Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Nilai Karakter pada Cerpen pada Buku Siswa Kelas III SD Tema 8 Praja Muda Karana Jendriadi, Jendriadi; Fitri, Rahma; Apfani, Sry; Anwar, Rahmi; Oktavia, Mila; Ismira, Ismira; Taufik, Muhammad
Indonesian Research Journal on Education Vol. 1 No. 2 (2021): irje 2021
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.203 KB) | DOI: 10.31004/irje.v1i2.15

Abstract

 This research is motivated by findings during initial field observations that the majority of teachers donot place too much importance on character values in literature learning in elementary schools. In fact,literary learning is an educational tool that plays a major role in the world of education to shape anddevelop children's personalities. literature plays a role as character building which is believed to have amajor role in the development of character in children so that they are able to develop human beingswho are completely fun from an early age.Short stories, as a part of literary work that will be taught tochildren, actually can be analyzed the character values they have so that the positive energy can betransmitted to children. The purpose of this study was to analyze the character values in the short storiesin the third grade students' book of the theme 8 Praja Muda Karana. The approach used is a qualitativeapproach in the form of analysis of short stories in class III SD books. The subjects of this study were allshort stories contained in the third grade students' book of 8 Praja Muda Karana theme. The shortstories in the third grade students' book of the theme 8 Praja Muda Karana consist of eight short stories.The short story is entitled I am an independent child, independently doing homework, independentduring worship, practicing independently, I like adventure, cycling with friends, being a receptionist,holding charity activities. After being read and analyzed, it was found that there are several charactervalues that can be transmitted to children including: independence, friendly / communicative, religious,tolerance, discipline, hard work, curiosity, love for the country and several other noble characters.
Nilai Feminimisme dan Konflik Sosial Dalam Novel Layangan Putus Karya Mommy Asf dan Novel Terusir Karya Hamka: Penelitian Intertekstual Oktavia, Mila; Morelent, Yetty; Gusnetti, Gusnetti; Jendriadi, Jendriadi
ANTHOR: Education and Learning Journal Vol 2 No 3 (2023): Anthor 2023
Publisher : Institut Teknologi Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/anthor.v2i3.165

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data bersumber dari teks novel Layangan Putus karya Mommy ASF dan novel Terusir karya  Hamka. Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data bersumber dari teks novel Layangan Putus karya Mommy ASF dan novel Terusir karya  Hamka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nilai feminisme dan konflik sosial dalam kedua novel. Novel Layangan Putus karya Mommy ASF ditemukan 42 data  yang menggambarkan nilai feminisme dan 35 data yang menggambarkan konflik sosial. Sedangkan novel Terusir karya  Hamka ditemukan 14 data gambaran nilai feminisme dan 28 data yang menggambarkan konflik sosial. Hubungan intertekstual dari kedua novel yang dilihat dari segi unsur intrinsik yaitu, tokoh, alur, latar dan tema. Persamaan dari kedua novel adalah Kinan dan Mariah sama-sama seorang istri yang mendapatkan ketidak adilan dari suami mereka. Suami Kinan dan juga Mariah telah berkhianat, melukai perasaan dan melupakan janjinya sebelum menikah. Perbuatan masing-masing suami membuat hidup kedua tokoh utama penuh dilema, perjuangan berat serta cobaan yang berliku dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai feminisme dan konflik sosial diantara kedua tokoh utama. Pada novel Layangan Putus Kinan wanita yang hidup di zaman moderen lebih berani mengungkapkan perasaannya terhadap hal-hal yang membuatnya tidak nyaman terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Sedangkan dalam novel Terusir Mariah wanita yang hidup di zaman belanda cendrung penurut dan polos cenderung sulit untuk mengungkapkan dan membantah keadaan yang membahayakannya.
Nilai Feminimisme dan Konflik Sosial Dalam Novel Layangan Putus Karya Mommy Asf dan Novel Terusir Karya Hamka: Penelitian Intertekstual Oktavia, Mila; Morelent, Yetty; Gusnetti, Gusnetti; Jendriadi, Jendriadi
ANTHOR: Education and Learning Journal Vol 2 No 3 (2023): Anthor 2023
Publisher : Institut Teknologi Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/anthor.v2i3.165

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data bersumber dari teks novel Layangan Putus karya Mommy ASF dan novel Terusir karya  Hamka. Penelitian ini merupakan penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data bersumber dari teks novel Layangan Putus karya Mommy ASF dan novel Terusir karya  Hamka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nilai feminisme dan konflik sosial dalam kedua novel. Novel Layangan Putus karya Mommy ASF ditemukan 42 data  yang menggambarkan nilai feminisme dan 35 data yang menggambarkan konflik sosial. Sedangkan novel Terusir karya  Hamka ditemukan 14 data gambaran nilai feminisme dan 28 data yang menggambarkan konflik sosial. Hubungan intertekstual dari kedua novel yang dilihat dari segi unsur intrinsik yaitu, tokoh, alur, latar dan tema. Persamaan dari kedua novel adalah Kinan dan Mariah sama-sama seorang istri yang mendapatkan ketidak adilan dari suami mereka. Suami Kinan dan juga Mariah telah berkhianat, melukai perasaan dan melupakan janjinya sebelum menikah. Perbuatan masing-masing suami membuat hidup kedua tokoh utama penuh dilema, perjuangan berat serta cobaan yang berliku dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai feminisme dan konflik sosial diantara kedua tokoh utama. Pada novel Layangan Putus Kinan wanita yang hidup di zaman moderen lebih berani mengungkapkan perasaannya terhadap hal-hal yang membuatnya tidak nyaman terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Sedangkan dalam novel Terusir Mariah wanita yang hidup di zaman belanda cendrung penurut dan polos cenderung sulit untuk mengungkapkan dan membantah keadaan yang membahayakannya.