Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembentukan Kader Kesehatan Sebagai Upaya Perbaikan Status Gizi Siswa Bagian Dari Implementasi Health Promoting Schools: Establishment Health Caders In Efforts To Improve Student Nutritional Status Part Of Health Promoting Schools Implementation Ashari, Chica Riska; Linda, Ony; Badzlina, Fildzah
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Svasta Harena Vol. 2 No. 2 (2023): Februari 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpmsh.v2i2.2277

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan masa peralihan menuju kedewasaan. Masa peralihan tersebut membutuhkan asupan gizi agar dapat berlangsung secara optimal. Adanya pola makan remaja yang tidak baik yang dapat memengaruhi status gizi remaja. Tujuan kegiatan ini yaitu membentuk kader muda gizi dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada remaja melalui metode penyuluhan. Hasil kegiatan ini diketahui bahwa kegiatan ini diikuti oleh 218 siswa-siswi. Uji Satistik Paired t-Test diperoleh hasil p value yaitu 0,000 (p value < 0,05) yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Pengetahuan peserta mengalami peningkatan dari sebelum diberikan penyuluhan (pretest) yaitu dengan rata-rata nilai 67 poin dengan nilai minimal yaitu 27 dan nilai maksimal yaitu 87 meningkat menjadi rata-rata 87 poin setelah diberikan penyuluhan (postest) dengan nilai minimal 60 dan nilai maksimal 100. Hal ini menunjukkan bahwa metode penyuluhan yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan peserta, sehingga peserta dapat menjawab soal pre dan postest dengan baik. Peningkatan pengetahuan ini juga berarti bahwa kegiatan ini berhasil. Diharapkan dengan terbentuknya kader muda gizi ini, mereka dapat berdaya sendiri serta dapat membantu teman sebaya, keluarga mereka ataupun orang lain dalam menjaga status kesehatan dan gizi mereka agar tetap normal. Kata kunci: Edukasi, Kader Gizi, Penyuluhan, Remaja, Status Gizi ABSTRACT Adolescence is a period of transition to maturity. This transition period requires nutritional intake so that it can take place optimally. There are unhealthy eating patterns in adolescents that can affect the nutritional status of adolescents. The purpose of this activity is to form young nutrition cadres by providing knowledge and training to youth through counseling methods. The results of this activity are known that this activity was attended by 218 students. The Paired t-Test statistical test obtained a p value of 0.000 (p value <0.05), which means that there is a difference between the participants' knowledge before and after being given counseling. Participants' knowledge has increased from before being given counseling (pretest), with an average score of 67 points with a minimum score of 27 and a maximum score of 87 increasing to an average of 87 points after being given counseling (posttest) with a minimum score of 60 and a maximum score of 100 This shows that the counseling method used can increase the knowledge of the participants, so that the participants can answer the pre and posttest questions well. This increase in knowledge also means that the activity is successful. It is hoped that with the formation of these young nutrition cadres, they will be self-sufficient and can help their peers, their families or other people in maintaining their health and nutritional status so that they remain normal. Keywords: Education, Nutrition Cadres, Counseling, Adolescents, Nutritional Status
Hubungan Karakteristik Ibu, Riwayat BBLR, Riwayat ASI Eksklusif dan Praktik Responsive Feeding dengan Kejadian Wasting pada Balita Usia 6 – 24 Bulan di Desa Pancalang Kurniawati, Desi; Badzlina, Fildzah; Faridi, Ahmad
Jurnal Pustaka Padi (Pusat Akses Kajian Pangan dan Gizi) Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Pustaka PADI (Pusat Kajian Pangan dan Gizi)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periode 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas dalam tumbuh kembang anak. Optimalisasi kualitas gizi dalam periode ini merupakan kunci kualitas generasi penerus bangsa. Wasting merupakan salah satu permasalahan gizi pada anak akibat tidak optimalnya kualitas gizi pada periode ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (usia ibu dan pengetahuan ibu), riwayat BBLR, riwayat ASI eksklusif, dan praktik responsive feeding dengan kejadian wasting pada balita usia 6 - 24 bulan di Desa Pancalang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu balita usia 6 – 24 bulan di Desa Pancalang dengan sampel penelitian sebanyak 78 balita yang diambil menggunakan teknik total sampling. Hasil univariat menunjukkan balita usia 6 - 24 bulan memiliki status gizi (BB/PB) dengan kategori wasting sebesar 15,4%, usia ibu saat hamil berisiko (9%), pengetahuan ibu kurang (42,3%), riwayat BBLR (7,7%), riwayat tidak ASI eksklusif (39,7%), dan praktik responsive feeding kurang (26,9%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square dan Fisher’s Exact menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia ibu saat hamil (p=1,000) dan riwayat ASI eksklusif (p=1,000) dengan kejadian wasting pada balita usia 6 - 24 bulan. Ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,013), riwayat BBLR (p=0,044) dan praktik responsive feeding (p=0,050) dengan kejadian wasting pada balita usia 6 - 24 bulan.
VARIATIONS IN FOOD NORMS AND PRACTICES BY MEAL TIMES AMONG INDIVIDUALS AGED 18-35 IN URBAN INDONESIA: AN ANALYSIS OF THE 2018 INDONESIAN FOOD BAROMETER Dziljian, Faradiva Tama; Badzlina, Fildzah; Khusun, Helda; Februhartanty, Judhiastuty
Media Gizi Indonesia Vol. 20 No. 3 (2025): MEDIA GIZI INDONESIA (NATIONAL NUTRITION JOURNAL)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v20i3.304-311

Abstract

The culinary history of Indonesia reflects its rich diversity, influenced by cultural, social, and economic factors. In this context, food norms and practices vary across the country, particularly in terms of food selection and consumption. Food norms refer to cultural expectations and rules surrounding food choices, while food practices include the actual behavior of individuals during consumption. This study aimed to identify, analyze, and understand the differences between food norms and practices based on meal times in urban areas of Indonesia. To achieve this objective, a quantitative method with a cross-sectional design was adopted, utilizing data from the 2018 Indonesian Food Barometer (IFB). The study was conducted in 6 provinces- West Java, East Java, South Sulawesi, West Sumatra, Jakarta, and Bali-, with subjects aged 18 to 35 years. Furthermore, the collected data were analyzed using IBM SPSS statistical software and the McNemar Test. The results showed that there were differences between food norms and food practices at breakfast, lunch, and dinner. In particular, the largest gap occurred at breakfast, where food norms tended to be healthier than actual practices. In addition, consumption patterns at dinner showed a greater influence of social factors compared to other meal times.