Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ANALISIS SENSITIVITAS SPEKTROMETER FOTOAKUSTIK LASER CO2 UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT Ananta Kusuma Yoga Pratama; Mitrayana Mitrayana
WAKTU Vol 16 No 1 (2018): -
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v16i1.1441

Abstract

Spektrometer fotoakustik laser CO2 digunakan sebagai alat bantu diagnosis penyakitdengan cara mengukur konsentrasi gas aseton (C3H6O) pada pasien penderita diabetes mellitus tipe 2 dan kontrol ( relawan sehat). Sebagai wadah tempat penampung sampel gas hembus napas setiap pasien, digunakan sampel bag merk SKC yang terbuat dari bahan Tedlar polyvinyl fluoride film dengan ketebalan 3 mm dan volume maksimal 1 L. Pengukuran dilakukan pada garis laser 9P32. Konsentrasi gas aseton tertinggi pada pasien DM tipe 2 adalah (1050 ± 8) ppb dan yang terendah adalah (540 ± 6) ppb. Secara kuantitatif, hasil yang diperoleh membuktikan bahwa spektrometer FA laser CO2 konfigurasi intrakavitas bisa digunakan untuk mengukur konsentrasi gas aseton dalam sampel hembusan napas manusia dengan tingkat sensitivitas yang tinggi (ppb), yang dibuktikan dengan terukurnya perbedaan konsentrasi aseton antara relawan pasien DM dan relawan sehat.
Performance Characterization of 450 nm Visible Light Based Photoacoustic Imaging for Phantom Imaging of Synthetic Dye Contrast Agents Mahendra Kusuma Nugraha; Moh. Ali Joko Wasono; Mitrayana Mitrayana
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS Vol 12, No 1 (2022): April
Publisher : Department of Physics, Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/ijap.v12i1.49179

Abstract

Performance characterization of 450 nm visible light photoacoustic imaging has been carried out through phantom imaging of methylene blue (MB), methyl orange (MO), and methyl red (MR) dye solutions. The phantom was made of a nylon tube with a diameter of 5.0 mm (outside) and 4.6 mm (inside) having a height of 2.0 mm along with a 6×6 cm black galvanized aluminum plate as the background medium. The nylon tube was filled with each type of solution with varying molecular concentrations of 10, 25, 50 and 100 ppm. Twelve (12) phantom objects were imaged in an area of 10×10 cm. The visible absorption peak known from UV-Visible spectroscopy for each type of solution is at 664 nm (methylene blue), 465 nm (methyl orange), and 522 nm (methyl red). It was also known that the amplitude of PA emissions would increase proportionally to the concentration of dye molecules. Overall, methyl orange solutions had the highest photoacoustic emission amplitude distribution. The analysis showed that the ratio of inner diameter (ID) and wall thickness (WT) between the MB and MO phantom images to the original object were 1:0.83 and 1:0.74 (ID) and 1:3 and 1:1.5 (WT), respectively. On the other hand, the ratio of the outer diameter (OD) of the MR phantom image to the original object is 1:1.28. 
Rancang Bangun Alat Ukur Koefisien Serapan Akustik (Halaman 26 s.d. 30) Mitrayana -; Fajar Wahid Alim
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.545 KB) | DOI: 10.22146/jfi.13750

Abstract

Telah dibangun alat ukur koefisien serapan akustik di Lab. Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika FMIPA UGM. Alat yang dibangun berkerja sebagai tabung impedansi yang menjalarkan gelombang bunyi dari sumber speaker ke bahan uji secara normal sehingga terjadi gelombang berdiri dalam tabung. Besarnya intensitas bunyi yang terbentuk dalam tabung dideteksi menggunakan tiga buah mikrofon, yang masing-masing diletakkan di belakang sampel, di tengah tabung bagian dalam dan ditengah tabung bagian luar. Bahan tabung impedansi yang digunakan adalah pipa PVC. Alat yang dibangun sudah terbukti dapat mengukur koefisien serapan akustik dari empat buah bahan yang berbeda.
Pengukuran Frekuensi Bunyi Saron Demung Laras Pelog Gamelan Jawa Menggunakan Perangkat Lunak Visual Analyser (Halaman 73 s.d. 76) Mitrayana -; V.J. Cytasari
Jurnal Fisika Indonesia Vol 18, No 54 (2014)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.697 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24376

Abstract

Penelitian ’PENGUKURAN FREKUENSI BUNYI SARON DEMUNG LARAS PELOG GAMELAN JAWA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VISUAL ANALYSER‘ ditujukan untuk mengkaji karakteristik frekuensi bunyi pada Gamelan khususnya Saron Demung Laras Pelog. Saron Demung Laras Pelog merupakan alat musik tradisional yang  belum mempunyai standar nada seperti alat musik lainnya. Penyelarasan gamelan dewasa ini biasanya dilakukan oleh para ahli, yaitu hanya dengan menggunakan rasa jiwa berdasarkan pengalamanya. Tiap gamelan yang dihasilkan memiliki perbedaan pada setiap penyelarasnya. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk penentuan standarisasi pada alat musik gamelan khususnya Saron Demung Laras Pelog. Penelitian dilakukan dengan menggunakan mikrofon yang dihubungkan langsung ke komputer jinjing. Komputer jinjing ini telah dilengkapi dengan perangkat lunak Visual Analyser yang langsung dapat menampilkan spektrum dan nilai frekuensi dari bunyi gamelan yang diamati. Dengan melakukan penabuhan yang konstan pada setiap wilahannya maka dapat diperoleh nilai frekuensi resonansi dari Saron Demung Laras Pelog baik langsung pada kolom frequency meter maupun dengan menggeser kursor pada puncak amplitudo maksimumnya. Frekuensi resonansi rata-rata (f0) dan nilai ketidakpastian ralatnya (∆f0) yang diperoleh dari penelitian untuk Saron Demung Laras Pelog berturut-turut dari wilahan 1 sampai 7 yaitu (289 ± 6)  Hz, (319 ± 7) Hz, (336 ± 7) Hz, (392 ± 8)  Hz, (429 ± 8) Hz, (455 ± 8) Hz, dan (505 ± 9) Hz.
Pengukuran Konsentrasi Gas Aseton (C3H6O) dari Gas Hembus Relawan Berpotensi Penyakit Diabetes Mellitus dengan Metode Spektroskopi Fotoakustik Laser (Halaman 94 s.d. 96) Mitrayana -; M. A. J. Wasono; M. R. Ikhsan
Jurnal Fisika Indonesia Vol 18, No 54 (2014)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.108 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24381

Abstract

Telah dilakukan pengukuran konsentrasi gas biomarker berupa gas aseton dari gas hembus pernafasan relawan sehat dan pasien diabetes mellitus di bangsal penyakit dalam Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 yang dibangun di Lab. Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika FMIPA UGM. Hasil dari pengukuran konsentrasi gas aseton tersebut dapat dilihat secara jelas perbedaan antara relawan sehat dan pasien.
Pengembangan Sistem Deteksi Gas CO pada Gas Hembus Manusia Berbasis Spektroskopi ICOS (Halaman 35 s.d. 38) Restu Widiatmono; Julien Mandon; Frans J. M. Harren; Kusminarto -; M. A. Joko Wasono; Mitrayana -
Jurnal Fisika Indonesia Vol 18, No 52 (2014)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.445 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24402

Abstract

Pengembangan sistem deteksi gas hembus pernapasan manusia yang memiliki kepekaan tinggi telah dilakukan dalam penelitian ini. Laser QCL (Quantum Cascade Laser) kontinyu dengan panjang gelombang 4610 nm sebagai sumber radiasi yang dikombinasikan dengan teknik spektroskopi off-axis ICOS (integrated cavity output spectroscopy) digunakan untuk medeteksi gas Karbon Monoksida (CO) bertekanan rendah. Sel sampel gas dengan panjang 15 cm yang dilengkapi dengan cermin high-finesse sekaligus berfungsi sebagai rongga resonator laser dengan lintasan optik efektif mencapai 400 m. Batas deteksi sebesar 1 ppbv dalam waktu akuisisi kurang dari 2 detik telah berhasil dicapai. Pendeteksian kasar pada gas hembus pernapasan manusia telah berhasil mendeteksi gas CO sebesar 0,7 ppmv.  
Rancang Bangun Alat Ukur Koefisien Serapan Akustik (Halaman 26 s.d. 30) Mitrayana -; Fajar Wahid Alim
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.545 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24430

Abstract

Telah dibangun alat ukur koefisien serapan akustik di Lab. Fisika Atom dan Inti Jurusan Fisika FMIPA UGM. Alat yang dibangun berkerja sebagai tabung impedansi yang menjalarkan gelombang bunyi dari sumber speaker ke bahan uji secara normal sehingga terjadi gelombang berdiri dalam tabung. Besarnya intensitas bunyi yang terbentuk dalam tabung dideteksi menggunakan tiga buah mikrofon, yang masing-masing diletakkan di belakang sampel, di tengah tabung bagian dalam dan ditengah tabung bagian luar. Bahan tabung impedansi yang digunakan adalah pipa PVC. Alat yang dibangun sudah terbukti dapat mengukur koefisien serapan akustik dari empat buah bahan yang berbeda.
Kinerja Spektrometer Fotoakustik Laser CO2 untuk Deteksi Gas Etilen (C2H4), Aseton (C3H6O), Amonia (NH3) pada Gas Hembus Perokok Mahardika Yoga Darmawan; Mitrayana -; Ali Joko Wasono
Jurnal Fisika Indonesia Vol 19, No 57 (2015)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6432.059 KB) | DOI: 10.22146/jfi.27213

Abstract

Kinerja spektrometer fotoakustik (SFA) telah dilakukan optimasi dan diaplikasikan. Karakterisasi SFA laser CO2 meliputi pemayaran garis laser CO2 dan garis serapan, penentuan kurva resonansi dan faktor kualitas, pengukuran noise sehingga diperoleh untuk faktor kualitas sebesar (14,5 + 0,6), (14,8 + 0,7), dan (14,2 + 0,6) dan batas deteksi terendah untuk gas etilen, aseton, amonia pada garis 10P14, 10P20, 10R14 yaitu (57,1 + 0,4) ppb, (63,8 + 2,4) ppb, dan (81,1 + 0,6) ppb. Selanjutnya SFA digunakan untuk mengukur konsentrasi gas etilen, aseton, amonia pada gas hembus perokok. Hasil pengukuran diolah menggunakan analisis multikomponen dan diperoleh konsentrasi rata-rata gas etilen, aseton, amonia pada gas hembus perokok tertinggi sebesar 1,303 ppm, 0,924 ppm, dan 1,753 ppm. Pada kondisi sebelum merokok diperoleh konsentrasi rata-rata gas etilen, aseton, amonia sebesar 0,873 ppm, 0,286 ppm, dan 1,137 ppm dan pada kondisi satu jam setelah merokok, konsentrasi gas hembus perokok diperoleh konsentrasi rata-rata gas etilen, aseton, amonia sebesar 0,901 ppm, 0,305 ppm, dan 1,176 ppm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan pola yang cukup identik yang ditunjukkan untuk ketiga jenis gas yaitu setelah 60 menit relawan merokok maka konsentrasi akhir gas etilen, aseton dan amonia akan sama dengan konsentrasi awalnya sebelum relawan merokok.kata kunci: Spektrometer Fotoakustik Laser CO2; perokok; analisis multikomponen
Deteksi Frekuensi Akustik pada Buah Kelapa Magelang (Cocos nucifera) Menggunakan Software Spectra PLUS-DT Widhi Afiatun Nafi’ah; Mitrayana -
Jurnal Fisika Indonesia Vol 19, No 57 (2015)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.926 KB) | DOI: 10.22146/jfi.27277

Abstract

Penelitian tentang spektrum bunyi buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan menggunakan Software SpectraPLUS-DT telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai frekuensi rerata buah kelapa dengan merekam bunyi ketukan buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan buah menggunakan perekam yang telah diuji. Kemudian, bunyi ketukan tersebut dianalisis menggunakan Software SpectraPLUS-DT untuk mengetahui nilai frekuensi rerata. Setiap sempel buah kelapa ditimbang dan dikorelasikan dengan nilai frekuensi buah kemudian volume air serta ketebalan daging buah diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa rerata buah kelapa pada tiga tingkat kematangan adalah (3,7 +- 0,7) kg, (3,2 +- 0,3) kg, (1,4 +- 0,2) kg, volume air rerata buah kelapa pada tiga tingkat kematangan adalah (697 +- 73) ml, (646 +- 82) ml, (305 +- 103) ml, ketebalan daging rerata buah kelapa pada tiga tingkat kematangan adalah (4,5 +- 1,0) mm, (8,1 +- 0,8) mm, (12,0 +- 0,7) mm, dan frekuensi rerata buah kelapa pada tiga tingkat kematangan adalah (79 14) Hz, (107 10) Hz, dan (150 +- 15) Hz. Hasil penelitian membuktikan bahwa nilai frekuensi buah mampu mengindikasikan volume air dan ketebalan daging buah kelapa.kata kunci: frekuensi; bunyi; kematangan buah kelapa; SpectraPLUS-DT
Pengukuran Frekuensi Gender Barung Laras Slendro Menggunakan Perangkat Lunak SpectraPlus Santi Nurmalia Nuzul; Mitrayana Mitrayana
Jurnal Fisika Indonesia Vol 20, No 1 (2016)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.644 KB) | DOI: 10.22146/jfi.28359

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa frekuensi karakteristik dari gamelan khususnya Gender Barung Laras Slendro. Gender Barung Laras Slendro merupakan salah satu perangkat gamelan yang belum memiliki standar frekuensi nada seperti pada alat-alat musik modern. Penalaan frekuensi nada pada gamelan dilakukan oleh para ahli secara tradisional dengan cara kira-kira berdasarkan pengalaman dan hanya mengandalkan pendengaran dan perasaan untuk mencocokkan frekuensi nada. Metode tersebut membuat setiap gamelan memiliki frekuensi nada yang tidak seragam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk upaya standarisasi frekuensi nada gamelan khususnya Gender Barung Laras Slendro. Penelitian dilakukan pada tujuh (7) sampel Gender Barung Laras Slendro yang berbeda. Frekuensi diri setiap wilahan diukur dengan cara menabuhnya dengan tekanan yang relatif sama. Secara bersamaan bunyi direkam menggunakan microphone yang dihubungkan ke laptop yang telah dilengkapi perangkat lunak SpectraPlus. SpectraPlus akan menampilkan frekuensi dan spektrum bunyi yang dihasilkan. Data yang terkumpul dianalisa dan diperoleh nilai frekuensi diri setiap wilahan pada tujuh sampel Gender Barung Laras Slendro. Hasilnya menunjukan ketidakseragaman diantara ketujuhnya. Nilai frekuensi diri pada tujuh sampel tersebut diambil nilai rata-ratanya (f0) dan nilai ketidakpastian ralatnya (∆f0) untuk setiap wilahan nada dari wilahan 1 sampai 6 secara berturut-turut yaitu (209,9 ± 0,3) Hz, (219,1 ± 0,5) Hz, (246 ± 4) Hz, (295 ± 6 Hz), dan (329,1 ± 0,3) Hz.