Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

PENGARUH VARIASI WAKTU FIKSASI TERHADAP GAMBARAN MORFOLOGI SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI (SADT) DENGAN PEWARNAAN GIEMSA Wati, Untari dewi Kurnia; Ismarwati, Ismarwati; Anggraeni, Rosmita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47093

Abstract

Pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) dengan pewarnaan Giemsa digunakan untuk mengevaluasi bentuk dan kondisi sel darah dalam mendiagnosis penyakit. Proses fiksasi dengan menggunakan methanol absolute sebelum pewarnaan harus dilakukan dengan tepat agar sel darah tidak rusak atau muncul artefak. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh fiksasi selama 3 menit dan 4 menit terhadap morfologi eritrosit, leukosit, dan trombosit pada SADT. Penelitian eksperimental dengan desain penelitian one shot case study. Populasi penelitian yaitu mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sampel yang digunakan sebanyak 18 sampel yang dihitung dengan rumus federer dan dipilih secara simple random sampling. SADT difiksasi dengan methanol absolute, kemudian diwarnai dengan Giemsa. Data diuji normalitas menggunakan Shapiro–Wilk dan dibandingkan dengan uji Kruskal–Wallis (α = 0,05). Morfologi SADT waktu fiksasi 3 menit didapatkan hasil sel eritrosit sebagian besar baik dengan 15 preparat (83,3%), leukosit sebagian besar baik dengan 12 preparat (66,7%), serta trombosit didapatkan hasil cukup baik dengan 8 preparat (44,4%). Waktu fiksasi 4 menit morfologi sel eritrosit sebagian besar baik dengan 15 preparat (83,3), leukosit 13 preparat (72,2%) memiliki hasil yang baik, serta trombosit 10 preparat (55,6%) memiliki hasil baik. Data tidak terdistribusi normal karena nilai sig. < 0,05 dan uji Kruskal‑Wallis diatas nilai signifiksai yaitu p > 0,05. Fiksasi dengan methanol absolute selama 3 menit dan 4 menit tidak memberikan pengaruh terhadap hasil morfologi sel eritrosit, leukosit, dan trombosit pada SADT dengan pewarnaan Giemsa. Waktu fiksasi 3 menit sudah cukup optimal untuk melihat morfologi sel darah pada SADT.
EVALUASI WESTGARD RULE JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT DI LABORATORIUM KESEHATAN KOTA X Suhri, Yuyun Afida; Ratih, Woro Ummi; Anggraeni, Rosmita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47828

Abstract

Pemeriksaan hematologi adalah komponen penting dalam diagnostik dan pengelolaan penyakit. Pemeriksaan eritrosit dan leukosit merupakan bagian dari pemeriksaan hematologi yang berguna membantu menegakkan diagnosis anemia dan infeksi. Untuk memastikan ketepatan hasil pemeriksaan kedua parameter tersebut, diperlukan penerapan Quality Control (QC) dengan pemeriksaan bahan kontrol harian. Evaluasi QC hematologi umumnya hanya berdasarkan plotting pada grafik Levey-Jenning sehingga sulit diketahui adanya kesalahan acak maupun sistematik, maka dari itu diperlukan implementasi Westgard Rules. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hasil QC pemeriksaan eritrosit dan leukosit menggunakan Westgard Rules di Laboratorium Kesehatan Kota X. Metode penelitian ini dengan desain deskriptif kuantitatif dari data sekunder hasil Quality Control pemeriksaan eritrosit dan leukosit dengan bahan kontrol low level dan normal level dari pihak ketiga alat Hematology Analyzer Sysmex XN 450 bulan November - Januari 2025. Hasil penelitian menunjukkan bias pemeriksaan eritrosit -0,20% (low level) dan 0,06% (level normal), sedangkan leukosit -0,09% dan 0,00%. Nilai CV eritrosit 2,67% dan 0,98% sedangkan leukosit 3,08% dan 2,2%. Hasil evaluasi grafik Levey Jennings dengan Westgard Rule memperoleh aturan 41s pada pemeriksaan eritrosit sedangkan pemeriksaan leukosit memperoleh aturan 12s (low level), 22s, 41s, dan 10x (level normal). Kesimpulan dari penelitian ini hasil QC pada pemeriksaan leukosit dan eritrosit memiliki akurasi dan presisi yang baik, kecuali presisi eritrosit low level yang melebihi batas maksimum. Evaluasi Westgard Rule mendeteksi kesalahan acak pada kontrol leukosit low level dan normal, serta kesalahan sistematik ditemukan pada kontrol eritrosit gabungan low level dengan level normal dan leukosit pada level normal.
PENGARUH KEBIASAAN KONSUMSI KOPI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA D4 TLM UNISA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN HEMATOLOGI ANALYZER Abdillah, Muhammad Yusuf; Hadi, Wahid Syamsul; Anggraeni, Rosmita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48942

Abstract

Seiring dengan perkembangan gaya hidup modern, konsumsi kopi menjadi semakin populer, terutama di kalangan anak muda dan dewasa. Meskipun menjadi bagian dari gaya hidup sosial, konsumsi kopi diketahui dapat memengaruhi penyerapan zat besi, terutama zat besi non-heme yang banyak terdapat dalam makanan nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kebiasaan konsumsi kopi terhadap kadar hemoglobin pada mahasiswa D4 Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2023. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan menggunakan alat Hematology Analyzer untuk mendapatkan hasil yang akurat dan terstandardisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin tertinggi terdapat pada kelompok yang sering mengonsumsi kopi sebesar 13,2 g/dl, sementara rerata kadar terendah terdapat pada kelompok yang kadang- kadang mengonsumsi kopi sebesar 12,4 g/dl, dan kelompok yang jarang mengonsumsi kopi memiliki rerata kadar hemoglobin sebesar 13,1 g/dl. Meskipun terdapat variasi antar kelompok, tidak ditemukan penurunan kadar hemoglobin yang signifikan secara klinis maupun statistik pada kelompok yang sering mengonsumsi kopi. Hasil ini menunjukkan bahwa kebiasaan konsumsi kopi dalam kehidupan sehari-hari tidak memiliki dampak signifikan terhadap kadar hemoglobin pada mahasiswa .