuan darah. Berdasarkan analisis terhadap hasil dari lima artikel, disimpulkan bahwa MBW memiliki efek dalam mengatasi retensi bekuan darah pada pasien. MBW dapat dilakukan dan menjanjikan sebagai intervensi yang aman dan efektif dalam mengatasi retensi bekuan darah. 
Effect of foot care health training towards nurses and health volunteers ability in performing foot care on diabetes in Batua Health Center, Makassar Elly Lilianty Sjattar; Abdul Majid; Saldy Yusuf; Yuliana Syam; Nurhaya Nurdin
Journal of Health Science and Prevention Vol. 3 No. 3S (2019): Spesial Issue
Publisher : State Islamic University of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.083 KB) | DOI: 10.29080/jhsp.v3i3S.275

Abstract

Foot care is one of the management for diabetes mellitus that is important to prevent diabetes ulcers. Studies have proven that people with diabetes will have a lower risk of having diabetes ulcer if they have received health education about foot care to prevent diabetes ulcers Thus, health education is considered very important to help people with diabetes preventing foot ulcer. Health care provider including health professionals and health volunteers should provide health education regularly to the patient, however, due to their workload preventing them from providing this intervention to the patient as well as a lack of knowledge about foot care. Based on the initial interview with diabetes program staff, the health education program is not implemented well yet and they need specific training about foot care for nurses, health volunteers and patients. The aim of this study is to see the effect of foot care health training towards nurses and health volunteers ability performing foot care on diabetes. This study used pre-experimental with pre-test and post-test one-group design to 30 respondents (23 health volunteers and 7 nurses from Puskesmas Batua Makassar). The training was given the research team, and after training, there was follow-up training (two times) where the research team accompanied the respondents to provide foot care to the patients which was assessed through a questionnaire. Data were analysed using the paired t-test.This study found there is an improvement in ability in conducting diabetes foot care among the participants the average before treatment(x = 17.93, SD = 1.363) to (x = 19.37, SD = 0.718) after training. This study has proven the effect of training to improve nurses and health volunteers ability in performing foot care on diabetes patient. Thus, it is recommeded that nurses and health volunteers regularly providing health education related to foot care for diabetes patients to prevent foot ulcer such as including it in Prolanis health education program.
The Effect of Active Range of Motion Exercise on Sensory Neuropathy in Diabetes Mellitus Patients Surianti Surianti; Abdul Majid; Arnis Puspitha
Indonesian Contemporary Nursing Journal Volume 1 No. 2 Februari 2017
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.204 KB) | DOI: 10.20956/icon.v1i2.3593

Abstract

Background: Chronic Complication of DM patient that the most founded is neuropatic diabetic. It related to chronic hyperglicemic that can damage vascular and the neuron. In 2010, Prevalence odf chronic complication on DM patient around 22,7% until 54,0%. One of tthe non farmacological therapy is Range of Motion of limb joint movement exercise.. This research aims to know the effect of limb joint exercise actively on sensoric neuropaty DM type 2 with no ulcus. Method: Desain quasy-experimental pre-post test design with purposive sampling technic. Consist of 20 group of intervention and 20 group of control. The Intervention group have to make a ROM exercise and the Control group not make that. All of the group must be observed three times in a week for one month with the using of 10 g monofilamen for protection sensation and Diabetic Neuropathy Symptom (DNS) question for the polineuropaty perifer (PNP) complaint. Wilcoxon Statistik test for dependen test and  Mann-Withney test for the independent tes with significancy (ɑ=0,05). Results: the research result show that there is a difference on mean value of protection sensation intervention group between pre with post test on lright food and left food p=0,0001 and PNP ( p=0,005) make a difference on mean value with post test between two group (p=0,001), but not for the mean value of protection sensation. Conclusion: The conclusion from this reseearch is the ROM exercise actively influenced on PNP form the DM patient type 2 with no ulcus. The ROM exercise should be make on 3-5 times on a week for 8 until 12 weeks and doing it comprehensively so that can make the significant influenced.