Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Ketidaksantunan Berbahasa Warganet Dalam Kolom Komentar Iklan Kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo Bertajuk “2 Musim, 65 Bendungan” A. Haris, A Haris; salahuddin, muhammad; oya, abas
Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 1, No 1 (2022): Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/pendibas.v1i1.1540

Abstract

Youtobe salah satu media sosial yang banyak digandrungi oleh masyarakat dewasa ini. Pelbagai macam hiburan disiarkan dalam kanal Youtobe, mulai musik, film, video dokumenter, berita maupun iklan. Youtobe sebagai sarana hiburan memunculkan pelbagai ragam bahasa. Salah satu ragam bahasa yang menarik untuk diperhatikan ialah ketidaksantunan berbahasa warganet dalam kolom komentar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan ketidaksantunan berbahasa warganet dalam kolom komentar iklan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo bertajuk“2 Musim, 65 Bendungan” yang dianalisis dengan teori Mils, Brown dan Levinson maupun Culpeper dan didukung dengan teori Hymes, Criper dan Widdowson maupun Pateda untuk melihat peristiwa bahasa. Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiopragmatik. Metode yang digunakan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini berasal dari media sosial Youtobe. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan diksi, frasa dan kalimat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Adapun hasil penelitian ini ialah bahwa dalam teori Mils ditemukan ketidaksantunan berbahasa termotivasi dan ketidaksantunan berbahasa tidak termotivasi. Teori Brown dan Levinson ditemukan ketidaksantunan berbahasa yang berkenaan dengan tindakan yang mengancam muka negatif lawan tutur dan tindakan yang mengancam muka positif lawan tutur. Sementara teori Culpeper ditemukan ketidaksantunan berbahasa berkaitan dengan ketidaksantunan secara langsung, kesantunan semu, dan menahan kesantunan. Ditinjau dari teori peristiwa bahasa Hymes dalam akronim SPEAKING unsur yang dilanggar warganet yaitu A, K dan N. Ketidaksantunan menurut teori Criper dan Widdowson maupun Pateda, dipengaruhi oleh pesan iklan dan tempat terjadinya tuturan.
Cognitive Load in English as a Foreign Language Speaking Competency of Vocational High School Students Dewi, Putu Wia Rosita; Arimbawa, Gusti Putu Arya; Putra, Harjuli Surya; Oya, Abas; Candiasa, I Made; Susilawati, Aay
International Journal of Language Education Vol. 9, No. 1, 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/ijole.v1i1.71702

Abstract

This study provides an overview of the level of students’ cognitive load in learning English in vocational schools. A quantitative descriptive study uses a cross-sectional survey conducted to measure the level of cognitive load of students in learning English in vocational schools. The subjects are 69 respondents who are students from one of the private vocational schools in Denpasar City. A questionnaire with 9 Likert scales is used to measure Intrinsic Cognitive Load (ICL) and Extraneous Cognitive Load (ECL). Data are analysed with 5 category scales based on the ideal score of the instrument used. The results show that Intrinsic Cognitive Load (ICL) dominates English learning in vocational schools compared to Extraneous Cognitive Load (ECL). The percentage of cognitive load level is dominated at a high level for Intrinsic Cognitive Load (ICL) and a medium level for Extraneous Cognitive Load (ECL). Because the results of this study explain the high cognitive load of Intrinsic Cognitive Load (ICL) level, it is recommended to balance the cognitive challenge in teaching materials so as not to burden students in learning English speaking in vocational schools. Future research should aim to examine the factors that influence these differences in cognitive load levels more comprehensively in a broader context to improve generalizability.
Pengaruh Pembelajaran Sastra Berbasis Proyek terhadap Apresiasi Sastra Siswa SMA Oya, Abas; Damayanti, Sri
Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 3, No 2 (2024): Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/pendibas.v3i2.8604

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran sastra berbasis proyek (Project-Based Learning) terhadap apresiasi sastra siswa SMA. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada rendahnya kemampuan apresiasi sastra siswa akibat dominasi pendekatan pembelajaran konvensional yang cenderung bersifat pasif dan teoritis. Pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu digunakan dalam penelitian ini, dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, masing-masing sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada apresiasi sastra siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek. Rata-rata skor post-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji t menyatakan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05), yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran sastra berbasis proyek terhadap peningkatan apresiasi sastra siswa. Melalui keterlibatan langsung dalam proyek sastra, seperti pementasan atau penulisan kreatif, siswa mengalami karya sastra secara lebih mendalam, baik secara kognitif, afektif, maupun estetik (Bell, 2010; Semi, 2012). Dengan demikian, pembelajaran sastra berbasis proyek dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan apresiasi sastra di tingkat SMA.  
Ethnopedagogical Insights From the Donggo Community: Integrating Cultural Values Into Science Education for Harmony and Sustainability Oya, Abas; Suastra, I Wayan; Aryana, Ida Bagus Putu; Widia, Widia; Purnamasari, Ika
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA) Vol 6, No 01 (2025): Mei 2025
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/jp-ipa.v6i01.409

Abstract

This study examines the cultural practices of the Donggo indigenous community in Bima, West Nusa Tenggara, and explores their integration into science education through an ethnopedagogical framework. The Donggo community, known for religious and cultural diversity, practices values such as Cua Kaco’i Angi (mutual respect), Doho Kaboro Weki (sitting together), Inga Dasa Uma (helping to build a house), Batu Rawi Rasa (community participation), and Tio Kasama Weki Rasa Ra Dana (guarding the village), which emphasize collaboration, social harmony, and environmental care. These align with core principles in science education, including sustainability and ecological responsibility. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through observation, interviews, and documentation involving 33 participants comprising community leaders, educators, religious figures, and youth representatives. Thematic analysis was used to identify recurring cultural practices and their relevance to science learning. Findings indicate that integrating Donggo cultural values into science education enhances conceptual understanding while fostering social-emotional development. This approach also promotes critical thinking by linking local wisdom with global environmental issues. The study concludes that embedding ethnopedagogical elements into the science curriculum creates inclusive and meaningful learning experiences. It recommends that curriculum developers consider local cultural values to increase student engagement and contextual relevance. Further research on other indigenous communities is encouraged to expand the application of ethnopedagogy across diverse educational settings.
Evaluation of Assessment Projects in English Language Education: A Bibliometric Review Oya, Abas
ASEAN Journal of Educational Research and Technology Vol 3, No 3 (2024): AJERT: VOLUME 3, ISSUE 3, December 2024
Publisher : Bumi Publikasi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This bibliometric review provides a comprehensive evaluation of assessment projects in English language education from 2013 to 2023. Utilizing data indexed by Google Scholar and analyzed through Publish or Perish, VOSviewer, and Microsoft Excel, the study encompassed 1000 articles to assess publication trends, research focuses, and methodological advancements within the field. The peak in publication activity in 2021 highlights a period of intensive scholarly interest, followed by a notable decline, suggesting a potential shift in research trajectories or saturation in certain topics. Key research areas, such as the efficacy of assessments, the integration of digital tools, and self-assessment methods, emerged as central themes. These focal points were vividly depicted through network and density visualizations, revealing a landscape marked by periods of concentrated activity and a diversity of researched topics. The study's findings underscore the responsiveness of the academic community to evolving educational practices and technological innovations. The culmination of the bibliometric analysis and text mining techniques provided nuanced insights into the evolution of English language assessment, spotlighting the necessity for continuous development in the field to address emerging challenges in educational assessment practices.
Pluralisme Masyarakat Adat Donggo Dalam Merawat Kerukunan Beragama Haryanto, Lutfin; Oya, Abas; Atmaja, Jessy Parmawati
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 4 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v7i4.2525

Abstract

Pluralism is a view of life in understanding, acknowledging and accepting the existence of pluralism and diversity in a community group. The people of Donggo, Bima Regency, West Nusa Tenggara have different religious beliefs, in which there are different cultures and customs. There are three religions that developed in Palama Village 2, Nggerukopa hamlet, Donggo District, namely Islam, Catholicism and Protestantism. With a variety of religious beliefs, of course, each individual community has different desires, and this can lead to conflict between individuals in the community, for this reason it is necessary to understand pluralism which refers to the meaning of tolerance in order to live in harmony, to unite the diversity of a nation. The formulation of the problem raised in this study is how is the form of religious harmony in the Donggo custom community? The formulation of the problem raised. The purpose of this study is to find out the pluralism of the Donggo custom people in maintaining religious harmony. Researchers obtain data in this study is from observation, interviews and documentation. The data were analyzed by qualitative descriptive method. Based on the results of the study it was found that the forms of harmony of the Donggo custom people in maintaining religious harmony were cua kaco'i angi (mutual respect), doho kaboro weki (sitting together), inga dasa uma (helping to build a house), batu rawi rasa (participating in events) and tio kasama weki rasa ra dana (guarding with the village). Thus, the researcher concludes that the Donggo custom people in Nggerukopa really care for their religious harmony in any form to continue to live in harmony with each other.
KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA WARGANET DALAM KOLOM KOMENTAR IKLAN KINERJA PEMERINTAHAN PRESIDEN JOKO WIDODO BERTAJUK “2 MUSIM, 65 BENDUNGAN” Haris, A; Salahuddin, Muhammad; Oya, Abas
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 4 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v4i4.1543

Abstract

Youtobe salah satu media sosial yang banyak digandrungi oleh masyarakat dewasa ini. Pelbagai macam hiburan disiarkan dalam kanal Youtobe, mulai musik, film, video dokumenter, berita maupun iklan. Youtobe sebagai sarana hiburan memunculkan pelbagai ragam bahasa. Salah satu ragam bahasa yang menarik untuk diperhatikan ialah ketidaksantunan berbahasa warganet dalam kolom komentar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan ketidaksantunan berbahasa warganet dalam kolom komentar iklan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo bertajuk“2 Musim, 65 Bendungan” yang dianalisis dengan teori Mils, Brown dan Levinson maupun Culpeper dan didukung dengan teori Hymes, Criper dan Widdowson maupun Pateda untuk melihat peristiwa bahasa. Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiopragmatik. Metode yang digunakan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini berasal dari media sosial Youtobe. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan diksi, frasa dan kalimat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Adapun hasil penelitian ini ialah bahwa dalam teori Mils ditemukan ketidaksantunan berbahasa termotivasi dan ketidaksantunan berbahasa tidak termotivasi. Teori Brown dan Levinson ditemukan ketidaksantunan berbahasa yang berkenaan dengan tindakan yang mengancam muka negatif lawan tutur dan tindakan yang mengancam muka positif lawan tutur. Sementara teori Culpeper ditemukan ketidaksantunan berbahasa berkaitan dengan ketidaksantunan secara langsung, kesantunan semu, dan menahan kesantunan. Ditinjau dari teori peristiwa bahasa Hymes dalam akronim SPEAKING unsur yang dilanggar warganet yaitu A, K dan N. Ketidaksantunan menurut teori Criper dan Widdowson maupun Pateda, dipengaruhi oleh pesan iklan dan tempat terjadinya tuturan.