Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Relationship between Lifestyle and Hypertension Cases at UPT Cibiru Public Health Center Bandung City Sutriyawan, Agung; Apriyani, Reni; Miranda, Tenike Gita
Disease Prevention and Public Health Journal Vol 15, No 1 (2021): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v15i1.2456

Abstract

Background: Hypertension is one of the non-communicable diseases which is the main cause of death in Indonesia (25.8%). Hypertension is also often called a silent killer because most of the hypertension cases do not cause symptoms. Hypertension is closely related to behavior and lifestyle. Hypertension control is done with behavioral changes, such as conducting adequate physical activity, healthy diet with dietary and quitting smoking. This research aims to determine the relationship between lifestyle, which includes physical activity, diet, and smoking behavior, and hypertension cases. Method: This study used quantitative analytic method with cross sectional research design. The population in this study was all patients who visited and were treated at the public clinic as recorded in the registration report at Cibiru Community Health Center (Puskesmas) in June 2019. The samples were 74 respondents, taken by using purposive sampling technique. The data were analyzed by using the chi square test. Results: The results showed that the lifestyles associated with the hypertension cases were physical activity (p value = 0.022) and smoking behavior (p value = 0.003). Meanwhile, the diet was not related to the incidence of hypertension (p value = 0.326). Conclusion: Based on the research result, it can be concluded that physical activity and smoking behavior were proven to be associated with hypertension, while the diet was not proven related to hypertension. It is suggested that the community health center should maximize the NCD Integrated Guidance Post (Posbindu-PTM) and conduct counseling on the importance of physical activities and the danger of smoking in order to improve the health efforts in the work area of Puskesmas Cibiru.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MEMAKAI MASKER, MENCUCI TANGAN DAN MENJAGA JARAK SEBAGAI PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 Sutriyawan, Agung; Akbar, Hairil; Anri, Anri; Lolan, Yosef Pandai; Miranda, Tenike Gita
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 18 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v18i1.24585

Abstract

Kota Bandung termasuk kedalam potensi penularan dan risiko penularan kedalam kategori sedang dengan jumlah kasus terbanyak ke-3 di seluruh Jawa Barat. Upa ya yang dilakukan untuk menekan penyeran kasus COVID-19 dengan penerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak serta menghindari kerumunan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 Di Kota Bandung. Penelitian ini adalah studi cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan Snowball, kuesioner online semi-terstruktur dikembangkan menggunakan formulir google. Peserta dalam penelitian adalah mereka memiliki akun media sosial dan memiliki akses ke Internet. Analisis data menggunakan uji chi-square nilai signifikansi sebesar 5% (0,05). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden patuh memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (63,4%). Faktor yang berperngaruh adalah pengetahuan (0,000), sikap (0,000), motivasi (0,004), peran tokoh masyarakat (0,040), dan ketersediaan tempat cuci tangan (0,030). Sedangkan variabel mempunyai masker dan tanda jaga jarak tidak dapat dibuktikan. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan menggunakan metode longitudinal untuk meneliti variabel mempunyai maskar, tersedianya tempat cuci tangan, serta tanda jaga jarak terhadap kepatuhan masyarakat dalam melaksanakannya guna untuk mencegah penularan COVID-19.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELITUS (DM) TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS KOTA BENGKULU Miranda, Tenike Gita; Sari, Lezi Yovita
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v15i2.331

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Diabetes Melitus (DM) atau yang umunya dikenal penyakit kencing manis adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Kencing manis atau DM disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Ada 2 tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe 2 yaitu diabetes yang didapat setelah dewasa (Kemenkes RI, 2013).Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan desain kasus kontrol (case control study) yaitu untuk mengetahui apakah satu atau lebih faktor merupakan faktor risiko dari satu situasi masalah. Dalam hal ini faktor yang dapat dioperasionalkan menjadi variable independen dan situasi masalah dioperasionalkan menjadi variabel dependen (Buchari Lapau, 2015). Dalam menilai hubungan paparan penyakit dengan membandingkan kelompok kasus dengan kelompok control berdasarkan status paparannya (Bhisma Murti, 2003).Hasil : Variabel yang berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 adalah umur (p=0,019), riwayat keluarga (p=0,007), IMT (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,000), pola makan tinggi gula (p=0,000) dan pola makan rendah serat (p=0,018).  Variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 adalah jenis kelamin, obesitas sentral dan merokok.  Variabel dominan berhubungan dengan kejadian DM tipe 2 adalah aktivitas fisik (OR= 4.367), orang yang aktivias fisiknya kurang berpeluang 4,3 kali menderita DM tipe 2 dari pada orang yang aktivitas fisiknya cukup setelah di kontrol variabel umur, IMT, pola makan tinggi gula dan riwayat keluarga.Simpulan: Disarankan untuk melakukan promosi kesehatan tentang penyakit DM tipe 2, dan beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit DM tipe 2 seperti melakukan aktivitas fisik yang cukup, menjaga berat badan dan mengurangi konsumsi gula berlebih. Disarankan juga, agar melalukan pemeriksaan gula pada pasien yang berumur > 40 tahun.Kata Kunci: Diabetes, Obesitas, Merokok, Aktivitas Fisik  ABSTRACTBackground: Diabetes Mellitus (DM) or commonly known as diabetes mellitus is a metabolic disease that is a set of symptoms that arise in a person due to an increase in blood glucose levels above normal values. Sinusitis or DM is caused by impaired glucose metabolism due to insulin deficiency both in absolute and relative terms. There are 2 types of diabetes mellitus, namely diabetes type I/juvenile diabetes, which is diabetes that is generally acquired since childhood and type 2 diabetes, which is diabetes acquired after adulthood (Kemenkes RI, 2013).Methods: The type of research used is an observational analytic study with a case control study that is to determine whether one or more factors are risk factors of a problem situation. In this case the operable factor becomes an independent variable and the problem situation is operationalized into a dependent variable (Buchari Lapau, 2015). In assessing the relationship of disease exposure by comparing case groups with control groups based on exposure status (Bhisma Murti, 2003).Results: Variables associated with type 2 DM incidence were age (p=0.019), family history (p=0.007), BMI (p=0.000), physical activity (p=0.000), high-sugar diet (p=0.000) and low-fiber diet (p=0.018). Variables unrelated to the incidence of type 2 DM were gender, central obesity and smoking. The dominant variable associated with the incidence of type 2 DM was physical activity (OR = 4,367), people whose physical activity was less than 4.3 times more likely to suffer from type 2 DM than people whose physical activity was sufficient after controlling for variables such as age, BMI, high-sugar diet and family history. Conclusion: It is recommended to carry out health promotion about type 2 DM disease, and some risk factors associated with type 2 DM disease such as doing enough physical activity, maintaining weight and reducing excess sugar consumption. It is also recommended that a sugar test be performed in patients > 40 years of age.Keywords: Diabetes, Obesity, Smoking, Physical Activity
HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK JANTUNG DI RSUD HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU TAHUN 2023 Dewi, Devi Cynthia; Miranda, Tenike Gita
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 3 No 1 (2023): Pemeriksaan Laboratorium Medis
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.v3i1.407

Abstract

Resiko PJK lebih meningkat 8 kali pada penderita hipertensi yang di sertai faktor resiko (kolesterol, merokok, stress dan lain-lain).Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang ≥ 140/90 mmHg. Kira-kira 90-95 % orang yang menderita hipertensi dikatakan menderita hipertensi primer. Hipertensi merupakan faktor predisposisi yang kuat dan independen terhadap morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dengan hipertensi pada pasien poliklinik jantung di RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu tahun 2023”. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan berjumlah 45 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 95 % pasien memiliki kadar kolesterol total tidak normal dan dengan hipertensi. Serta 22,1 % pasien memiliki kadar kolesterol total normal dan dengan hipertensi. Uji statistic chi-square menunjukkan ada hubungan antara kadar kolesterol total dengan hipertensi pada pasien poliklinik jantung di RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu tahun 2023 (p 0,000 ≤ 0,05). Rumah sakit hendaknya meningkatkan pelayanan berupa penyuluhan tentang hipertensi yang diakibatkan oleh peningkatan kadar kolesterol total pada pasien poliklinik jantung, sehingga peningkatan kadar kolesterol total yang dapat meningkatkan tekanan darah dapat segera dikontrol.