Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Dampak Covid 19 Terhadap Ekonomi dan Lingkungan di Bali Shinta Enggar Maharani
Bumi Lestari Journal of Environment Vol 21 No 1 (2021)
Publisher : Environmental Research Center (PPLH) of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/blje.2021.v21.i01.p04

Abstract

The island of Bali as one of the tourism centers in Indonesia has felt the huge impact of Covid 19. The economy of Bali, which relies on tourism with natural and cultural beauty, has experienced a very drastic decline. Data shows that the number of foreign tourists to Bali in January 2021 has decreased as deep as 93.33%, compared to the record in December 2020 and when compared to January 2020, the number of foreign tourists to Bali was recorded to have decreased by almost 100%, namely -99.998% (BPS, 2021). This paper aims to determine the impact of Covid 19 on the economy of Bali, which relies on environmental and cultural sustainability-based tourism as a tourist attraction. This paper uses a literature review analysis related to the economic and environmental impacts in Bali caused by the Covid-19 pandemic. The impact of the Covid 19 pandemic on the economy of Bali which relies on environmental and cultural sustainability-based tourism as a tourist attraction is enormous. The economic downturn and the increase in the volume of Hazardous waste due to the pandemic are real problems to be faced, although environmental restoration will greatly benefit Bali's future sustainability
PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG MITIGASI PENYAKIT RABIES Mahendra Dewi, Ni Luh Putu; Budiarta , I Komang; Diputera, I Gede Angga; Maharani, Shinta Enggar; Bastiana, Angela Aprilia; I Made Pasek
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 5 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jadma.v5i1.9214

Abstract

Rabies atau dikenal dengan penyakit anjing gila adalah jenis penyakit infeksi berat susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dari family Rhabdoviridae, genus Lyssavirrus dari gigitan hewan yang menderita rabies yang ditularkan pada manusia. Hewan yang tergolong dalam hewan beresiko rabies yang dekat atau menjadi peliharaan manusia adalah anjing dan kucing. Banyak kegiatan yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyakit rabies di lingkungan tempat tinggal kita. Jika kita melaksanakan kegiatan peduli terhadap hewan-hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan liar artinya kita telah melaksanakan pencegahan penyakit rabies. Kondisi lingkungan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, maka rasa kepedulian terhadap hewan peliharaan bisa dilakukan dengan memberikan vaksin rabies terhadap hewan-hewan yang memiliki kemungkinan untuk menyebarkan penyakit rabies, karena Rabies dapat menginfeksi semua mamalia, termasuk manusia. Dari hasil observasi di wilayah Desa Demulih, didapatkan bahwa kurangnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya pemahaman mengenai mitigasi penyakit rabies. Sehingga tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai mitigasi penyakit rabies. Adapun metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini adalah pemantauan, sosialisasi, dan pelatihan. Hasil kegiatan ini sudah tercapai 100% dengan didukung penuh oleh PPL Desa Demulih, Jro bendesa Tanggahan Talang Jiwa, Kepala Dusun Tanggahan Talang Jiwa, serta Ibu Paiketan Krama Istri Tanggahan Talang Jiwa. Dibuktikan astusiasme masyarakat untuk datang dalam pelaksaanaan program kerja yang berupa sosialisasi yang diadakan di Dusun Tanggahan Talang Jiwa.
Teknologi Pengelolaan Sampah Organik Menggunakan Larva Black Soldier FLY Di TPS3R Kesiman Kertalangu Denpasar Bali Wibawa, I Made Sastra; Maharani, Shinta Enggar; Nambung, Hermes Henryanto
Jurnal Ecocentrism Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ecocentrism
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bali is a region that produces a lot of waste, reaching 4,281 tons in one day, whereas if calculated over one year, there will be as much as 52% of waste that is not managed properly. In 2022 to 2023, the total waste generation entering TPS3R Kesiman Kertalangu Denpasar is 6,039 Kg/day, consisting of organic waste of 1,569 Kg/day, and the remainder is residual waste which is disposed of in the landfill with waste generation of 4,470 Kg/day . The percentage of residual waste disposal from TPS3R Kesiman Kertalangu to TPA is 74%. This research uses experiments, which aim to: 1) find out research instrument techniques that reduce organic waste more quickly and 2) find out the BSF waste from the type of organic waste that is most in accordance with SNI Kompos 19-7030-2004. The research used two research instrument techniques, namely the Tray Instrument Technique and the Barrel Instrument Technique. The results of the research show: 1) the waste management technique using BSF larvae that reduces waste the fastest is in Instrument Tray 3 which contains 2000 grams of organic food waste which is reduced by 100 grams of BSF larvae for 16 days so that it weighs 1597 grams, and 2) BSF Kasgot that meets SNI Compost 19-7030-2004 is a waste management technique that uses Tray 3 Instruments, which has a water content of 19.040%, C-Organic 13.910%, Ph 6.970%, and N 0.980%.
ANALISIS KARAKTERISTIK SAMPAH DALAM MENENTUKAN OPTIMALISASI KINERJA PENCACAHAN DI TPS 3R KESIMAN KERTALANGU Sastra Wibawa, I Made; Maharani, Shinta Enggar; I Nyoman Waisnawa Budiswara
Jurnal Ecocentrism Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Ecocentrism
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The increasing population causes an increase in the amount, variety and characteristics of waste. Good waste processing and management is needed to deal with waste problems. TPS 3R Kesiman Kertalangu is an independent waste processing site in Kesiman Kertalangu Village. There is mixed and residual waste entering TPS 3R Kesiman Kertalangu. In processing the waste into compost, the waste is first sorted and shredded. In this research, several experiments were carried out to determine the maximum sorting and shredding speed. The water content of the waste studied included: 25%, 50%, 75%. The research method used is the experimental method. Determining the water content of waste is done first by observing the daily weather to obtain the desired water content. Apart from that, there is a wash out of sorting personnel in sorting waste to get accurate data, so that there is no carry over effect. Measuring shredding speed uses the SNI 7580:2010 approach as a reference that is close to the basis of research. Based on research results, waste water content of 25% is the maximum waste for sorting. Apart from that, waste with a water content of 25% is also the waste that is shredded the fastest.
STRATEGI PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KAWASAN TEGALLALANG, GIANYAR, BALI Maharani, Shinta Enggar; Satya Graha, I Made; Indah Dianti Putri, Putu; Anggun Istri Wulantari, Sagung; Vina Maharani, Made
Jurnal Ecocentrism Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ecocentrism
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jeco.v5i1.11524

Abstract

Kecamatan Tegallalang, yang terletak di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, terdiri dari tujuh desa dengan luas wilayah 61,8 km² dan ketinggian antara 250 hingga 950 meter di atas permukaan laut. Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sehari-hari menyebabkan peningkatan volume limbah domestik, yang berpotensi menurunkan kualitas lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merencanakan sistem penyaluran air limbah (SPAL) yang efektif di Kecamatan Tegallalang sebagai solusi lingkungan yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi penduduk dengan pendekatan Least Square, yang bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk berdasarkan tren pertumbuhan historis. Hasil perencanaan menunjukkan bahwa luas daerah pelayanan SPAL adalah 1.959,65 hektar, dengan perkiraan jumlah penduduk yang dilayani sebanyak 24.591 jiwa pada tahun 2035. Sistem ini dirancang untuk menyalurkan 80% dari total kebutuhan air bersih domestik dan non-domestik, yaitu sebesar 171,30 liter/detik, melalui jaringan pipa. Selain itu, infrastruktur SPAL meliputi manhole lurus sebanyak 304 unit, belokan 10 unit, pertigaan 3 unit, dan tanpa perempatan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi SPAL di Tegallalang berpotensi meningkatkan kualitas lingkungan dengan sistem pemisahan air limbah domestik yang terencana secara optimal. Studi ini memberikan kontribusi bagi perencanaan infrastruktur sanitasi yang lebih berkelanjutan di daerah wisata berbasis lingkungan.
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KAWASAN RAWAN BENCANA PROVINSI BALI Sutrisna Wijaya Putra, A.A. Gde; Mahendra Dewi, Ni Luh Putu; Maharani, Shinta Enggar; Wahyudi, Wahyudi
Jurnal Ecocentrism Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Ecocentrism
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jeco.v5i1.11535

Abstract

Tekanan dan permasalahan lingkungan hidup di Provinsi Bali dari waktu ke waktu semakin kompleks bahkan meluas. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi menjadi salah satu penyebab terjadinya tekanan dan permasalahan lingkungan. Pertumbuhan penduduk Bali rata-rata 1,01% per tahun pada periode tahun 2010-2020, sedangkan pada tahun 2021 pertumbuhan penduduk Bali sebesar 1,4%. Pertumbuhan penduduk tertinggi telah terjadi di Kabupaten Buleleng mencapai (2,51%) dan Kabupaten Karangasem sebesar 2,29%, sedangkan untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung terjadi penurunan pertumbuhan penduduk dengan persentase -0,81% untuk Kota Denpasar dan 0,09% terjadi di Kabupaten Badung dikarenakan adanya dampak Covid-19 yang mendorong terjadinya migrasi penduduk dari wilayah perkotaan ke pedesaan sehingga terjadi penurunan pertumbuhan penduduk yang sangat signifikan. Meskipun pertumbuhan penduduk di Provinsi Bali mengalami penurunan dibanding sepuluh tahun sebelumnya, namun pengelolaan lingkungan hidup tetap harus diupayakan oleh Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat. Namun disadari bahwa upaya pengelolaan lingkungan hidup secara “business as usual” tidak akan mampu mengimbangi laju kerusakan lingkungan hidup.
TANTANGAN IMPLEMENTASI CIRCULAR ECONOMY DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN (STUDI KASUS: KOTA DENPASAR) Sutrisna Wijaya Putra, A.A. Gde; Mahendra Dewi, Ni Luh Putu; Maharani, Shinta Enggar
Jurnal Ecocentrism Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Ecocentrism
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jeco.v5i2.12813

Abstract

The transformation of waste management toward a circular economy has become a crucial agenda for urban sustainability in Indonesia, including Denpasar, the economic and tourism hub of Bali. This study aims to analyze the challenges in implementing a circular economy within Denpasar’s urban waste management system using descriptive-analytical approach based on secondary data from 2024. The findings indicate that although Denpasar has established a strong regulatory framework through Regional Regulation No. 3 of 2015 and Mayor Regulation No. 50 of 2018, its implementation still faces several structural constraints. According to data from the Denpasar Environmental and Sanitation Agency (DLHK) up to 2024, assessed at only 67%, the informal sector remained inactive (0%), and budget allocation waste management was relatively low (1.8% of the total city budget). Technically, the Denpasar DLHK Performance Report and several local media sources confirm that the Sarbagita Suwung Regional Landfill (32.4 ha) has exceeded its technical capacity. Limited public participation in waste segregation and weak cross-sectoral collaboration further hinder the realization of circularity. To achieve an environmentally resilient city, Denpasar needs to strengthen institutional collaboration, develop green financing Tri Hita Karana.