Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

SUMBER DAN INSPIRASI BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Utami Dewi, Ida Ayu Putu; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v3i1.590

Abstract

AbstractHave we become inspirational teachers? Why should be an inspirational teacher? Have our students answered “Master is inspiration” when someone asks “children, what do you think about your teacher?” Good teachers who inspire teachers for learners, for example, advice, build learners to learn fun not stress and children are not afraid. Professional teachers should be able to educate children to be brave. Learning resources, all sources either in the form of data, people and certain forms that can be driven learners. Inspiration is interpreted with creative ideas that arise from within the self after an external stimulus. Therefore, teachers should be able to become “stimulants” for their students, inspiring for inspiration so that children can always be encouraged to bring up ideas, ideas, thoughts, actions, values, and positive creativity. Learning is the most priority activity in school activities. In the learning activities, the teacher is like a captain who controls the pace of the learning process in the classroom. In this learning process, teachers are required to be able to plan, design and implement approach / learning model using the method until the proper learnin media. The principles of APE are principles of productivity, creativity, activity, effective and efficient, and interesting and fun. From a material perspective, APE must be able to develop thinking power (cognition), rapid power, language, motor and skill aspects. Through tools used as a means of play, so that the child is expected to develop the function of intelligence, emotion and spiritual so that emerging intelligence that skyrocketed.Keywords: My Teacher Inspiration, My Student SourceAbstrakSudahkah kita menjadi guru inspiratif? Mengapa harus menjadi guru inspiratif? Sudahkah siswa kita akan menjawab “Guru adalah inspirasi” ketika ada orang yang bertanya tentang “Nak, bagaimana pendapatmu tentang gurumu?”Guru yang baik guru yang menginspirasi untuk peserta didik, sebagai teladan, contoh, nasehat membangun peserta didik agar belajar menyenangkan tidak tertekan dan anak tidak takut. Guru profesional harus dapat mendidik anak menjadi berani. Sumber belajar, semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digerak peserta didik. Inspirasi dimaknai dengan gagasan-gagasan kreatif yang muncul dari dalam diri setelah ada rangsangan dari luar. Maka dari itu, guru harus bisa menjadi “perangsang” bagi siswanya, memberi inspirasi demi inspirasi agar anak senantiasa dapat terdorong untuk memunculkan ide, gagasan, pemikiran, tindakan, nilai, hingga kretifitas yang positif. Belajar merupakan kegiatan paling prioritas dalam aktifitas di sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran, guru bagaikan nahkoda yang mengontrol laju proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran ini, guru dituntut untuk bisa merencanakan, merancang hingga melaksanakan pendekatan/model pembelajaran menggunakan metode hingga media pembelajaran yang tepat.
GURU KREATIF ANAK USIA DINI MELALUI PENDEKATAN TAKSONOMI BLOOM Wulandari, Ida Ayu Gde; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v3i2.736

Abstract

Guru adalah model dalam pembelajaran. Guru bertugas untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik sehingga dapat berkembang secara optimal. Seorang guru yang kreatif akan melahirkan peserta didik yang kreatif. Seorang pendidik anak usia dini adalah pendidik yang mengajarkan peserta didik antara 0 tahun sampai 6 tahun. Peserta didik dalam rentang usia tersebut adalah usia yang paling tepat dalam mengembangkan seluruh potensi peserta didik bahkan disebut sebagai golden age. Potensi yang dapat dikembangkan dalam diri peserta didik meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan perkembangan psikologi. Dengan pemahaman guru terhadap perkembangan peserta didik yang merupakan usia emas, maka akan melahirkan generasi emas yang membawa kemajuan bagi nusa dan bangsa. Begitu pula sebaliknya, apabila seorang guru tidak kreatif dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran, maka tidak akan melahirkan peserta didik yang kreatif. Menjadi guru yang kreatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan peserta didik. Kegiatan yang dilakukan oleh guru memiliki tujuan yang ingin dicapai, baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Kata kunci : guru, kreatif, kognitif, afektif, psikomotor
PENERAPAN BELAJAR YOGA SEBAGAI PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI GURU DAN MURID Werdi Purniasih, Ida Ayu Komang; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v4i1.1065

Abstract

Penelitian ini memfokuskan kajian pada penerapan pembelajaran yoga yang dilaksanakan oleh para guru dan siswa. Keseharian dilakukan dengan meditasi dan yoga asana sebelum memulai pembelajaran. Kajian pustaka terkait dengan kecerdasan emosional anak usia dini dan yoga sutra patanjali. Metode pada penelitian ini menggunakan analisis observasi, pre test dan post test. Melibatkan peserta didik dan guru dari TK Madhu Vidya yang berjumlah 57 anak dan 3 orang guru. Penelitian ini menunjukkan adanya (1) mengenal bentuk bentuk emosi diri sendiri, (2) meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik dalam mengelola emosi dalam diri, (3) membina hubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kecerdasan Emosional, YogaThis research focuses on the study of the application of yoga learning carried out by teachers and students. Their life is done by meditation and yoga asana before starting learning. The literature review is related to emotional intelligence of early childhood and Yoga Sutra Patanjali. The method in this study used observation analysis, pre test and post test. Involving students and teachers from Madhu Vidya Kindergarten, totaling 57 children and 3 teachers. This study shows that there is (1) recognizing the formof self-emotion, (2) increasing the ability of teachers and students in managing emotions in themselves, (3) building relationships and communicating with others.Keywords: Early Childhood, Emotional Intelligence, Yoga
IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN LONG TERM MEMORY DAN KEMAMPUAN DASAR KOGNITIF ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK INDRA PRASTA KUTA Leniasih, Wayan; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v5i1.1361

Abstract

This study aims to investigate the increase in long term memory and basic cognitive ability in group B children of Taman Kanak-kanak Indra Prasta Kuta and obstacles faced by children in learning using experimental method with concrete media. The implementation of this research was based on the results of preliminary observations indicating that the long term memory and basic cognitive ability of children are still low. This study was an action research conducted in two cycles. Subjects were children in group B (B5) of 17 children. The study was conducted in the second semester (even) in the Academic Year 2013-2014. The research procedure follows circles such as planning phase, implementation phase, observation phase, and reflection phase. The data were collected by using observation and taken by using descriptive qualitative method. The results show that the implementation of the experimental method with concrete media can improve (1) long term memory of children at the end of the first cycle by 41.18 % (7 children) achieving the expected standard with the categories of good and very good, and at the end of the second cycle, it increases by 100 % (17 children) achieving the expected standard with the categories of good and very good. (2) Cognitive basic ability of children at the end of the first cycle by 52.94% (9 children) achieving the expected standard with the categories of good and very good, and at the end of the second cycle, it increases by 100 % (17 children) achieving the expected standard with the categories of good and very good.  
KONSTRUKSI LITERASI BACA TULIS ANAK MELALUI METODE SMART STORY BOOK DI TK NEGERI PEMBINA GIANYAR Cintiya Nurina, Ida Ayu; Suyanta, I Wayan
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v4i2.1173

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membangun agar anak usia dini menjadi cerdas dalam baca tulis. Dan meningkatkan kemampuan berbahasa anak dalam menyimak, mengungkapkan gagasan, keaksaraan awal anak, serta sebagai fondasi awal menanamkan nilai literasi pada anak usia dini. Kajian ini dibedah dengan konsep perkembangan bahasa anak dan teori literasi. Terdapat metode yang digunakan penerapan media Smart Story Book ini, Guru menyusun rencana harian dengan menggunakan media peraga, pelaksanaan kegiatan, umpan balik, dan mencatat hasil dari pencapaian kegiatan melalui daftar ceklist observasi. Penelitian ini menemukan, pertama bentuk-bentuk bercerita yang menarik, yang digunakan secara bergantian agar anak tidak merasa bosan, menghasilkan keterampilan menyimak maksimal. Kedua bentuk metode bercerita atau digunakan secara kombinasi agar menambah daya tarik cerita dapat menghasilkan perkembangan mengungkapkan (berbicara anak) sangat baik. Ketiga peraga ini menggunakan bahan dengan berbagai warna dan memiliki rangkaian gambar berbagai bentuk dari berbagai teknik lipatan di dalamnya sehingga menjadi alur cerita yang menarik. Kata kunci: Anak Usia Dini, Literasi, Media Smart Story Book, keterampilan menyimak, keterampilan mengungkapkan Abstract This research aims to build so that young children become intelligent in reading and writing. And improve children's language skills in listening, expressing ideas, children's early literacy, and as an initial foundation to instill the value of literacy in early childhood. This study is dissected with the concept of children's language development and literacy theory. There is a method used by the application of the Smart Story Book media, the teacher prepares a daily plan using the media of the demonstration, the implementation of activities, feedback, and records the results of the achievement of activities through an observation checklist. The research found, firstly interesting forms of storytelling, which are used interchangeably so that children do not feel bored, resulting in maximum listening skills. Both forms of storytelling method or used in combination in order to increase the attractiveness of the story can produce the development of expressing (talking to children) very well. These three visuals use materials with various colors and have a series of images of various shapes from various fold techniques in it so that it becomes an interesting storyline.
Motivasi Wisatawan Dalam Pembelajaran Yoga Di Ubud Bali I Wayan Suyanta
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 5 No 4 (2021)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.128 KB) | DOI: 10.37329/jpah.v5i4.1326

Abstract

This research is aimed at the motivation to learn yoga by tourists visiting Ubud Bali. By observing the symptoms of fragility and independence of internal and external elements of tourists along with the situation and conditions in the West, it is necessary to identify motives and find solutions to the problems. Tourists' learning motives will be explored and explored from the perspective of non-formal education. The method used is deepth interview, which continues to be described in a qualitative descriptive manner. Some of the findings include the stimulation of the external environment in the Western world and personality situations that cause tourists to start learning yoga. Another motive is the awareness of tourists' self-introspection, edu-spiritual learning (non-formal education) and the Balinese social and cultural environment as an orientation to learn yoga.
MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PROJEK ECO ENZYME Ida Ayu Made Herawati; Ida Bagus Komang Sindu Putra; I Wayan Suyanta
Kumara Cendekia Vol 11, No 3 (2023): Kumara Cendekia
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/kc.v11i3.76862

Abstract

Anak usia dini lebih cepat belajar melalui pengalaman nyata. Fase ini memengaruhi pertumbuhan karakter, keterampilan motorik, kemampuan berpikir, bahasa, dan interaksi sosial anak. Kesadaran lingkungan juga ditanamkan pada anak untuk meningkatkan pemahaman tentang literasi lingkungan. Anak diajarkan melalui pembiasaan sederhana seperti membuang dan mengklasifikasikan sampah, dan mengolahnya menjadi eco enzyme. Projek eco enzyme menjadi inisiatif penting dalam menjaga lingkungan. Eco enzyme adalah cairan yang berguna sebagai pembersih alami, pupuk organik, dan pengendali hama, membantu mengurangi dampak negatif sampah pada lingkungan. Tujuan penelitian ini mencakup peningkatan literasi lingkungan anak, penerapan karakter cinta lingkungan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), serta pemahaman anak tentang proses pengolahan limbah organik menjadi eco enzyme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dalam dua siklus. Data dikumpulkan melalui observasi guru dan dokumentasi kegiatan anak. Hasilnya dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam literasi lingkungan anak dari siklus I (55%) menjadi siklus II (83%), dengan peningkatan sebesar 28%. Ini menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pemahaman lingkungan pada anak usia 5-6 tahun melalui projek eco enzyme. Upaya memanfaatkan waktu luang siswa dan kreativitas guru dalam memanfaatkan alat dan bahan sekitar menjadi faktor keberhasilan dalam mengajarkan anak tentang pentingnya menjaga alam sekitar
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ORIGAMI DALAM MENGOPTIMALKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI TK SARASWATI 1 DENPASAR UTARA Ni Made Widyasari; I Wayan Suyanta; Ida Bagus Komang Sindu Putra
Widya Kumara: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/widyakumara.v4i1.2798

Abstract

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, pendidikan anak usia dini merupakan tahapan pendidikan sebelum pendidikan dasar. Salah satu taktik pembelajaran yang digunakan guru TK Saraswati 1 Denpasar untuk mendorong partisipasi siswa di kelas adalah penggunaan materi pembelajaran origami untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak usia dini. Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang Penerapan Media Pembelajaran Origami Dalam Mengoptimalkan Motorik Anak Usia Dini Di Tk Saraswati 1 Denpasar. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena penulis berusaha mengeksplorasi bagaimana lingkungan pembelajaran origami digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik anak usia dini di TK Saraswati 1 Denpasar. Untuk menyelidiki masalah dalam penelitian ini, para peneliti mengandalkan teori Elizabeth B. Hurlock tentang perkembangan motorik halus awal. Menggunakan observasi non-partisipan, wawancara, membaca, dan menulis sebagai metode pengumpulan data. Hasil yang ditemukan di TK Saraswati 1 Denpasar adalah terdapat dampak positif dan negatif dari pemanfaatan bahan origami untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Untuk dampak positifnya anak menjadi bisa bermain sambil belajar, melatih keterampilan, serta tentunya meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Untuk dampak negatif yang ditimbulkan terkait penggunaan media origami ini seperti anak akan menjadi ketergantungan menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Praktek Meditasi Sebagai Upaya Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pendidikan Agama Hindu Pada Siswa Di SMP Wisata Sanur I Wayan Purnajati; I Wayan Suyanta
Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 5 No 4 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/cetta.v5i4.3107

Abstract

Religious education is very important for students to get at school to help build good character. The importance of religious education means that students must be able to understand their learning well. Good understanding will be achieved when students have good study concentration. Good learning concentration can be achieved by focusing the students' minds. Meditation is a form of effort to focus the human mind so that it is not influenced by everything around it. This article discusses the meditation practice applied to class 8J students at SMP Wisata Sanur before Hindu Religious Education lessons were implemented. The research method used in this scientific article is a qualitative method with a descriptive approach, meaning that all the issues presented in this research are explained in detail and holistically. Then the data collection methods used are: (1) observation, (2) interviews, (3) documentation, and (4) literature study. The results of this research explain that the implementation of meditation in Hindu religious education learning in class 8J of SMP Wisata Sanur is carried out in several stages, namely preparing the students themselves, regulating their breath, focusing on the object of meditation and ending the meditation. In practice, there are several obstacles such as uncomfortable class conditions, difficulty imagining the meditation object in the form of an omkara image, influence from surrounding friends and drowsiness. Of these several obstacles, efforts have been made to overcome the obstacles that occur, namely preparing comfortable classroom conditions, practicing omkara drawing and practicing meditation at each student's home, good student seating arrangements and providing unique and interesting affirmations before practicing meditation.
PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK USIA 4-5 TAHUN BERBASIS METODE PROYEK DI PAUD VIDYA KARUNA KOTA DENPASAR Silvia Nina Sany; I Wayan Suyanta; I Made Lestiawati
PRATAMA WIDYA : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7 No 2 (2022): Pratama Widya Oktober 2022
Publisher : UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v7i2.1763

Abstract

The prolonged pandemic period forces children to lose their learning period at school. There are many obstacles, especially learning in early childhood. Teachers are expected to be able to provide a comfortable and fun form of learning, one of which is project-based learning methods. By applying a project-based approach at PAUD Vidya Karuna Denpasar, children get a learning experience working together, sharing tasks and responsibilities that are carried out in an integrated manner to achieve a common goal. Children understand the material when child has tried to do activities and find out solution to a problem. Focus of this research is the inculcation of children's independence based on the project method. Type of research is descriptive qualitative research with data collection techniques of observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is the Miles and Hubberman model with an interactive model consisting of four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed inculcation of children's independence through this project-based learning method increased by 40% from the initial observation. As many as 86% of children aged 4-5 years have become independent according to the indicators of the child independence instrument. Project-based learning also improve children's cognitive and socio-emotional