Mendekati masa Ramadhan Tahun 2024, harga-harga pangan melonjak tinggi. Beberapa masyarakat mengakui mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan pokok dikarenakan harga yang tidak terjangkau hingga stok terbatas. Rata-rata pengalaman ini dialami oleh ibu-ibu rumah tangga yang mana penghasilan satu-satunya hanya berasal dari suami mereka. Mereka ingin membantu perekonomian keluarga di tengah situasi harga-harga pangan yang meningkat pesat, terutama mendekati Bulan Ramadhan. Permasalahan ini yang kemudian mendorong tim dosen dan mahasiswa Universitas Surabaya melakukan pemberdayaan pada ibu-ibu PKK di Desa Bungurasih, Sidoarjo. Desa yang terletak di perbatasan Kota Surabaya dan Sidoarjo ini memiliki keunikan tersendiri. Selain dikenal karena dekat dengan lokasi terminal terbesar di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Desa Bungurasih juga memiliki wisata religi Mbah Bungur. Situs wisata ini diharapkan dapat memberikan nilai khas untuk Desa Bungurasih, sehingga perlu diciptakan sebuah produk khas. Tema produk religi Islami dalam industri fesyen menjadi sebuah trend yang akhir-akhir ini ramai di masyarakat, terutama pada Bulan Ramadhan, pernak-pernik beribadah juga ikut ramai dicari. Maka produk yang dikembangkan untuk para ibu-ibu PKK Desa Bungurasih guna menjawab permasalahan tersebut adalah membuat sajadah untuk anak-anak. Bahan pembuatan sajadah anak ini adalah campuran komposisi dari kain baru sebagai dasar sajadah, dikombinasikan dengan berbagai kain perca sebagai penghias sajadah. Hiasan yang dimaksud dapat berupa berbagai bentuk seperti awan, kabah, bulan, dan lain sebagainya. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, produk sajadah untuk si kecil berhasil menambah penghasilan dari masing-masing ibu rumah tangga untuk dapat mendukung perekonomian keluarga mereka. Selain itu, pemanfaatan kain perca sebagai salah satu limbah tekstil, diharapkan dapat turut mengurangi polusi pada lingkungan.