Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Gradien

DAMPAK ABRASI TERHADAP LINGKUNGAN DAN SOSIAL BUDAYA DI WILAYAH PESISIR PANTAI PABEAN, GIANYAR Made Ratna Witari; Agus Wiryadhi Saidi; Komang Sariasih
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.739

Abstract

Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam. Namun meningkatnya laju abrasi menjadi ancaman bagi wilayah pesisir saat ini. Abrasi ialah pengikisan daratan akibat aktivitas gelombang, arus maupun pasang surut laut yang dapat menyebabkan berubahnya garis pantai. Salah satu Pantai yang terkena dampak abrasi ialah Pantai Pabean yang berada di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Pantai Pabean memiliki suasana tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan pantai ini kian diminati wisatawan. Akan tetapi, berkembangnya kawasan Pantai Pabean tegak lurus dengan kerusakan pesisir akibat abrasi yang semakin parah. Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengkaji dampak abrasi terhadap lingkungan dan sosial budaya di wilayah pesisir Pantai Pabean serta upaya yang telah dilakukan untuk menahan laju abrasi pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis untuk dapat menggambarkan kebenaran di masa lalu. Data diuraikan secara deskriptif dengan disertakan data pendukung seperti peta dan gambar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa telah banyak terjadi perubahan lingkungan dan sosial budaya masyarakat di pesisir Pantai Pabean akibat abrasi yang diuraikan menjadi empat bagian, yaitu : (1) Hilangnya persil tanah di sepanjang pesisir Pantai Pabean; (2) Pindahnya lokasi pelaksanaan kegiatan upacara agama melasti; (3) Bergesernya mata pencaharian masyarakat; (4) Sampah yang menumpuk di Pesisir Pantai Pabean. Langkah yang sudah dilakukan untuk mengurangi dampak abrasi ialah dengan mitigasi struktural berupa pembangunan talud.
GELANGGANG REMAJA DI GIANYAR Agus Wiryadhi Saidi; Ayu Putu Utari Parthami Lestari; I Made Gede Ardiana Dhipta
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.744

Abstract

Kegiatan non-akademis dapat menjadi penyeimbang kegiatan akademis sehingga tercipta harmoni di dalam pribadi dan sosial remaja. Kabupaten Gianyar memiliki potensi kegiatan non-akademis berupa 15 cabang olahraga aktif dan 104 kesenian yang dilestarikan pada tahun 2016. Jumlah remaja Kabupaten Gianyar usia 10-22 tahun sebanyak 19,41% atau 96.973 jiwa pada tahun 2016. Tujuan dari Gelanggang Remaja di Gianyar adalah untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, menyehatkan remaja, menciptakan komunitas non-akademis, mempertahankan dan meningkatkan keberagaman kegiatan sosial dan ekonomi. Metode yang dipergunakan adalah dengan mengumpulkan data, melakukan analisa terhadap kegiatan yang akan diwadahi berdasarkan teori dan data lapangan. Adapun fasilitas yang akan disediakan adalah fasilitas lapangan olahraga serbaguna, kesenian, ilmiah, kerohanian, rekreasi, sosialisasi, fasilitas penunjang dan pengelola. Lokasi yang terpilih untuk Gelanggang Remaja adalah di kabupaten Gianyar, Kecamatan Blahbatuh karena memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, topografi relatif datar, terletak dekat dengan kecamatan Gianyar, Sukawati dan Ubud. Tapak terpilih terletak di jalan By Pass Dharma Giri karena memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, pelayanan umum yang baik, potensi pengembangan tapak yang baik, transportasi umum yang memadai, kelancaran lalu lintas yang baik. Konsep dasar yang dipergunakan adalah energik (bersemangat), komunikatif (mudah dipahami) dan kreatif (memiliki nilai lebih). Tema yang dipergunakan adalah Neo-vernacular yaitu penerapan bentuk-bentuk modern yang berakar pada elemen-elemen fisik dan non-fisik arsitektur tradisional.
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL SEKETENG SUMBAWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK Agus Wiryadhi Saidi; Ngakan Ngurah Nityasa; Tobramangguna -
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 2 (2021): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i2.762

Abstract

Pasar merupakan tempat untuk memperjualbelikan barang-barang keperluan sehari-hari. Keberadaan Pasar Seketeng memiliki peranan penting di dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat pada sektor perdagangan di Kota Sumbawa Besar. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah pedagang dalam memenuhi kebutuhan konsumen, tanpa disertai adanya pembenahan fasilitas pasar menimbulkan dampak kumuh yang dirasakan oleh civitas yang berkunjung ke Pasar Seketeng. Kondisi pasar yang kumuh serta pernah mengalami kebakaran besar, mengakibatkan daya jual beli di Pasar Seketeng menurun. Revitalisasi yaitu tahapan yang perlu dijalani oleh pasar tradisional dalam persaingan di era moderenisasi, dengan tujuan agar pasar tradisional memiliki citra lebih baik dari sebelumnya. Revitalisasi yaitu suatu langkah dalam menghidupkan kembali suatu tempat atau bagian kota yang dulunya pernah hidup akan tetapi mengalami degradasi dan degenerasi. Dengan didasari atas pengertian, fungsi dan aktivitas yang diwadahi maka konsep dasar yang dipilih untuk perancangan Pasar Seketeng adalah komersial dan komunikatif. Komersial dalam hal ini adalah pendekatan pemasaran yang dilakukan sebagai penyedia layanan untuk memperoleh keuntungan. Komunikatif dalam hal ini ialah memberi daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya. Tema perancangan yang dipilih adalah Arsitektur Biofilik dengan pertimbangan pengoptimalan sumber daya alam, fungsi lingkungan, dan fungsi bangunan. Konsep dasar dan tema rancangan mendasari programming dan konsep perancangan yang selanjutnya ditransformasikan ke dalam desain.
PERANCANGAN WISATA AIR DI GUNAKSA KLUNGKUNG, BALI Agus Wiryadhi Saidi; Made Mariada Rijasa; I Made Gusriana
Jurnal Teknik Gradien Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Teknik Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v14i1.833

Abstract

Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia bagian tengah dan sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang terkemuka di dunia memiliki berbagai potensi yang menunjang pertumbuhan kepariwisataan mencakup potensi alam, manusia dan kebudayaan. Kabupaten Klungkung memiliki beragam potensi wisata yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata dan pemerintah Kabupaten Klungkung mulai melakukan penataan serta mengembangkan potensi wisata yang ada, dengan tujuan untuk menambah jumlah dan mutu obyek wisata, sehingga dapat menarik minat wisatawan ke Kabupaten Klungkung. Dari latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang ditemukan, dikumpulkan, dan dirumuskan yaitu perlunya pengembangan potensi wisata yang ada di Klungkung agar bisa memberikan sumbangan pendapatan yang signifikan bagi daerah berupa sebuah Perancangan Wisata Air di Gunaksa, Klungkung, Bali. Lokasi yang dipilih di kawasan galian C di desa Gunaksa dengan luas sekitar 303,31 Ha dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan terkait kepariwisataan, pemukiman dan fasilitas umum lainnya. Letak kawasan pasca galian C pada jalur jalan Tohpati Kusamba sehingga memiliki aksesibilitas tinggi ke kawasan lainnya di Bali. Kawasan galian C juga memiliki panorama yang unik, memiliki view laut, pulau Nusa Penida, hamparan bukit dan gunung, dan juga hamparan sawah yang luas. Konsep dasar dari Objek Wisata Air di Klungkung adalah rekreatif, edukatif, dan komersial. Sedangkan tema dari perencanaan ini adalah neo-vernacular dan metafora dengan memadukan kekayaan budaya lokal dengan gaya modern. Penulis ingin menonjolkan kekayaan budaya lokal kabupaten Klungkung yang dipadu padankan dengan gaya modern sehingga diharapkan didapat rancangan yang dinamis, elegan yang sarat dengan kekayaan lokal daerah dan rancangan tersebut dapat diwujudkan dan dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan.
KONSEP TRICKLING DOWN DAN POLARISASI EFFECT PADA PEMBANGUNAN DAN PARIWISATA DI KABUPATEN BADUNG, BALI Made Ratna Witari; Agus Wiryadhi Saidi
Jurnal Teknik Gradien Vol 15 No 01 (2023): JURNAL TEKNIK GRADIEN
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknik gradien.v15i01.1019

Abstract

Economic activity that occurs in a region will affect how the development of development in the region. There are points of economic growth centers that will have an impact on the surrounding area. The influence in question can be in the form of the surrounding area also developing or even being left behind. There are various types of economic activity, one of which is economic activity in the tourism sector. This research was conducted by choosing Badung Regency in Bali Province as a case study because Badung has very rapid tourism activities compared to other districts in Bali. Tourism activities in Badung are only centered on a few points which results in inequality and uneven development in the Badung area. This study aims to determine the influence of tourism development in Badung, to find out how much influence the trickling down theory and polarization effect have in Badung, and to find out the efforts that can be taken to achieve equitable economic development in Badung. The research data was obtained by conducting a literature study and the research was carried out using a qualitative approach which would later produce descriptive data. The final results of the study show that tourism activities in Badung are a vital sector on which economic development and development in Badung depend; trickling down and polarization effects occur in Badung with different regional scales; as well as the need for the development of other tourism sectors in the suburbs of Badung Regency which is supported by government policies.
DAMPAK ABRASI TERHADAP LINGKUNGAN DAN SOSIAL BUDAYA DI WILAYAH PESISIR PANTAI PABEAN, GIANYAR Witari, Made Ratna; Saidi, Agus Wiryadhi; Sariasih, Komang
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.739

Abstract

Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang memiliki berbagai potensi sumber daya alam. Namun meningkatnya laju abrasi menjadi ancaman bagi wilayah pesisir saat ini. Abrasi ialah pengikisan daratan akibat aktivitas gelombang, arus maupun pasang surut laut yang dapat menyebabkan berubahnya garis pantai. Salah satu Pantai yang terkena dampak abrasi ialah Pantai Pabean yang berada di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Pantai Pabean memiliki suasana tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan pantai ini kian diminati wisatawan. Akan tetapi, berkembangnya kawasan Pantai Pabean tegak lurus dengan kerusakan pesisir akibat abrasi yang semakin parah. Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengkaji dampak abrasi terhadap lingkungan dan sosial budaya di wilayah pesisir Pantai Pabean serta upaya yang telah dilakukan untuk menahan laju abrasi pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis untuk dapat menggambarkan kebenaran di masa lalu. Data diuraikan secara deskriptif dengan disertakan data pendukung seperti peta dan gambar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa telah banyak terjadi perubahan lingkungan dan sosial budaya masyarakat di pesisir Pantai Pabean akibat abrasi yang diuraikan menjadi empat bagian, yaitu : (1) Hilangnya persil tanah di sepanjang pesisir Pantai Pabean; (2) Pindahnya lokasi pelaksanaan kegiatan upacara agama melasti; (3) Bergesernya mata pencaharian masyarakat; (4) Sampah yang menumpuk di Pesisir Pantai Pabean. Langkah yang sudah dilakukan untuk mengurangi dampak abrasi ialah dengan mitigasi struktural berupa pembangunan talud.
GELANGGANG REMAJA DI GIANYAR Saidi, Agus Wiryadhi; Lestari, Ayu Putu Utari Parthami; Dhipta, I Made Gede Ardiana
Jurnal Teknik Gradien Vol 13 No 1 (2021): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47329/teknikgradien.v13i1.744

Abstract

Kegiatan non-akademis dapat menjadi penyeimbang kegiatan akademis sehingga tercipta harmoni di dalam pribadi dan sosial remaja. Kabupaten Gianyar memiliki potensi kegiatan non-akademis berupa 15 cabang olahraga aktif dan 104 kesenian yang dilestarikan pada tahun 2016. Jumlah remaja Kabupaten Gianyar usia 10-22 tahun sebanyak 19,41% atau 96.973 jiwa pada tahun 2016. Tujuan dari Gelanggang Remaja di Gianyar adalah untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, menyehatkan remaja, menciptakan komunitas non-akademis, mempertahankan dan meningkatkan keberagaman kegiatan sosial dan ekonomi. Metode yang dipergunakan adalah dengan mengumpulkan data, melakukan analisa terhadap kegiatan yang akan diwadahi berdasarkan teori dan data lapangan. Adapun fasilitas yang akan disediakan adalah fasilitas lapangan olahraga serbaguna, kesenian, ilmiah, kerohanian, rekreasi, sosialisasi, fasilitas penunjang dan pengelola. Lokasi yang terpilih untuk Gelanggang Remaja adalah di kabupaten Gianyar, Kecamatan Blahbatuh karena memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, topografi relatif datar, terletak dekat dengan kecamatan Gianyar, Sukawati dan Ubud. Tapak terpilih terletak di jalan By Pass Dharma Giri karena memiliki sarana dan prasarana yang mendukung, pelayanan umum yang baik, potensi pengembangan tapak yang baik, transportasi umum yang memadai, kelancaran lalu lintas yang baik. Konsep dasar yang dipergunakan adalah energik (bersemangat), komunikatif (mudah dipahami) dan kreatif (memiliki nilai lebih). Tema yang dipergunakan adalah Neo-vernacular yaitu penerapan bentuk-bentuk modern yang berakar pada elemen-elemen fisik dan non-fisik arsitektur tradisional.
PUSAT OTOMOTIF DI DENPASAR Yasa, I Made Dwi; Saidi, Agus Wiryadhi; Rijasa, Made Mariada
Jurnal Teknik Gradien Vol 8 No 1 (2016): Gradien
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan dunia otomotif di Bali khususnya Kota Denpasar dan sekitarnya membawa dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Berbagai aktifitas dan kreatifitas otomotif telah masuk ke dalam aspek kehidupan masyarakat, sehingga menjadi trend serta gaya hidup masa kini. Minat masyarakat perkotaan akan kebutuhan produk otomotif meningkat secara kuantitas namun turun dari segi kualitas pelayanan. Di Kota Denpasar dan sekitarnya sampai saat ini belum ada pelayanan fasilitas otomotif dalam satu wadah yang dapat memberikan berbagai pelayanan mengenai dunia otomotif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pusat Otomotif adalah suatu wadah untuk menampung berbagai aktivitas yang berkaitan dengan otomotif. Pusat otomotif digunakan untuk memperkenalkan, memberikan informasi, memperlihatkan produk dan jasa otomotif serta segala kelengkapannya. Pusat otomotif sebagai suatu wadah bertemunya para pecinta otomotif yang berhubungan dengan kreatifitas, hiburan/rekreasi, sportifitas serta kegemaran atau hobi otomotif. Dalam perancangan “Pusat Otomotif di Denpasar” menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, studi literatur, dan studi banding. Data-data yang telah terkumpul, diproses melalui kompilasi, analisis dan sintesis, sehingga dihasilkan spesifikasi umum dan spesifikasi khusus Pusat Otomotif di Denpasar. Adapun lokasi site untuk fasilitas ini dipilihdi Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Denpasar Utara. Program perancangan arsitektur, konsep dasar rancangan (dinamis, modern, dan rekreatif), serta tema rancangan (neo plasticisme)menjadi pedoman dalam penyusunan landasan konsepsual perancangan Pusat Otomotif di Denpasar ini, yang kemudian ditransformasi menjadi sebuah desain “Pusat Otomotif di Denpasar”.