Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penanaman Pendidikan Aqidah pada Anak Usia Dini Khaerudin Khaerudin
Madaniyah Vol 4 No 1 (2014): 4 (1) Edisi Januari 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.496 KB)

Abstract

Penanaman Aqidah harus mendapatkan perhatian besar dari para guru. Menanamkan ke dalam jiwa anak tentang ke-Esaan Allah SWT, dan menjauhkan mereka dari perbuatan syirik. Ini dilakukan dengan menunjukkan dalil-dalil logis dan bukti-bukti yang masuk akal bagi anak-anak tentang keberadaan Allah. Pendidikan anak usia dini yang berbasis aqidah bertujuan untuk membentuk anak yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki aqidah Islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap didalam menjalani kehidupan. Anak yang memiliki kepribadian Islam adalah anak yang memiliki kelebihan dalam banyak hal, sehingga mereka bisa dikatakan sebagai anak unggul. Anak unggul adalah anak yang terarah cara berpikir dan bersikapnya berdasarkan aqidah Islam dan memiliki kemampuan serta keterampilan yang bisa ia gunakan untuk kehidupannya sendiri maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tujuan pendidikan aqidah kepada anak adalah untuk, (1) memperkokoh keyakinan anak bahwa Allah-lah satu-satunya Tuhan pencipta alam, sehingga dia terhindar dari perbutan syirik, (2) agar anak mengetahui hakikat keberadaannya sebagai manusia makhluk Allah, dan (3) mencetak tingkah laku anak menjadi tingkah laku yang Islami yang berakhlaq mulia.
Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar Khaerudin Khaerudin
Madaniyah Vol 5 No 2 (2015): 5 (2) Edisi Agustus 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.589 KB)

Abstract

Kualitas suatu tes hasil belajar sangat ditentukan oleh kualitas item-itemnya. Tes hasil belajar yang berisi item-item yang berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah yang sedikit akan jauh lebih berguna dari pada tes hasil belajar yang berisi puluhan item berkualitas rendah yang akan menurunkan fungsi tes dan hasil pengukuran yang menyesatkan. Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dapat di lakukan dengan membuat analisis soal (item analysis).Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instrument yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrument tersebut. Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran serta efektifitas fungsi pengecoh (distraktor).Adapun manfaat atau kegunaan analisis soal buatan guru menurut Suke Silverius dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, adalah sebagai berikut: 1) Menentukan apakah butir soal berfungsi tepat seperti yang dimaksudkan oleh guru, 2) Umpan balik bagi siswa mengenai penampilannya dan merupakan dasar untuk diskusi kelas, 3) Umpan balik bagi guru tentang kesulitan belajar siswa, 4) Bidang-bidang kurikulum yang memerlukan perbaikan, 5) Perbaikan butir soal, dan 6) Meningkatkan ketrampilan penulisan soal. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Teknik Penskoran Tes Obyektif Model Pilihan Ganda Khaerudin Khaerudin
Madaniyah Vol 6 No 2 (2016): 6 (2) Edisi Agustus 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.185 KB)

Abstract

Sekolah sebagai suatu institusi pengelola pendidikan senantiasa berurusan dengan program tes. Terutama guru yang biasanya terlibat secara langsung dalam penyusunan tes hasil belajar. Tes buatan guru ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum (sumatif). Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat ukur yang setiap butirnya menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes bentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam berbagai variasi. Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya menyediakan pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang benar, sedangkan opsi lainnya berfungsi sebagai distraktor atau pengecoh. Skor menyimpan banyak tentang informasi mengenai kemampuan siswa. Informasi yang didapat dari instrumen tes adalah skor. Skor yang akurat tentunya akan dihasilkan oleh alat ukur yang yang benar. Dalam penskoran ada beberapa tahap dalam mendapatkan skor. Tahap pertama adalah tahap penyusunan tes. Penyusunan alat ukur merupakan bagian penting karena kesalahan dalam penyusunan akan mempengaruhi hasil yang didapat dari pengukuran. Dalam penyusunan alat ukur yang menjadi perhatian adalah tujuan. Setelah alat ukur berupa tes selesai dibuat tahap kedua adalah proses pengerjaan tes oleh siswa. Skor akan diperoleh setelah siswa merespon tes dengan cara memberikan jawaban pada lembar jawaban. Tahap ketiga setelah skor diperoleh adalah mendeteksi informasi dari skor. Ada tiga teknik yang digunakan dalam penskoran yaitu: skor konvensional, skor penalti dan skor konpensasi yang sering digunakan dalam penskoran tes obyektif model pilihan ganda.
Administrasi, Analisis Butir dan Kaidah Penulisan Tes Khaerudin Khaerudin
Madaniyah Vol 7 No 1 (2017): 7 (1) Edisi Januari 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.221 KB)

Abstract

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi materi yang belum dipahami dengan baik oleh siswa. Sebagai barometer, tentu saja, seperti "detektor" harus dapat mendeteksi bagian mana yang sehat, dan bagian-bagian yang sakit dan memerlukan perawatan intensif. Bagi pembuat tes, analisisnya adalah validitas empiris. Standar tes item adalah item yang dilengkapi dengan administrasi (SK, KD, indikator dan jumlah item), analisis kualitatif (studi item tes) hingga analisis kuantitatif. Dalam melakukan item analisis, penulis item / pembuat dapat menganalisis secara kualitatif, dalam hal konten dan bentuk, dan kuantitatif dalam hal karakteristik statistik atau prosedur meningkat dalam penilaian dan peningkatan prosedur secara empiris. Tujuan penelitian adalah untuk menilai dan memeriksa setiap item tentang masalah tersebut untuk mendapatkan nilai / item yang baik sebelum digunakan. Selain itu, tujuan analisis item juga untuk meningkatkan tes melalui revisi atau membuang tes yang tidak efektif, dan untuk menyelidiki informasi diagnostik pada siswa apakah mereka telah / belum memahami materi yang diajarkan. Tes item yang baik adalah tes yang dapat memberikan informasi setepat mungkin sesuai dengan tujuan yang peserta didik / siswa dapat menentukan mana yang telah atau belum menguasai / memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Kebutuhan Sumber Belajar Dosen yang Mendukung Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Di Perguruan Tinggi Imam Fitri Rahmadi; Khaerudin Khaerudin; Cecep Kustandi
Edcomtech Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.524 KB)

Abstract

Abstrak: Seorang dosen harus terus mengembangkan keilmuannya secara berkelanjutan yang difasilitasi oleh perguruan tinggi dengan menyediakan sumber belajar yang lengkap, relevan, dan terbaru. Namun, sebelum menyediakan sumber belajar, perlu terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan sumber belajar. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kecenderungan jenis sumber belajar yang dibutuhkan oleh dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang mendukung pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Studi dilakukan dengan metode survei menggunakan angket yang diisi oleh 114 dosen dari 7 fakultas di UNJ. Dosen pada setiap fakultas, memiliki kecenderungan pilihan jenis sumber belajar yang berbeda, namun video dan PowerPoint (PPt) merupakan sumber belajar yang paling dibutuhkan. Pengembangan sumber belajar di perguruan tinggi harus mempertimbangkan kebutuhan sumber belajar dosen pada setiap fakultas, bukan hanya secara keseluruhan pada tingkat universitas.Abstract: A lecturer must continue to develop his knowledge in a sustainable manner which is facilitated by the higher education by providing complete, relevant, and up-to-date learning resources. However, before providing learning resources, it is necessary to first analyze the needs of learning resources. This study aims to obtain information about the trends in the types of learning resources required by the Jakarta State University (UNJ) lecturers who support Information and Communication Technology (ICT) -based learning. The study was conducted using a survey method using a questionnaire filled in by 114 lecturers from 7 faculties at UNJ. Lecturers at each faculty tend to choose different types of learning sources, but video and PowerPoint (PPt) are the most needed learning resources. The development of learning resources in tertiary institutions must consider the learning resources needs of lecturers at each faculty, not only as a whole at the university level
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN PESANTREN SALAFIYAH KHAERUDIN KHAERUDIN
Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol 3 No 2 (2012): JURNAL EVALUASI PENDIDIKAN
Publisher : PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JEP.032.04

Abstract

This study is an evaluative study applying the CIPPO evaluation model which focuses on context evaluation, input, process, product, and impact. The purpose of this study is to find out the implementation of the education system at Salafiyah Islamic Boarding School of Pemalang. The result of evaluation showed quite good in context aspect which covered the legality and the existence of the school in community. Based on input aspect, the study showed that: infrastructure wasvery adequate, 50% of the total teachers graduated from university level or were S1 degree holder, the development of curriculum always referred to the Government Regulation No. 55 Year 2007, the school management was good, the students who met the criteria of school admission were only 60% from the total students, and the level of community’s participation to school was low. Based on process aspect, the teachers’ ability and activity, the students’ involvement in teaching learning process reached good score. Yet, the score on supervision from supervisor was poor. Based on product aspect, the score of students’ graduation was good as 100% of the total students passed the national exam. Based on outcome aspect, the study showed that all the aspects met the criteria, namely (1) 66,13% of alumni continued their study in colleges, and (2) 33,87% of alumni got job mostly as teachers at Al Qur'an Study Center for Kids (TPQ).
Peningkatkan Hasil Belajar Matematika dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Melalui Pendekatan Saintifik Ayu Rahmayanti; Basuki Wibawa; Khaerudin Khaerudin
JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 20 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.464 KB) | DOI: 10.21009/jtp.v20i3.7790

Abstract

Penelitian tindakan ini mengangkat tentang Peningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, bekerjasama dengan guru mata pejaran untuk memberikan tindakan (proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah) dan berkolaborasi dengan guru dari sekolah lain yang telah mendapatkan pelatihan K13..Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada semester genap, tahun ajaran 2017/2018.Sebelumnya peneliti telah melakukan studi pendahuluan mulai bulan September 2015. Manfaat penelitian ini adalah dapat menemukan berbagai kendala sekaligus pemecahannya, Secara khusus, untuk: (1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah, (2) Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terjadi perubahan pada siswa, yaitu siswa menjadi tertarik, dan aktif serta termotivasi sehingga meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Evaluasi Kompetensi Pedagogik Guru Pasca Pelatihan Guru Pembelajar Moda Daring Dyah Putri Safitri; Khaerudin Khaerudin; Diana Ariani
Jurnal Pembelajaran Inovatif Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Pembelajaran Inovatif
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPI.011.06

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi pedagogik guru setelah mengikuti pelatihan. Penelitian ini menggunakan metode survei dan model Kirkpatrick level 4 behavior. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran kuesioner dan observasi. Pengolahan data angket menggunakan rumus persentase dan observasi menggunakan kriteria penilaian. Hasil penelitian bahwa kompetensi guru kelas bawah pasca pelatihan dapat dikelompokkan pada 4 kompetensi pedagogic, yaitu (1) sikap guru terhadap perlunya pemahaman terhadap peserta didik seluruh responden menyebutkan berdsarkan kuesioner 100% sangat baik, dan berdasarkan observasi 100% sangat baik; (2) sikap guru terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran hamper seluruh responden berdasarkan kuesioner 95,5% sangat baik, dan berdasarkan observasi 93,8% sangat baik; (3) sikap guru terhadap perlunya evaluasi hasil belajar bahwa hampir seluruh responden menyebutkan berdasarkan kuesioner dan observasi 95% sangat baik; (4) sikap guru terhadap perlunya mengembangkan potensi yang dimiliki siswa bahwa seluruh responden berdasarkan kuesioner 100% sangat baik, dan berdasarkan observasi 96,6% sangat baik. This study aims to evaluate teacher pedagogic competence after attending “Online Learner Teacher Training” . To solve the problem in this research used survey method . The population of this study is a sample population of 20 teachers. Data collecting techniques used were questionnaires distribution, field observation , and structured interviews. As for data collecting tool in this research is questionnaire, observation guidance, and interview guide. Questionnaire data processing using the percentage formula. While interview data is described as supporting data. The research results indicate that the pedagogic competence of the teacher after the research is in the good category.
MEMBANGUN UNJ SEBAGAI ORGANISASI BELAJAR YANG UNGGUL Khaerudin Khaerudin
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 13 No. 1, Juni 2009
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.312 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v13i1.445

Abstract

Era informasi adalah era di mana segala sesuatu berkembang dan berubah dengan cepat. Suatu organisasi dituntut untuk terus mampu beradaptasi dan melakukan upaya peningkatan terusmenerus mengikuti irama perubahan lingkungan agar tetap bertahan (survive) dan mampu bersaing dengan organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dituntut untuk mampu melakukan hal yang sama. Mengacu pada teori dan konsep organisasi belajar, makalah ini mengupas berbagai cara yang sebaiknya diterapkan oleh UNJ khususnya atau organisasi serupa lain pada umumnya agar tetap unggul di era global dewasa ini. Pembahasan meliputi konsep organisasi belajar dan cara yang sebaiknya ditempuh dari sisi (1) dinamika belajar yang dilakukan oleh anggota organisasi, baik sebagai individu, kelompok, maupun organisasi, (2) proses transformasi yang dilakukan menuju sebuah organisasi belajar yang diharapkan, (3) proses pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki, baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa, (4) proses manajemen pengetahuan sebagai roh dari sebuah organisasi belajar, dan (5) pemanfaatan teknologi untuk mendukung terjadinya berbagai perubahan untuk mengatasi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan yang akan mempengaruhi eksistensi UNJ.
Examining The Conflict Of Ukraine And Russia In Terms Of Military Strength, Strategy And Risks Rizalah, Taufik; Khaerudin Khaerudin; Sri yanto
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 5 No 1 (2025): IJHESS AUGUST 2025
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v5i1.1254

Abstract

The conflict between Russia and Ukraine has become an ongoing issue in the international sphere. Starting from the dissolution of the Soviet Union in 1991, Ukraine and other countries formed under the umbrella of the Soviet Union were granted independence. But several years later, in 2014, Russia began to attack Ukraine by annexing Crimea, a strategic region that also threatened the lives of the Ukrainian people who were its native inhabitants. This action was quickly condemned by the international community and resulted in sanctions against Russia. However, in 2021, in November, Russia again gathered troops in the Ukrainian border region. It was found that the strength of the Russian army was greater than that of Ukraine, especially in the fields of resources and military technology. However, Ukraine can face these limitations by implementing a military strategy with guerrillas and sabotage as well as assistance from the support of allied. Irregular and Hybrid Warfare tactics and strategies have also been carried out by both parties. Mediation needs to be carried out by the UN, the European Union and each country to find a good solution