Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERILAKU KOPING PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNAN GERAK DAN FUNGSI Fatmawati, Veni; Imron, Muhammad Ali
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Menua adalah suatu kondisi yang pasti terjadi pada setiap orang. Kondisi ini ditandai dengan terjadinya banyak penurunan baik secara fisik, maupun psikis. Terjadinya penurunan ini akan membuat lansia melakukan koping terhadap penurunan yang terjadi pada diri mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai bentuk-bentuk perilaku koping pada lansia yang mengalami penurunan gerak dan fungsi. Adapaun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung terhadap 4 orang lansia yang ada di desa guwosari Bantul DIY. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah secara umum lansia yang menjadi subjek dalam penelitian ini mengalami 2 permasalahan, yaitu fisik dan psikis. Pertama, permasalahan fisik; stroke, nyeri dari pinggang menjalar ke kaki, sering kesemutan pada kaki dan tangan, darah tinggi, sering pusing, pola tidur terganggu, dan kolestrol. Adapun perilaku koping yang dilakukkan lansia untuk mengatasi permasalahan fisik tersebut adalah; Planful problem solving, Distancing, Self-control, dan Positive reappraisal. Kedua, permasalahan  psikis, yaitu; merasa kesepian dan sedih. Adapun bentuk koping yang mereka lakukan; Seeking social support, Escape-avoidance, dan Positive reappraisal. Secara garis besar perilaku koping lansia yang mengalami penurunan gerak dan fungsi dapat dikelompokkan menjadi 2 bentuk; (1) Problem focused copying, dengan bentuk; Planfull problem solving,  Seeking social support, Positive reappraisal  dan  (2) Emotion focused copying dengan bentuk ; Distancing, Self control, Escape  avoidance.Abstract. Aging is a condition that must happen to everyone. This condition is characterized by the occurrence of many decline both physically, and psychologically. The decrease will make the elderly to cope against the decline that occurred to them. The purpose of this study was to explore in depth the forms of coping behaviors in elderly decreased motion and function. The methods used in this study is a direct interview to four elderly people in the village of Bantul DIY Guwosari. Results obtained in the study were generally elderly people who become subjects in the study had two problems: physical and psychological. First, the physical problems; stroke, pain radiating to the leg of the waist, often tingling in the feet and hands, high blood pressure, dizziness, disturbed sleep patterns, and cholesterol. The elderly coping behaviors undertaken to overcome the physical problems are; Planful problem solving, distancing, self-control, and Positive reappraisal. Second, psychological problems, namely; feel lonely and sad. The forms of coping that they did; Seeking social support, Escape-avoidance, and Positive reappraisal. Broadly speaking elderly coping behavior decreased motion and function can be classified into two forms; (1) Problem focused copying, with the form; Planfull problem solving, seeking social support, Positivereappraisal and (2) Emotion focused copying the shape; Distancing, self control, avoidance Escape.
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia Fatmawati, Veni; Yuliani, Emi; Wardani, Riska Risty
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v13i2.11936

Abstract

Latar Belakang : Lansia merupakan salah satu fase hidup yang akan dialami oleh setiap manusia meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan  fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat serta dapat menghindari jatuh agar kondisi lansia tidak semakin buruk. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental menggunakan desain penelitian pre test and post test one group design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dari posyandu lansia Dowangan, total responden sebanyak 11 orang diberikan perlakuan senam lansia selama 4 minggu dengan frekuensi 2 kali seminggu. Pengukuran resiko jatuh dilakukan dengan Time Up And Go Test (TUGT), hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan paired sample t-test Hasil : hasil penelitian uji paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas pada kelompok  p=0.000 (p 0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia. Keseimpulan : Ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia.
Pelatihan Masyarakat Lansia Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Dalam Rangka Penurunan Resiko Jatuh Ratna Ningrum, Tyas Sari; Fatmawati, Veni
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v2i2.70

Abstract

Pada lansia, terjadi penurunan anatomis dan fisiologis pada system organ pada tubuhnya. Penurunan fungsi system organ ini menyebabkan terjadinya penurunan keseimbangan dinamis sehingga meningkatkan resiko jatuh. Pada hasil dialog dengan kader di lokasi pengabdian, terdapat penurunan keseimbangan dinamis yang cukup drastic pada lansia di lingkungan tersebut, sehingga lansia mengeluhkan mudah terjatuh saat melakukan aktivitas keseharian. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi, maka resiko untuk terjadinya cedera pada lansia akan semakin besar. Tujuan penelitian ini yaitu ingin melakukan pemaparan pada pendahuluan, pengabdian masyarakat kali ini akan memberikan pengetahuan terkait dengan keseimbangan dinamis dan resiko jatuh, setelah itu lansia akan diberikan latihan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut. Metode pengabdian ini diawali dengan pemberian pemaparan materi dengan topik “mengenal penuaan dan efeknya terhadap keseimbangan dinamis dan resiko jatuh”, setelah itu diberikan pengukuran keseimbangan dinamis untuk mengetahui seberapa besar resiko jatuhnya lalu diberikan pelatihan tentang bagaimana cara meningkatkan keseimbangan dinamis. Pengabdian masyarakat ini meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang proses penuaan dan efek terhadap keseimbangan dinamis dan resiko jatuh. Sehingga  mengurangi resiko jatuh yang sedang dialami. Pemberian pemaparan materi dan latihan kepada lansia dapat mengingkatkan pengetahuan tentang keseimbangan dinamis dan menurunkan resiko jatuh pada lansia. 
PERBEDAAN PENGARUH SENAM PILATES DAN SENAM BODY LANGUAGE TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH MAHASISWI OVERWEIGHT DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA Veni Fatmawati; Syurrahmi Syurrahmi
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.439 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i2.19

Abstract

Berat badan merupakan ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbangdalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun. Berat badandiukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan kilogram. Dengan mengetahuiberat badan seseorang maka kita akan dapat memperkirakan tingkat kesehatanatau gizi seseorang. Overweight adalah berat badan yang melebihi normal. Yangdiukur menggunakan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruhsenam pilates dan senam body language terhadap penurunan persentase lemaktubuh mahasiswi overweight di Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Populasi dalampenelitian ini adalah mahasiswi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta yang mengalamikelebihan berat badan dan berusia 19-20 tahun. Sample penelitian ini adalah mahasiswai Stikes Aisyiyah Yogyakartayang kelebihan berat badan.Pengukuran dengan Caliper Skala. Adapunpengumpulan data menggunakan skala ordinal.Dengan pendekatan Quasiekperimental desain penelitian menggunakan pre-test and post-test groupdesign. Hasil pengujian pada anava 2 jalur diperoleh nilai F hitung pada kelompokusia sebesar 7.05. dengan nilai F hitung sebesar 4.11. Nilai Fhitung > Ftabelberarti ada perbedaan persentase lemak tubuh pada kelompok perlakauan aerobiclow impact, dengan kelompok perlakuan senam pilates. Berdasarkan uji anovadiperoleh nilai rata-rata penurunan persentase lemak tubuh pada kelompok senambody language sebesar 3.62 sedangkan pada kelompok senam pilates rata-ratapenurunan persentase lemak tubuh sebesar 2.86. Hal ini berarti kelompok senamsenam body language memiliki tingkat penurunan persentase lemak tubuh lebihbesar dibandingkan kelompok senam pilates.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN FUNGSIONAL PADA LANSIA YANG MENGALAMI OSTEOARTHRITIS KNEE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1 Veni Fatmawati
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jfrwhs.v5i1.127

Abstract

Proses penuaan ditandai dengan gejala perubahan fisiologis yang terjadi pada beberapa organ dan sistem. Perubahan yang terjadi menyebabkan perubahan serta penurunan fungsi tubuh untuk melakukan beraktivitas. Seiring dengan peningkatan jumlah lansia terjadi juga peningkatan jumlah dan tingkat kejadian penyakit kronis yang disebabkan oleh penurunan kemampuan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kelemahan pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi gangguan fungsional pada lansia yang mengalami Osteoarthritis Knee Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di posyandu wilayah kerja Gamping 1. Adapun sampel yang akan digunakan dari populasi tersebut adalah lansia yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: usia lebih dari 60 tahun, mengeluh nyeri lutut dan bersedia mengikuti program penelitian (menandatangani informed concent). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey analitik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir WOMAC yang terdiri dari 24 pertanyaan.Hasil; faktor faktor yang mempengaruhi lansia usia 60-70 tahun (38.6%), jenis kelamin yaitu perempuan(89.8%), IMT (obesitas 53.4%), pekerjaan pensiunan (67,0%) dan riwayat trauma (62.5%). kesimpulan: bahwa faktor faktor yang mempengaruhi gangguan fungsional pada lansia yang mengalami osteoarthritis knee di wilayah kerja puskesmas gamping 1 yaitu usia, jenis kelamin, IMT, pekerjaan dan riwayat trauma.
A IMT Berpengaruh Terhadap Gangguan Fungsional Pada Penderita Osteoarthritis Knee Di Ranting Aisyiyah Palbapang Barat, Bantul, Yogyakarta Veni Fatmawati
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jfrwhs.v5i2.143

Abstract

Osteoarthritis Knee merupakan penyakit tertinggi di Indonesia yang terjadi pada lansia serta berpengaruh terhadap fungsional tubuh. Salah satu yang mempengaruhi gerak pada sendi lutut yaitu indeks masa tubuh dimana lutut menjadi tumpuan tubuh, jika hal ini berualang ulang serta di alami oleh lansia maka kondisi sendi lutut akan iritasi dan terjadi peradangan mulai dari akut hingga kronis.Selain itu dipengaruhi oleh aktivitas yang merat dan terus menerus hal ini akan memperberat sendi dalam bergerak. Penambahan berat badan yang berlebih dapat mengakibatkan sendi lutut bekerja lebih keras dalam menopang berat tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap gangguan fungsional pada penderita Osteoarthritis Knee Di Ranting Aisyiyah Palbapang Barat, Bantul, Yogyakarta. Sampel pada penelitaian berjumlah 11 lansia, usia 45-74 tahun dengan gangguan OA lutut. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi experimental menggunakan desain penelitian pre test and post test one group design. Sebelum dan sesudah intervensi sampel diberikan perlakuan pengukuran menggunakan timbangan untuk melihat IMT responden.Hasil: berdasarkan jenis kelamin 11 lansia perempuan, berdasarkan usia 45-59 tahun sebesar 63.6% dan usia 60-74 tahun sebesar 36.4%. IMT normal sebesar 18.2%, Overweight 9.1% dan Obesitas 72.7%. Uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test , nilai p 0.000. Kesimpulan: IMT berpengaruh terhadap gangguan fungsional pada penderita Osteoarthritis Knee.
ANALISIS PERILAKU “SEXUAL INTERCOURSE” PADA LANSIA (Studi Kasus Pada Lansia Yang Mengalami Penurunan Gerak Dan Fungsi) Veni Fatmawati; Hilmi Zadah Faidlullah; M. Ali Imron
Jurnal Psikohumanika Vol 9 No 2 (2017): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.767 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v9i2.324

Abstract

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah 6 orang lansia yang berada di wilayah Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat disimpulkan bahwa seksual intercourse masih menjadi kebutuhan lansia, munculnya dorongan atau hasrat seksual pada lansia dipengaruhi kondisi fisik yang sehat, tidak dalam kondisi lelah, tidak stres, melihat adegan romantis dan ada nuansa pornografi, melihat pasangan yang tidak mengenakan pakaian, dan mendapatkan rangsangan dari pasangan berupa sentuhan-sentuhan diarea sensitif. Untuk mendapatkan kepuasan seksual, lansia melakukan dua hal, jika: Pasangan menolak melakukan seksual intercourse; lansia melakukan masturbasi, onani, sublimasi seperti: membaca buku, bercengkerama dengan cucu, dll. Pasangan menerima melakukan seksual intercourse. Lansia melakukan aktivitas seksual berupa: mencium kening, mencium pipi, mencium bibir, mencium leher, mencium dan meraba buah dada, mencium dan meraba kemaluan. Gaya Seksual Intercourse yang dilakukan oleh lansia: CAT (Coital Alignment Technique), misionaris, WOT (women on top), Side by side, doggy style, anjing kencing.
SELF ACCEPTANCE PADA REMAJA CEREBRAL PALSY Veni Fatmawati; Sujoko Sujoko
Jurnal Psikohumanika Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Psikohumanika
Publisher : Program Studi S1 Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.645 KB) | DOI: 10.31001/j.psi.v11i1.548

Abstract

Cerebral palsy merupakan salah satu bentuk ketidaknormalan yang cukup banyak terjadi dan dialami oleh para remaja. Ketidaknormalan secara fisik pada remaja ini secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi rasa penerimaan diri (self acceptance) pada mereka. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran penerimaan diri (self acceptance) pada remaja yang mengalami cerebral palsy. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara langsung, yaitu peneliti melakukan wawancara secara langsung remaja yang mengalami cerebral palsy.Berdasarkan pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa: 1) ketidaksempurnaan fisik akan mempengaruhi penerimaan diri pada remaja penderita cerebral palsy. 2) dukungan sosial dan kemampuan berpikir positif dapat membantu remaja cerebral palsy untuk dapat menerima kondisi fisiknya.
PERBEDAAN PENGARUH BRAINGYM DAN LATIHAN KINESTETIK TERHADAP PROPIOCEPTIVE PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TPA AL MUSTAQIM Veni Fatmawati; Siti Khotimah; Dika Rizki Imania
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.3, 2015
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.681 KB)

Abstract

The age of 4-6 years are the time for children to play so the best stimulationshould be implemented through games. They have not experienced the sensomotoricmaturation which affects concentration, posture, balance and daily behavior. It isnecessary to perform treatment as early as possible in the form of brain gym andkinesthetic exercises, which usually used both gross motoric skills and sensory. Thestudy aims to determine the effect of brain gym and kinesthetic exercises forproprioceptive in 4-6 years old children. The number of respondents of this study were48 children which were divided into 2 groups: group 1 with brain gym and group 2 withkinesthetic exercises. The treatment was routinely given 3 times a week for one month.The research method is a Quasi experimental research which was designed using preand post-test group design. Paired T test was the statistical test used for brain gym,Willcoxon test was used for kinesthetic exercises and Mann Whitney test was used fordifferent test influences. The results of the data analysis using paired T test shows thatthe p-value was 0.000 (p <0.05). This means that there is an influence of brain gym onproioseptive in 4-6 years old children at TPA Al Mustaqim. The data analysis test usingsig Wilcoxon rank test shows p-value of 0.000 (p <0.05), which means that there is aninfluence of kinesthetic exercises of proioseptive in 4-6 years old children at TPA AlMustaqim. The data analysis result using Mann Whitney Difference Test shows p valueof 0.787 (p> 0.05) which means that the difference in the effect of brain gym andkinesthetic exercises on propioceptive in 4-6 years old children at TPA Al Mustaqim. Itis suggested in 4-6 years old children are given braingym and kinesthetic exercises sothat propioceptive is increased and thus, the concentration, posture and balance of thechild is also improved.
Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia Veni Fatmawati; Emi Yuliani; Riska Risty Wardani
Jurnal Kesehatan Vol 13, No 2 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v13i2.11936

Abstract

Latar Belakang : Lansia merupakan salah satu fase hidup yang akan dialami oleh setiap manusia meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan  fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat serta dapat menghindari jatuh agar kondisi lansia tidak semakin buruk. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental menggunakan desain penelitian pre test and post test one group design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dari posyandu lansia Dowangan, total responden sebanyak 11 orang diberikan perlakuan senam lansia selama 4 minggu dengan frekuensi 2 kali seminggu. Pengukuran resiko jatuh dilakukan dengan Time Up And Go Test (TUGT), hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan paired sample t-test Hasil : hasil penelitian uji paired sample t-test diperoleh nilai probabilitas pada kelompok  p=0.000 (p0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia. Keseimpulan : Ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia.