Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

AKTIVITAS FISIK TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA LANSIA: AKTIVITAS FISIK TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA LANSIA Ariyanto, Andry; Puspitasari Cinta, Nurwahida; Nur Utami, Dinda
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol. 13 No. 2 (2020): Vol. 13, No. 2 Edisi September 2020
Publisher : UPT PPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.554 KB) | DOI: 10.36760/jka.v13i2.112

Abstract

The elderly are identical with various declines in health status, especially physical health status. Physical activities are activities that cause an increase in the use of body's calorie energy. Health status of the elderly decreases along with age will affect their life quality. The more independent and often the elderly do physical activities, the higher their quality life. Objectives: This research aimed to determine the relationship between physical activities and elderly's life quality in Posyandu (Integrated Health Post) Seyegan region, Sleman. Method: This research is an observational study, which used cross sectional time approach that means all 45 subjects in Posyandu Seyegan region, Sleman using the questionnaire. Results: The results of the study with the Spearman Rank test from measurements of physical activities and life quality are p = 0.000 (p <0.05), mean there is a relationship between physical activities and elderly's life quality.
Hubungan aktivitas fisik dengan musculoskeletal disorder (MSDs) pada lansia Nurwahida Puspitasari; Andry Ariyanto
Journal of Physical Activity (JPA) Vol. 2 No. 1 (2021): Published in January 2021
Publisher : Asosiasi Program Studi Olahraga PGRI Indonesia (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya aktivitas fisik pada lansia sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit degeneratif serta pemeliharaan kapasitas fungsional yang dapat mengurangi resiko musculoskeletal disorder (MSDs) pada lansia. Musculoskeletal disorder (MSDs) adalah cedera dan gangguan yang mempengaruhi gerakan tubuh manusia atau sistem musculoskeletal (yaitu otot, tendon, ligamen, saraf, diskus, pembuluh darah, dll). Minimnya pergerakan pada tubuh disebabkan kurangnya aktivitas fisik menimbulkan tingginya angka keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) seperti nyeri pada leher, bahu, lutut, pingggang, dan anggota tubuh lainnya. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan musculoskeletal disorder (MSDs) pada lansia. Metode penelitian ini menggunakan observasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 45 orang lansia berusia 60-79 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner Physical Activity Scale for Eldery (PASE) untuk aktivitas fisik dan Nordic Body Map Quisionare (NMQ) untuk mengukur Musculoskeletal disorder (MSDs). Analisis data dengan uji statistik Spearman-rank program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik terhadap musculoskeletal disorder (MSDs) pada lansia dengan nilai (P= 0,000). Kesimpulannya, aktivitas fisik yang semakin buruk meningkatkan musculoskeletal disorder (MSDs) pada lansia.
Design of a Proning Mattress to Increase Oxygen Saturation in Patients with Respiratory Problems Rosida, Luluk; Fitriahadi, Enny; Ariyanto, Andry; Fajarini, Nurbita; Nursanti, Widya
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i2.44416

Abstract

Posisi pronasi yang tepat terbukti dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien dengan gangguan pernafasan, namun demikian masih muncul banyak kebingungan dikarenakan pengaturan posisi pronasi hanya dianjurkan dengan menggunakan penyangga bantal di beberapa titik tubuh pasien. Perbedaan ukuran bantal sangat dimungkinkan terjadi pada setiap pengaturan posisi di tempat yang berbeda, sehingga diperlukan alat pengatur posisi pronasi yang sudah presisi, aman, nyaman dan dapat langsung digunakan oleh pasien dengan keluhan sesak nafas. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan mengembangkan prototipe “marning” (matras proning)  untuk mempermudah melakukan posisi pronasi  dalam upaya  meningkatkan saturasi Oksigen pada pasien dengan  keluhan sesak nafas.  Metode penelitian dilakukan dengan membuat Matras proning yang  didesain dengan mempertimbangkan bentuk anatomi dan ergonomi tubuh, sehingga sudah sangat presisi dalam meningkatkan saturasi oksigen. Uji presisi dan ergonomi tubuh untuk pembuatan dan penentuan ukuran  matras  dilakukan melalui  pengukuran terhadap 20 responden  dengan berbagai macam postur baik laki laki maupun perempuan. Pengukuran dilakukan  di laboratorium klinik fisioterapi. Setelah itu hasil prototipe matras diuji efektifitasnya pada pasien sesak nafas untuk melihat peningkatan saturasi oksigen sebelum dan sesudah menggunakan matras proning. Uji efektifitas dilakukan di Poli Infeksi Puskesmas pathuk 1 Gunungkidul Yogyakarta sebagai mitra pada penelitian ini.  Model teknologi ini sudah berhasil dibuat prototipenya dan telah diujicobakan pada 8 responden dengan keluhan sesak nafas, hasilnya terjadi peningkatan saturasi oksigen pada 80% pasien dengan keluhan sesak nafas  (saturasi dibawah 95%). Matras ini didesain untuk menggantikan penggunaan bantal pada pengaturan posisi proning yang umum. Desain marning yang mempertimbangkan bentuk anatomi dan ergonomi tubuh menghasilkan ukuran yang presisi sehingga mencegah bantal bergeser. Inovasi ini memungkinkan pasien melakukan posisi proning yang tepat, nyaman dan juga sangat efektif dan efisien karena dapat langsung digunakan secara mandiri, namun demikian alat yang dikembangkan perlu penyempurnaan pada riset berikutnya, untuk mendapatkan alat yang lebih ringan sehingga mudah untuk dipindahkan dan dibawa kemana saja.
Faktor resiko kejadian cedera pada pemain futsal putra dan putri porda Sleman Kadir, Wulan Anggreini; Zaidah, Lailatuz; Ariyanto, Andry
Journal Physical Therapy UNISA Vol. 2 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.883 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2665

Abstract

Latar Belakang: Futsal merupakan olahraga yang memerlukan banyak tenaga serta kekuatan fisik, hal ini dikarenakan pemain diharuskan untuk terus bergerak dan berlari. Resiko cedera pada olahraga futsal tergolong tinggi. Dalam Permainan futsal resiko yang dapat menyebabkan cedera terbagi menjadi 2 faktor yakni intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan: Untuk mengetahui angka kejadian cedera pada atlet futsal porda Sleman yang diakibatkan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain futsal putra dan putri porda Sleman yang berjumlah 39 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kejadian cedera pada pemain futsal. Hasil: Uji Chi-Square yang diperoleh untuk persentase keseluruhan kejadian cedera berdasarkan faktor intrinsik (p value = 4,048) dengan nilai p=0,044 (p<0,05). Untuk persentase keseluruhan kejadian cedera berdasarkan faktor ekstrinsik (p value = 4,692) dengan nilai p=0,030 (p<0,05). Maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan faktor resiko kejadian cedera pada pemain futsal putra dan putri porda Sleman. Kesimpulan: Semua faktor menunjukkan adanya keterkaitan ataupun hubungan dengan kejadian cedera. Untuk persentase cedera intrinsik yakni (41,0%), untuk persentase cedera ekstrinsik yakni (44,9%) dan untuk yang tidak mengalami cedera yakni (14,1%). Saran: Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai pencegahan ataupun intervensi terhadap cedera pada pemain futsal.
Efektivitas self-myofascial release dan ice massage terhadap penurunan nyeri delayed onset muscle soreness (DOMS) pada otot hamstring pemain futsal Riyanto, Agus; Tri Ashari, Meiresha Karunia; Ariyanto, Andry
Journal Physical Therapy UNISA Vol. 2 No. 2 (2022): November
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.575 KB) | DOI: 10.31101/jitu.2673

Abstract

Kurangnya aktifitas fisik membuat permasalahan yang dapat dialami pada tubuh kita, salah satunya delayed onset muscle soreness (DOMS). DOMS merupakan suatu keadaan dimana adanya rasa nyeri juga ketidaknyamanan yang timbul pada otot, persyarafan, dan sistem metabolism sekitar 24 jam setelah latihan, mencapai puncaknya setelah 24 sampai 72 jam, dan efeknya akan berangsur hilang setelah 5 sampai 7 hari. Latihan yang menimbulkan DOMS adalah latihan dengan pola kontraksi eksentrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh efektivitas self-myofascial release dan ice massage terhadap penurunan nyeri DOMS pada otot hamstring pemain futsal. Metodelogi: penelitian ini menggunakan eksperimental dengan rancangan pre and post two group design, tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling, sampel berjumlah 22 orang. Instrument penelitian ini menggunakan visual analog scale. Hasil analisis data menggunakan program SPSS Statistic versi 26. Uji pengaruh menggunakan paired sample t-test, uji beda menggunakan independent sample t-test. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh efektivitas self-myofascial release dan ice massage terhadap penurunan nyeri delayed onset muscle soreness pada otot hamstring pemain futsal. Untuk peneliti selanjutnya dengan jumlah sampel yang banyak dan jangka waktu yang lebih panjang sehingga ketepatan penelitian lebih akurat.
Giving nerve and tendon gliding exercises to reduce pain in carpal tunnel syndrome Wulandari, Rizky; Ariyanto, Andry
Physical Therapy Journal of Indonesia Vol. 5 No. 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Universitas Udayana dan Diaspora Taipei Medical University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/ptji.v5i1.173

Abstract

Background: Physical activity in blacksmith workers, which involves repetitive use of hand and wrist muscles, grasping tools, and forging iron, can cause symptoms of carpal tunnel syndrome (CTS), including pain that affects functional activities. This study aimed to determine whether giving Nerve Tendon Gliding Exercise can reduce pain in patients with CTS. Methods: This study used a randomized control trial design. The intervention group received the nerve gliding and tendon gliding exercises, while the control group received the nerve gliding exercise only. Sampling in this study was conducted using non-probability sampling techniques with a purposive sampling model, a sampling technique with specific considerations. The sample of this study involved respondents aged between 25 and 40 years. Furthermore, the data obtained were analyzed using the Wilcoxon and Mann-Whitney tests. Results: Analysis of the results of the effect test using the Wilcoxon Test the results p <0.05 that shows an influence on the treatment group given nerve and gliding exercise with the control group given nerve gliding exercise to reduce pain. Furthermore, the analysis using the Mann-Whitney test obtained the results of the Z value = -2.757 with a p-value of 0.006 <0.05, which means it shows a significant difference in influence. Conclusion: Giving Nerve Tendon Gliding Exercise shows a significant difference in the effect on the treatment group given nerve gliding exercise with the addition of tendon gliding exercise and the control group given nerve gliding exercise to reduce pain.
PKM edukasi cerdik dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular Rosida, Luluk; Putri, Intan Mutiara; Ariyanto, Andry
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.4330

Abstract

Indonesia tengah mengalami pergeseran pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi, ditandai dengan meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular (stroke, jantung, diabetes, kanker) dan menjadi penyebab utama kematian. Salah satu upaya yang digagas opleh pemerintah adalah perilaku CERDIK. CERDIK adalah salah satu program pemerintah melalui Kemenkes yang merupakan akronim atau singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress. Program CERDIK dapat mencegah penyakit tidak menular, seperti diabetes, kanker, gagal ginjal kronis, jantung koroner, dan penyakit tidak menular lainnya. Kegiatan yang dilakukan meliputi memberikan edukasi terkait 6 hal dalam Program CERDIK. Melakukan Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), komposisi tubuh, elestisitas tulang, pengecekan darah sederhana (pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah), dan tekanan darah. Melakukan edukasi kegiatan aktivitas fisik dan atau olah raga bersama, serta pengenalan beberapa senam seperti senam Hipertensi, senam diabetes, senam jantung sehat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit tidak menular. Setelah kegiatan ini berlangsung, masyarakat menjadi mengetahui kondisi kesehatan melalui pengecekan darah sederhana dan mengetahui terkait program CERDIK yang bisa dilakukan secara mandiri. Kegiatan ini membantu menumbuhkan kesadaran kesehatan, melakukan deteksi dini resiko Pentakit Tidak menular yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kemandirian kesehatan.
Optimalisasi Peran Kader Posyandu Lansia dan Kader Kesehatan Aisyiyah melalui Workshop Promosi Aktivitas Fisik Lansia di Yogyakarta Indriani, Indriani; Fatmawati, Veni; Ariyanto, Andry; Kaeni, Nor Faizah
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 5 No 5 (2025): JAMSI - September 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1996

Abstract

Aktivitas fisik (Physical Activity/ PA) merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan dan kemandirian lansia. Namun, masih rendahnya angka PA dan menjadi tantangan utama dikalangan lansia berbagai negara termasuk Yogyakarta yang memiliki populasi lansia tertinggi di Indonesia. Jaringan sosial dan keterikatan komunitas terbukti sebagai faktor penting dalam mempromosikan program PA. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat peran kader kesehatan dalam mempromosikan gaya hidup aktif lansia melalui workshop kader Aisyiyah dan kader posyandu lansia di Kelurahan Balecatur, Sleman-Yogyakarta. Kegiatan dilakukan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan kader organisasi Perempuan Aisyiyah (PRA), Kelurahan, tokoh masyarakat, dan kader posyandu lansia di kelurahan Balecatur, Nogotirto Sleman. Metode pelatihan mencakup edukasi interaktif, simulasi praktik senam lansia, serta penyusunan rencana aksi komunitas. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan kader dan peningkatan kepercayaan diri dalam menginisiasi aktivitas fisik lansia di komunitas. Program ini juga mendorong terbentuknya kelompok senam mandiri di tingkat RT/RW. Intervensi ini penting untuk direplikasi sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan program pemerintah, serta melibatkan berbagai pihak untuk memperkuat promosi PA lansia.