Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi adaptasi dosen Universitas Madako Tolitoli dalam mencapai work-life balance (WLB) di tengah tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang multifaset. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data utama dari dosen lintas fakultas dan jenjang karier, serta didukung analisis dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa WLB dosen sangat bergantung pada agensi dan strategi proaktif individu. Tiga tema utama strategi adaptasi yang teridentifikasi dari penelitian ini meliputi: (1) Manajemen waktu dan prioritas adaptif, di mana dosen secara fleksibel mengatur jadwal harian dan mingguan mereka, termasuk alokasi blok waktu khusus untuk riset dan keluarga, serta menerapkan batasan yang tegas antara ranah kerja dan personal. (2) Pencarian dan pemanfaatan dukungan sosial, baik dari rekan kerja melalui sistem dukungan sejawat informal maupun dari keluarga (terutama pasangan), yang terbukti krusial dalam menyeimbangkan tuntutan profesional dan domestik. (3) Pengembangan resiliensi dan penetapan batasan pribadi, di mana dosen belajar untuk mengelola tekanan kerja secara efektif, berani mengatakan "tidak" pada beban berlebih, dan memahami WLB sebagai proses berkelanjutan yang membutuhkan penyesuaian pola pikir. Meskipun kebijakan WLB formal mungkin belum komprehensif di Universitas Madako Tolitoli, penelitian ini menyoroti bahwa fleksibilitas informal dan pemahaman dari atasan langsung turut berperan sebagai faktor pendukung adaptasi individu. Hal ini mengindikasikan signifikansi budaya organisasi yang suportif. Secara keseluruhan, penelitian ini memperkaya literatur WLB dengan perspektif mikro yang mendalam, menekankan bahwa keseimbangan kerja-hidup sangat bergantung pada inisiatif pribadi dan dukungan sosial, di samping kebijakan institusi. Implikasi praktis bagi manajemen sumber daya manusia di Perguruan Tinggi Swasta adalah pentingnya tidak hanya merancang kebijakan formal, tetapi juga menciptakan lingkungan dan budaya yang mendorong fleksibilitas, dukungan rekan kerja, serta pengembangan manajemen diri dan resiliensi dosen.