Irama, Dedi
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

The PERAN ORANG TUA MEMBIMBING ANAK DALAM BELAJAR LUAR JARINGAN (LURING ) SELAMA PANDEMI COVID 19 DI KELAS 3 SD NEGERI 75 BENGKULU SELATAN Herawati, Emy; Irama, Dedi
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v3i2.106

Abstract

Latar belakang dalam penelitian ini adalah orangtua kesulitan dalam memujuknya untuk belajar. Ada anak yang malas dan acuh untuk belajar.ada juga orangtua yang waktunya memimbing anaknya untuk belajar hanya bisa malam hari disebabkan orangtuanya sibuk mencari kebutuhan sehari-hari, namun waktu terbatas. Rumusan masalah bagaimana implementasi peran orangtua membimbing anak dalam belajar luar jaringan (luring) selama pandemic covid 19 kelas 3 sd negeri 75 bengkulu selatan? dan bagaimana dampak proses pembelajaran luar jaringan (luring)?. Tujuan penelitian yaitu Mengetahui peran orang tua terhadap anak dalam pembelajaran luring dan mengetahui dampak proses pembelajaran luar jaringan. Metode penelitian terkait peran orangtua membimbing anak dalam belajar luring berjenis penelitian kualitatif. Sumber data primernya adalah orangtua sebanyak 30 orang, anak kelas 3 sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melaksanakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan metode field riserch yaitu menyajikan deskripsi, secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta. Hasil penelitian ini yaitu Implementasi peran orangtua membimbing anak dalam belajar lu ar jaringan (luring) selama pandemi covid 19 kelas 3 sd negeri 75 bengkulu selatan yaitu menjadi contoh yang baik untuk anak, mengajak anak belajar dengan cara menyenangkan, membimbing anak, menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang, mengingatkan anak belajar agar anak tidak lalai dengan tugasnya sebagai pelajar. Dampak dalam proses pembelajara luar jaringan (luring) yaitu akibat kurangnya ekonomi sehingga mereka sibuk mencari nafkah, dan mengakibatkan waktu mereka terbatas untuk memperhatikan anak, membimbing anak, mendampingi anak, masih kurangnya pengtahuan orangtua tetang materi yang dipelajari anak.Kata kunci: peran orangtua, belajar mengajar, luring
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGRI 38 BENGKULU SELATAN Irama, Dedi
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v4i1.160

Abstract

Anak yang berpestasi dan mandiri adalah harapan setiap oarang tua, dan bisa dipastikan bahwa dengan kemandirian yang mantap, yang ditanamkan sejak dini, akan memberi bekal kepada anak itu untuk menjalani kehidupan dengan penuh optimis dan lebih membuka peluang merai kesuksesan.Namun dalam kenyataan yang banyak terjadi, bahwa kemandirian anak baik di rumah maupun di sekolah seringkali diabaikan, baik oleh orang tua maupun gurunya. Adapun Permasalahan: (1) Bagaimana Kemandirian Menurut Konsep Pendidikan Islam di SD Negeri 38 Bengkulu Selatan ?; (2) Bagaimana Menumbuhkan Kemandirian Siswa Menurut Konsep Pendidikan Islam di SD Negeri 38 Bengkulu Selatan ? selanjutnya dapat ditarik Kesimpulan: Kemandirian yang ada di SD Negeri 38 Bengkulu Selatan Menurut Konsep Pendidikan Islam belum begitu tumbuh dan masih membutuhkan bimbingan dan pembinaan terhadap siswa-siswanya, Upaya menumbuhkan kemandirian anak dalam konsep pendidikan Islam adalah dengan melakukan pembinaan terhadap aspek-aspek kemandirian tersebut yang dimiliki anak sehingga aspek tersebut dapat tumbuh dan berkembang, pembinaan terhadap aspek-aspek tersebut bisa menggunakan beberapa metode, antara lain : a) adanya usaha sendiri dengan tidak bergantung pada orang lain dan hanya bergantung pada Allah SWT, b) Syaja’ah (keberanian), c) Tawakal, d) Kedisiplinan kerja, e) Kebebasan, f) Semangat kerja, g) Muhasabah (perhitungan-perhitungan).
Analysis Of The Concept Of Human Equality And Gender In Religious Relations In A Multicultural Society Pratama, M. Arifky; Suradi, A; Herawati, Emy; Irama, Dedi
El-Ghiroh : Jurnal Studi Keislaman Vol. 22 No. 2 (2024): September
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37092/el-ghiroh.v22i2.894

Abstract

This study analyzes the concept of human and gender equality in religious relations within Indonesia's multicultural society. The main objective is to explore the perspectives of major religions in Indonesia, such as Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism, and Confucianism, on human and gender equality, and how these teachings interact in a diverse cultural context. A descriptive qualitative approach using literature review was employed. The findings reveal that despite doctrinal differences, all religions share common values of human dignity, compassion, and social justice. Gender equality is recognized in each religious teaching, emphasizing the importance of equal treatment for both men and women. Additionally, the study underscores the need for more robust interfaith dialogues to reduce gender discrimination and foster a more inclusive and harmonious social environment. Collaboration across religious communities can strengthen these equality values, contributing to more equitable social and economic development in Indonesia. This cooperative effort is essential for promoting peace and cohesion in a society rich with cultural and religious diversity.
TASAWUF DAN JIHAD CINTA TANAH AIR DALAM KETELADANAN AL-PALIMBANI Irama, Dedi; Pramasto, Arafah; Pratama, Widya Ardila
Hudan Lin Naas: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Hudan Linnaas Vol. 3 No. 1, 2022
Publisher : Al-Amien Prenduan University, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/hudanlinnaas.v3i1.560

Abstract

The term of “Jihad” or “Jihad fi Sabilillah” is often become an interesting theme to attract attention from some people, either inside Islam or outside this religious community. Apart from the pros and cons in a case of religiousity, study of Jihad is also fulfilled with theological overview, meaning, procedure, and examples. Contrary to Jihad, Tasawuf / Sufism, so far, considered as negation term and relatively tend to be liked caused of its mystical (esoteric) impression and universal love. However, Islamic History contains the facts of involvement of Sufis in waging Jihad actions, some names like Sheikh Yusuf Al-Maqassari and the most noted one, Sheikh Abdus Shamad Al-Palimbani, were two prominent figures that well known as “Warrior Cleric”. Library research method is deployed in this article to answer three main questions : 1) How is the relationship between Sufism and Jihad ?, 2) How was the role of Sheikh Abdus Shamad Al-Palimbani in Indonesian archipelago’s Jihad activism ?, and, 3) What is the impact of Sufi’s Jihad activism toward Indonesia ?. This research proves the involvement of Sufis in Indonesian archipelago Jihads were based on Quranic value to honor the safety of bloods and properties belonged to people, with the result that Jihad in the term of ‘Qital’ / Warfare is a defensive reaction not an aggressive action, keep obeying to ‘Ulil Amri (legitimate government) not subversive-terror movement, and not based on hatred for other religious adherents. Such an essential meaning of this Jihad even formed a sense of Godly love for the country in accordance with Islamic mission of Rahmatan lil-‘alamin (mercy for the whole world). Keywords : Jihad, Sufism, Love for the country, Sheikh Abdus Shamad Al-Palimbani
Implementasi Pendidikan Sufistik Sebagai Penguatan Moderasi Beragama Di Perguruan Tinggi Melalui Pendidikan Agama Islam Pratama, M. Arifky; Permatasari, Iin; Herawati, Emy; Irama, Dedi; Suprianto, Miki; Pitriani, Yetri
Edification Journal : Pendidikan Agama Islam Vol. 7 No. 2 (2025): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bumi Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37092/ej.v7i2.992

Abstract

This research aims to examine the implementation of Sufistic education as an effort to strengthen religious moderation in higher education. Through a literature study, this research analyzes various aspects related to Sufistic education, ranging from its impact on tolerance, radicalism, to its contribution in building a peaceful society. The results show that Sufistic education has significant potential in shaping the character of students who are religious, tolerant and moderate. The core values of Sufism such as compassion, tolerance, and humility are in line with the principles of religious moderation. Nevertheless, the implementation of Sufistic education still faces various challenges, such as the lack of competent human resources and cultural resistance. This study concludes that Sufistic education can be one of the solutions in overcoming the problem of radicalism and intolerance in Indonesia. However, more systematic and integrated efforts are needed to effectively implement Sufistic education in higher education.
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM PENGUATAN KINERJA, KEPEMIMPINAN, DAN BUDAYA MUTU MADRASAH ALIYAH SWASTA Paizaluddin, Paizaluddin; Herawati, Emy; Irama, Dedi; Abidin, Zainal; Pebrikarlepi, Erik
Jurnal Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah Vol. 10 No. 3 (2025): September (In Progress)
Publisher : STKIP Pesisir Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34125/jkps.v10i3.909

Abstract

This study analyzes the application of integrated quality management in strengthening performance, leadership, and quality culture in Madrasah Aliyah (MA) Al-Ittifaqiah Indralaya. This study offers novelty by revealing how the principles of integrated quality management are adapted in the context of pesantren-based private madrasas, a domain that is still rarely explored in the Islamic education management literature. The research uses a qualitative descriptive method through in-depth interviews, observations, and documentation analysis involving madrasah heads, teachers, and education staff. The results of the study show that the implementation of integrated quality management has taken place through strategic planning, human resource development, and improvement of educational services. However, a number of obstacles are still faced, such as limited data-based supervision, long-term funding management, and uneven internalization of quality culture. These findings affirm the importance of visionary leadership, the participation of all madrasah residents, and government policy support to ensure the sustainability of quality improvement. This research contributes to the enrichment of TQM theory by presenting an application model that is in harmony with Islamic values and can be replicated in private madrassas in Indonesia and other Muslim countries.
Islamization and Social Transformation in Colonial Manna, Bencoolen (1824-1942) Irama, Dedi; Herawati, Emy
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 20 No. 1 (2025): September
Publisher : Postgraduate Studies of UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/islamica.2025.20.1.28-51

Abstract

This article examines the process of Islamization and its impact on the socio-economic transformation of the community in Onderafdeeling Manna, Bencoolen or Bengkulu Residency, during the Dutch colonial period, spanning from 1824 to 1942. The primary objective of this study is to identify the early figures who disseminated Islam in the region and analyse how Islamic teachings influenced the lifestyle of the local community. Using historical methods through the stages of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography, this study finds that Islam entered the Manna region around the 1880s through the preaching of Shaykh Muhammad Amin from Nias Island. Islamic activities developed through the establishment of large mosques, such as Al-Manar, the formation of Islamic organisations like Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama, and the growth of Sufi orders in the post-independence period. This process also encouraged changes in the community’s economic behaviour, primarily through shifts in trade ethics, increased cooperation in agriculture, and the development of waqf and zakāh-based initiatives. These findings demonstrate that Islam serves not only as a religion but also as a social and cultural force capable of transforming society’s structure in a peaceful and sustainable manner.
Peran Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis Data dari hasil AKMI Pratama, M. Arifky; Herawati, Emy; Irama, Dedi; Pitriani, Yetri; Permatasari, Iin
Al-Bahtsu: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol 8, No 2 (2023): Al-Bahtsu: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/btu.v9i2.5331

Abstract

This study aims to examine the role of teachers at MIN 2 Bengkulu Selatan in implementing data-driven learning based on the results of the 2023 AKMI assessment. Using a qualitative descriptive approach, the research explores how teachers utilize AKMI data to enhance students' literacy and numeracy skills through observation, interviews, and documentation. The findings reveal that teachers play a crucial role in managing data-driven learning, aligning with the theories of Assessment for Learning and Data-Driven Decision Making. AKMI data allows teachers to deeply understand students' strengths and weaknesses, enabling timely interventions. However, challenges such as limited teacher understanding of data analysis and inadequate technological infrastructure persist. Enhancing data literacy and providing technology training are essential to optimizing the use of AKMI data in the learning process. By strengthening these skills, teachers can create more adaptive and responsive learning environments that cater to students' individual needs, significantly improving classroom learning effectiveness.
Analisis implementasi pendidikan multikultural berbasis moderasi beragama di pondok pesantren al-quraniyah manna Herawati, Emy; Irama, Dedi; Julianto, Alfin
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2025): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1140000

Abstract

Ditengah masyarakat Indonesia sangat majemuk. Dunia pendidikan, khususnya pondok pesantren sangat diperlukan adanya pendidikan multikultural yang berbasis pada moderasi beragama untuk mencapai tujuan secara optimal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berkontribusi untuk mengeksplorasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan multikultural berbasis moderasi beragama di Pondok Pesantren Al-Quraniyah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu, Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren, ustad, ustad, ustazah, dan santri. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data melalui ekstraksi data, reduksi data, penyajian hasil, dan penarikan kesimpulan. Results: Hasil penelitian ini berhasil mengungkap beberapa temuan penting. Pertama, multikultural didasarkan pada moderasi beragama. Kedua, implementasi pendidikan multikultural berbasis multikultural berbasis moderasi beragama terjadi melalui dua kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Al-Qur'an, kitab-kitab pendukung, dan dan kegiatan pembinaan keteladanan melalui prinsip-prinsip ibrah (upaya (upaya mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain), mauidzah (kebaikan), dan takzir (sanksi atau hukuman). Ketiga, evaluasi pendidikan multikultural berbasis moderasi beragama belum menggunakan instrumen tertulis, tetapi berdasarkan musyawarah dan dilakukan secara rutin setiap bulan. Temuan tersebut memberikan kontribusi bahwa pentingnya moderasi beragama sebagai landasan multikulturalisme, serta menekankan pendekatan pembelajaran dan evaluasi yang kolaboratif dan berbasis nilai-nilai keagamaan.