Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potret Stereotip Perempuan di Media Sosial Putri, Sukma Ari Ragil
Jurnal Representamen Vol 7 No 02 (2021): Jurnal Representamen Volume 7 No 02 Oktober 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.628 KB) | DOI: 10.30996/representamen.v7i02.5736

Abstract

Media sosial telah berkembang menjadi medium persebaran ideologi dominan yangberlaku di masyarakat, termasuk ideologi gender dominan. Perempuan didominasi oleh laki-laki melalui stereotipisasi pada unggahan-unggahan di media sosial salah satunya pada akun Instagram @zoyalovers. Penelitian ini berusaha untuk memotret bentuk-bentuk stereotipisasi perempuan di media sosial dengan menggunakan analisis Semiotika Roland Barthes untuk memaknai unggahan di akun Instagram @zoyalovers dengan menggunakan makna denotasi,konotasi, dan mitos. Konsep praktik kekuasaan dari Teun A. van Dijk digunakan untuk menganalisis praktik kekuasaan dominan yang ada di media sosial. Hasilnya, praktik kekuasaan ideologi gender dominan masih terjadi di media sosial dengan konsep yang merupakan perpanjangan dari praktik kekuasaan yang terjadi di masyarakat. Selain itu, akun Instagram @zoyalovers telah menampilkan resistensi yang berusaha menolak ideologi gender dominan dengan sebagian unggahannya.Kata Kunci: media, gender, stereotip
Polemik Work From Home (WFH) Bagi Perempuan Bekerja di Tengah Digitalisasi Teknologi dan Pandemi Putri, Sukma Ari Ragil; Fahrudin, Ahmad
Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/martabat.2021.5.2.377-399

Abstract

Abstract: Social distancing are a form of policy that made by the government in order to prevent the spread of the COVID-19 virus. This method, that was made by Indonesian government has implications for the method of working in the pandemic era, namely working from home. The application of social distancing then causes an increase in household activities that increase women's responsibilities in parenting and household work. Through the concept of symbolic violence, this article tries to explain the impact of social distancing restrictions on working women. This article finds that symbolic violence occurs through habitus that shapes women's mindsets so that they feel that caregiving and household work are women's responsibilities. This article also finds various gender inequalities that are increasingly visible with the social distancing restrictions that implemented by Indonesian governement. Keywords: Gender; pandemic; symbolic violence Abstrak: Pembatasan jarak sosial menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah persebaran COVID-19. Metode ini dijalankan di Indonesia yang berimplikasi pada metode bekerja era pandemi yaitu work from home atau bekerja dari rumah. Penerapan social distancing kemudian menyebabkan bertambahkan kegiatan rumah tangga yang memperbesar tanggung jawab perempuan dalam kerja pengasuhan dan kerja rumah tangga. Melalui konsep kekerasan simbolik artikel ini mencoba memaparkan dampak dari pembatasan jarak sosial pada perempuan bekerja. Artikel ini menemukan bahwa kekerasan simbolik terjadi melalui habitus yang menyusun pola pikir perempuan sehingga merasa kerja pengasuhan dan kerja rumah tangga merupakan tanggung jawab perempuan. Artikel ini juga menemukan berbagai ketimpangan gender yang semakin terlihat dengan adanya pembatasan jarak sosial yang dilakukan di Indonesia. Kata kunci: Gender; kekerasan simbolik; pandemi
POLA KOMUNIKASI KELUARGA PEREMPUAN BEKERJA BERBASIS KEADILAN GENDER Putri, Sukma Ari Ragil; Permatasari, Widya Ayu
Jurnal Komunikasi dan Kajian Media Vol 8, No 1 (2024): JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
Publisher : LPPM-PMP Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jkkm.v8i1.8849

Abstract

The construction of the human self begins with communication in the family. The communication process in the family has an important role in building family culture. A gender-fair family can start from the process of communication within the family. This study aims to see how the praxis of family communication patterns is based on gender justice from informants with different backgrounds. Using a phenomenological approach, women's experience of working in communicating with their families can be synthesized using the family communication theory of Beth A. Le Poire. The analysis criteria used used three components of family communication patterns, cohesiveness, adaptability, and communication. As a result, women's experience working in communicating with families has a clear gender justice basis when women's educational and work backgrounds are stable.
PENGARUH INTENSITAS PHUBBING TERHADAP KUALITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL SANTRI DI PPTQ AL HIDAYAH Nurhabibah, Ainun; Putri, Sukma Ari Ragil
QAULAN: Journal of Islamic Communication Vol. 5 No. 1 (2024): Qaulan: Journal of Islamic Communication
Publisher : UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/qaulan.v5i1.7778

Abstract

Phubbing merupakan tindakan mengesampingkan individu di sekitar dalam konteks sosial karena fokus perhatian yang intens pada smartphone, yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap komunikasi dan lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai sejauh mana intensitas Phubbing mempengaruhi kualitas komunikasi interpersonal di kalangan santri. Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif dan digunakan untuk mengevaluasi pengaruh variabel intensitas Phubbing terhadap variabel komunikasi interpersonal. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, di mana penelitian ini melibatkan seluruh santri sebagai responden, dengan total responden sebanyak 89 santri. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala Likert, di mana setiap pertanyaan memiliki skor tersendiri. Data yang diperoleh kemudian diolah melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji heterokedasitas. Hasil penelitian, setelah diuji dengan analisis regresi sederhana, menunjukkan bahwa signifikansi (sig) sebesar 0,001 (p<0,05), mengindikasikan bahwa intensitas Phubbing memiliki pengaruh terhadap kualitas komunikasi santri. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya aktivitas Phubbing, yang membuat sulit terjalinnya komunikasi interpersonal, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas komunikasi.
SOCIETY AND SOCIAL MEDIA: PUBLIC OPINION ON THE PHENOMENON OF USTAD SOLMED AS A SYMBOL OF “RICH AND RELIGION” Sari, Fitri Meliya; Nurdin, Hanifah; Situmeang, Marini Kristina; Putri, Sukma Ari Ragil; Syifaurrahmah, Syifaurrahmah
JURNAL AL-IJTIMAIYYAH Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-ijtimaiyyah.v11i1.25723

Abstract

This study analyzes the "Rich and Religious" image of Ustad Solmed as either a controversy or an inspiration through netizen comments on Instagram. This research reveals the dynamics of social media as a space for the production of imagery and social symbols that influence public perception. Using a qualitative approach and sentiment analysis, the study shows that netizens, as a normative majority, highlight the importance of balancing worldly affairs and the hereafter. Ustad Solmed's image is viewed negatively by netizens due to a worldly lifestyle deemed inconsistent with his status as a preacher. In the concept of social reception, acceptance or rejection of the balance between wealth and religiosity affects public perception of material and religious success. If society accepts this balance, a new symbol will emerge in religious practice, influencing religion-based economic life.
Da’i dan Pemanfaatan Instagram: Tantangan Moderasi Dakwah di Era Digital Ni’amah, Luthfi Ulfa; Putri, Sukma Ari Ragil
Jurnal Komunikasi Islam Vol. 9 No. 2 (2019): December
Publisher : Departement of Islami Comuunication and Broadcasting, Faculty of Da'wah and Communication, State Islamic University of Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4048.427 KB) | DOI: 10.15642/jki.2019.9.2.264-290

Abstract

This article discusses the use of social media, especially Instagram, in proselytising activities by preachers in Indonesia and examines Islamic discourse uploaded by native digital preacher, Felix Siauw. Using Teun A. Van Djik's discourse analysis, this study shows that Instagram is one of the social media used by Islamic preachers from native digital generation. In addition, the message of da'wah delivered by Ustadz Felix seems to negate the moderation of da'wah that can threaten the unity and integrity of the nation. Thus, this study recommends that preachers from digital immigrant groups should be actively involved in social media as an effort to develop moderate Islamic da'wah.