Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH AKTIVITAS FISIK JALAN PAGI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI KAMPUNG GONDRONG UDIK Irawati, Popy; Salma, Salma; Habibi, Alpan; Ahmad, Shieva Nur Azizah
Jurnal JKFT Vol 9, No 2 (2024): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v9i2.13517

Abstract

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang melebihi batas normal dan sering terjadi pada lanisa yang mana hypertensi ini diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: hipertensi di mana tekanan sistolik sama dengan atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik sama dengan atau lebih besar dari 90 mmHg. Penyakit hipertensi memiliki berbagai faktor risiko, termasuk usia, faktor genetik, obesitas, dan faktor psikologis. Beberapa faktor yang dapat memicu kambuhnya hipertensi antara lain pola tidur yang buruk, kebiasaan merokok, dan stres. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian Pre dan post tanpa kontrol digunakan dalam desain Quasy Ekperiment design. Populasi pada penelitian ini terdiri masyarakat perempuan Di kampung gondrong. Banyaknya responden yaitu Klain hipertensi kampung Gondrong Udik, dengan populasi lansia dengan hipertensi dikampung Gondrong Udik dengan sampel sebesar 13 orang untuk di teliti. Hasil penelitan menunjukan bahwa aktifitas fisik jalan pagi berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lanis  dengan hipertensi di kampung gondrong  udik dengan adanya penurunan  yang awalnya Sistolik sebesar 139,62 diastolik sebesar 96,31 mmHg. Setelah dilakukan intervensi aktifitas jalan pagi didapatkan  sistolik menjadi 125,77 mmHg diastoliknya 82,69 mmHg. Berdasarkan analisa data tersebut menunjukan bahwa nilai sistolik terdapat penurunan tekanan darah sebesar 13,8 mmHg dan diastolik terdapat penurunan sebesar 13,6 mmHg. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Kampung Gondrong  Udik maka untuk masyarakat perempuan dengan usia 60-69 dengan rata rata usia responden yang memiliki hipertensi diantara rentan usia  60-69 tahun, bisaaktif secara rutin melakukan akifitas fisik jalan kaki pagi untuk menurunkan tekanan darah. Kata Kunci: Hipertensi; Aktivitas Fisik Jalan Pagi; Lansia  
Penguatan Pengetahuan dan Keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Tangerang Habibi, Alpan; Umara, Annisaa Fitrah; Irawati, Popy; Sya'bana, Nurcholis Ali
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i7.20716

Abstract

ABSTRAK Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan akan bencana alam, baik bencana gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, hingga erupsi gunung berapi. Kondisi darurat di tengah kebencanaan begitu beragam, diantaranya peningkatan risiko kematian seperti hipotermia, dehidrasi dan cardiac arrest. Dalam situasi kebencanaan, risiko henti jantung mendadak bisa meningkat secara signifikan karena berbagai faktor seperti stres, trauma fisik, akses perawatan medis yang terbatas, kondisi lingkungan yang tidak mendukung, dan riwayat penyakit sebelumnya. Dalam situasi tersebut, relawan kebencanaan memainkan peran penting sebagai garda terdepan untuk memberikan pertolongan pertama, termasuk Bantuan Hidup Dasar (BHD) kepada korban yang membutuhkan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para relawan kebencanaan di wilayah yang rentan bencana. Diharapkan melalui program ini, pengetahuan dan keterampilan pengurus serta relawan dalam melakukan BHD dapat meningkat, sehingga berdampak positif terhadap upaya penyelamatan korban di lapangan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi. Kegiatan ini dilakukan terhadap Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Tangerang, bertempat di Perguruan Muhammadiyah Cipondoh pada tanggal 25 Januari 2025 dengan jumlah sampel 25 responden. Dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan diketahui sebagian besar relawan berjenis kelamin laki-laki 52%, tingkat pendidikan Perguruan Tinggi 72%, Bekerja sebagai Wiraswasta 40%, berpenghasilan < UMK (Rp 5.069.708) 80%, berusia < 35 tahun 48%, pengalaman menjadi relawan 0-5 tahun 60%. Sementara hasil evaluasi tingkat pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) relawan menunjukan bahwa sebelum penyuluhan diperoleh sebesar 50,4 dan setelah penyuluhan 86,0 terdapat peningkatan sebesar 35,6. Hal ini sejalan dengan hasil nilai rata-rata keterampilan relawan setelah diberikan latihan dan diperoleh nilai rerata sebesar 83,5. Diharapkan relawan MDMC Kota Tangerang dapat mempertahankan tingkat pengetahuan dan keterampilan dengan menindaklanjuti dengan mendiseminasi hasil kegiatan kepada relawan lain ditingkat cabang atau ranting. Kata Kunci: BHD, Cardiac Arrest, MDMC    ABSTRACT Indonesia is one of the countries prone to natural disasters, including earthquakes, tsunamis, floods, landslides, and volcanic eruptions. Emergency conditions in the midst of a disaster are very diverse, including increased risk of death such as hypothermia, dehydration, and cardiac arrest. In a disaster situation, the risk of sudden cardiac arrest can increase significantly due to various factors such as stress, physical trauma, limited access to medical care, unfavorable environmental conditions, and previous medical history. In such situations, disaster volunteers are on the front line to provide first aid, including Basic Life Support (BLS) to victims in need. This community service activity aims to provide training to disaster volunteers in disaster-prone areas. It is hoped that through this program, the knowledge and skills of administrators and volunteers in carrying out BLS can increase so that it has a positive impact on efforts to rescue victims in the field. Research Methods: The methods used are lectures, discussions, and demonstrations. This activity was carried out by the Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Volunteers of Tangerang City, located at the Muhammadiyah Cipondoh College on January 25, 2025, with a sample of 25 respondents. It was carried out in three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. The results of the activity showed that most of the volunteers were male 52%, had a college education level of 72%, worked as entrepreneurs 40%, had an income <UMK (IDR 5,069,708) 80%, were 35-50 years old 36%, had volunteer experience of 0-5 years 60%. Meanwhile, the results of the evaluation of the level of knowledge of Basic Life Support (BLS) of volunteers showed that before the counseling it was obtained at 50.4 and after the counseling 86.0 there was an increase of 35.6. This is in line with the results of the average value of volunteer skills after being given training and obtained an average value of 83.5. It is expected that MDMC volunteers in Tangerang City can maintain their knowledge and skills by following up by disseminating the results of their activities to other volunteers at the branch or sub-branch level. Keywords: BHD, Cardiac Arrest, MDMC
Penguatan Pengetahuan dan Pendampingan Kesehatan Guru dan Karyawan dalam Pencegahan Penyakit Kardiovaskular Umara, Annisaa Fitrah; Habibi, Alpan; Rosnaningsih, Asih
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.16181

Abstract

ABSTRAK Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian global termasuk di Indonesia. Gaya hidup tidak sehat meningkatkan kemungkinan terjadi penyakit kardiovaskular di masa mendatang. Kelompok mayoritas yang kurang melakukan aktivitas fisik dan tinggi konsumsi gula yaitu di sekolah. Tujuan PKM sebagai penguatan pengetahuan dan pendampingan pada guru dan karyawan di SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya–Tangerang. Kegiatan dilakukan terhadap 30 orang guru dan karyawan dengan metode pemeriksaan fisik, pre dan post test, seminar, dan FGD. Hasil mayoritas peserta perempuan, usia <34 tahun, tekanan darah normal, IMT 13.79–25.99 kg/m2, tidak merokok, tidak diabetes mellitus, dan tidak olahraga, faktor risiko rendah penyakit kardiovaskular menurut JCS. Mayoritas RLPP dan RLPTB perempuan meningkat, sedangkan RLPP laki-laki meningkat dan RLPTB dalam batas normal. Terdapat peningkatan nilai rata-rata pengetahuan. Mayoritas peserta mampu menghitun skor risiko penyakit kardiovaskular dengan JCS, dan menghitung RLPP-RLPTB. Kata Kunci: Pendampingan, Penguatan Pengetahuan, Penyakit Kardiovaskular  ABSTRACT Cardiovascular disease is the cause of death globally, including in Indonesia. An unhealthy lifestyle increases the likelihood of cardiovascular disease in the future. One of the majority groups that does not do enough physical activity and consumes a lot of sugar is at school. The aim of PKM is to strengthen knowledge and provide assistance to teachers and employees at SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya-Tangerang. Activities were carried out on 30 teachers and employees using physical examination methods, pre and post tests, seminars and FGDs. Results: The majority of participants were female, aged <34 years, normal blood pressure, BMI 13.79–25.99 kg/m2, did not smoke, did not have diabetes mellitus, and did not exercise. The majority of participants had low risk factors for cardiovascular disease. The majority of women's RLPP and RLPTB increased, while men's RLPP increased and RLPTB was within normal limits. There was an increase in the average knowledge score and the majority of participants were able to calculate cardiovascular disease risk scores using JCS and calculate RLPP-RLPTB independently. It is recommended that there be continuity of structured and scheduled activities as an effort to reduce risk factors for cardiovascular disease among teachers and employees at SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya. Keywords: Accompaniment, Strengthening Knowledge, Cardiovascular Disease
Blood Pressure Analysis in the Runner Community towards the Risk of Exercise-Induced Hypertension Umara, Annisaa Fitrah; Habibi, Alpan; Wijoyo, Eriyono Budi; Fratiwi, Agmalia; Rananda, Dhinda Anjas
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 9 No. 1 (2025): JIKES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : LPPM Universitas Hafshawaty Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v9i1.897

Abstract

Abstrak Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung secara global, sementara olahraga lari telah menjadi populer sebagai langkah pencegahan. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan Hipertensi yang Dipicu oleh Olahraga (EIH), terutama pada pelari jarak jauh berusia paruh baya yang menunjukkan tingkat EIH lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain. Studi ini menyelidiki variasi tekanan darah sebelum dan setelah berlari dalam komunitas pelari. Menggunakan desain pra-eksperimental dengan pendekatan pra-tes dan pasca-tes, studi ini melibatkan responden berusia di atas 18 tahun yang berlari lebih dari 1-kilometer dan berlatih setidaknya dua kali seminggu. Sebanyak 36 anggota komunitas dipilih secara purposif. Tekanan darah dan denyut nadi diukur sebelum dan segera setelah berlari. Sebagian besar responden adalah laki-laki (33,3%), muda (52,78%), dan tidak merokok (72,2%). Temuan menunjukkan bahwa berlari tidak secara signifikan mempengaruhi Tekanan Darah Sistolik (p>0,05), tetapi mempengaruhi Tekanan Darah Diastolik (p<0,05). Tidak terdapat perubahan signifikan pada tekanan darah, menunjukkan adanya EIH (tekanan darah istirahat <140/90 mmHg dan maksimum selama olahraga ≥210 mmHg untuk pria dan ≥190 mmHg untuk wanita). Tekanan darah yang stabil atau menurun dikaitkan dengan vasodilatasi metabolik selama olahraga. Pemantauan tekanan darah secara terus-menerus sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan yang potensial. Kata kunci: hipertensi, latihan fisik, pelari, tekanan darah   Abstract Hypertension increases the risk of heart disease globally, while running has gained popularity as a preventive measure. However, it can also lead to Exercise-Induced Hypertension (EIH), particularly in middle-aged long-distance runners who exhibit higher EIH levels than other age groups. This study investigates blood pressure variations before and after running within a running community. Utilizing a pre-experimental design with a pre- and post-test approach, the study included respondents over 18 years old, who ran more than 1 kilometer and trained at least twice weekly. A purposive sample of 36 community members was selected. Blood pressure and pulse were measured before and immediately after running. The majority of respondents were male (33.3%), young (52.78%), and non-smokers (72.2%). Findings indicated that running did not significantly affect Systolic Blood Pressure (p>0.05), but it did impact Diastolic Blood Pressure (p<0.05). No significant changes in blood pressure were observed, suggesting EIH (resting blood pressure <140/90 mmHg and maximum during exercise ≥210 mmHg for men and ≥190 mmHg for women). The stable or decreased blood pressure is attributed to metabolic vasodilation during exercise. Continuous blood pressure monitoring is essential to mitigate potential health risks.   Keywords: blood pressure; hypertension; physical exercise; runner
Penguatan Pengetahuan dan Keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Komunitas Pelari di Tangerang Habibi, Alpan; Afrilia, Eka Mardiana; Bintoro, Septian Cahyo; Bahtiar, Farhan; Nurfadilah, Amelia Putri; Juhri, Farhan Ajani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 12 (2025): Volume 8 No 12 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i12.23011

Abstract

ABSTRAK Henti jantung mendadak merupakan salah satu penyebab utama kematian yang dapat terjadi di berbagai tempat, termasuk saat melakukan aktivitas fisik seperti berlari. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) berperan penting dalam meningkatkan peluang hidup korban bila dilakukan dengan cepat dan benar. Namun demikian, sebagian besar masyarakat awam, termasuk komunitas pelari, masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terbatas mengenai BHD. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan praktik BHD pada komunitas pelari di Tangerang. Metode pelaksanaan meliputi ceramah, diskusi interaktif, demonstrasi, serta pelatihan praktik menggunakan manekin. Peserta kegiatan adalah 38 anggota komunitas Region Tangerang Community (RTC) Runners. Kegiatan dilaksanakan di Plaza dan Aula Universitas Muhammadiyah Tangerang pada tanggal 4 Oktober 2025, dengan tahapan meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mayoritas peserta adalah laki-laki (65,8%), berpendidikan perguruan tinggi (55,3%), bekerja sebagai karyawan swasta (81,6%), berpenghasilan ≥ UMK Rp 5.069.708 (60,5%), dan berusia remaja akhir 17–25 tahun (52,6%). Berdasarkan pengalaman berlari, sebagian besar tergolong cukup berpengalaman (1–3 tahun) sebesar 76,3%. Evaluasi pengetahuan BHD menunjukkan peningkatan dari rata-rata 54,7 sebelum pelatihan menjadi 91,1 sesudah pelatihan, dengan peningkatan sebesar 36,4 poin. Sementara itu, nilai rata-rata keterampilan peserta setelah pelatihan mencapai 18,5 yang termasuk kategori sangat baik (kompeten). Dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan BHD pada komunitas pelari. Ke depannya, diharapkan komunitas pelari di Tangerang dapat mempertahankan serta menyebarluaskan hasil kegiatan ini kepada anggota komunitas lainnya, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Kata Kunci: BHD, Henti Jantung, Komunitas Pelari   ABSTRACT Sudden cardiac arrest is one of the leading causes of death that can occur in various settings, including during physical activities such as running. Basic Life Support (BLS) plays a crucial role in increasing the victim’s chance of survival when performed quickly and correctly. However, most laypeople, including running communities, still have limited knowledge and skills regarding BLS. This community service activity aimed to enhance the knowledge and practical skills of BLS among members of a running community in Tangerang. The methods used included lectures, interactive discussions, demonstrations, and hands-on training using a manikin. The participants consisted of 38 members of the Region Tangerang Community (RTC) Runners. The activity was conducted at the Plaza and Auditorium of Universitas Muhammadiyah Tangerang on October 4, 2025, and included three stages: preparation, implementation, and evaluation. The results showed that most participants were male (65.8%), had higher education (55.3%), worked as private employees (81.6%), earned an income ≥ the regional minimum wage (Rp 5,069,708) (60.5%), and were in the late adolescence age group (17–25 years) (52.6%). Based on running experience, the majority were classified as moderately experienced (1–3 years) at 76.3%. The evaluation revealed an increase in average BLS knowledge scores from 54.7 before training to 91.1 after training, with an improvement of 36.4 points. Meanwhile, the average post-training skill score was 18.5, categorized as very good (competent). In conclusion the training effectively improved the BLS knowledge and skills of the running community members. It is expected that the Tangerang running community will maintain and further disseminate the outcomes of this activity to other members, both internally and externally. Keywords: BLS, Cardiac Arrest, Running Community