Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN PESISIR LAGASA, KABUPATEN MUNA, INDONESIA Zamniar, Sitti; Asmadin, Asmadin; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut Vol 8, No 4: November 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v8i4.49182

Abstract

Pembukaan lahan di sepanjang daerah aliran sungai hingga ke muara, termasuk pembangunan jembatan dan reklamasi di wilayah pesisir, dan proses sedimentasi yang ada di lautan dapat meningkatkan laju sedimentasi yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat laju sedimentasi di perairan pesisir Lagasa. Metode penelitian bersifat survey lapang menggunakan sejumlah instrumen perangkap sedimen (sediment trap) berbahan dasar pipa paralon PVC berukuran diameter masing-masing 0,05 m. Instrumen tersebut dibuat sebanyak 10 buah, ditempatkan di dasar perairan muara sungai hingga ke perairan pesisir selama 30 hari, dua kali pengulangan dengan interval waktu 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju sedimentasi di semua stasiun penelitian berkisar antara 161,26 - 1772,85 gr/m2/hari. Laju sedimentasi berturut-turut dari yang tertinggi ke terendah terletak di Stasiun II (1772,85 gr/m2/hari), Stasiun III (1065,6 gr/m2/hari), Stasiun V (406,07 gr/m2/hari), Stasiun IV (356,76 gr/m2/hari), dan Stasiun I (161,26 gr/m2/hari). Secara keseluruhan tingkat kecepatan arus permukaan laut di area studi cukup lemah hingga kuat berkisar antara 0,009 - 0,056 m/s. Tingkat Sedimentasi yang signifikan dapat meningkatkan pendangkalan pada perairan muara dan wilayah pesisir dalam kurun waktu tertentu. Kata Kunci: Kecepatan Arus Permukaan, Laju Sedimentasi, Perairan Pesisir Lagasa, Kabupaten Muna, Indonesia
STUDI KESESUAIAN BIOFISIK SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI PANTAI MUTIARA KECAMATAN MAWASANGKA, KABUPATEN BUTON TENGAH Yursida, Yursida; Sadarun, Baru; Takwir, Amadhan; Asmadin, Asmadin
Jurnal Sapa Laut Vol 8, No 4: November 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v8i4.47263

Abstract

Pantai Mutiara termasuk salah satu destinasi objek wisata pantai di Kabupaten Buton Tengah yang diunggulkan dan memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu kawasan wisata bahari. Wisata Pantai Mutiara ini masih terus dilakukan pengembangan setiap tahunnya oleh pemerintah daerah dalam meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung. Sehubungan dengan hal tersebut penting bagi pemerintah daerah melakukan pengelolaan wilayah untuk mendapatkan strategi pengelolaan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya alam yang mendukung pengelolaan yang berkelanjutan. Berdasarkan pemaparan di atas maka saya mengambil penelitian dengan judul “Studi Kesesuaian Biofisik Sebagai Kawasan Wisata Bahari Pantai Mutiara di Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan daya dukung Kawasan wisata bahari Pantai Mutiara. Penelitian ini menggunakan analisis kesesuaian wisata dan analisis daya dukung Kawasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis kesesuaian wisata bahari Pantai Mutiara sudah sangat sesuai (S1) untuk kegiatan wisata pantai kategori rekreasi dengan nilai 100%, untuk kegiatan wisata bahari kategori snorkeling termaksud dalam kategori sesuai (S2) dengan memperoleh nilai 73,61% dan untuk wisata bahari kategori selam termaksud dalam kategori sangat sesuai (S1) dengan memperoleh nilai 93.05%. Nilai maksimal daya dukung kawasan wisata untuk kegiatan rekreasi pantai sebesar 557 orang/hari, sedangkan untuk nilai maksimum daya dukung kawasan untuk kegiatan snorkeling dan selam sebesar 211 orang/hari dan 157 orang/hari. Kata Kunci : Wisata, Rekreasi, Snorkeling, Selam, Pantai Mutiara
TINGKAT KESTABILAN PANTAI BERDASARKAN KONDISI HIDRO OSEANOGRAFI PERAIRAN KECAMATAN SAWA, KONAWE UTARA, SULAWESI TENGGARA Yusriandi, Andi; Asmadin, Asmadin; Takwir, Amadhan
Jurnal Sapa Laut Vol 7, No 4: November 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i4.29558

Abstract

Salah satu contoh adanya pengikisan terhadap kawasan pantai adalah terjadinya perubahan garis pantai yang ditandai oleh proses abrasi maupun akresi, Perubahan garis pantai merupakan hal yang alami terjadi pada setiap pantai. Penelitian ini bertujuan untuk  menentukan tingkat kestabilan pantai berdasarkan faktor  parameter hidro-oseanografi periode 2016-2020 di Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe  Utara. Metode dalam penelitian ini dengan pengumpulan data dari hasil pengukuran di lapangan, observasi, dan dokumentasi, penelitian. Pengambilan sampel dengan teknik sampling purposive. Metode penentuan kestabilan pantai menggunakan metode Sunamura dan Horikawa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi abrasi, akresi, dan pantai seimbang pada tahun 2016-2020 dengan kisaran penentu tingkat kestabilan pantai 1,89-11,14. Kondisi hidro-oseanografi gelombang, arus, mempegaruhi kestabilan pantai, dan tingkat kelandaian pantai.Kata kunci: Pantai seimbang, Abrasi, Akresi
POLA ARUS DAN KARAKTERISTIK TOPOGRAFI PADA KAWASAN TELUK MELEURA KABUPATEN MUNA, SULAWESI TENGGARA Mida, Fitra; Asmadin, Asmadin; Takwir, Amadhan
Jurnal Sapa Laut Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29426

Abstract

Informasi hidro-oseanografi seperti arus dan batimetri suatu perairan sangatlah dibutuhkan misalnya dalam pengembangan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan dan pola arus serta bentuk karakteristik topografi di Teluk Meleura. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2020 bertempat di perairan Teluk Meleura, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Pengambilan data arus menggunakan layangan arus dengan metode langrangian dan pengambilan data batimetri menggunakan Map Sounder Garmin GPS Map 421 s dengan metode pemeruman. Pengolahan batimetri menggunakan metode kriging. Data tersebut diklasifikasi berdasarkan klasifikasi Van zuidam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MSL diperoleh sebesar 140 cm. Arah angin pada Agustus 2020 lebih dominan dari arah Timur dan Timur Laut. Kecepatan arus pada saat pasang menunjukkan bahwa kecepatan arus terendah yaitu 0,06 m/s dan tertinggi yaitu 0,21 m/s dengan arah arusnya ke arah Barat Daya dan saat surut kecepatan arus terendah yaitu 0,04 m/s dan kecepatan arus tertinggi yaitu 0,16 m/s dengan arah arusnya kearah Timur dan Utara. Karakteristik topografi dasar perairan Teluk Meleura merupakan perairan dangkal dengan kedalaman 0-24 m. Bentuk topografi pantai maupun dasar perairan bervariasi berdasarkan klasifikasi kemiringan pantai mulai dari lereng datar hingga curam dengan tingkat persentase kelerengan pantai berkisar 0,93-69,32%.Kata kunci : Arah angin, Arus, Batimetri, Pasut, Teluk Meleura.
KAJIAN FENOMENA UPWELLING SELAMA PERIODE EL-NINO DAN LA-NIÑA DI PERAIRAN LAUT MALUKU Mudlika, Lilis; Haya, La Ode Muhammad Yasir; Asmadin, Asmadin
Jurnal Sapa Laut Vol 8, No 1: Februari 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v8i1.43182

Abstract

Perubahan temperatur menyebabkan penyimpangan iklim global di Perairan Samudera Pasifik hingga ke Perairan Laut Maluku. Perubahan temperatur yang diikuti dengan perubahan konsentrasi klorofil-a memberikan pengaruh terhadap fenomena upwelling. Penelitian ini mengkaji |fenomena upwelling selama periode El-Nino dan La-Niña di Laut Maluku. Metode yang digunakan dalam pendugaan daerah upwelling yaitu overlay antara peta suhu permukaan laut dan klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata suhu permukaan laut pada periode El-Nino (2015) lebih rendah dengan nilai 27,42 ºC dibanding periode La-Niña (2020-2021) dengan nilai 28,73 ºC. Hal ini berbanding terbalik dengan konsentrasi klorofil-a dalam periode yang sama dimana rerata konsentrasi klorofil-a pada periode El-Nino (2015) lebih tinggi dengan nilai 0,393 mg/m3 dibanding periode La-Niña (2020-2021) dengan nilai 0,229 mg/m3. Pada analisis pola sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a di Perairan Laut Maluku, fenomena upwelling dapat terjadi baik saat El-Nino (2015) maupun saat La-Niña (2020-2021). Secara umum fenomena upwelling terjadi pada Juni – September dimana intensitas semakin kuat dan skala sebarannya semakin luas terjadi di Timur Banggai, Barat Pulau Obi dan Barat Pulau Bacan selama periode El-Nino (2015) dan melemah pada periode La-Niña (2020-2021). Kata Kunci: El-Nino, Laut Maluku, La-Niña, Upwelling
KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN PULAU BUTON DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SWAN Zunasri, Zunasri; Asmadin, Asmadin; Takwir, Amadhan
Jurnal Sapa Laut Vol 9, No 2: Mei 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v9i2.49102

Abstract

Gelombang laut di Perairan Pulau Buton cukup dinamis karena dipengaruhi langsung oleh Laut Banda dan Laut Flores dan memiliki kedalaman laut yang bervariasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui arah penjalaran dan tinggi gelombang signifikan pada Perairan Pulau Buton selama periode 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah model SWAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelombang terendah pada musim Barat dengan ketinggian 0,45 meter menjalar dari Arah Barat dan gelombang tertinggi pada musim Timur dengan ketinggian 1 meter menjalar dari Arah Tenggara. kecepatan angin tertinggi pada Musim Timur yaitu 5-7 m/s dan terendah pada Musim Barat yaitu 2-5 m/s. Kondisi angin dan pengaturan domain model sangat mempengaruhi output model gelombang. Kata kunci : Model SWAN, Kecepatan Angin, dan Tinggi Gelombang.
STUDI ASOSIASI SPONS PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN KELURAHAN LOWU-LOWU KOTA BAUBAU Isnawati, Isnawati; Asmadin, Asmadin; Rahman, Arwan Arif
Jurnal Sapa Laut Vol 9, No 1: Februari 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v9i1.49038

Abstract

Spons merupakan hewan multiseluler sangat primitif yang hidup di berbagai jenis perairan mulai dari perairan tawar, payau dan laut, termasuk berasosiasi dengan ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis spons, kepadatan spons, dan hubungannya persentase tutupan padang lamun. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2023, di Perairan Lowu-Lowu, Kota Baubau. Teknik pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat ukuran 1x1 m2 untuk pengamatan spons dan 50x50 cm2 untuk pengamatan ekosistem lamun. Garis transek dibentangkan tegak lurus sepanjang 100 m dengan jarak pengulangan 50 m dan 3 kali pengulangan. Jarak antar plot 10 m dan diletakkan secara zig-zag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan padang lamun di perairai Lowu-Lowu berkategori sedang hingga padat. Jenis spons di Perairan Lowu-Lowu ditemukan 7 jenis spons yaitu S. inconstan, C. caribensis, A. conifera, Chinacyrella sp, A. viridis, C. molitba, dan T. ignis. Komposisi jenis tertinggi spesies S. inconstans (41%) dan terendah spesies T. ignis (2%). Persentase tutupan lamun sebesar 66,48%, 49,24% dan 39,58% memiliki hubungan sangat kuat dengan kepadatan spons sebesar 2,64, 1,94, dan 0,33 ind/m2. Hubungan tutupan padang lamun dan kepadatan spons berbanding lurus, yaitu tutupan padang lamun padat, maka kepadatan spons juga meningkat. Kata Kunci : kepadatan, komposisi jenis, lamun, Lowu-Lowu, spons
STRATIFIKASI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAKAPE, DESA TANJUNG PINANG, MUNA BARAT, SULAWESI TENGGARA, INDONESIA Indah Fajarwaty, Wd Almasari; Asmadin, Asmadin; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut Vol 7, No 3: Agustus 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i3.29427

Abstract

Pengamatan suhu dan salinitas merupakan parameter kunci dalam penelitian oseanografi, dilakukan suatu pengukuran berbasis mikrokontroler untuk menguji presisi data kelautan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui suhu dan salinitas berdasarkan stratifikasi kedalaman di perairan Lakape dengan menggunakan sensor DS18B20 dan Handfraktometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa stratifikasi suhu pada kedalaman 0-10 m berkisar antara 29,12-29,77°C pada kondisi pasang dan mencapai antara 29,81-32,00°C pada kondisi surut. Stratifikasi salinitas berkisar antara 32-36 ppt pada kondisi pasang, 32-35 ppt pada kondisi surut. Kecepatan arus di Perairan Lakape berkisar 0.02-0,0,08 m/s. Nilai stratifikasi suhu dan salinitas menunjukan hubungan yang berbanding terbalik suhu semakin rendah dan salinitas semakin tinggi dengan meningkatnya kedalaman perairan.sampai dengan kedalaman 10 m.Kata Kunci: Arus, Salinitas, Suhu, Sensor DS18B20, Perairan Lakape
PENDUGAAN FENOMENA UPWELLING BERDASARKAN VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN TELUK BONE, INDONESIA Alfrediansyah, Roni; Asmadin, Asmadin; Ira, Ira
Jurnal Sapa Laut Vol 7, No 2: Mei 2022
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v7i2.27284

Abstract

Produktivitas suatu perairan dapat digambarkan berdasarkan kondisi oseanografi seperti arus, suhu permukaan laut dan klorofil-a. Beberapa parameter oseanografi tersebut dapat dijadikan acuan untuk menduga kejadian upwelling pada suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Kawasan upwelling berdasarkan variabilitas Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a secara spasial     dan temporal di perairan Teluk Bone, termasuk menilai kondisi arus permukaan lautnya. Data deret waktu yang dikumpulkan merupakan data bulanan periode 2019-2020. Data bulanan Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a menggunakan data Level 3 citra satelit aqua MODIS yang diunduh melalui laman https://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Data arus permukaan diunduh pada laman https://marine.copernicus.eu/. Data bulanan Level 3 satelit aqua MODIS tersebut diekstrak menggunakan perangkat lunak SeaDAS 7.2. Data arah dan kecepatan arus diekstrak menggunakan Pyferret. Analisis spasial untuk mengestimasi daerah upwelling menggunakan teknik tumpang susun layer berdasarkan algoritma estimasi Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a. Hasil penelitian menunjukan bahwa data bulanan suhu permukaan Laut berkisar antara 25,74–33,76°C pada 2019 dan berkisar antara 26,85–34,82°C pada 2020. Estimasi konsentrasi Klorofil-a mencapai kisaran 0,06-6,53 mg/m3 pada 2019 dan berkisar 0,07–7,09 mg/m3 pada 2020. Pada tahun 2019, fenomena upwelling di perairan Teluk Bone diduga terjadi pada musim Timur (Juni, Juli, Agustus) dengan kriteria upwelling lemah dan sedang. Sepanjang tahun 2019-2020, kondisi kecepatan arus permukaan lautnya cenderung lemah mencapai nilai 0,02-0,16 m/s.  Fenomena upwelling di perairan Teluk Bone diduga kuat terjadi pada periode Musim Timur (Juni, Juli, Agustus) Tahun 2019. Kondisi ini ditandai dengan relatif rendahnya nilai suhu permukaan laut dan tingginya konsentrasi klorofil-a dibandingkan dengan Musim lainnya. Kondisi kecepatan arus permukaan di perairan Teluk Bone cenderung lemah.Kata kunci: Arus Permukaan Laut, Klorofil-A, Suhu Permukaan Laut, Teluk Bone, Upwelling
Pengukuran Data Pasang Surut Menggunakan Kearifan Lokal Etno-Oseanografi (Suku Sama) dan Metode Admiralty di Mola Raya, Wakatobi Khalifah, Nur; Asmadin, Asmadin; Palupi, Ratna Diyah
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol3iss2pp21-28

Abstract

Pengetahuan etno-oseanografi Suku Sama di Indonesia sangat banyak dan beragam tergantung pada wilayah dan masyarakatnya, salah satunya adalah mengetahui pasut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui etno-oseanografi Suku Sama di Mola Raya dan analisis pasang surut dengan metode admiralty. Metode penelitian ini adalah metode eksplorasi kuantitatif. Pengumpulan data etno-oseanografi menggunakan teknik wawancara, kuesioner dan observasi langsung. Metode Admiralty menggunakan data pasang-surut (data sekunder) selama 15 hari yang diperoleh dari Stasiun BMKG Kendari. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Suku Sama memiliki pengetahuan lokal tentang faktor-faktor yang memengaruhi pasang-surut (Likkas Boe) termasuk pengamatan langsung, pola bulan, pola cuaca, pengalaman turun-temurun, dan hubungan dengan faktor eksternal seperti angin laut. Suku Sama mengamati pasang surut disetiap hari selama 4 waktu yaitu, saat pagi (lagisangan), siang (tinga bangi’), sore (kimowok), dan malam (sangan’). Suku Sama di Mola Raya menyimpulkan bahwa ketinggian air laut saat pasang (Pasolon) mencapai >1,5 m dan surut (Panggiri) < 1,5 m. Bilangan Formzahl yang dihasilkan adalah 1,8420 berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tipe pasang surut di lokasi penelitian adalah tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semidiurnal).