Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peer Education with Smart Card Effects on the Stigma of HIV/AIDS among Non-HIV Inmates Anisah, Retno Lusmiati; Andriany, Megah; Sofro, Muchlis Achsan Udji; Piriyasart, Jitlada
Holistic Nursing and Health Science Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Master of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/hnhs.7.1.2024.30-39

Abstract

Inmates with HIV/acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) are often exposed to psychosocial problems due to stigma. Limited study proved effect of peer education with smart card on the stigma of HIV/AIDS among non-HIV inmates. The purpose of this study was to know the effects of peer education with smart card method on the stigma of HIV/AIDS among inmates. The study design was pre-experimental design. The sample was 94 male inmates without HIV taken using purposive sampling. The stigma was measured used the Visser Personal and Perceived Community Stigma questionnaire. Non-HIV prisoners was educated regarding using HIV/AIDS Smart Cards, Anti-HIV/AIDS Stigma and Discrimination Cards as well as involving a positive HIV for hand shaking role play. Data were analyzed using the Wilcoxon signed rank test. The results showed significant differences between the pre and post-test on personal and perceived community stigma. The findings recommend for correctional nurses to imply this intervention in preventing the stigma of HIV/AIDS and future studies to examine this intervention toward other outcomes such as discrimination in correctional settings.
Upaya Penyelesaian Masalah Gangguan Mobilitas Fisik pada Pasien Stroke Melalui Tindakan Teknik Latihan Penguatan Sendi Parmilah, Parmilah; Nafi’ah, Safira; Anisah, Retno Lusmiati
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.105

Abstract

Stroke merupakan salah satu penyakit yang memiliki dampak jangka panjang, karena gejala defisit neurologi tidak bisa seketika diatasi. Tanda-tanda stroke yang sering dijumpai adalah gangguan pergerakan yang disebabkan karena adanya defisit sensori yang menyebabkan kebas, kesemutan, kelemahan hingga kelumpuhan bagian tubuh. Kelemahan dan kelumpuhan anggota gerak dapat menyebabkan masalah gangguan mobilitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik penguatan sendi (latihan rentang gerak) dapat meningkatkan mobilitas fisik pada penderita stroke atau pasca stroke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada 2 orang pasca stroke di masyarakat Desa Jurang Kabupaten Temanggung. Pengambilan data menggunakan instrumen pengkajian stroke, pengkajian masalah gangguan mobilitas fisik dan instrumen tingkat mobilitas. Penelitian ini membuktikan bahwa latihan rentang gerak dapat menyelesaikan masalah gangguan mobilitas fisik pada pasien pasca stroke dengan peningkatan mobilitas fisik dari sedang (skala 3) ke meningkat (skala 5). Simpulan dari penelitian ini adalah latihan penguatan sendi melalui latihan rentang gerak berpengaruh dalam meningkatkan mobilitas fisik penderita pasca stroke yang ditandai dengan meningkatnya pergerakan ekstremitas, kekuatan otot dan rentang gerak pada penderita stroke.
Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Jahe Untuk Menurunkan Nyeri Akut Pada Lansia Penderita Hipertensi Indira Zulkarnain, Fahdina Nia; Anisah, Retno Lusmiati; Parmilah, Parmilah
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.163

Abstract

AbstrakHipertensi adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas tingkat normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Prevalensi global hipertensi tahun 2019 adalah mencapai 34,1%, meningkat dari 25,8% pada seorang dewasa (30-79 tahun). Dampak hipertensi adalah palpitasi, kelelahan, ansietas, tremor otot, nyeri kepala, epistaksis pandangan kabur atau ganda, sulit tidur, dan nyeri akut. Salah satu penyebab nyeri akut adalah tekanan darah meningkat. Salah satu tindakan non-farmakologis yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri yang berfokus pada terapi rendam kaki dengan air hangat jahe. Jahe merah mengandung berbagai komponen seperti lemak, protein, zat pati, oleoresin (gingerol), dan minyak atsiri, bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memberikan efek relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Tujuan penelitian untuk memberikan gambaran tentang efektivitas terapi rendam kaki dengan air hangat jahe untuk menurunkan nyeri akut pada lansia penderita hipertensi.Metode penelitian ini menggunakan studi kasus. Hasil penelitian kedua responden setelah diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat jahe selama 7 hari, mengalami mengalami penurunan tekanan darah penurunan tingkat nyeri. Responden 1 dari tekanan darah 146/98 mmHg dengan skala nyeri 5 menjadi 125/85 mmHg dengan skala nyeri 2 sedangkan responden 2 dari tekanan darah dan 158/110 mmHg dengan skala nyeri 6 menjadi 112/85 mmHg dengan skala nyeri. Kesimpulannya, pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat jahe efektif untuk menurunkan nyeri akut pada lansia penderita hipertensi. Kata Kunci : Hipertensi; Lansia; Nyeri Akut; Rendam Kaki Air Hangat Jahe AbstractHypertension is a condition where a person experiences an increase in blood pressure above normal levels, namely exceeding 140/90 mmHg. The global prevalence of hypertension in 2019 was 34.1%, an increase from 25.8% in adults (30-79 years). The effects of hypertension are palpitations, fatigue, anxiety, muscle tremors, headaches, blurred or double vision epistaxis, difficulty sleeping, and acute pain. One of the causes of acute pain is increased blood pressure. One non-pharmacological action that can be taken is pain management which focuses on foot soak therapy with warm ginger water. Red ginger contains various components such as fat, protein, starch, oleoresin (gingerol), and essential oils, which are useful for lowering blood pressure and providing a relaxing effect so that it can reduce pain. The aim of the research is to provide an overview of the effectiveness of foot soak therapy with warm ginger water to reduce acute pain in elderly people with hypertension.This research method uses a case study. The research results of the two respondents, after being given foot soak therapy with warm ginger water for 7 days, experienced a decrease in blood pressure and a decrease in pain levels. Respondent 1 from blood pressure 146/98 mmHg with a pain scale of 5 to 125/85 mmHg with a pain scale of 2 while respondent 2 from blood pressure and 158/110 mmHg with a pain scale of 6 to 112/85 mmHg with a pain scale.In conclusion, providing foot soak therapy with warm ginger water is effective in reducing acute pain in elderly people with hypertension. Keyword : Hypertension; Elderly; Acute Pain; Ginger Warm Water Foot Soak Therapy
Model intervensi partisipatif berbasis masyarakat (CBPI) dalam pendampingan kader kesehatan jiwa Kurniawati, Ratna; Anisah, Retno Lusmiati; Yuliastuti, Anie
Penamas: Journal of Community Service Vol. 5 No. 3 (2025): Penamas: Journal of Community Service
Publisher : Nur Science Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53088/penamas.v5i3.2252

Abstract

Strengthening the capacity of mental health cadres is a crucial strategy in community-based health services. This community service program aims to implement a Community-Based Participatory Intervention (CBPI) approach to assist cadres in improving their literacy, skills, and active role in mental health services. Activities were conducted in Ngemplak Hamlet, encompassing problem identification, cadre training, community education, and participatory evaluation. Results demonstrated increased cadre knowledge and community engagement on mental health issues. CBPI has proven to be an effective, participatory, and sustainable approach. The activities were carried out for 7 months from January to July 2025. The CBPI method has proven effective in increasing knowledge, encouraging behavioral change, and strengthening rural community resources in addressing mental health issues. In conclusion, cadre readiness to provide support has increased, the number of people concerned with mental health issues has expanded and become more active, coordination between cadres has begun to develop, and direct interventions by cadres with ODGJ patients have been well-implemented, such as home visits, referrals, and social outreach.