Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Lingua Skolastika

Eksistensi Raja-Raja Kuna Nusantara: Jejak dan Periodisasi Kekuasannya Damayanti, Elvira; Busri, Hasan; Tabrani, Akhmad
Lingua Skolastika Vol 3 No 2 (2024): LINGUA SKOLASTIKA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya (LINS
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/linsko.v3i2.51939

Abstract

Identitas bangsa merupakan salah satu hal yang perlu diperkuat. Identitas salah satunya tercermin melalui leluhur bangsa tersebut yang dapat diidentifikasi melalui berbagai sudut pandang keilmuan. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang bertujuan untuk menghimpun informasi tentang raja-raja kuna yang pernah berkuasa di Nusantara sehingga menjadi sebuah informasi utuh yang mudah dipahami. Penelitian ini adalah penelitian interdisipliner antara tradisi lisan, linguistik, sejarah, dan sains. Data dalam penelitian ini adalah toponimi wilayah, narasi budaya, artefak budaya, dan cerita rakyat yang memiliki relevansi dengan eksistensi raja-raja kuna. Temuan data dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa raja-raja kuna di Indonesia meninggalkan jejak simbolik yang menandai kekuasaannya. Raja-raja kuna yang memiliki simbol-simbol tertentu, seperti nama hewan, nama tumbuhan, dan bentuk tertentu untuk menunjukkan identitasnya. Raja Dawud disimbolkan dengan Bangau, Raja Nuh disimbolkan dengan kera, Raja Sulaiman disimbolkan dengan garuda atau elang, Raja Ayub disimbolkan dengan payung, dan Raja Hud disimbolkan dengan burung gelatik. Kekuasaan raja kuna tidak hanya terbatas di Nusantara, tetapi juga ke mancanegara. Raja-raja tersebut berkuasa sejak tahun pra saka hingga tahun saka.
Konstruksi Ideologi dan Hegemoni dalam Cerpen-Cerpen Koran: Kelindan Pemikiran Louis Althusser dan Antonio Gramsci Damayanti, Elvira; Akhmad Tabrani
Lingua Skolastika Vol. 4 No. 2 (2025): LINGUA SKOLASTIKA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya (LI
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/linsko.v4i2.53767

Abstract

Cerpen koran merupakan salah satu karya sastra yang vokal dalam membahas permasalahan kenegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk membedah ideologi dan hegemoni dalam tiga cerita pendek surat kabar terbitan Jawa Pos dan Kompas selama 10 tahun terakhir. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan politik sastra. Cerpen yang diteliti adalah Komisi Kebenaran (Sebuah Reportase) karya Ida Fitria (2023), Presiden Jebule karya Budi Darma (2016), dan Pengacara Pikun karya Gerson Poyk (2013). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca dan mencatat, kemudian dianalisis menggunakan ideologi. teori Louis Althusser dan teori hegemoni Antonio Gramsci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga cerpen tersebut mewakili aparat represif (RSA) dengan kelompok yang dominan adalah negara, pemerintah dan aparat RSA, tercermin dalam cerpen Komisi Kebenaran (Sebuah Reportase) dan Presiden Jebule melalui adanya pembunuhan kelompok dan pencambukan Disusul oleh kelompok perlawanan yang melakukan perlawanan serupa. Selain itu, dalam cerpen-cerpen tersebut juga terdapat aparat ideologi (ISA), yang tercermin pada ketiga cerpen di atas yang bekerja melalui proses penerimaan dari kebiasaan pergaulan, buku, orang tua dan masyarakat melalui ideologi tentang pernikahan dini, cara memperoleh dan melanggengkan kekuasaan, kritik terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kepadatan penduduk, serta cara memperlakukan koruptor.