Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBIASAN SIKAP POSITIF Aisyah, Siti; Anshori, Muh
Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 6 No 1 (2023): Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/dirasah.v6i1.483

Abstract

Pembiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan dalam pembiasaan yaitu agar para peserta didik terlatih dalam bersikap baik dan memiliki sikap-sikap atau kebiasaan baru yang bernilai positif sesuai dengan nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius, tradisional, dan kultural. Pembiasaan menjadi suatu hal yang perlu untuk dilakukan dan dicontohkan kepada anak setiap hari secara konsisten di setiap lingkungan, yang di dalamnya meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Hal ini bermaksud agar proses pembentukan karakter pada anak berjalan dengan baik sesuai harapan. Membiasakan anak bersikap positif perlu dilakukan sedari dini kepada anak-anak agar kelak akan melekat dalam dirinya dan terbiasa untuk melakukan hal positif setiap saat. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa yang di dalamnya terkait aspek pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan dalam melakukan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter diperlukan adanya proses pembiasaan, sebab karakter tidak terbentuk secara instan tetapi perlu dilatih agar mencapai tujuan dan bentuk karakter yang ideal.
PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH DASAR Nursyahbani, Via Fajriyah; Anshori, Muh
Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 7 No 2 (2024): Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/dirasah.v7i2.655

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pesan moral dalam film Animasi Upin Ipin. Dalam pembelajaran di sekolah, film animasi yang mengandung pesan-pesan moral dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Anak usia sekolah dasar biasanya lebih tertarik, cepat menangkap, dan meniru apa-apa yang mereka saksikan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) di mana sumber primernya adalah episode-episode pilihan dari film animasi Upin Ipin. Sementara data sekundernya berasal dari buku, jurnal, website yang relevan dengan pembahasan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pesan-pesan moral dalam film animasi Upin Ipin adalah: 1) Episode "Godaan Puasa" berisi pesan moral untuk saling berbagi terhadap sesama, bersyukur, saling tolong-menolong terhadap sesama, bersabar, dan menahan godaan hawa nafsu di bulan puasa. 2) Episode "Raya Penuh Makna" berisi pesan moral untuk saling mengasihi, menghidupkan malam Lailatul Qadar, dan menjaga tali silaturahmi terhadap keluarga, saudara, teman dan tetangga. 3) Episode "Tamak Selalu Rugi" berisi pesan moral untuk bijaksana dalam menentukkan sesuatu dan memaafkan kesalahan orang lain. Selanjutnya, relevansi film animasi Upin Ipin dalam pendidikan moral di sekolah dasar pada 3 episode pilihan yaitu memiliki kaitan nilai religius, integritas, mandiri dan gotong royong.
OPTIMALISASI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI SDN KUNCIRAN 8 PINANG, KOTA TANGERANG Anshori, Muh; Oktavera, Siska; Abdillah, Arif
Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam Vol 7 No 1 (2024): Dirasah: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/dirasah.v7i1.626

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengulas pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan di SDN Kunciran 8 Pinang, Tangerang Selatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian lapangan yang data-datanya disajikan dalam bentuk kalimat atau kata-kata. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus yang mana peneliti melakukan investigasi terkait permasalahan yang terjadi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi dimana peneliti mengamati secara langsung terkait proses pembelajaran berdiferensiasi, wawancara dimana peneliti mewawancarai langsung dengan para guru, dan dokumentasi. Dan teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan dari fenomena yang diamati. Penelitian ini menemukan bahwa sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu melakukan asesmen diagnostik yang mana siswa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: kelompok auditori, visual, dan kinestetik. Setelah itu dilakukan pembelajaran berdiferensiasi melalui tiga tahapan, yaitu: diferensiasi konten, proses, dan produk. Dan dengan seperti itu kemandirian belajar siswa dapat dioptimalkan. Penelitian ini menyimpukan bahwa optimalisasi kemandirian belajar siswa dengan pembelajaran berdiferensiasi di SDN Kunciran 8 sudah cukup baik, dengan adanya konten yang siswa dapat memilih sendiri, kemudian dengan prosesnya yang siswa dapat melaksanakannya dengan mandiri serta dengan menghasilkan produk sesuai dengan kemampuannya sendiri.
PRAKTIK PEMENUHAN HAK AKSES KEAGAMAAN PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK BERDASARKAN KONSEP AHLIYYAH Hikam, Ahmad Bahrul; Anshori, Muh
Syarie: Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 8 No 1 (2025): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/syarie.v8i1.749

Abstract

Tulisan ini bertujuan menjelaskan konsep ahliyyah yang digunakan sebagai dasar untuk memenuhi hak penyandang disabilitas sensorik pada ranah kewajiban keagamaan. Dalam kajian fiqih Islam, penyandang disabilitas sensorik dianggap memiliki hak untuk menjalankan kewajiban keagamaan, sama seperti mereka yang normal (tidak menyandang disabilitas). Penelitian ini berjenis library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Penulis mengambil data-data dari buku, jurnal, kitab fiqih, dan lainnya yang memiliki korelasi dengan pembahasan. Tulisan ini menemukan bahwa konsep ahliyyah berimplikasi pada pemberian rukhshah (keringanan) terhadap penyandang disabilitas sensorik dalam menjalankan kewajiban keagamaan mereka. Dalam implementasinya, rukhshah (keringanan) tersebut diwujudkan dalam bentuk mengakomodasi masyaqqah (kesulitan) yang dialami dan dengan memperluas kaedah rukhshah (keringanan) untuk mengakomodasi al-hajjah (kebutuhan) mereka. Aplikasi dari strategi ini menghasilkan kemampuan dan kecakapan penyandang tuna rungu untuk menjadi imam shalat dengan akses alat gyroscope bracelet, penyandang tuna netra dapat mengkaji Al-Qur'an dengan akses mushaf Braille, mampu pergi ke masjid dan mengikuti shalat berjamaah dengan akses GPS smartphone atau guiding dog, penyandang tuna wicara dapat berdakwah melalui penerjemah bahasa isyarat, penyandang tuna rungu-wicara dapat memperoleh pengetahuan agama dengan akses running teks khutbah, dan lainnya.
STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI UNTUK MENJAGA KETAHANAN PANGAN DI MASA PACEKLIK (KAJIAN SURAT YUSUF/12: 47-49) Makfud, Ali; Anshori, Muh; Suliyono, Suliyono
Syarie: Jurnal Pemikiran Ekonomi Islam Vol 8 No 2 (2025): Syar'ie
Publisher : STAI Binamadani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51476/syarie.v8i2.803

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui krisis ekonomi yang dialami negeri Mesir pada masa Yusuf as dan berbagai upaya yang dilakukannya dalam mengatasi dampak krisis dan memulihkan ekonominya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data-data yang digunakan bersumber dari literatur-literatur kepustakaan yang memiliki topik yang relevan, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan tafsir maudhu’i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rakyat Mesir saat itu mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi selama tujuh tahun. Berbagai program pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh Yusuf as adalah: 1) melakukan mitigasi bencana atau krisis, 2) Melaksanakan program-program strategis seperti meningkatkan kapasitas produksi, menjaga stabilitas harga, menyimpan stok bahan makanan, mengendalikan konsumsi masyarakat, dan menegakkan supremasi hukum. Hal ini dapat menjadi referensi bagi pemimpin yang bertanggung jawab dalam menangani krisis ekonomi yang dialami suatu negeri.