Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH SERANGAN HAMA PENGGEREK BATANG DAN PENYAKIT TUNGRO TERHADAP PRODUKTIVITAS SEMBILAN VARIETAS PADI DI LOKAPAKSA, BALI Made Suarsana; I Putu Parmila; Putu i Sri Wahyun; I Gusti Made Suarmika
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.615 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menguji sembilan varietas tanaman padi (Oryza sativa L.) terhadap serangan hama penggerek batang dan penyakit tungro. Penelitian dilaksanakan tanggal 4 September sampai dengan 12 Desember 2019, di Laboratorium Peramalan Hama Penyakit (LPHP) Tangguwisia, di Subak Umadesa, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.  Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Varietas padi yang berbeda (9 jenis) ditetapkan sebagai perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga pada pengujian ini terdapat 27 unit perlakuan dengan jenis varietas padi yang digunakan yaitu: PB 64, Mikongga, Sentani, Ciherang, Inpari 30, Tropiko, Cigeulis, Inpari 4 dan Cibogo. Parameter yang diamati adalah produktivitas hasil ubinan. Hasil pengamaan dan analisis menunnjukkan bahwa:  1. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang: Penyakit tungro dan hama penggerek batang; 2. Serangan penyakit tungro sangat rendah dan berbeda tidak nyata, sehingga tingkat ketahanan varietas yang diuji tidak dapat ditentukan. 3. Serangan hama penggerek batang berbeda tidak nyata. Tingkat ketahanan varietas terhadap hama penggerek batang belum bisa ditentukan karena serangan masih dibawah ambang batas ekonomis (<10%); dan 4. Produksi antar perlakuan menunjukkan hasilnya yang tidak berbeda nyata. Produktivitas tertinggi terdapat pada varietas Ciherang, yaitu 11,41 ton ha-1 dan terendah pada varietas Cigeulis yaitu 9,52 ton ha-1.DOI: 10.37637/ab.v3i1.461 
PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max L. Merrill) VARIETAS EDAMAME Jhon Hardy Purba; I Putu Parmila; Kadek Karimas Sari
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.626 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.396

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilaksanakan bulan Mei - Juli 2016 di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, pada ketinggian tempat ± 500 meter di atas permukaan laut. Penelitian lapang ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk kandang sapi yaitu: tanpa menggunakan pupuk kandang sapi, pemberian dosis pupuk kandang sapi 10 ton.ha-1, pemberian dosis pupuk kandang sapi 20 ton.ha-1, dan pemberian dosis pupuk kandang sapi 30 ton.ha-1. Faktor kedua adalah jarak tanam yaitu: menggunakan jarak tanam 40 x 10 cm, menggunakan jarak tanam 40 x 15 cm, dan menggunakan jarak tanam 40 x 20 cm. Dengan demikian terdapat 12 perlakuan kombinasi masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah polong total per tanaman. Jumlah polong total per tanaman terbanyak diperoleh pada pemberian pupuk kandang sapi 30 ton.ha-1 yaitu 50,38 polong. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total per tanaman dengan penggunaan jarak 40 x 20 cm yaitu 50,78 buah. Interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata (p
INVIGORASI BENIH SAWI PAGODA (Brassica narinosa) KADALUARSA DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI Putu Shantiawan Prabawa; I Putu Parmila; Made Suarsana
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.631 KB)

Abstract

Benih sawi pagoda yang telah kadaluarsa dapat ditingkatkan viabilitas dan vigornya dengan invigorasi metode hydropriming menggunakan ZPT alami seperti air kelapa, ekstrak bawang merah dan ekstrak daun lidah buaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan jenis ZPT alami yang memberikan efek terbaik pada viabilitas dan vigor benih sawi pagoda kadaluarsa. Penelitian dilaksanakan di Rumah Paranet Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti dari bulan Maret-April 2020. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dan apabila hasil uji F signifikan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Perlakuan yang diuji adalah: Z0 (Aquades Tanpa ZPT/Kontrol); Z1 (Air Kelapa 25%); Z2 (Air Kelapa 50%); Z3 (Ekstrak Bawang Merah 25%); Z4 (Ekstrak Bawang Merah 50%); Z5 (Ekstrak Lidah Buaya 25%) dan Z6 (Ekstrak Lidah Buaya 50%). Hasil penelitian menunjukkan perendaman ZPT alami berpengaruh nyata terhadap viabilitas dan vigor benih sawi pagoda kadaluarsa, serta perlakuan air kelapa konsentrasi 50% (Z2) memberikan pengaruh terbaik.DOI: 10.37637/ab.v3i1.462
PENGARUH DOSIS PUPUK PETROGANIK DAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA (Citrulus vulgaris SCARD) Putu Parmila; Jhon Hardy Purba; Luh Suprami
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.229 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.407

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk petroganik, dosis pupuk kalium dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil semangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juli 2016 di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dengan ketinggian ± 7 meter dari atas permukaan laut. Rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk petroganik yang tediri atas tiga tingkatan, yaitu: tanpa pupuk petroganik, pupuk petroganik dosis 4 ton.ha-1 (160 g/tanaman/1,6 kg/petak), dan pupuk petroganik dosis 8 ton.ha-1 (320 g/tanaman/3,2 kg/petak). Faktor ke dua dosis pupuk kalium yang terdiri atas tiga tingkatan, yaitu: tanpa pupuk kalium KNO3, pupuk kalium KNO3 dosis 80 kg.ha-1 (16 g/ tanaman/160 g/petak), dan pupuk kalium KNO3 dosis 160 kg ha-1 (32 g/tanaman/320 g/petak). Penggunaan pupuk petroganik pada dosis 8 ton/ha (P2) dan 4 ton/ha memberikan hasil buah segar per hektar secara berurut sebesar 19,189 ton dan 15,844 ton, atau terdapat peningkatan hasil buah segar per hektar secara nyata sebesar 32,24% dan 9,19% bila dibandingkan dengan hasil buah segar per hektar pada tanpa penggunaan pupuk petroganik. Hasil buah segar per hektar menunjukkan bahwa dengan pupuk kalium dosis 160 kg/ha dan 80 kg/ha memberikan hasil buah segar per hektar secara berurut sebesar 18,789 ton dan 16,844 ton, atau secara nyata lebih berat 35,07% dan 21,08% dibandingkan dengan hasil buah segar per hektar pada tanpa pemupukan kalium. Pengaruh interaksi antara dosis pupuk petroganik dan pupuk kalium berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap semua variabel pengamatan.
HASIL KAJIAN BADAN USAHA DESA (BUMDESA) SEBAGAI LEMBAGA MASA DEPAN DESA DI DESA MUNDUK I Putu Parmila; Putu Shantiawan Prabawa
Jnana Karya Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.723 KB)

Abstract

Analisis potensi desa merupakan salah satu modal dalam mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Desa Munduk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng merupakan desa dengan tipologi perkebunan dan pertanian yang sekarang sudah menjadi desa wisata dengan obyek wisata alam yang sangat indah, air terjun yang tinggi hutan dan danau tamblingan yang sangat alami potensi di bidang pertanian terdapat perkebunan cengkeh, Kopi, Bunga pecah seribu, padi dan palawija dengan sumber air yang cukup besar. Sumberdaya kelembagaan memiliki subak, kelompok tani dan kelompok wanita tani dan sanggar seni. Dengan potensi ini maka akan dapat mendukung badan usaha yang layak. Tujuan khusus pendirian BUMDes adalah (a) Meningkatkan perekonomian desa (b)Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa (c) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuh layanan umum warga dan lapangan kerja dan (d) Meningkatkan kesejahteraamasyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan Asli Desa (APD). Tulisan ini merupakan hasil analisa dan kajian potensi secara detail dan utuh yang akan dijadikan pedoman dalam mengelola Badan Usaha desa. Hasil kajian dan analisa potensi desa ini dilakukan penilaian idikator - indikator dengan skoring jika hasil komulatif lebih besar dari 3.maka potensi tersebut layak dijadikan unit usaha BUMdesa. Sehingga untuk potensi kegiatan usaha pertanian, kegiatan pariwisata, air minum dan pasar desa mempunyai penilaian 3 , sedangkan potensi lain masih di bawah 3.
IDENTIFIKASI KOPI WANAGIRI SECARA BOTANI DAN AGROEKOLOGI SEBAGAI PRODUK UNGGULAN BULELENG DALAM MENDUKUNG PARIWISATA DESA WANAGIRI Putu Shantiawan; I Putu Parmila; Made Suarsana; Putu Suwardike; Jhon Hardy Purba; Putu Sri Wahyuni
Jnana Karya Vol 1, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1335.796 KB)

Abstract

Desa Wanagiri adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Posisi yang berada di bagian hulu dari kabupaten Buleleng menempatkan desa Wanagiri sebagai kawasan perlidungan alam dan Kawasan suci di Bali. Sekitar 70,95% penduduknya bekerja  di sektor pertanian, sekitar 4,23% bekerja di sektor pariwisata, dan selebihnya berusaha di sektor lainnya. Sesuai dengan kondisi geografisnya umumnya penduduk sebagai petani lebih banyak menjadi petani kopi Arabika yang hanya cocok tumbuh pada ketinggan 900-1400 mdpl. Kelompok tani yang telah mendapatkan sertifikat Rainforest untuk kopi Arabikanya adalah Kelompok Tani Leket Sari. Namun permasalahan yang muncul selanjutnya adalah mulai menurunnya produktivitas kopi Wanagiri sedangkan BUM Desa Eka Giri Karya Utama sebagai badan yang mengelola kelompok tani kopi berencana akan membentuk sebuah Agrowisata Kopi Wanagiri. Sehingga dipandang perlu dilaksanakan kegiatan identifikasi dan karakterisasi varietas kopi Arabika di desa Wanagiri sebagai bahan edukasi petani. Metode yang digunakan: pelatihan partisipatif dengan metode penyuluhan dan pelatihan. Target yang ingin dicapai: anggota kelompok tani mampu memahami perbedaan jenis, keunggulan dan kekurangan dari masing-masing varietas kopi Arabika yang dibudidayakan. Hasilnya adalah seminar dan sosialisasi pada kelompok tani Leket Sari dan peningkatan pemahaman anggota kelompok tani tentang kopi Arabika.
KAJIAN PERTANIAN ORGANIK DALAM UPAYA MENYUSUN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BULELENG I Putu Parmila; Putu Suardike; Putu Shantiawan Prabawa
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2188

Abstract

Isu penting dalam pembangunan dewasa ini adalah pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan adalah suatu proses yang memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat masa kini tanpa harus mengorbankan kebutuhan dan kesejahteraan generasi yang akan datang. Penerapan sistem pertanian organik dari aspek ekonomi dan kesejahtraan petani dalam jangka pendek akan mendatangkab keuntungan yang tinggi, namun dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan keberlangsungan kegiatan budidaya pertanian akibat degradasi dan menurunnya daya dukung lahan. Kajian ini dilaksanakan di 8 kecamatan di kabupaten Buleleng dari Februari sampai April 2021. Tujuan kajian ini adalah menghasilkan bahan untuk: (1) menjaga keberlangsungan semua aspek kehidupan dalam lingkungan yang sehat melalui penerapan pertanian organik yang berkelanjutan (2) merumuskan kerangka acuan kerja serta kriteria penyusunan kebijakan dan pedoman pertanian organik berkelanjutan di kabupaten Buleleng (3) mendorong percepatan implementasi pelaksanaan pertanian organik sesuai potensi di Kabupaten Buleleng. Hasil kajian menunjukkan masih sangat terbatasnya kegiatan pertanian organik pada masing-masing kecamatan karena beberapa kendala seperti kendala saprodi, pengetahuan petani yang belum memadai, keterjaminan harga, proses yang relatif lama, dan dukungan manajemen pihakpihak terkait termasuk pemerintah yang belum maksimal. Dari 8 kecamatan hanya 6 kecamatan dengan 13 desa yang sudah menerapkan sistem pertanian organik
PENGARUH DOSIS BIO URIN DAN DOSIS AMPAS KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L) I Putu Parmila; Putu Suardika; Putu Shantiawan Prabawa; Made Suarsana
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2420

Abstract

Bio Urin dan Ampas Kopi telah dapat digunakan sebagai perlakuan. Kedua kombinasi perlakuan ini akan dicobakan pada tanaman bayam merah untuk meningkatkan produksi secara kwantitas dan kwalitas karena bayam merah merupakan kelompok sayuran yang mempunyai manfaat yang sangat baik bagi kesehatan manusia dan mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dan dapat dibudidayakan di lahan pekarangan sebagai salah satu program peningkatan pangan dan gizi keluarga. Karena mengandung vitamin yang lengkap dan juga bermanfaat untuk obat herbal dan mengandung vitamin B1 B2, A, C, mengandung carotenes, kalsium, kalium, protein zinc. Percobaan ini dilaksanakan di desa Sambangan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng pada ketinggian 200 meter dpl dengan suhu rerata 32-35 0C, curah hujan rerata 150 mm bulan-1 mulai bulan Juli 2021- September 2022. Penelitian bertujuan untuk mengetahui interaksi dan pengaruh tunggal masing masing antara dosis ampas kopi dan bio urin terhadap pertumbuhan dan hasil bayam merah. Metoda penelitian dengan Rancanagan Acak Kelompok 3 ulangan. Perlakukan terdiri dua faktor: (1) B0 = Tanpa Bio Urin/0 pot-1, B1 = 50 ml Bio Urin. pot-1, B2 = 100 ml bio urin. pot-1, B3 = 150, Bio Urin. pot-1 dan (2) K0 = Tanpa Ampas kopi/ 0.pot-1 K1 = 20 g ampas kopi .pot-1, K2 = 40 g ampas kopi .pot-1 K3 = 60 g ampas kopi. pot-. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis bio urin berpengaruh nyata terhadap variabel hasil, yaitu: berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering oven akar dan berat kering oven total pertanaman kecuali terhadap berat segar daun dan berat kering oven daun. Dosis ampas kopi berpengaruh tidak nyata pada taraf uji F 5% terhadap variabel pertumbuhan dan hasil, yaitu tinggi tanaman pada semua umur pengamatan, kecuali terhadap diameter batang umur 14 hst.  Interaksi kombinasi perlakuan dosis bio urin dan dosis ampas kopi berpengaruh sangat nyata pada taraf  uji F 1% terhadap  vaiabel berat segar akar dan berpengaruh nyata taraf  uji F 5% pada semua variabel hasil,  yaitu berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering oven akar dan  berat kering oven total pertanaman,  kecuali berpengaruh tidak nyata uji F 5%  terhadap variabel berat segar daun dan berat kering oven daun, yaitu pada perlakuan  0 g bio urin dan 0 g ampas kopi ,yaitu 60.700 g dan berpengaruh nyata  terhadap berat segar tajuk tanaman, yaitu dosis bio urin 100 ml  dan dosis ampas kopi 60 g,  yaitu 148,633 g, dosis berat kering akar dosis bio urin 0 ml dan dosis mmpas kopi 0 g yaitu 9,067 g dan berat kering total pada dosis bio urin 0 ml dan dosis ampas kopi 0 g,  yaitu 27,967 g.
Pemanfaatan Pekarangan Untuk Ketahanan Pangan Keluarga Pada Kelompok Wanita Tani Di Desa Alasangker Made Suarsana; I Putu Parmila; Putu Shantiawan Prabawa; Putu Suwardike; Luh Pastiniasih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 2.2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.791 KB)

Abstract

Desa Alasangker mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan pertanian, baik di areal lahan maupun pada areal pekarangan. Berdasarkan potensi tersebut, pemerintah desa berkeinginan untuk memanfaatkan lahan tersebut melalui program P2L untuk ketahanan pangan dengan ujung tombak kegiatan adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Rejeki. Pemerintah desa, selanjutnya melalui kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng dan Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti melaksanakan penyuluhan dan pelatihan kepada KWT Sari Rejeki. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam melakukan budidaya tanaman di lahan pekarangan sebagai sumber ketahanan pangan keluarga. Berdasarkan hasil kegiatan disimpulkan bahwa anggota KWT secara umum telah memahami teknis budidaya tanaman di pekarangan, namun masih perlu peningkatan pengetahuan terkait pengendalian serangan hama dan penyakit serta pemanfaatan irigasi yang efektif. Sehingga melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan ketarampilan anggotan kelompok telah semakin meningkat dan selanjutnya perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
PERAN GENERASI MILENIAL DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI ACARA INTERAKTIF RRI SINGARAJA STUDIO PRO 1 I Putu Parmila; Putu Shantiawan Prabawa; Made Suarsana
Jnana Karya Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena iklim yang sangat ekstrim akibat dari pemanasan global dan kerusakan lingkungan , menyusutnya lahan pertanian yang produktif untuk tanaman pangan akbibat dari alih fungsi lahan dan degradasi lahan akibat pemakaian kimia berlebih dengan sistim pertanian monokultur menyebabkan ada ancaman dan krisis pangan global yang mengkawatirkan dunia saat ini. Sementara ledakan jumlah penduduk menjadikan keseimbangan antara produksi pangan dan kebutuhan pangan menjadi tidak seimbang. Ledakan penduduk dunia dimana tahun 2020 berjumlah 7,753 miliar dan diperkirakan 2022 menjadi 8. Miliar. Yang menjadi potensi yang bisa menjawab krisis pangan adalah dalam jangka pendek berupa perbaikan manajemen distribusi dan pengelolaan pangan, dalam jangka menengah peningkatan produksi, keanekarangaman hayati lokal dan hilirisasi pangan sedangkan untuk jangka panjang perbaikan teknologi, perbaikan lingkungan, peningatan partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian khususnya pangan dan yang menjadi sangat penting adalah menyusun strategi pelestarian dan pemanfaatan pangan lokal sebagai pangan unggulan dimasing-masing daerah. Tujuan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat Bali khusunya masyarakat di wilayah kabupaten Buleleng melalui RRI tentang krisis pangan yang berpotensi mengacam di tahun 2023, Strategi Jangka pendek yaitu melalui gerakan bersama yang dimulai dari rumah tangga, kelompok , desa adat dan desa dinas dengan melaksanakan kegiatan nyata. Gerakan pemanfaatan pekarangan untuk pangan utama seperti biji - bijian dan pangan pendukung, seperti umbi-umbian dan buah-buahan termasuk sayur-sayuran, Strategi jangka menengah dan jangka panjang dengan menyusun Peraturan perlindungan lahan pertanian atau yang lebih spesifik lagi adalah peraturan lahan yang diperuntukan untuk penanaman pangan dan juga pelestarian subak. pengembangan teknologi pemuliaan yang modern dan canggih sehingga dapat menghasilkan varietas yang tahan terhadap perubahan iklim kampanye tentang kandungan gizi dari usia dini sampai perguruan tinggi tentang pangan dan pentingnya diversifikasi pangan peraturan tentang perlindungan pangan lokal dan mengembalikan sebagai budaya kuliner dimasing masing daerah asalnya. Untuk meningkatkan animo generasi muda di buat program agrosociopreneur. Agrosociopreneur adalah berwirausaha dibidang pertanian yang tetap mengedepankan aspek sosial di masyarakat, dalam hal ini diharapkan wirausahawan muda pertanian tidak hanya mengejar pada keuntungan semata, namun juga peduli pada lingkungan masyarakat utamanya petani kecil, harapannya melalui pemuda yang menjadi agrosociopreneur ini dapat memberikan sentuhan teknologi dan ilmu-ilmu baru bagi para petani dalam penyediann pangan.