Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Dampak Perceraian Keluarga Suku Rote Thie Terhadap Anak-Anak Mereka Di Desa Tanah Merah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Nope, Hotlif Arkilaus; Oiladang, Chrisistomus S; Samsuriady, Samsuriady
Sosio Konsepsia Vol 10 No 3 (2021): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v10i3.2412

Abstract

Abstract: Tingkat perceraian pasangan suami istri di Indonesia terus merangkak naik, bahkan per Agustus 2020 jumlahnya sudah mencapai 306.688 kasus sehingga berdampak langsung terhadap anak-anak dari keluarga yang bercerai, khususnya pada anak dari Suku Rote Thie di Desa Tanah Merah Kabupaten Kupang. Pada tahun 2019 angka perceraian di Kabupaten Kupang masih tinggi dengan jumlah 92 kasus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, validitas data diuji mengggunakan teknik triangulasi dan teknik analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman (1992). Hasil temuan diketahui bahwa bahwa dampak perceraian orangtua dari keluarga suku Rote Thie terhadap anak di Desa Tanah Merah Kabupaten Kupang dari sisi hukum terkait dengan status hubungan suami-istri, dampak sosiologis menyangkut interaksi sosial dengan orangtua dan penerimaan keluarga besar dari kedua belah pihak terhadap mereka, serta jarak sosial dalam interkasi sosial dengan masyarakat dan komunitas sosial, dampak ekonomi dimana kebutuhannya relatif tidak terpenuhi dan dampak psikologis dimana anak-anak korban perceraian keluarga Suku Rote Thie di Desa Tanah Merah cenderung mengalami perasaan tidak menentu karena anak-anak ini hidup dalam pergunjingan masyarakat sekitar. Kata kunci: Perceraian; Anak; Dampak  
Relationship between oral health service quality and patient satisfaction at community health centers in Kupang city during COVID-19 pandemic Simamora, Friska Deli; Ratu, Jacob Matheos; Roga, Anderias Umbu; Weraman, Pius; Nope, Hotlif Arkilaus
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 35, No 1 (2023): March 2023
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjd.vol35no1.40111

Abstract

ABSTRACTIntroduction: Oral health service quality has been severely impacted by the COVID-19 pandemic, including in Kupang, one of the cities in the east part of Indonesia. Like in other cities, community health centers (Puskesmas) are the frontline to provide dental healthcare, including avoiding the spread of COVID-19. The objective of this study therefore is to analyze the correlation between oral health service quality  (patient safety, effectiveness, patient centeredness, waiting time, efficiency, and equity) and patients’ satisfaction during COVID-19 pandemic. Methods: Cross sectional design was used to investigate the correlation of oral health services quality and patients’ satisfaction. Structured questionnaire was used to measure patients’ satisfaction. The number of samples involved in this study were fifty people. This study employed a non-probability sampling technique known as incidental sampling. The results of this research were obtained using multivariate multiple logistic regression analysis. Results:  Patients involved in this study consist of women (60%), teenager (50%), adult (40%), educational background is senior high school (56%), junior high school (20%), employment statuses are farmer (30%) and student (28%), monthly average income is < 2 million rupiahs (and government insurance user accounting for 70%). Based on statistical analysis, there is a significant relationship between oral health service quality and patients’ satisfaction (p = 0,002). Conclusion: Patients are satisfied with oral health service quality in Kupang city during COVID-19 pandemic particularly on an equity aspect.Keywords: oral health service quality, patient satisfaction, community health center, COVID-19 pandemic
Transformasi Komunikasi Antarbudaya di Perbatasan Indonesia–Timor Leste Melalui Media Sosial Facebook Taka, Elvira Leonita; Andung, Petrus Ana; Nope, Hotlif Arkilaus; Konradus, Blajan; Dupe, Frengky
KOMUNIKATIF : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol. 14 No. 1 (2025): Komunikatif : Jurnal Ilmiah Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi UKWMS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jk.v14i1.7370

Abstract

The border communities of Indonesia and Timor Leste present intriguing social and cultural phenomena. The social relations between these border communities in both countries remain strong due to kinship ties and historical proximity, despite being separated by national administrative boundaries. The aim of this study is to analyze the cross-cultural communication patterns of the Indonesia-Timor Leste border communities through Facebook social media and to explore the meanings attached to digital interactions on social media by these communities. This qualitative research adopts an interpretive paradigm, employing a media ethnography methodology. Data collection was carried out through observations and in-depth interviews with community members, including youth, women, and community leaders. The findings indicate that social media has brought about a transformation in cross-cultural communication within the border communities, where Facebook has "replaced" conventional communication that previously relied on physical visits for socio-cultural activities between the Indonesia-Timor Leste border populations. The border communities also perceive the use of Facebook as a space to strengthen kinship, preserve cultural identity, and support local border economic activities. However, this study also identifies negative impacts of Facebook use, such as disputes arising from misinterpretations in digital communication, which are often resolved through culturally-based conflict resolution mechanisms. Overall, this research demonstrates that social media not only functions as a communication tool but also as a cultural space in which the Indonesia-Timor Leste border communities maintain their connectivity, identity, and solidarity. ABSTRAK Masyarakat perbatasan Indonesia dan Timor Leste menyimpan fenomena sosial dan budaya yang menarik. Relasi sosial masyarakat perbatasan di kedua negara ini tetap terjalin erat karena adanya ikatan kekerabatan dan kedekatan historis, meskipun terpisah oleh batas administratif negara. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola komunikasi antarbudaya masyarakat perbatasan Indonesia–Timor Leste melalui media sosial Facebook dan mengeksplorasi makna yang dilekatkan masyarakat perbatasan terhadap interaksi digital di media sosial. Penelitian kualitatif ini menggunakan paradigma interpretatif, dengan metode etnografi media. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan wawancara mendalam dengan masyarakat, termasuk pemuda, perempuan, dan tokoh masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa media sosial telah membawa transformasi dalam komunikasi antarbudaya pada masyarakat perbatasan di mana Facebook “menggantikan” komunikasi konvensional yang mengandalkan kunjungan fisik untuk aktifitas sosial budaya di kalangan masyarakat perbatasan Indonesia-Timor Leste. Masyarakat perbatasan juga memaknai penggunaan Facebook sebagai ruang untuk memperkuat kekerabatan, mempertahankan identitas budaya, dan mendukung kegiatan ekonomi lokal perbatasan. Namun, penelitian ini juga menemukan dampak negatif dari penggunaan Facebook berupa perselisihan akibat salah tafsir dalam komunikasi digital, yang kerap diselesaikan melalui mekanisme penyelesaian konflik berbasis budaya. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai ruang budaya di mana masyarakat perbatasan Indonesia-Timor Leste mempertahankan keterhubungan, identitas, dan solidaritas mereka.
Sosialisasi kedudukan anak perempuan dalam sistem pewarisan adat Suku Karo di Permata GBKP Kota Kupang Angin, Imanta Immanuel Perangin; BireManoe, Lenny Sofia; Nope, Hotlif Arkilaus; Ndandara, Aelsthri; Roen, Yeheskial Adrian; Nahak, Hildigardis M.I
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 4 (2025): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i4.32037

Abstract

Abstrak Hukum Indonesia dalam keberagaman adatnya mengakui kebiasaan-kebiasaan adat dalam penentuan mengenai kewarisan atas siapa yang berhak mewarisi, besaran hak waris dan ketetapan lain yang berlaku dalam berbagai sistem pewarisan adat. Kondisi ini menyebabkan perbedaan dalam pelaksanaan pewarisan atau dalam penyelesaian masalah pewarisan di berbagai wilayah di Indonesia. Kenyataan yang terjadi pada masyarakat Suku Karo masih terjadi perbedaan penafsiran dalam memutuskan siapa yang berhak menguasai harta peninggalan orang tua, dimana yang terjadi bahwasanya anak laki-laki yang berhak menjadi ahli waris. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah Pendampingan dan penguatan komitmen dalam mempelajari adat dan budaya Suku Karo, Memberi pengetahuan dan pendampingan terkait adat dan budaya mengenai sistem pewarisan Suku Karo, Pendampingan dalam memahami realitas sosial yang berkembang dan relevansinya dengan Sistem Pewarisan Suku Karo. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode partisipatif berbentuk ceramah, diskusi bagi Kelompok Pemuda Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kupang. Bentuk kegiatan berupa  sosialisasi ditujukan kepada bagi Kelompok Pemuda Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kupang. Hasil kegiatan pengabdian meningkatkan pengetahuan peserta pengabdian tentang pembagian harta warisan yang dilakukan pada masyarakat Suku Karo. Meskipun masyarakat Karo secara tradisional menganut sistem patriarki yang menempatkan anak laki-laki sebagai penerus utama, terdapat pergeseran nilai sosial yang mendukung hak waris perempuan. Kata kunci: kedudukan anak perempuan; sistem pewarisan adat; suku karo Abstract Indonesian law acknowledges tradition in inheritance matters, encompassing the determination of heirs, the scope of inherited rights, and other restrictions pertinent to various customary inheritance systems. This circumstance results in disparities in the execution or resolution of inheritance matters throughout different regions of Indonesia. The Karo community has divergent interpretations about the entitlement to inherit parental property, whereas male offspring are designated as heirs. The goal of this PKM activity is to help people learn about and become more committed to studying the Karo Tribe's customs and culture, to teach people about and support their inheritance system, and to make it easier to understand how changing social conditions affect the Karo Tribe's inheritance system. This PKM program employs a participative approach through lectures and discussions for the Youth Group of the Batak Karo Protestant Church (GBKP) in Kupang. The activity's format, centered on socializing, targets the Youth Group of the Batak Karo Protestant Church (GBKP) in Kupang. The outcomes of the community service initiatives enhanced the participants' understanding of inheritance distribution within the Karo ethnic group. The Karo society historically follows a patriarchal system designating male children as principal heirs; nonetheless, there is a notable shift in social attitudes advocating for women's inheritance rights. Keywords: the position of daughters; traditional inheritance system; karo tribe