Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MEMAKAI MASKER, MENCUCI TANGAN DAN MENJAGA JARAK SEBAGAI PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 Sutriyawan, Agung; Akbar, Hairil; Anri, Anri; Lolan, Yosef Pandai; Miranda, Tenike Gita
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 18 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v18i1.24585

Abstract

Kota Bandung termasuk kedalam potensi penularan dan risiko penularan kedalam kategori sedang dengan jumlah kasus terbanyak ke-3 di seluruh Jawa Barat. Upa ya yang dilakukan untuk menekan penyeran kasus COVID-19 dengan penerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak serta menghindari kerumunan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 Di Kota Bandung. Penelitian ini adalah studi cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan Snowball, kuesioner online semi-terstruktur dikembangkan menggunakan formulir google. Peserta dalam penelitian adalah mereka memiliki akun media sosial dan memiliki akses ke Internet. Analisis data menggunakan uji chi-square nilai signifikansi sebesar 5% (0,05). Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden patuh memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (63,4%). Faktor yang berperngaruh adalah pengetahuan (0,000), sikap (0,000), motivasi (0,004), peran tokoh masyarakat (0,040), dan ketersediaan tempat cuci tangan (0,030). Sedangkan variabel mempunyai masker dan tanda jaga jarak tidak dapat dibuktikan. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan menggunakan metode longitudinal untuk meneliti variabel mempunyai maskar, tersedianya tempat cuci tangan, serta tanda jaga jarak terhadap kepatuhan masyarakat dalam melaksanakannya guna untuk mencegah penularan COVID-19.
Pengolahan Limbah Ampas Kacang Hijau menjadi Puding Maulana, Angga Prasetya; Anri, Anri
JASATHP: Jurnal Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Vol 4 No 1 (2024): Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jasathp.v4i1.1477

Abstract

Kacang hijau adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sering digunakan dalam berbagai hidangan di Indonesia. Kacang hijau memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lembut, sehingga sering digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan penutup seperti bubur kacang hijau atau kolak. Selain itu, kacang hijau juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian kacang hijau, cara mengolahnya, serta manfaat yang dapat diperoleh dari mengonsumsi kacang hijau. Mengonsumsi kacang hijau secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satu manfaatnya adalah membantu menjaga kesehatan pencernaan. Kacang hijau mengandung serat yang tinggi, sehingga dapat membantu melancarkan proses pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, kacang hijau juga mengandung antioksidan yang dapat melawan radikal bebas dalam tubuh, sehingga dapat membantu mencegah penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung. Puding adalah makanan selingan setelah makanan utama yang sudah umum dikenal dan dikonsumsi masyarakat. Puding dibuat dari tepung puding instan yang terdiri dari bahan-bahan kering seperti susu bubuk, coklat bubuk, dan bahan pengental (pembentuk gel) yang dicampur homogen. Produksi tepung puding instan, pemilihan bahan pengental atau hidrokoloid sangat mempertimbangkan sifat-sifat koloidnya, karena sifat koloid mempengaruhi sifat tekstur, rasa, serta bentuk puding yang dihasilkan. Ampas kacang hijau yang merupakan hasil samping pengolahan minuman sari kacang hijau dapat dimanfaatkan menjadi makanan selingan bagi pasien diet khusus berupa roti kacang hijau goreng, roll cake kukus kacang hijau dan lapis kukus kacang hijau.
Analisis Pelaksanaan Take Over Pembiayaan Nasabah Pensiunan Anri, Anri
Expensive: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/exclusive.v2i2.4462

Abstract

This study aims to analyze the implementation of take over financing for retired customers to know how to implement the Take Over financing for retired customers at PT. Indonesian Islamic Bank KCP Abdulah bin Nuh Cianjur. This type of research uses descriptive qualitative with data collection techniques using participatory observation methods, interviews, documentation studies, triangulation, secondary data, and primary data. Based on the results of the discussion it can be concluded that the implementation of retirement take over financing is the submission of customers, requests for take over, approval of take over, disbursement of requests and contracts, collateral collection, and monitoring..
HUBUNGAN RIWAYAT KELUARGA DAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI AKMAL, DZUL; RAHMAWATI, RAHMAWATI; SETIANTO, RONY; DEWI, BELINDA ARBITYA; ANRI, ANRI
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Permasalahan hipertensi ini menjadi tantangan kesehatan hampir diseluruh dunia. Penyakit hipertensi menjadi salah satu penyakit yang terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan riwayat hipertensi dan merokok dengan kejadian hipertensi Metode: Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat usia produktif yaitu antara 15-60 tahun. Sampel diambil secara accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistic yang digunakan adalah uji chi square. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi (p=0,042). Ada hubungan yang signifikan antara merokok dengan kejadian hipertensi (p=0,003). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah adanya orang yang memiliki riwayat hipertensi berpeluang 2,9 kali lebih besar menderita hipertensi. Orang yang merokok berpeluang 4,8 kali lebih besar menderita hipertensi. Sehingga perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat yang memiliki riwayat hipertensi untuk lebih memperhatikan gaya hidup agar dapat terhindar dari penyakit hipertensi.
Penggunaan calcium alginate dressing terhadap penyembuhan luka dm: Case report Suprapti, Tuti; Muslim, Dede Nur Aziz; Anri, Anri
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 4 No 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v4i2.479

Abstract

Background: The use of calcium alginate dressing in the wound healing process in diabetes mellitus (DM) plays an important role as a wound dressing material that can help speed up the healing process. Calcium alginate functions to absorb exudate from wounds, create a moist environment that supports tissue regeneration, and prevents infection. This material is also able to stimulate the hemostasis process and reduce swelling, which is very beneficial for DM sufferers who often experience problems healing wounds due to disorders of blood circulation and the immune system. Purpose: To find out the healing process in DM wounds with the wound care method using Calcium Alginate Dressing with the aim of speeding up the wound healing process in DM Patients. Method: Pre-experiment method without control one group pre-test post-test design. The population of this study were DM patients with diabetic wounds and samples were taken using purposive sampling so that the total sample was 3 people. The research instrument used was the Bates-Jensen wound assessment tool (BWAT) with assessment criteria for a minimum BWAT severity score of 13-20, BWAT mild severity score of 21-30, BWAT moderate severity score of 31-40, BWAT Critical severity score of 41-60. The data analysis used in this research is descriptive analysis. Results: There was a change in the acceleration of the wound healing process from a critical severity score of 41-50 to a moderate severity score. The principle of wound care by creating a moist wound healing environment or keeping the wound environment always moist (not wet or dry) is in line with the modern principle of moisture balance dressing, namely selecting the type of dressing with a moist method to increase fibrinolysis, reduce infection, stimulate the formation of active cells and angiogenesis. Conclusion: There are significant changes in the wound healing process in DM patients.Suggestion: Further research is still needed to explore the optimal duration of calcium alginate use and further evaluate its effectiveness in various types of diabetic wounds.   Keywords: Calcium Alginate; DM Patient; Wound Healing Process   Pendahuluan: Penggunaan kalsium alginat Dressing dalam proses penyembuhan luka pada diabetes melitus (DM) berperan penting sebagai bahan pembalut luka yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Kalsium alginat berfungsi untuk menyerap eksudat dari luka, menciptakan lingkungan lembap yang mendukung regenerasi jaringan, serta mencegah infeksi. Material ini juga mampu merangsang proses hemostasis dan mengurangi pembengkakan, yang sangat bermanfaat bagi penderita DM yang sering mengalami masalah dalam penyembuhan luka akibat gangguan peredaran darah dan sistem imun. Tujuan: Untuk mengetahui proses penyembuhan pada luka DM dengan metode perawatan luka menggunakan balutan Calcium Alginate Dressing dengan tujuan untuk mempercepat proses penyembuhan Luka Pada Pasien DM. Metode: Metode pre-eksperimen tanpa control one group pre-test post-test design. Populasi penelitian ini adalah pasien DM dengan luka diabetik dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga jumlah sampel sebanyak 3 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat penilaian luka bates-jensen (BWAT) dengan kriteria penilaian skor keparahan minimal BWAT 13-20, skor keparahan ringan BWAT 21-30, skor keparahan sedang l BWAT 31-40, skor keparahan Kritis BWAT 41- 60. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Deskriptif. Hasil: Adanya perubahan percepatan proses penyembuhan luka dari skor keparahan kritis 41-50 menjadi skor keparahan sedang. Prinsip perawatan luka dengan menciptakan lingkungan moist wound healing atau menjaga supaya lingkungan luka selalu dalam keadaan lembab (tidak basah atau kering) sejalan dengan prinsip modern dressing moisture balance yaitu pemilihan jenis balutan (dressing) dengan metode moist untuk meningkatkan fibrinolisis, mengurangi infeksi, menstimulasi pembentukan sel aktif dan angiogenesis. Simpulan: Ada perubahan yang signifikan dalam proses penyembuhan luka pada pasien DM. Saran: Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengeksplorasi durasi optimal penggunaan kalsium alginat dan evaluasi lebih lanjut terhadap efektivitasnya pada berbagai jenis luka diabetik.   Kata Kunci: Calcium Alginate; Pasien DM; Proses Penyembuhan Luka
Prediction of pulmonary tuberculosis incidence based on epidemiological triad as a preventive measure Sutriyawan, Agung; Anri, Anri; Imbar, Andri W. J.; Natsir, Ramdhani M.; Pangeran, Paryany; Akbar, Hairil
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 12, No 3: September 2023
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v12i3.22792

Abstract

The decline in the incidence of tuberculosis to date still looks very slow, although some efforts have been made to improve case identification and treatment adherence. This study aimed to assess the factors associated with the incidence of pulmonary tuberculosis. The research design for this study was observational analytical with a cross-sectional design. A total of 830 people suspected of tuberculosis, aged over 15 years, and not drug-resistant were selected by simple random sampling. Overall, 59.9% of people are infected with pulmonary tuberculosis. There was a significant association between age (p=0.002) (OR=1.69; 95% CI: 1.22, 2.35), smoking behavior (p=0.000) (OR=2.3; 95% CI: 1.67, 3.30), temperature (p=0.000) (OR=4.2; 95% CI: 2.84, 6.47), humidity (p=0.000) (OR=6.7; 95% CI: 4.69, 9.77), lighting (p=0.000) (OR=4.174; 95% CI: 2.94, 5.92) and incidence of pulmonary tuberculosis. The study showed that tuberculosis was more common among productive age and smokers living in homes with unqualified temperature, humidity, and lighting. Room humidity is the most associated factor with the incidence of pulmonary tuberculosis. Therefore, education on the importance of paying attention to the physical environment of the house to avoid pulmonary tuberculosis is highly recommended.
Peningkatan kemampuan kader dalam perawatan luka dan kegawatdaruratan pada ibu pasca melahirkan Marlina, Yani; Anri, Anri; Megawati, Sri Wulan; Situmorang, Roganda; Lengga, Vivop Marti
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 5 (2025): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i5.602

Abstract

Background: Postpartum mothers often face problems such as perineal wounds, surgery, and conditions that need to be watched out for. Lack of knowledge about wound care and emergency risks can lead to serious complications that affect maternal health and infant care. Health cadres have an important role in disseminating health information, but are often under-trained in providing appropriate education and support to postpartum mothers. This hinders the dissemination of accurate information, which can lead to inappropriate wound and emergency care, risking postpartum hemorrhage, infection, and embolism. Purpose: To improve the knowledge and skills of health cadres (Posyandu cadres) in providing education on wound care and emergency care for postpartum mothers to reduce the risk of complications. Method: The activity was carried out on November 15, 2024 in Cileunyi Wetan Village, Bandung Regency, attended by 32 cadres. The methods used included lectures, questions and answers, and demonstrations with ppt, leaflet, and video media. Results: Shows that the majority of cadres, 84.4%, managed to achieve a good category after participating in education. The increase from 59.4% before education to 84.4% after receiving education reflects the success of the program in improving cadre competence, educational activities ran smoothly, effectively and conducively. Participants were able to answer questions correctly. It is hoped that cadres who have participated in this activity can pass on information to the wider community, especially postpartum mothers. Conclusion: Community service activities by providing direct education are very effective and have a significant influence on increasing the knowledge, abilities, skills, and self-confidence of posyandu cadre mothers regarding wound care and emergency handling for postpartum mothers. Keywords: Emergency; Health education; Postpartum mothers; Wound care Pendahuluan: Ibu pasca melahirkan sering menghadapi masalah seperti luka perineum, bedah, dan kondisi yang perlu diwaspadai. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka dan risiko kegawatdaruratan dapat mengakibatkan komplikasi serius yang mempengaruhi kesehatan ibu dan perawatan bayi. Kader kesehatan memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi kesehatan, namun seringkali kurang terlatih dalam memberikan edukasi dan dukungan yang tepat kepada ibu pasca melahirkan. Hal ini menghambat penyebaran informasi akurat, yang dapat menyebabkan penanganan luka dan kegawatdaruratan yang kurang tepat, berisiko menimbulkan perdarahan postpartum, infeksi, dan emboli.   Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan (kader Posyandu) dalam memberikan edukasi perawatan luka dan penanganan kegawatdaruratan pada ibu pasca melahirkan untuk mengurangi resiko komplikasi. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada 15 November 2024 di Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, dihadiri oleh 32 kader. Metode yang digunakan meliputi ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi dengan media ppt, leaflet, dan video. Hasil: Menunjukkan mayoritas kader sebesar 84.4% berhasil mencapai kategori baik setelah mengikuti edukasi. Peningkatan dari sebesar 59.4%% pada sebelum edukasi menjadi sebesar 84.4% pada sesudah mendapatkan edukasi mencerminkan keberhasilan program dalam meningkatkan kompetensi kader, kegiatan edukasi berjalan lancar, efektif dan kondusif. Peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Diharapkan kader yang telah mengikuti kegiatan ini dapat meneruskan informasi kepada masyarakat luas, khususnya ibu pasca melahirkan. Simpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat dengan pemberian edukasi langsung sangat efektif dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan kepercayaan diri ibu kader posyandu mengenai perawatan luka dan penanganan kegawatdaruratan pada ibu pasca melahirkan.
Gambaran Gambaran pengetahuan pasien TB paru tentang pentingnya pengobatan tuntas diwilayah kerja Puskesmas Cibiru: Pentingnya Pengobatan Tuntas pada Psien TB Darajat, Agus Miraj; Yosinta, Yossy; Anri, Anri; Muslim, Dede Nur Aziz; Pratama, Angga satria
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.262

Abstract

Background: Tuberculosis is a major health problem in the world. The number of tuberculosis cases in 2020 has reached 845,000 confirmed cases worldwide and 98,000 deaths due to tuberculosis. From June to December 2021, data for patients with confirmed pulmonary TB in the working area of the Cibiru Health Center reached 256 cases, and was the area with the highest positive cases reaching 32 cases with patients confirmed positive for pulmonary TB. Purpose: To describe the knowledge of pulmonary TB patients about the importance of complete treatment in the working area of the Cibiru Health Center. Method: This type of research uses total sampling with the number of samples used are 32 people from the total population. Data collection used a questionnaire which totaled 18 questions offline using paper which was distributed to each pulmonary TB patient. Results: Knowledge of the importance of complete treatment in the sense that most (56.3 percent) have less understanding. Knowledge The importance of complete treatment in treatment goals most (59.4 percent) have less treatment goals. Knowledge The importance of complete treatment in the principle of treatment half of the respondents (59.4 percent) had the principle of sufficient treatment. Knowledge The importance of complete treatment in treatment outcomes almost half (34.4 percent) had good treatment outcomes. Knowledge The importance of complete treatment in treatment failure almost half (59.4 percent) had less treatment failure. Conclusion: Most of the respondents had sufficient knowledge of pulmonary TB patients. Suggestion: It is hoped that the Cibiru Health Center can provide support to the community in providing health education as a means and infrastructure to add insight into the importance of complete treatment of pulmonary TB.   Pendahuluan: Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Jumlah kasus tuberculosis pada tahun 2020 mencapai 845.000 kasus terkonfirmasi diseluruh dunia dan 98.000 kasus kematian karena tuberculosis. Sejak Juni hingga Desember 2021 data pasien terkonfirmasi TB Paru diwilayah kerja Puskesmas Cibiru mencapai 256 kasus, dan merupakan wilayah dengan kasus positif tertinggi mencapai 32 kasus dengan pasien terkonfirmasi positif TB Paru. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien TB Paru tentang pentingnya pengobatan tuntas diwilayah kerja Puskesmas Cibiru. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 32 orang dari total populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berjumlah 18 pertanyaan secara offline menggunakan kertas yang disebar ke setiap pasien TB Paru. Hasil: Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam pengertian sebagian besar (56,3 persen) memiliki pengertian kurang. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam tujuan pengobatan sebagian besar (59,4 persen) memiliki tujuan pengobatan kurang. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam prinsip pengobatan setengah rsponden (59,4 persen) memiliki prinsip pengobatan cukup. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam hasil pengobatan hampir setengah (34,4 persen) memiliki hasil pengobatan baik. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam kegagalan pengobatan hampir setengahnya (59,4 persen) memiliki kegagalan pengobatan kurang. Simpulan: Sebagian besar responden sudah cukup dalam pengetahuan pasien TB Paru. Saran: Diharapkan bagi Puskesmas Cibiru dapat memberikan dukungan kepada masyarakat dalam menyediakan penyuluhan kesehatan sebagai sarana dan prasarana dalam menambah wawasan dalam pentingnya pengobatan tuntas TB Paru.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Stigma Kesehatan Anak dan Dampak Stunting melalui Pendidikan Kesehatan di Desa Sirnajaya, Garut, Jawa Barat Novianti, Wini; Fransiska , Denni; Nurlianawati, Lia; Indarna, Asep Aep; Anri, Anri
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2024): JIPPM - Desember 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.706

Abstract

Stigma terkait kesehatan anak, terutama pada kasus stunting, dapat berupa anggapan bahwa stunting adalah hasil dari keturunan, serta kurangnya perhatian orang tua. Pendidikan kesehatan ber-peran dalam mengurangi stigma masyarakat terkait kesehatan anak, khususnya stunting, di Desa Sirnajaya, Garut. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari aparat desa dan orang tua. Evaluasi dilakukan melalui pengisian kuesioner sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta mengenai stunting setelah mengikuti program. Sebelum kegiatan, 60% peserta memiliki pemahaman rendah tentang stunting, se-dangkan setelah kegiatan, 40% peserta mencapai pemahaman yang baik. Pendekatan edukasi berbasis komunitas dengan materi visual yang disampaikan melalui proyektor dan leaflet terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta. Hasil dari kegiatan ini menunjukan bahwa pendidikan kesehatan berbasis komunitas dapat meningkatkan literasi kesehatan secara signifikan. Namun, masih terdapat 20% peserta dengan pemahaman rendah, yang menunjukkan perlunya program lanjutan untuk menga-tasi hambatan dalam pemahaman peserta. Secara keseluruhan, program ini menunjukkan potensi besar dalam mengurangi stigma dan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat terkait kesehatan anak. Masyarakat Desa Sirnajaya Garut juga meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan, serta berencana menambahkan program kesehatan di wilayah desa.
A Quasi-Experimental Study on Lifestyle Education and Peripheral Circulation in Type 2 Diabetes Patients Rahayu, Sri Mulyati; Suprapti, Tuti; Anri, Anri
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 11 No. 3 (2025): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v11i3.903

Abstract

Background: Type 2 diabetes mellitus (DM) poses a high risk for macrovascular complications such as Peripheral Arterial Disease (PAD). The Ankle Brachial Index (ABI) is a non-invasive, reliable screening tool for early detection of PAD. Lifestyle factors, particularly physical activity and dietary adherence, play a crucial role in maintaining vascular health. However, structured educational interventions integrating these aspects with ABI assessment remain limited. Objective: This study aimed to determine the effect of physical activity education and dietary compliance on ABI values in patients with type 2 diabetes mellitus. Methods: A quasi-experimental one-group pretest-posttest design was employed. Thirty type 2 DM patients from Riung Bandung Community Health Center and Bandung City Hospital participated in a 7-day structured educational intervention focusing on physical activity and diet. Data collection included a modified version of the Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) questionnaire and ABI measurements. Statistical analyses used Wilcoxon signed-rank test and Spearman correlation. Results: Post-intervention, participants showed improved dietary adherence (fruit/vegetable consumption increased from 3.2 to 4.9 days/week) and physical activity (specific exercise increased from 3.1 to 4.7 days/week). The mean ABI value increased from 0.94 to 1.02, with 80% of participants experiencing ABI improvement. There was a significant positive correlation between improved physical activity and dietary adherence with increased ABI values (p < 0.05). Conclusion: A 7-day structured educational intervention effectively improved physical activity and dietary compliance, leading to better vascular function as indicated by ABI improvement. This approach is promising for community-based prevention of vascular complications in type 2 DM patients