Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Preparation of Payus Fish Protein Isolate (Elops hawaiensis) with Different pH Methods Fatimah, Fanny Yulianti; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 17 No. 1 (2024): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v17i1.2059

Abstract

This research will be conducted in October-November 2023. The manufacture of protein isolates will be carried out at the Fisheries Product Processing Technology Laboratory, Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, Sultan Ageng Tirtayasa University. Proximate and amino acid tests at the Integrated Laboratory, Bogor Agricultural University. Research on making payus fish protein isolate (Elops hawaiensis) with different pH methods has 2 stages, namely, preparation of raw materials and making payus fish protein isolate. Making payus fish protein isolate (Elops hawaiensis) with different pH methods is best at pH protein solubility pH 11. The resulting characteristic is a yield of 12.03%. Payus fish protein isolate has physical characteristics of functional properties of kamba density 0.65 g/mL, gel formation 2.5%, emulsion capacity 2.47 g/mL, low emulsion stability, oil absorption 1.20 g/mL, and water absorption 2.60 g/mL. The best chemical characteristics of payus fish protein isolate consist of water content of 21.59% (bb), ash content of 2.43% (bk), fat content of 8.78% (bk), protein content of 92.34% (bk), and carbohydrate content of 3.74% (bk). The resulting payus fish protein isolate has essential amino acid components that are quite complete so that it is categorized as a good food rich in nutritional sources. Payus fish protein isolate also contains aromatic amino acids, hydrophobic amino acids, and hydrophilic amino acids, which have the potential as antioxidants and payus fish protein isolate in studies that meet Food and Agriculture Organization standards.
PRELIMINARY STUDY OF POST TRANSPORTATION ADAPTATION RESPONSE OF Esomus metallicus (AHL 1923), AN FOREIGN FISH SPECIES IN INDONESIA AND INITIAL DISCUSSION OF ITS UTILIZATION POTENTIAL Solahuddin, Edo Ahmad; Fadillah, Tia Noer; Suci, Dinda Trie; Putri, Nabila; Fatimah, Fanny Yulianti; Rizki, Exel Muhamad; Herjayanto, Muh.; Syamsunarno, Mas Bayu; Pratama, Ginanjar; Zahro, Fathimah; Wasistha, Intan Nurani Drana; Meata, Bhatara Ayi; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Agung, Lukman Anugrah; Roidelindho, Kiki; Munandar, Aris
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 2 (2021): Indonesian Journal of Aquaculture Medium
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i2.357

Abstract

Esomus metallicus merupakan spesies ikan yang secara alami tidak tersebar di Indonesia (non-native). Pada beberapa kasus, jenis ikan non-native telah mengancam ekosistem alami di perairan umum. Melalui ekspedisi ilmiah, dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengkaji respons awal adaptasi pascapengangkutan, yaitu sintasan dan tingkah laku ikan E. metallicus liar di dalam wadah terkontrol. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan untuk bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, dan strategi edukasi kepada masyarakat tentang ikan E. metallicus. Ekspedisi dilakukan selama dua hari di bagian barat Pulau Jawa. Ikan diangkut menggunakan sistem tertutup selama 6 jam. Pemeliharaan ikan pascapengangkutan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan sintasan ikan E. metalicus selama pengangkutan yaitu 96,72%. Ikan E. metalicus dapat beradaptasi dengan baik di dalam wadah pemeliharaan terkontrol yang terlihat dari sintasan akhir pengamatan 90,96%, tingkah laku berenang yang aktif secara berkelompok dan telah memakan pakan buatan. Potensi sebagai ikan hias dapat dilihat pada warna sisik metalik, ukuran tubuh yang kecil, dan tingkah laku berenang berkelompok dapat menjadi ikan untuk akuaskap. Selain itu, potensi pemanfaatan ikan ini yaitu sebagai pakan hidup untuk ikan predator, tepung ikan, ikan uji di laboratorium, dan bahan makanan. Kajian lebih lanjut hal tersebut sebagai solusi pengendalian ikan non-native perlu dilakukan. Analisis risiko menunjukkan bahwa E. metallicus termasuk ke dalam spesies risiko sedang. Strategi edukasi terhadap masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat menganggap ikan E. metallicus adalah “benteur” atau “paray”, yang merupakan nama lokal untuk ikan dari genus Rasbora asli Indonesia karena kemiripan morfologi.