Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan antara Self Efficacy dan Kecemasan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Immanuela, Audrey; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30634

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun tugas akhir atau skripsi. Permasalahan yang diangkat adalah tingginya tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa pada fase akhir studi, yang diduga dipengaruhi oleh tingkat keyakinan diri (self efficacy). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir dari beberapa institusi pendidikan tinggi di Indonesia, dengan kriteria usia 20–25 tahun, aktif kuliah, dan minimal berada di semester 7. Sampel penelitian berjumlah 216 mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah General Self Efficacy Scale (GSES) untuk mengukur self efficacy dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 29. Uji statistik yang digunakan meliputi uji reliabilitas (Cronbach’s Alpha), uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov), uji korelasi (Spearman), serta uji beda (Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis H). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan kecemasan secara keseluruhan (r = -0,157; p = 0,078 > 0,005). Namun, ditemukan hubungan yang signifikan namun lemah antara self efficacy dengan dimensi kognitif dan motorik kecemasan, serta antara kecemasan dengan dimensi level dan generality dari self efficacy. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun self efficacy berkaitan secara lemah dengan beberapa aspek kecemasan, secara umum tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keduanya.
EFEKTIVITAS PROGRAM INTERVENSI PSIKOSOSIAL DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI SOSIAL DAN MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA LANSIA Sutiawan, Sutiawan; Zahira, Ryane; Ansika, Fausta; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i2.35055

Abstract

Masa lansia merupakan fase perkembangan akhir dalam siklus kehidupan yang sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang berdampak negatif terhadap kesejahteraan fisik dan psikologis, termasuk risiko depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program intervensi psikososial dalam meningkatkan partisipasi sosial dan menurunkan gejala depresi pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Wisma Mulia. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain pre-experimental, yaitu one group pre-test and post-test design, yang melibatkan 14 partisipan lansia. Alat ukur yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale (GDS-15) untuk menilai tingkat depresi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan signifikan pada skor depresi partisipan setelah mengikuti program intervensi, dengan skor rata-rata pre-test sebesar M = 3,36 (SD = 2,37) menurun menjadi M = 1,71 (SD = 1,27) pada post-test. Uji statistik Paired Sample T-Test menunjukkan hasil t (13) = 2,93 dan p < 0,012, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kondisi sebelum dan sesudah intervensi. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah agar program intervensi psikososial serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan dilakukan evaluasi berkala untuk mengkaji dampak jangka panjang dari program yang telah dilakukan.
EFEKTIVITAS PROGRAM KESEJAHTERAAN MENTAL DALAM MEMBANTU LANSIA DI PANTI WERDHA MEMBANGUN SIKAP MENERIMA DIRI SECARA POSITIF Rahmat, Kintan Aulia; Tan, Chatrine; Pratama, Adiyatma Doni; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i2.35075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program kesejahteraan mental dalam meningkatkan tingkat penerimaan diri pada lansia yang tinggal di Panti Werdha. Meningkatkan jumlah lansia yang tinggal di luar keluarga, terutama di daerah perkotaan, menyoroti perlunya intervensi yang ditargetkan untuk mendukung kesejahteraan psikologis mereka. Tujuan penelitian ini adalah program kesejahteraan mental dalam meningkatkan penerimaan diri pada Lansia di Panti Werdha. Penelitian ini melibatkan partisipan berjumlah 12 orang lansia, terdiri dari 9 laki-laki dan 3 perempuan, dengan rentang usia antara 60 hingga 80 tahun. Seluruh partisipan merupakan penghuni tetap panti sosial dan dipilih berdasarkan kesediaan serta kesesuaian dengan kriteria program intervensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan instrumen Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), serta telah diadaptasi ke dalam versi Bahasa Indonesia oleh Mutiara (2018). Hasil analisis menunjukan bahwa program kesejahteraan mental tidak secara signifikan meningkatkan penerimaan diri lansia di Panti Werdha. Hasil penerapan program kesejahteraan mental pada 12 lansia di Panti Werdha menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penerimaan diri. Rata-rata skor pretest sebesar 4,46 sedikit lebih tinggi dibandingkan skor posttest sebesar 4,43, dengan nilai signifikansi p = 0,896. Sebanyak 7 dari 12 partisipan mengalami penurunan skor setelah program, sementara 5 lainnya menunjukkan peningkatan. Selain hasil kuantitatif yang tidak signifikan, observasi lapangan juga mencatat adanya kendala dalam pemahaman materi dan variasi motivasi peserta. Temuan ini mengindikasikan bahwa program belum sepenuhnya efektif dan perlu disesuaikan dengan kondisi serta karakteristik lansia di panti sosial.
The Effect Of Dual Role Conflict On Marital Satisfaction Moderated By Emotional Regulation In Young Married Couples In The Special Region Of Jakarta Imara, Analisa; Roswiyani, Roswiyani; Satiadarma, Monty P.
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 9, No 2. (2025): Journal of Humanities and Social Studies
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v9i2..12720

Abstract

This study examines the influence of dual role conflict on marital satisfaction among young married couples in Jakarta, with emotion regulation as a moderating variable. The background of this research lies in the increasing demands of household roles, especially for couples who both work. Dual role conflict arises when individuals face pressure to fulfill multiple roles simultaneously, such as being a spouse, a parent, and a professional. This study employed a quantitative approach using a survey method involving 200 participants aged 20–40 years who were already married. The majority of participants were women who actively worked and carried out multiple roles in their daily lives. The instruments used included the Role Conflict Scale to measure dual role conflict, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) to measure emotion regulation, and the Enrich Marital Satisfaction Scale (EMSS) to measure marital satisfaction. Data analysis was conducted using moderation regression to determine whether emotion regulation strengthens or weakens the relationship between dual role conflict and marital satisfaction. The results showed that dual role conflict had a significant negative effect on marital satisfaction. However, emotion regulation was found to moderate this relationship. Individuals with strong emotion regulation skills were more capable of managing role pressures and maintaining the quality of their marital relationships. These findings highlight the importance of emotion regulation training as an adaptive strategy, particularly for working women. The practical implications are directed toward counselors, psychologists, and policymakers in providing support for married couples in the modern era.
Hubungan Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa Rantau Natania, Luisa; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 24 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10432337

Abstract

The lack of dissemination of the quality of tertiary institutions in Indonesia is one of the reasons students decide to go abroad. As an overseas university student, of course, you need adjustments and changes when you enter the world of university. One of the important aspects that must be owned by an overseas university student is self-confidence. Self-confidence is important for a student, especially overseas university students, so that it can influence effective interpersonal communication. Interpersonal communication is important for an overseas university student to have in order to increase positive behavior and develop social skills. However, in reality, there are still students who lack confidence and have fear in communicating. The purpose of this study was to determine the relationship between self-confidence and interpersonal communication among overseas university students. This research involved 202 overseas university students with an age range of 18-25 years. The measurement tools used are the self-confidence scale from Lauster (1992) which has been used in the research of Nuraeni (2010) and the interpersonal communication scale from DeVito (1997) which has been used in the research of Putri (2014). The results obtained in this study are that there is a positive relationship between self-confidence and interpersonal communication with the result r = .665. Therefore, it can be concluded that the higher the self-confidence, the higher the interpersonal communication will be. Vice versa, the lower the self-confidence, the lower the interpersonal communication will be.
Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Novia, Stefani; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 24 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10437428

Abstract

Interpersonal communication is the interaction of two or more people that generates feedback. There are still many students who do not have interpersonal communication skills. One of the factors that influence interpersonal communication is the self-concept. The self-concept is an individual view of himself. A negative self-concept can cause individuals to withdraw from social relationships. It affects interpersonal communication. This research aims to determine the effect of self-concept on students' interpersonal communication. The participants in the study consisted of 204 students in Jakarta aged 18-25 years. The measurement used in this study is the Tennessee Self Concept Scale and the interpersonal communication scale. Data fetching using purposive sampling with a type of quantitative research. The analysis technique used is simple linear regression analysis using SPSS. This research indicates that self-concept affects the student's interpersonal communication by 37,1%. Research shows a significant positive relationship between self-concepts and students' interpersonal communication, so it's concluded that a more positive self-concept of students will increase their interpersonal communication capabilities.
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Penerimaan Diri Remaja Di Panti Asuhan Di Jakarta Ardiandaputri, Fidhiza Yaanaafi; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10466630

Abstract

Remaja yang tinggal di panti asuhan seringkali mengalami masalah terkait kondisi emosional, salah satunya terkait penerimaan diri. Penerimaan diri penting untuk setiap individu dalam menjalani kehidupan yang bahagia. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri antara lain adalah pandangan terhadap diri sendiri, lingkungan yang menyenangkan, serta pola asuh yang baik. Namun selain itu, dukungan sosial dari orang terdekat juga dianggap mempengaruhi penerimaan diri seseorang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap penerimaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan di Jakarta. Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dukungan sosial terhadap penerimaan diri remaja di panti asuhan di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik nonprobability sampling, incidental sampling. Sampel dari penelitian ini ialah remaja yang tinggal di panti asuhan di Jakarta berjumlah 137 orang. Pengujian hipotesis dari penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana. Ditemukan pengaruh dari dukungan sosial terhadap penerimaan diri remaja di panti asuhan sebesar 12.1% (r = 0.348,  = 0.000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap penerimaan diri.
Hubungan Antara Kemampuan Berinteraksi Sosial Dan Konsep Diri Anak Panti Asuhan Di Jakarta Zahra, Haeza Mazaya; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10466748

Abstract

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh anak di panti asuhan adalah permasalahan terkait interaksi sosial. Permasalahan ini dapat mempengaruhi pengetahuan anak panti asuhan tentang konsep diri yang dimiliki karena salah satu cara untuk memiliki konsep diri yang baik adalah dengan memiliki interaksi sosial yang berjalan dengan baik juga. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berinteraksi sosial dan konsep diri anak panti asuhan di Jakarta. Hipotesis yang ada dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan berinteraksi sosial dan konsep diri anak panti asuhan di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif korelasional, nonprobability sampling, dan accidental sampling. Sampel pada penelitian ini adalah anak yang tinggal di panti asuhan di Jakarta dengan jumlah 120 orang. Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi Pearson, didapati bahwa kemampuan berinteraksi sosial dengan konsep diri memiliki r = 0,570, dengan nilai p = 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berinteraksi sosial dengan konsep diri anak panti asuhan di Jakarta. Interaksi Sosial, Konsep Diri, Anak Panti Asuhan
Gambaran Self-esteem Perempuan Dewasa Muda yang Pernah Mengalami Verbal Abuse dalam Toxic Relationships Noviyanthi, Christine Erinna; Roswiyani, Roswiyani
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i1.31969

Abstract

Kekerasan verbal dalam hubungan beracun (toxic relationships) dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap self-esteem perempuan. Self-esteem merujuk pada persepsi individu terhadap nilai dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran self-esteem perempuan dewasa muda yang pernah mengalami kekerasan verbal dalam hubungan beracun. Partisipan penelitian terdiri dari 10 perempuan dewasa muda berusia 20-40 tahun yang telah mengalami kekerasan verbal dalam hubungan dengan pasangan, teman, atau keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang diadaptasi dari teori tentang bentuk-bentuk kekerasan verbal. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan dewasa muda memiliki self-esteem yang rendah. Gambaran self esteem rendah yaitu adanya penilaian negatif terhadap diri sendiri seperti menganggap bahwa dirinya tidak berharga, mudah terpengaruh tanggapan negatif, dan bergantung pada orang lain. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kekerasan verbal dalam hubungan beracun dapat menurunkan self-esteem perempuan dewasa muda secara signifikan. Penelitian ini memberikan implikasi penting bagi upaya pencegahan kekerasan verbal melalui edukasi, serta perlunya dukungan psikologis untuk membantu korban memulihkan rasa percaya diri mereka.
The mediating effect of forgiveness on the relationship between spirituality and psychological well-being in adults with history of childhood bullying Theodora, Michelle; Sahrani, Riana; Roswiyani, Roswiyani
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Faculty of Psychology and Health - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/pjpp.v8i2.17829

Abstract

The long-term effects of childhood bullying on psychological well-being in adulthood have recently gained attention in research. This study examines the complex dynamics of the phenomenon by investigating the role of forgiveness as a mediator in the relationship between spirituality and psychological well-being among individuals who experienced bullying during their childhood. A purposive sample of 202 participants aged 19-40, who were bullied between the ages of 6-18, were recruited. The measurements used in the study included the Ryff Psychological Well-Being Scale (⍺ = .77) to measure psychological well-being; the Heartland Forgiveness Scale (⍺ = .82) to measure forgiveness; the Daily Spiritual Experiences Scale (⍺ = .94) to measure the spirituality of the participants; and the Olweus Bully/Victim Questionnaire (⍺ = .71) as a screening tool to confirm participants' experiences of bullying. Through mediation regression analysis with 5000 bootstrap samples using Macro PROCESS by Hayes, forgiveness emerged as a significant full mediator (β = .318, p < .05, 95% CI:  .212, .438). The study provides evidence that forgiveness enhances psychological well-being, suggesting that implementing a forgiveness program could reduce the long-term effect of childhood bullying.