Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERBANDINGAN MUTU MINYAK IKAN KASAR YANG DIEKSTRAK DARI BERBAGAI JENIS IKAN YANG BERBEDA Aditia, Rifki Prayoga; Darmanto, YS; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.316 KB)

Abstract

Ikan lele, tongkol, dan bandeng di Jawa Tengah memiliki kelimpahan yang cukup besar dan mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup baik, sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi minyak ikan. Ketiga jenis ikan tersebut diduga akan menghasilkan mutu minyak kasar yang berbeda, sehingga harus dilakukan penelitian untuk melihat kualitas masing-masing dari minyak ikan yang dihasilkan agar pemanfaatannya dapat dimaksimalkan. Proses ekstraksi minyak ikan menggunakan metode dry rendering dengan suhu 90-950C dan lama waktu 15 menit. Parameter utama pengujian minyak ikan kasar adalah asam lemak bebas dan angka peroksida, sedangkan untuk parameter pendukung menggunakan uji kadar air dan rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis ikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap asam lemak bebas, angka peroksida, dan hasil rendemen minyak ikan kasar. Hasil uji kadar asam lemak bebas minyak kasar ikan lele, tongkol, dan bandeng adalah 2,44%, 1,49%, dan 2,61%, untuk uji angka peroksida adalah 12,98 meq/kg, 8,31 meq/kg, dan 13,80 meq/kg, sedangkan uji rendemen menghasilkan 2,20%, 1,00%, dan 2,10%. Secara keseluruhan produk minyak ikan kasar tersebut sesuai dengan standar internasional dengan minyak kasar ikan tongkol memiliki mutu yang paling baik. Catfish, little tuna, and milkfish in Central Java have large abundance and good unsaturated fatty acid content, so it could be utilized as fish oil. The types of fish were used as raw materials was suspected to produce different quality of crude oil, so it should do research to know each quality of the fish oil. The extraction of crude fish oil used rendering method with a temperature of 90-950C for 15 minutes. The main parameters of the testing were free fatty acids and peroxide value, while supporting parameters were moisture content and yield. The results showed that the difference of fish types were highly significant on the free fatty acid, peroxide value, and yield. The results of free fatty acid of catfish, little tuna, and milkfish were 2.44%, 1.49%, and 2.61%, for peroxide value were 12.98 meq/kg, 8.31 meq/kg, and 13.80 meq/kg, and for yield test were 2,20%, 1,00%, and 2,10%.  Overall the crude fish oil products were in accordance with international standard, and crude oil from little tuna was the best quality.
Preparation of Payus Fish Protein Isolate (Elops hawaiensis) with Different pH Methods Fatimah, Fanny Yulianti; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 17 No. 1 (2024): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v17i1.2059

Abstract

This research will be conducted in October-November 2023. The manufacture of protein isolates will be carried out at the Fisheries Product Processing Technology Laboratory, Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, Sultan Ageng Tirtayasa University. Proximate and amino acid tests at the Integrated Laboratory, Bogor Agricultural University. Research on making payus fish protein isolate (Elops hawaiensis) with different pH methods has 2 stages, namely, preparation of raw materials and making payus fish protein isolate. Making payus fish protein isolate (Elops hawaiensis) with different pH methods is best at pH protein solubility pH 11. The resulting characteristic is a yield of 12.03%. Payus fish protein isolate has physical characteristics of functional properties of kamba density 0.65 g/mL, gel formation 2.5%, emulsion capacity 2.47 g/mL, low emulsion stability, oil absorption 1.20 g/mL, and water absorption 2.60 g/mL. The best chemical characteristics of payus fish protein isolate consist of water content of 21.59% (bb), ash content of 2.43% (bk), fat content of 8.78% (bk), protein content of 92.34% (bk), and carbohydrate content of 3.74% (bk). The resulting payus fish protein isolate has essential amino acid components that are quite complete so that it is categorized as a good food rich in nutritional sources. Payus fish protein isolate also contains aromatic amino acids, hydrophobic amino acids, and hydrophilic amino acids, which have the potential as antioxidants and payus fish protein isolate in studies that meet Food and Agriculture Organization standards.
PENGARUH PENGAWET KARBOKSIMETIL KITOSAN PADA BAKSO IKAN KURISI (Nemipterus japonicus) PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Khutwah, Rahma Malmus Fatin; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Leuit (Journal of Local Food Security) Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Unggulan Iptek Ketahanan Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37818/leuit.v5i1.24673

Abstract

Japanese threadfin bream is one the low economic fish which is quite abundant in Banten Province but utilization of its product processing is still not optimal. One of the fishery product that can be made is fish meatballs. This study aims to determine the optimal concentration of carboxymethyl chitosan in Japanese threadfin bream meatballs during room temperature storage. This research used a completely randomized 2 factorial and 2 replications. The first factor is the CMC concentration which consists of 4 levels, namely 0%, 1%, 2% and 3%. The second factor is storage time which consists of 5 levels, namely days 0, 1, 2, 3 and 4. The research results showed that the use of 1% CMC could increase the shelf life of meatballs by 2 days based on the Total Plate Count (TPC), pH, organoleptic test and physical test.
PENGARUH WAKTU STERILISASI TERHADAP DAYA SIMPAN PINDANG IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DALAM KEMASAN RETORT POUCH Riandi, Rizki; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Leuit (Journal of Local Food Security) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Unggulan Iptek Ketahanan Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37818/leuit.v4i2.22758

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lama waktu sterilisasi terhadap daya simpan pindang ikan tongkol yang dikemas menggunakan kemasan retort pouch. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lama waktu sterilisasi 0, 5, 10, 15 menit. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah pH, Angka Lempeng Total (ALT) dan uji sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa sterilisasi memiliki nilai kenaikan Angka Lempeng Total (ALT) paling tinggi selama penyimpanan 30 hari. Perlakuan lama waktu sterilisasi 10 menit memberikan hasil paling disukai dari segi kenampakan dan tekstur, sedangkan sterilisasi 15 menit memberikan hasil paling disukai dari segi rasa dan bau. Setelah penyimpanan 30 hari, pindang ikan tongkol yang disterilisasi selama 5, 10, 15 menit menunjukkan daya simpan paling baik karena nilai sensori terhadap lendir masih di atas angka 7, sedangkan pindang ikan tongkol tanpa sterilisasi memiliki nilai sensori 5,13 pada parameter keberadaan lendir.
PENAMBAHAN ALGINAT PADA KARAKTERISTIK MINUMAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL TERHADAP KANDUNGAN ANTIOKSIDAN DAN KADAR SERAT Wibawa, Fara; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 1 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.1.57-61

Abstract

Minuman fungsional merupakan jenis pangan yang tidak hanya mengandung nutrisi, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan, termasuk potensi antioksidan dan dukungan untuk pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi optimal minuman fungsional berbahan alginat, dengan fokus pada kapasitas antioksidan dan kandungan serat yang dapat diterima masyarakat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat variasi perlakuan substitusi alginat: 0%, 0,7%, 1%, dan 1,3%. Parameter pengujian meliputi kapasitas antioksidan (menggunakan metode DPPH), kandungan serat pangan, serta uji organoleptik. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi alginat meningkatkan kapasitas antioksidan dan kandungan serat pangan. Formulasi terbaik ditemukan pada perlakuan 1,3% alginat, dengan inhibisi antioksidan mencapai 75,11% dan kandungan serat pangan tertinggi sebesar 2,17%. Uji organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan 1,3% juga mendapatkan skor tertinggi untuk warna (3,77), meskipun parameter aroma tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar perlakuan. Pada parameter rasa, formulasi tanpa penambahan alginat (0%) memperoleh skor tertinggi, yakni 3,57 (agak suka).
Karakteristik Fisik dan Kimia Kecap Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus) dengan Penambahan Sari Nanas (Ananas comosus) Rosita, Wiwit; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v7i1.11939

Abstract

Kecap ikan merupakan salah satu produk perikanan hasil fermentasi dengan bahan baku ikan. Ikan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ikan kuniran yang merupakan salah satu jenis ikan rucah yang mempunyai nilai ekonomis rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaktersitik fisik dan kimia dari kecap ikan kuniran dengan penambahan sari nanas. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan faktor pertama yaitu A1( penambahan sari nanas 15%)  dan faktor kedua waktu fermentasi (0, 7, 14, 21 dan 28 hari) dan garam 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sari nanas 15% dan lama fermentasi memiliki pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap rendemen, pH, kadar garam dan kadar amino nitrogen. Karakteristik asam amino didominasi oleh asam glutamat sebesar 0,72% dan leusin 0,49%. Kecap ikan dengan penambahan sari nanas 15% pada hari ke-14 lebih disukai oleh panelis dan telah memenuhi standar SNI kecap ikan.
Analisis Pengaruh Penambahan Crosslinker CaCl2 Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Bioplastik Berbasis Agar dan Na-Alginat Maretha, Yulia; Pratama, Ginanjar; Aditia, Rifki Prayoga
Agroteknika Vol 8 No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v8i2.537

Abstract

Bioplastik adalah jenis plastik yang dibuat dari sumber daya alam terbarukan seperti alga yang memproduksi agar dan Na-alginat, kedua bahan ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioplastik. Dalam upaya mengoptimalkan kinerja agar dan Na-alginat, diperlukan penambahan pengikat silang untuk meningkatkan sifat mekanik bioplastik khususnya pada ketahanan air. Kalsium klorida pada ion Ca²⁺ berfungsi sebagai jembatan silang (crosslinker) yang menghubungkan rantai polimer Na-alginat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi kalsium klorida (CaCl2) terbaik. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 taraf perlakuan dengan konsentrasi penambahan kalsium klorida (0%, 1%, 2%, dan 3%) dan 3 kali ulangan. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan agar rumput laut Gracilaria sp. dan tahap kedua pembuatan bioplastik dengan parameter pengujian meliputi, ketebalan, ketahanan air, kuat tarik, elongasi, dan biodegradasi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan konsentrasi CaCl2 memberikan pengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik bioplastik. Konsentrasi CaCl2 3% memiliki perlakuan terbaik dengan sifat mekanik yang meliputi ketebalan 0,13 mm, ketahanan air 87,33%, kuat tarik 25,22 MPa, elongasi 14,48%, dan hasil biodegradasi 58,67%.
KARAKTERISTIK JELLY DRINK DARI ANGGUR LAUT (Caulerpa sp) DENGAN VARIASI KONSENTRASI KARAGENAN Aditia, Rifki Prayoga
Leuit (Journal of Local Food Security) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Unggulan Iptek Ketahanan Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37818/leuit.v4i1.19534

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan menentukan formulasi terbaik konsentrasi karagenan dan mengetahui konsentrasi karagenan terbaik pada minuman jelly drink dari anggur laut. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan salah satu faktor yaitu variasi konsentrasi karagenan 0%; 0,3%; 0,5%; dan 0,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi karagenan berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, serat kasar, viskositas, dan uji organoleptik tekstur. Perlakuan terbaik jelly drink anggur laut yaitu dengan penambahan konsentrasi karagenan 0,5% dengan kadar air 83,5%, kadar abu 0,67%, serat kasar 0,16%, viskositas 1483 cP. Nilai uji hedonik warna 8,13 (sangat suka), rasa 6,43 (agak suka), tekstur 7,27 (suka), dan aroma 6,20 (agak suka).
Characteristics of the Functional Properties of Pepetek Fish Protein Isolate (Leiognathus sp.) with different pH treatments Siwi, Fiendy Sutan; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 6, No 1 (2025): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 6 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v6i1.12062

Abstract

Common ponyfish (Leiognathus sp.) is a low-economic fish in Banten waters and is widely landed at the Nusantara Fisheries Port (PPN) Karangantu, Banten, with a production of 206.7 tonnes per year. Pepetek fish has a high protein content of 19.66%, so it has the potential as a raw material for making fish protein isolate. This study aims to determine the optimal protein solubility, pH, and characterisation of pepetek fish protein isolate as a food ingredient. The method of making pepetek fish isolate in this study was by performing a pH shift, which can effectively maintain fish meat protein. This study involved four treatment levels of protein solubility pH, specifically pH 10, pH 11, and pH 12, each with two replications. The research data was analysed using SPSS V29. All research data, including yield, pH value, proximate test, and protein functional properties, were analysed using ANOVA; if they were significantly different, Duncan's further test was carried out. The best protein isolate preparation of pepetek fish with different pH methods was at a protein solubility pH of pH 11. The resulting characteristics were a yield of 12.98%. The protein isolate from pepetek fish exhibits several physical characteristics related to its functional properties, including a Kamba density of 1.15 g/mL, 2.5% gel formation, an emulsion capacity of 1.31 g/mL, low emulsion stability, a foam capacity of 0.41 g/mL, a water absorption capacity of 2.74 g/mL, an oil absorption capacity of 2.79 g/mL, a water holding capacity (WHC) of 0.55 g/mL (55%), and solubility of 0.33 g/mL. The chemical characteristics of the protein isolate include a water content of 11.17% (bb), an ash content of 13.5% (bk), a fat content of 13.78% (bk), and a protein content of 72.64% (bk). The protein isolate produced by pepetek fish can be used as a food ingredient.
Optimasi Suhu Pengukusan Pada Kadar Albumin Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus) Pratiwi, Santi Yasta; Haryati, Sakinah; Aditia, Rifki Prayoga
Akuatika Indonesia Vol 10, No 2 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i2.65014

Abstract

Albumin merupakan protein globular yang dapat larut dalam air dan memiliki peran penting dalam menjaga tekanan osmotik tubuh. Seseorang yang albumin dalam darahnya kurang dari 3,5 g/dL dikategorikan menderita hipoalbuminemia. Salah satu cara untuk mengatasinya dapat mengonsumsi Human Serum Albumin (HSA) yang harganya relatif mahal, sehingga diperlukan alternatif sumber albumin yang lebih ekonomis. Ikan kuniran merupakan hasil tangkapan sampingan  dengan nilai yang ekonomis rendah namun kadar albuminnya relatif tinggi. Albumin pada ikan mudah denaturasi akibat suhu pengukusan yang tinggi selama ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu ekstraksi yang optimum terhadap karakteristik albumin ikan kuniran (Upeneus sulphureus). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan yaitu perbedaan suhu pengukusan (35, 45, 55) yang diulang sebanyak 3 kali. Prosedur penelitian terdiri dari preparasi sampel ikan dan pembuatan albumin ikan. Analisis yang di lakukan yaitu pengujian rendemen, kadar albumin, proksimat dan asam amino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengukusan 55 merupakan perlakuan terbaik dengan kandungan albumin sebesar 7,49 mg/mL, rendemen 26,55%, kadar air 87,14%, kadar abu 1,25%, kadar protein 8,08% dan kadar lemak 2,32%. Komposisi asam amino ekstrak albumin ikan kuniran tertinggi berturut-turut yaitu asam glutamat (3,12%), asam aspartat (1,92) dan lisin (1,54%).