Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI MIKORIZA DAN PUPUK KANDANG UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TOMAT Mawardiana, Mawardiana; Karnilawati, Karnilawati; Hadi, Budi Al; Isnawati, Isnawati
Jurnal Agroristek Vol 7, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jar.v7i2.2641

Abstract

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk kandang di Kabupaten Pidie belum maksimal. Sebagian besar pupuk kandang hanya dibuang begitu saja, padahal mengandung bahan organik yang kaya nutrisi bagi tanaman. Mikoriza merupakan fungi yang dapat bersimbiosis dengan tanaman pada sistem perakaran. Pemberian kombinasi mikoriza dan pupuk kandang belum banyak dilaporkan, padahal dapat meningkatkan produksi tanaman hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi jenis pupuk kandang dengan mikoriza yang tepat untuk meningkatkan produksi tomat. Penelitian dilaksanakan di Gampong Jiem, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor, yaitu mikoriza (M) dan pupuk kandang (K). Faktor mikoriza terdiri dari dua taraf, yaitu M0= 0 g/polybag dan M1= 30 g/polybag. Faktor pupuk kandang terdiri dari tiga taraf, yaitu K1= pupuk kandang sapi, K2= pupuk kandang kambing, dan K3= pupuk kandang ayam. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman, berat buah per plot, hasil per hektar, panjang akar, bobot segar akar, dan bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil per hektar tomat meningkat sebesar 2,87% pada dosis 30 g per polybag dibandingkan tanpa pemberian mikoriza. Selain itu, hasil per hektar meningkat sebesar 4,57% pada penggunaan pupuk kandang ayam dibandingkan pupuk kandang sapi. Kata kunci: mikoriza; pupuk kandang; tomat
EFEKTIVITAS BAHAN ORGANIK DAN PEMANGKASAN CABANG SEMANGKA KUNING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA KUNING (CITRULLUS VULGARIS SCHARD) DI KABUPATEN PIDIE JAYA Handayani, Sri; Hadi, Budi Al; Karnilawati, Karnilawati; Safrina, Safrina
Jurnal Sains Riset Vol 14, No 3 (2024): November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jabal Ghafur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47647/jsr.v14i3.2890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan organic dan pemangkasan cabang yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman semangka kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur di Desa Tuengklut Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Metode penelitian memakai Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua faktor yaitu faktor jenis bahan organic (J) ada tiga taraf  yaitu J1(kotoran sapi), J2 (jerami padi) dan J3 (daun lamtoro). Faktor kedua yaitu pemangkasan cabang terdiri dari tiga taraf yaitu P1 (tanpa pemangkasan) P2 (pemangkasan dua cabang) dan P3 (pemangkasan 4 cabang),perlakuan tersebut diulang sebanyak tiga kali sehingga menghasilkan sembilan kombinasi perlakuan sebanyak 27 plot. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman umur 20 Hari Setelah Tanam (HST), 30 Hari Setelah Tanam (HST) dan 40 Hari Setelah Tanam (HST), jumlah daun umur 20 HST, 30 HST dan  40 HST, berat buah per tanaman dan berat buah per plot. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa jenis bahan organic berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 20 HST dan jumlah daun pada pengamatan 20 HST. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 30 HST dan 40 HST, jumlah daun pada pengamatan 30 HST dan 40 HST,   berat buah per tanaman dan berat buah per plot. Pemangkasan cabang berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang umur 20 HST, 30 HST dan 40 HST, tetapi tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, berat buah per tanaman dan berat buah per plot. Jenis bahan organic yang terbaik yaitu daun lamtoro dan pemangkasan 4 cabang. Tidak terdapat pengaruhyang nyata pada interaksi bahan organic dan pemangkasan cabang
Uji Lintasan Hand Tractor Pada Lahan Kering Terhadap Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Akibat Pengunaan Bajak Hadi, Budi Al; Handayani, Sri; Syahrul, Syahrul
Rona Teknik Pertanian Vol 18, No 1 (2025): Volume No. 18, No. 1, April 2025
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v18i1.45431

Abstract

Abstrak. Lahan kering merupakan potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di Indonesia. Lahan kering dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura, tanaman hortikultura tidak memerlukan air banyak. Budidaya kacang tanah perlu dilakukan karena potensi lahan kering yang luas. Pengolahan tanah diupayakan secara efektif dan efisien, karena mempengaruhi kualitas tanah, waktu kerja pengolahan tanah dan produksinya, sehingga potensi lahan kering yang luas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Pengolahan tanah pada lahan kering merupakan kegiatan yang berat, karena memerlukan waktu, tenaga dan biaya besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lintasan traktor dan penggunaan bajak dengan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie dengan jenis tanah ultisol, ketinggian tempat 48 m dpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok/RAK (Random Block Design) pola faktorial, terdiri 2 faktor: 1. Lintasan (L) 3 taraf; L0 (tanpa lintasan), L1 (satu lintasan), L2 (tiga lintasan), 2. Penggunaan Bajak (B) 2 taraf; B0(tanpa bajak), B1 (menggunakan bajak). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman berumur 25, 50 dan 75 HST, jumlah cabang berumur 25, 50 dan 75 HST, panjang akar, jumlah polong total dan bobot polong perplot. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tanpa lintasan (L0) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 25, 50 dan 75 HST, panjang akar, jumlah polong dan berat polong basah, tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang, terendah pada perlakuan L1 dan L2. Pengunaan bajak (B1) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 25, 50 dan 75 HST, jumlah cabang umur 25, 50 dan 75 HST, panjang akar, jumlah polong dan berat polong basah. Terdapat interaksi nyata antara perlakuan lintasan traktor dan pengunaan bajak terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 25, 50 dan 75 HST. Kombinasi terbaik dijumpai pada perlakuan (L0 dan B1)The Influence of Tractor Tracks and Plow Usage on the Growth and Yield of Peanut Crops in Dryland AreasAbstract. Dry land is utilized for horticultural crops, as these plants do not require large amounts of water. The cultivation of peanuts should be pursued due to the vast potential of dry land. Soil management is carried out effectively and efficiently, as it influences soil quality, processing time, and production, thereby maximizing the utilization of extensive dry land. This study aims to examine the effect of tractor tracks and plow usage on the growth and yield of peanut plants. The research was conducted at the Experimental Farm of the Faculty of Agriculture, Jabal Ghafur University. The soil type is Ultisol, and the elevation is 48 meters above sea level. The study employed a factorial randomized block design with two factors: Tractor Tracks (L) with three levels: L0 (no tracks), L1 (one track), L2 (three tracks). Plow Usage (B) with two levels: B0 (no plow), B1 (plow used). The observed parameters included plant height at 25, 50, and 75 days after planting (DAP), the number of branches at 25, 50, and 75 HTS, root length, total number of pods, and pod weight per plot. The results showed that treatment L0 significantly affected peanut plant height at 25, 50, and 75 HTS. Root length, pod count, and fresh pod weight did not have a significant effect on branch numbers. Treatments L1, L2, and B1 had significant effects on plant height at 25, 50, and 75 HTS. There was a significant interaction between tractor track treatments and plow usage affecting plant height at these time intervals. The best combination was found in treatment L0 and B1.