Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERANAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA TERHADAP HUBUNGAN YANG HARMONIS DI JEMAAT GEREJA BETHEL INDONESIA (GBI) KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG Butar Butar, Dewi Sartika; Silviani, Irene
MESSAGE: JURNAL KOMUNIKASI Vol 11 No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penenlitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/messageilmukomunikasi.v11i1.1508

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan peran komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh jemaat-jemaat GBI Kualanamu dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda terhadap keharmonisan.(2) Mendeskripsikan peran komunikasi antarpribadi jemaat-jemaat GBI Kualanamu yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. (3) Menjelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan komunikasi antar budaya yang dilakukan oleh jemaat-jemaat GBI Kualanamu dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di GBI Kualanamu, Tanjung Morawa. Adapun informan penelitian ditentukan berdasarkan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi antarbudaya dan komunikasi antarpribadi. Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung dan wawancara mendalam dengan para informan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data melalui dokumen berupa internet, foto dan hal- hal yang berhubungan dengan topik penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Hasil Penelitian ini menunjukkan tentang perbedaan latar belakang budaya jemaat GBI Kualanamu tidak terlepas dari kesulitan dalam berkomunikasi. Perbedaan persepsi terhadap budaya lain dapat mengakibatkan tidak lancarnya proses komunikasi. Perbedaan persepsi ini, selain sering menyebabkan komunikasi tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman dan kesalahpahaman. Namun seiring berjalannya waktu, karena peran pemimpin gereja sehingga komunikasi antarbudaya bisa berjalan dengan baik dan pemahaman akan firman Tuhan Takut akan Tuhan adalah dasar penting dalam menjalin dan menjaga keharmonisan dalam lingkungan gereja. Jemaat adalah satu kesatuan dalam Kristus, tidak peduli apapun suku, bangsa dan rasnya ( 1 korintus 12:12-27).
PERAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MENGEFETIFKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI MEDIA SOSIAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS VI SD METHODIST 9 MEDAN Siburian, Sylvia Irene; Silviani, Irene
MESSAGE: JURNAL KOMUNIKASI Vol 11 No 1 (2022): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penenlitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/messageilmukomunikasi.v11i1.1513

Abstract

Komunikasi antarpribadi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan proses belajar mengajar terutama dalam masa pandemi COVID 19 saat sekarang. Pemberlakuan pembelajaran daring membutuhkan kesiapan guru dan siswa dalam penyediaan dan penguasaan teknologi internet yang berpengaruh besar terhadap mengefektifkan kemampuan dan pemahaman penggunaan media sosial yang berfungsi sebagai media pembelajaran terutama untuk guru dan siswa sekolah dasar khususnya kelas VI SD. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena mampu menciptakan suatu pemahaman yang mendalam terhadap objek yang diteliti dan ingin mengetahui kaitan komunikasi antarpribadi dengan penggunaan media sosial dalam mengefektifkan pembelajaran daring di kalangan siswa kelas VI SD Methodist 9 Medan, dengan alasan semakin kurang optimalnya keefektifan siswa dalam proses pembelajaran, kurang optimalnya penjelasan guru terhadap materi pelajaran. Di sisi lain peneliti melihat keikutsertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran daring ini semakin menurun. Hasil penelitian menunjukkan keefektifan proses pembelajaran daring dapat tercapai jika aspek-aspek komunikasi yang efektif dalam pembelajaran daring sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi komunikasi dan interaksi yang terjadi sangat menentukan keefektifan dan mutu pendidikan. Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara guru dengan siswa dan orang tua diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul selama pembelajaran daring.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PIMPINAN DAN BAWAHAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA Sofia, Sofia; Lubis, Suwardi; Silviani, Irene
JURNAL PROINTEGRITA Vol 7 No 1 (2023): APRIL
Publisher : LPPM Universitas Darma Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/jp.v7i1.4842

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini bahwa masih rendahnya prestasi kerja pegawai di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai salah satunya adalah penerapan komunikasi interpersonal antara atasan dan bawahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana Sistem Komunikasi Interpersonal antara Pimpinan dan Bawahan dan untuk menganalisis pengaruh Sistem Komunikasi Interpersonal antara Pimpinan dan Bawahan dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma post-positisme yaitu paradigma yang menganggap manusia tidak dapat selalu benar dalam memandang sebuah realitas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu observasi, wawancara dan analisis dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang. Hasil penelitian bahwa sistem komunikasi interpersonal yang terjadi antara pimpinan-bawahan yaitu, sistem komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal berjalan dalam bentuk komunikasi instruksi tugas dan berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui jumlah volume interaksi, dan orientasi organisasi yang menekankan kepada pekerjaan. Komunikasi informal berjalan dalam bentuk komunikasi hubungan sosial dan berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui komunikasi persuasif yang dikembangkan oleh atasan terhadap bawahan. Prestasi kinerja pegawai dikategorikan baik. Hal ini dapat diketahui dari disiplin pegawai yang tinggi, kemampuan pegawai melaksanakan tugas pokok dan fungsi, serta para pegawai mampu mengerjakan tugas yang didelegasikan kepada mereka.
Quo vadis Indonesian public relations profession: dilemma on the rise of AI Irene Silviani
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v8i1.8056

Abstract

The debate over AI has focused on its contrast with human employment. Simple perspectives are inadequate in public communication fields like Public Relations (PR). The conversation must shift from discussing AI's impact on human jobs to how AI will shape public communication as AI becomes more important in PR. To examine AI's effects on Public Relations, this study uses a literature review focusing on authority and public voice. Due to the risks of AI misuse, data discrimination, and data poisoning, public relations must carefully consider the implications of AI integration. Artificial Intelligence (AI) in Public Relations is studied using a literature review as its main method. Experts are consulted to identify AI's most significant challenges and opportunities in public relations. Public relations (PR) are affected by Artificial Intelligence (AI), which presents both opportunities and challenges. AI can boost public communication, but it also risks data misuse and discrimination. Ethical issues arise when AI represents the public's voice. This study provides useful insights into how Indonesia's Public Relations profession should approach Artificial Intelligence. PR professionals can overcome technical and ethical challenges and revolutionise public communication with AI integration. Therefore, ethical PR practice and the use of AI are becoming increasingly important.
Interpersonal Communication Analysis In Improving Work Ethic Silviani, Irene; Yudhi, Lim
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 14, No 1 (2025): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 2 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 0173/C3/DT
Publisher : LPPM Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/mamangan.v14i1.9051

Abstract

Communication is the process of exchanging information, ideas, feelings and attitudes between two or more people using verbal or nonverbal symbols. This research aims to analyze the interpersonal communication skills of leaders in improving work ethics at the East Medan Subdistrict Office, Medan City. This research uses a descriptive method with qualitative analysis techniques. In this study, the research subjects were: (a) Key informant, Head of East Medan District, Medan City; (b) Main informant, Secretary of East Medan Subdistrict Head, Medan City; (c) Additional informants, East Medan District Community Figures, and Youth Leaders in East Medan District and Head of General Subdivision of the East Medan District Head Office, Medan City. Data collection in research uses primary data and secondary data. Primary data is data obtained from direct observation in the field by studying and observing the physical condition of the area as well as conducting interviews with various sources such as the Head of the East Medan Subdistrict, Medan City, the Secretary of the Head of the District and Community Leaders, Youth Leaders and the Head of General Subdivision of the East Medan Subdistrict Office, Medan City. Primary Data Collection can be obtained through several methods, namely as follows: (a) Observation; (b) Documentation; and (c) Interview. Meanwhile, data analysis techniques use: (a) Data Reduction; (b) Data Presentation; and (c) Verification. Based on the research results, the following results were obtained in the form of: (1) Interpersonal communication in the East Medan Subdistrict office, Medan City, has been going very well; (2) Based on the results of the researcher's observations for 2 (two) months at the East Medan Subdistrict Office, Medan City, several things can be found related to the dimensions of interpersonal communication between leaders and employees in improving work ethics as follows: (a) Openness, Leaders of the East Medan Subdistrict Office The city of Medan really upholds the principle of openness, especially regarding criticism and suggestions submitted to the leadership. (b) Empathy, the Head of the East Medan Subdistrict Office, Medan City, always shows empathy in the interpersonal communication model used. (c) Supportive Attitude, the Head of the East Medan Subdistrict Office, Medan City, always expresses his support through praise spoken directly to his employees. (d) Positive attitude, the editor-in-chief shows a positive feeling when communicating by providing ethics and professionalism. (e) Similarity, the Head of the East Medan Subdistrict Office, Medan City, considers the way of communicating with superiors, senior employees and junior employees to be the same. (3) Based on the results of the researcher's observations for 2 (two) months at the East Medan Subdistrict Office, Medan City, several things can be found related to the interpersonal communication model between leaders and employees in providing work motivation at the East Medan Subdistrict Office, Medan City using an interactive model. In this case, the leadership of the East Medan Subdistrict Office, Medan City, always provides opportunities for employees within it to respond to information or messages conveyed by the leadership.