Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Comorbidities of COVID-19 patients associated with mortality at the Baubau Regional Public Hospital, South East Sulawesi Mustiqawati, Evi; Yolandari, Sri; Nurwanti, Ratih; Sapril, Sapril
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 55, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19106/JMedSci005503202305

Abstract

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) that cause coronavirus disease 2019 (COVID-19) has become a global pandemic. Until November 30th, 2020, World Health Organization (WHO) confirmed 61,869,330 positive cases with 1,448,896 deaths (CFR 2.3%). Some comorbidities are associated with the COVID-19 mortality. This study aimed to investigate risk factors of the COVID-19 mortality at the Baubau Regional Public Hospital, Sout East Sulawesi. It was a cross-sectional study with a retrospective analysis involving 81 COVID-19 patients. Purposive sampling was applied in this study. Chi-square analysis was conducted to calculate odd ratio (OR). The result showed that in the period from January to September 2021, 30 COVID-19 patients died consisting of 20 male and 10 female. Most of the patients died were >45 yo and only 4 patients died were <45 yo. Among the patients died, 11 patients had hypertension, 12 patients had type 2 diabetes mellitus (DM), 4 patients had pulmonary TB and 3 patients had dyspepsia. Further analysis showed that hypertension (OR=6.803; 95%CI: 1.925-24.038; p=0.002) and dyspepsia (OR=0.222; 95%CI: 0.059-0.838; p=0.016) were significantly associated with the COVID-19 mortality, whereas type 2 DM (OR=1.123; 95%CI: 0.445-2.832; p=0.495) and pulmonary TB (OR=0.559; 95%CI: 0.059-0.838; p=0.270) were not. In conclusion, hypertension is risk factor, whereas dyspepsia is protective factor of COVID-19 mortality.
Pola Makan dan Hubungannya dengan Kadar Asam Urat pada Masyarakat Pesisir Yolandari, Sri; Syafriah, Wa Ode; Mustiqawati, Evi; Nurwanti, Ratih; Yanti, Desi Dwi
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 4 (2025): Agustus 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i4.2157

Abstract

Hiperurisemia merupakan gangguan metabolik yang dapat menyebabkan gout arthritis dan komplikasi sistemik lainnya. Kondisi ini banyak ditemukan pada masyarakat pesisir yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan laut tinggi purin namun rendah konsumsi serat, serta minim edukasi gizi. Pola makan menjadi salah satu determinan penting dalam peningkatan kadar asam urat. Penelitian ini menyoroti urgensi pendekatan farmasi komunitas untuk mencegah hiperurisemia melalui edukasi pola konsumsi berbasis bukti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat pada masyarakat pesisir. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 47 responden usia 45–59 tahun dipilih menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner frekuensi makanan dan alat pengukur kadar asam urat digital. Analisis dilakukan dengan uji Chi-Square. Sebanyak 55,31% responden memiliki kadar asam urat tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pola makan dengan kadar asam urat (p = 0,000). Pola makan berhubungan secara signifikan dengan kadar asam urat. Edukasi oleh tenaga farmasi sangat diperlukan dalam upaya preventif dan promotif, khususnya di wilayah masyarakat pesisir dengan risiko tinggi asupan purin.
Uji Efektivitas Buah Libo dan Daun Rambutan Sebagai Antidiare Teheni, Muhammad Tasjiddin; Mustiqawati, Evi; Alami, Rizky Rahmawati; Damayanti, Restu Harisma
Jurnal Promotif Preventif Vol 7 No 3 (2024): Juni 2024: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v7i3.1347

Abstract

Daun rambutan dan buah libo merupakan tanaman obat yang semakin banyak dimanfaatkan, baik langsung oleh masyarakat industri kecil maupun industri besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji efektivitas antara Buah Libo (Ficus variagata blume) dan Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L) sebagai antidiare. Daun rambutan dan buah libo diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 96%. Penelitian ini menggunakan kelinci (Oryctolagus cuniculus) sebanyak 12 ekor yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor kelinci. Kelompok I diberi Na CMC 1% (Kontrol negatif), Kelompok II diberi tablet attapulgite (Kontrol positif), kelompok III diberi ekstrak daun rambutan dosis 150 mg/kg BB dan kelompok IV diberi ekstrak buah libo dosis 150 mg/kgBB. Hasil uji efektivitas pada buah libo dan daun rambutan sebagai antidiare terhadap kelinci yang di induksi, daun rambutan lebih efektif menghentikan diare dibanding buah libo dengan rata-rata jumlah terjadinya diare daun rambutan 6,00 dan rata-rata jumlah terjadinya diare buah libo 6,33. Perbedaannya hanya terletak pada waktu lama terjadinya diare dan jumlah terjadinya diare (diare n-kali).
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Daun Bayam (Amaranthus Caudatus) Sebagai Obat Anemia Alami, Rizky Rahmawati; Damayanti, Restu Harisma; Syafriah, Wa Ode; Mustiqawati, Evi
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 1 (2025): Februari 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i1.1770

Abstract

Bayam merupakan salah satu sumber makanan yang mengandung senyawa yang diperlukan dalam sintesis hemoglobin seperti zat besi dan vitamin B komplek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang daun bayam (Amaranthus Caudatus) sebagai obat anemia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah masyarakat kelurahan kaobula RW 1, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara sebanyak 88 orang. Pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden menggunakan quisioner. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan masyarakat tentang daun bayam (Amaranthus Caudatus) sebagai obat anemia, yakni 35,22% dengan tingkat pengetahuan baik, 52,27% dengan tingkat pengetahuan cukup, 12,5% dengan tingkat pengetahuan kurang. Dilihat dari cara meramunya masyarakat lebih banyak meramu tanaman ini dengan 2 cara yaitu daunnya dimasak kemudian dimakan layaknya memakan sayur dan merebus daunnya kemudiam air rebusannya di minum. Kesimpulannya adalah tingkat pengetahuan masyarakat tentang daun bayam sebagai obat anemia mempunyai nilai yang terbilang cukup baik dan memiliki cara tersendiri dalam meramu tanaman yang akan digunakan dalam pengobatan anemia dengan cara yang lebih mudah.
Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Hair tonic Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L) Damayanti, Restu Harisma; Nurwanti, Ratih; Mustiqawati, Evi; Rahayu, Yayuk Sri; Nurjannah, Nurjannah
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 5 (2025): Oktober 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i5.2313

Abstract

Daun pare (Momordica charantia L.) mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang menunjukkan aktivitas antibakteri, antioksidan, dan keratolitik, yang berpotensi meningkatkan mikrosirkulasi kulit kepala dan mendorong pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi sifat fisik tonik rambut yang mengandung ekstrak etanol daun M. charantia. Ekstrak diperoleh melalui maserasi menggunakan etanol 96%, dan tiga formulasi disiapkan dengan konsentrasi ekstrak 2%, 3%, dan 4%. Evaluasi fisik meliputi sifat organoleptik, berat jenis, pH, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formulasi memenuhi persyaratan untuk uji organoleptik dan berat jenis. Nilai pH formulasi 2 dan 3 berada dalam kisaran yang dapat diterima untuk aplikasi kulit kepala (3,0–7,0), sedangkan formulasi 1 berada di bawah tingkat yang direkomendasikan. Namun, nilai viskositas semua formulasi lebih rendah dari standar yang disyaratkan (<5 cP). Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak daun Momordica charantia dapat dimasukkan ke dalam formulasi tonik rambut, meskipun optimasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan viskositas dan stabilitas produk secara keseluruhan.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Mustiqawati, Evi; Supardi, Suparman; Juniadin, Juniadin
Jurnal Sains & Kesehatan Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Politeknik Baubau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.583 KB) | DOI: 10.57151/jsika.v1i1.17

Abstract

Belimbing wuluh leaves contain active substances such as flavonoids, saponins, tannins, sulfur, formic acid, peroxidase, calcium oxalate and potassium citrate. Tannins, flavonoids and saponins which have antibacterial activity. Many plants contain antioxidants, one of which is starfruit leaves (Averrhoa bilimbi). Antioxidants are substances that can neutralize free radicals so that atoms with unpaired electrons gain electron pairs. This study aims to determine the antioxidant activity of the methanol extract of star fruit (Averrhoa Blimbi) leaves. The maceration process was carried out on samples of star fruit leaves (Averrhoa Blimbi) and then extracted using methanol as a solvent to analyze the antioxidant activity contained in the leaves of star fruit (Averrhoa Blimbi) using methanol. UV-vis spectrophotometry method. The results of the research that has been carried out on UV-vis spectrophotometry with a wavelength of 517 and has been incubated for 30 minutes shows the IC50 value of the methanol extract of starfruit leaves (Averrhoa Blimbi) of 288.82 mg/mL. The conclusion of this study is the antioxidant properties of methanol extract. Belimbing wuluh leaves contain compounds that act as antioxidants.
Kenali Berbagai Macam Profesi Farmasi Sebagai Salah Satu Key Answer Dunia Kerja Generasi Z Mustiqawati, Evi; Yolandari, Sri; Nurwanti, Ratih; Supardi, Suparman; Syafriah, Wa Ode
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Spesial Issue
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sedian farmasi untuk mencapai hasil yang pasti demi meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian dibantu oleh seorang apoteker pendamping dan/atau tenaga teknis kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Banyak Masyarakat maupun Pelajar masih sangat minim mengetahui lebiih luas tentang profesi kefarmasian, olehnya itu dalam kegiatan ini dilakukan pelatihan terhadap peserta didik SMA N 1 Pasar wajo dengan tujuan untuk memperkenalkan peserta didik Sekolah Menegah Atas (SMA) terkait pembelajaran kesehatan kefarmasian serta meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap peran seorang profesi farmasis dalam dunia kerja. Kegiatan ini dibantu oleh 1 Mahasiswa D3 Farmasi. Kegiatan  pertama  yaitu  menjelaskan tentang pengertian farmasi, profesi farmasi, ruang lingkup berbagai macam profesi kefarmasian, serta tugas profesi farmasi yang dilanjutkan sesi Tanya jawab, Kegiatan kedua yaitu mengenalkan   dunia kerja dan education terhadap profesi sebagai Farmasi yaitu terkait tenaga kesehatan, industri obat, makanan dan kosmetik dengan materi. Kegiatan ini di lakukan dengan menunjukkan gambar diserta penjelasan, kemudian akan ditanyakan kembali ke siswa benar telah paham terhadap materi yang diberikan dan kegiatan ketiga yaitu memberikan informasi mengenai pemakain obat secara rasional, obat tradisional maupun obat sintetik beserta materi, dan juga melakukan penyuluhan terkait peluang-peluang apa saja yang dapat diraih dalam dunia kerja yang semakin berkembang sebagai seorang berprofesi  kefarmasian.  Kegiatan  ini  bertujuan  untuk      memberikan informasi kepada peserta didik mengenai penggunaan obat yang rasional dengan tepat dosis, jika mendapatkan obat maka sesuai aturan penggunaan obatnya. Diperhatikan penyimanan dan kadaluarsa/rusak suatu obat. Pada akhir kegiatan    disampaikan    begitu pentingnya peran profesi kefarmasian dan   banyaknya peserta didik yang tertarik untuk menjadi seorang profesi                                                                                                            Farmasi