Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemikiran diskursif amanat agung Injil Matius 28:18-20 Surya, Agus; Setinawati, Setinawati
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 1: April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i1.242

Abstract

This paper presents the discursive thinking of the Great Commission of Matthew 28:18-20. A correct understanding of the Great Commission is needed so that the implementation of the preaching of the gospel in society is not arbitrary, let alone cause conflict. This study in exploring the discursiveness of the Great Commission was conducted using a qualitative approach. Retrieval of data in the literature related to the topic in this paper. This research concludes that the discursive Great Commission of the Lord Jesus Christ is one of the culmination of all the biblical foundations for evangelism to develop faith that comes from the four Gospels and the Acts of the Apostles with different emphases. The results of the study conclude that the Gospel of Matthew 28: 18-20 emphasizes that disciples who are weak in faith are empowered to evangelize with the promise of God's participation until the end of time. Abstrak Tulisan ini menyajikan pemikiran diskursif Amanat Agung Matius 28:18-20. Pemahaman yang benar tentang Amanat Agung diperlukan agar implementasi pemberitaan Injil di masyarakat tidak sembarangan, apalagi menyebabkan konflik. Kajian dalam mendalami diskursif Amanat Agung ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data secara literatur terkait topik dalam tulisan ini. Penelitian ini menyimpulkan, diskursif Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus adalah salah satu puncak dari semua dasar Alkitab bagi pekabaran Injil untuk menumbuh kembangkan iman yang bersumber pada ke empat Injil dan Kisah Para Rasul dengan penekanan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Injil Matius 28: 18-20 menekankan, para murid yang dalam keadaan lemah iman diberi kuasa untuk melakukan penginjilan dengan janji penyertaan Tuhan sampai akhir zaman.
Transformasi Spiritualitas Jemaat melalui Pendekatan Liturgis-Partisipatif: Studi Kasus GBI Kalampangan Kalimantan Tengah Bate'e, Yamowa'a; Urbanus; Sarmauli; Mariani, Evi; Setinawati; Surya, Agus; Tanyid, Maidiantius; Sari, Flory Anita; Ujianto, Virgo; Suprihatin
Khaliya Onomiyea: Jurnal Abdimas Nusantara Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Levinus Rumaseb Sentani, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61471/ko-jan.v2i2.49

Abstract

Rendahnya tingkat kehadiran jemaat dalam Ibadah Minggu di GBI Kalampangan, Kalimantan Tengah, mendorong dilaksanakannya program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melalui pendekatan liturgis-partisipatif berupa Ibadah Berbagi Kehidupan (IBK). Program ini bertujuan membina spiritualitas jemaat dengan menekankan nilai doa, ibadah, komunitas, dan kepedulian sosial. Kegiatan dilaksanakan melalui lokakarya dan diskusi kelompok dengan metode Participatory Action Research (PAR), yang melibatkan jemaat secara aktif dalam perencanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa IBK mampu meningkatkan kesadaran spiritual jemaat dan mendorong partisipasi lebih tinggi dalam Ibadah Minggu Raya.
Teologi kerukunan dalam praktik homiletika: Konstruksi model khotbah profetik-dialogis untuk masyarakat multikultural Sarmauli; Risvan, Latupeirissa; Lilyantie; Lianto; Surya, Agus
KURIOS Vol. 11 No. 1: April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v11i1.1063

Abstract

This study examines the development of a prophetic-dialogical preaching model as a means of fostering interfaith harmony in multicultural societies. Through qualitative research employing hermeneutical and phenomenological approaches, this article analyzes the theological foundations of harmony and their implementation in homiletical practices. The findings reveal that prophetic-dialogical preaching integrates three essential dimensions: theological depth rooted in biblical narratives, prophetic courage in addressing social justice, and dialogical openness toward religious plurality. This model transforms traditional homiletics from monological proclamation into participatory communication that acknowledges the presence of the religious other. The study contributes to contemporary homiletical discourse by offering a contextual framework that balances evangelical identity with inclusive social engagement, particularly relevant for Indonesian multicultural contexts. Abstrak Penelitian ini mengkaji konstruksi model khotbah profetik-dialogis sebagai instrumen pembangunan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat multikultural. Melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutis dan fenomenologis, artikel ini menganalisis fondasi teologis kerukunan dan implementasinya dalam praktik homiletika. Temuan menunjukkan bahwa khotbah profetik-dialogis mengintegrasikan tiga dimensi esensial: kedalaman teologis yang berakar pada narasi biblika, keberanian profetik dalam menyuarakan keadilan sosial, dan keterbukaan dialogis terhadap pluralitas agama. Model ini mentransformasi homiletika tradisional dari proklamasi monologis menjadi komunikasi partisipatif yang mengakui kehadiran liyan religius. Studi ini berkontribusi pada diskursus homiletika kontemporer dengan menawarkan kerangka kontekstual yang menyeimbangkan identitas evangelikal dengan keterlibatan sosial inklusif, khususnya relevan untuk konteks multikultural Indonesia.