Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI NILAI ETIKA PADA PENGGUNAAN SONGKET SUBAHNALE DALAM MENGEKSPLORASI NILAI TRADISI SUKU SASAK Qatrunnada; Wayan, Kusuma; Baiq Larre Ginggit Sekar Wangi
PRASI Vol. 19 No. 01 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/prasi.v19i01.77830

Abstract

In the current era of globalization, local traditions are often eroded by the more dominant flow of outside culture. This has resulted in a decrease in interest in and understanding of traditional values that are believed to have important relevance in strengthening the identity of a society. The purpose of this research is to reveal how the symbolic meaning of the use of songket Subahnale can be an effective medium for strengthening understanding and respect for the traditional values of the Sasak tribe. This research uses a descriptive method with Suzanne K. Langer's semiotics theory, which views meaning as a complex relationship between symbols, objects, and humans. Art symbols are more presentational in nature and can be understood as a whole. The results of this study indicate that there are moral values stored in several activities that use songket Subahnale cloth as clothing and as a complement to carrying out traditional processions on the island of Lombok.  Keywords: Ethics, songket Subahnale, tradition value, Sasak Trib   Abstrak Pada era globalisasi saat ini, tradisi-tradisi lokal sering kali tergerus oleh arus budaya luar yang lebih dominan. Hal ini mengakibatkan penurunan minat serta pemahaman terhadap nilai-nilai tradisional yang diyakini memiliki relevansi penting dalam memperkokoh jati diri suatu masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap bagaimana makna simbolis pada penggunaan songket Subahnale sehingga dapat menjadi medium yang efektif dalam memperkuat pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi suku Sasak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teori semiotika Suzanne K. Langer yang memandang makna sebagai sebuah hubungan kompleks antara simbol, objek, dan manusia, serta simbol-simbol seni lebih bersifat presentasional yang dapat dimengerti secara menyeluruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai moral yang tersimpan pada beberapa kegiatan, yang menggunakan kain songket Subahnale sebagai pakaian dan pelengkap dalam melaksanakan prosesi adat yang ada di pulau Lombok.
Pembelajaran Simbol Visual dan Pengenalan Wayang Sasak melalui Animasi dan Workshop I Nyoman Miyarta Yasa; Mohamad Yudisa Putrajip; I Gede Anjas kharisma Nata; I Wayan Kusuma Di Biagi; Ashar Banyu Lazuardi; Qatrunnada
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IPTEKS Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Rajawali Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globalisasi memberikan dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, yang tanpa disadari, telah membuat generasi muda lebih tertarik pada kesenian modern. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya lokal menjadi sangat penting, sebagai bagian dari pelestarian kearifan lokal. Pengabdian ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang memiliki budi pekerti luhur, wawasan mengenai kearifan lokal, serta rasa cinta terhadap budaya lokal, sekaligus mendorong upaya pelestarian kebudayaan Sasak melalui pengenalan wayang Sasak di Pasraman Widya Sastra, Dusun Bengkoang, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini mencakup observasi, ceramah, dan pelatihan (workshop). Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa acara tersebut efektif dalam memperkenalkan seni dan budaya Sasak, khususnya wayang Sasak, kepada generasi muda melalui penggunaan media animasi, yang dipadukan dengan workshop mewarnai. Kegiatan ini terbukti berhasil meningkatkan minat peserta dan mempermudah pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan
Peningkatan Keterampilan Anak Melalui Kegiatan Mewarnai dengan Model ATIK pada Bimbel Ririh Calistung Mataram Qatrunnada; Putrajip, Mohamad Yudisa; Yasa, I Nyoman Miyarta; Lazuardi, Ashar Banyu; Nata, I Gede Anjas Kharisma; Biagi, I Wayan Kusuma Di; Soraya, Siti
ADMA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): ADMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Mayarakat
Publisher : LPPM Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/adma.v6i1.5097

Abstract

Kegiatan mewarnai merupakan sarana penting untuk mengembangkan keterampilan motorik halus, kreativitas, dan konsentrasi anak. Namun, observasi awal di bimbingan belajar menunjukkan masih rendahnya kemampuan anak dalam memilih dan memadukan warna, serta ketidakrapian dalam teknik pewarnaan. Pengabdian ini bertujuan meningkatkan keterampilan mewarnai anak melalui penerapan model ATIK (Amati, Tiru, Kerjakan). Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan model Kurt Lewin, terdiri dari empat tahap: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus pertama, anak-anak diberi penjelasan teori tanpa contoh konkret, sedangkan siklus kedua menerapkan model ATIK dengan demonstrasi langsung. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada siklus kedua, di mana anak-anak mampu meniru contoh, mengombinasikan warna secara harmonis, dan menghasilkan karya lebih rapi. Analisis refleksi mengungkap bahwa pendampingan berbasis observasi dan peniruan efektif meningkatkan keterampilan teknis, namun perlu diimbangi stimulasi kreativitas agar anak tidak hanya terpaku pada contoh. Kontribusi pengabdian ini dapat meningkatkan keterampilan mewarnai anak, khususnya dalam aspek kreativitas dan ketelitian.