Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

BUKTI PENYERTAAN TUHAN MELALUI PERJALANAN BANGSA ISRAEL MENYEBERANGI LAUT TEBERAU BERDASARKAN KELUARAN 13:17 – 14:1-31 Sinaga, Janes; Kurniawan, Raden Deddy; Sinambela, Juita Lusiana
LOGOS Vol. 19 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v19i2.1985

Abstract

Bukti penyertaan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel sungguh nyata. Tuhan bukan saja memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan, Allah pembebas, namun juga Tuhan, Allah yang menyertai kehidupan mereka. Sementara itu bagi Firaun, seharusnya peristiwa ini adalah pelajaran penting dalam sejarah kehidupannya dan bangsanya. Bahwa berperkara dengan Tuhan, Allah Israel adalah sebuah kesia-siaan. Baik bangsa Israel dan Firaun sama-sama diajarkan akan sifat dan karakter Tuhan, Allah yang adil dan penuh kasih. Ini pula yang seharusnya menjadi pelajaran bagi umat-umat Tuhan sepanjang zaman. Bahwa penting percaya dengan segenap hati kepada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan di dalam setiap jalan-jalan kehidupan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber Pustaka, sehingga setiap orang percaya akan penyertaan Tuhan melalui pengalaman bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau.
MENGENAL 12 MURID YESUS DALAM KEPRIBADIAN DAN PELAYANANNYA Sinambela, Juita Lusiana; Sinaga, Janes; Purba, Beni
LOGOS Vol. 20 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i1.2548

Abstract

Tidak mudah untuk memilih murid yang akan dijadikan Yesus sebagai penerus dan pembawa pesan Injil untuk keselamatan Manusia, namun dalam pilihan ini Yesus memiliki cara dan kriteria sendiri. Dalam misi-Nya di bumi, Yesus memulai dengan memuridkan 12 orang dan kemudian berkembang hingga saat ini. Kedua belas murid itu adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Yesus tidak hanya memanggil para murid untuk menjadi pendengar, mereka juga dipanggil untuk menjadi murid. Setiap murid dipanggil untuk mengikuti dan hidup bersama-Nya. Yesus memilih para murid yang tidak berpendidikan karena mereka tidak dididik dalam tradisi dan kebiasaan palsu pada zaman mereka. Mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter yang cakap, dan mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan mudah diajar yang dapat dia latih untuk pekerjaan-Nya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui Analisa data dan mengolahnya sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan maksud penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menyatakan bahwa panggilan dan kehidupan ke 12 murid Yesus menjadi pelajaran zaman ini, dimana ketika Yesus memanggil siapa saja menjadi murid-Nya kiranya mereka bersedia seperti ke 12 murid tanpa ragu-ragu, karena Yesus dapat menggunakan siapa saja walaupun pandangan dunia dia bukanlah orang yang cakap ataupun tidak terpandang.
BUKTI PENYERTAAN TUHAN MELALUI PERJALANAN BANGSA ISRAEL MENYEBERANGI LAUT TEBERAU BERDASARKAN KELUARAN 13:17 – 14:1-31 Sinaga, Janes; Kurniawan, Raden Deddy; Sinambela, Juita Lusiana
LOGOS Vol. 19 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v19i2.1985

Abstract

Bukti penyertaan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel sungguh nyata. Tuhan bukan saja memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan, Allah pembebas, namun juga Tuhan, Allah yang menyertai kehidupan mereka. Sementara itu bagi Firaun, seharusnya peristiwa ini adalah pelajaran penting dalam sejarah kehidupannya dan bangsanya. Bahwa berperkara dengan Tuhan, Allah Israel adalah sebuah kesia-siaan. Baik bangsa Israel dan Firaun sama-sama diajarkan akan sifat dan karakter Tuhan, Allah yang adil dan penuh kasih. Ini pula yang seharusnya menjadi pelajaran bagi umat-umat Tuhan sepanjang zaman. Bahwa penting percaya dengan segenap hati kepada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan di dalam setiap jalan-jalan kehidupan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber Pustaka, sehingga setiap orang percaya akan penyertaan Tuhan melalui pengalaman bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau.
MENGENAL 12 MURID YESUS DALAM KEPRIBADIAN DAN PELAYANANNYA Sinambela, Juita Lusiana; Sinaga, Janes; Purba, Beni
LOGOS Vol. 20 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v20i1.2548

Abstract

Tidak mudah untuk memilih murid yang akan dijadikan Yesus sebagai penerus dan pembawa pesan Injil untuk keselamatan Manusia, namun dalam pilihan ini Yesus memiliki cara dan kriteria sendiri. Dalam misi-Nya di bumi, Yesus memulai dengan memuridkan 12 orang dan kemudian berkembang hingga saat ini. Kedua belas murid itu adalah Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Yesus tidak hanya memanggil para murid untuk menjadi pendengar, mereka juga dipanggil untuk menjadi murid. Setiap murid dipanggil untuk mengikuti dan hidup bersama-Nya. Yesus memilih para murid yang tidak berpendidikan karena mereka tidak dididik dalam tradisi dan kebiasaan palsu pada zaman mereka. Mereka adalah orang-orang yang memiliki karakter yang cakap, dan mereka adalah orang-orang yang rendah hati dan mudah diajar yang dapat dia latih untuk pekerjaan-Nya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui Analisa data dan mengolahnya sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan maksud penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menyatakan bahwa panggilan dan kehidupan ke 12 murid Yesus menjadi pelajaran zaman ini, dimana ketika Yesus memanggil siapa saja menjadi murid-Nya kiranya mereka bersedia seperti ke 12 murid tanpa ragu-ragu, karena Yesus dapat menggunakan siapa saja walaupun pandangan dunia dia bukanlah orang yang cakap ataupun tidak terpandang.
Analisis Ulangan 19 : 1-13 “Kota-kota Perlindungan” Sinaga, Janes; Siswanto, Daniel; Pelawi, Stepanus; Tinenti, Max Lucky; Sinambela, Juita Lusiana
Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.854 KB) | DOI: 10.55649/skenoo.v2i1.24

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis dan menguraikan mengenai “kota-kota perlindungan” berdasarkan Ulangan 19:1-13.  Teks-teks Perjanjian Lama masih relevan dengan keadaan gereja saat ini. Perlunya melihat dan menemukan makna teologis dari teks-teks tersebut apakah masih berlaku bagi kehidupan saat ini. Pemahaman makna kata dari “kota-kota perlindungan” sebenarnya memiliki kesamaan dengan hukum pidana di Indonesia, khususnya dalam KUHAP mengenai tahanan kota. Perbedaannya terletak pada motivasi dalam melakukan tindakan kriminal dan penggagas dari aturan tersebut. Dalam teks Ulangan 19:1-13, pelaku pembunuhan mendapat perlindungan dalam “kota-kota perlindungan” karena motivasi pembunuhan yang dilakukannya secara tidak sengaja. Jika peraturan mengenai “Rutan” digagas oleh peraturan pemerintah, “kota-kota perlindungan” diprakarsai langsung oleh TUHAN Allah yang menunjukkan bahwa Ia sangat memerhatikan umat-Nya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data serta menganalisisnya menjadi data yang komprehensif dari berbagai daftar Pustaka buku-buku, Alkitab dan media online. Melalui penelitian ini diharapkan mamahami makna kota perlindungan dalam penerapan masa kini.
Metode Pengembalaan melalui Pendekatan Lintas Budaya Sinaga, Janes; Simanjuntak, Rimon Jonas; Sinambela, Juita Lusiana
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.24

Abstract

Abstract: The purpose of this research is that every pastor pays attention to how to approach members of his congregation, especially a cross-cultural approach, so that it is easier to provide the best service if you are familiar with the culture of the congregation being served. Each region has a different culture. And a minister of God or pastor in ministry is often placed in a place that is different from its culture and customs. For success in the ministry of a Pastor it is necessary to study and understand the local culture and customs. This approach through cultural understanding will make it easier for God's ministers to win the hearts of the local population and adapt the preaching of the gospel to the culture of the local community. The approach through understanding the local culture as well as the local language, makes it easier to communicate the truth of God's word. This study uses a qualitative method that describes the importance of a cross-cultural approach in pastoral care, with the hope that the service will be more pleasing to the members it serves.Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah agar setiap gembala memperhatikan cara pendekatan kepada anggota jemaatnya, terutama pendekatan lintas budaya, sehingga lebih mudah untuk memberikan pelayanan yang terbaik apabila mengenal dengan baik budaya jemaat yang dilayani. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda. Dan seorang pelayan Tuhan atau pendeta dalam pelayanan sering ditempatkan di suatu tempat yang berbeda dengan budaya dan adat istiadatnya. Untuk keberhasilan dalam pelayanan seorang Pendeta adalah perlu untuk mempelajari serta memahami budaya serta adat istiadat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya ini akan memudahkan para pelayan Tuhan untuk memenangkan hati penduduk setempat serta menyesuaikan pengabaran Injil dengan budaya masyarakat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya lokal dan juga bahasa lokal, memudahkan untuk mengkomunikasikan kebenaran firman Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang memaparkan pentingnya pendekatan lintas budaya dalam pelayanan penggembalaan, sehingga tercipta sebuah pelayanan yang berkenan kepada anggota yang dilayaninya.