Articles
Aqsâm Al-Qur`ân
Muchammad, Achmad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 4 No 1 (2022): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Salah satu tema dalam ‘Ulûm al-Qur`ân ialah aqsâmal-Qur`ân yang berarti sumpah-sumpah Al-Qur`an. Sumpah-sumpah Al-Qur`an dapat dipahami paling tidak dengan dua pemahaman; pertama, redaksi kalimat sumpah yang terdapat dalam al-Qur`an, dan kedua, sumpah-sumpah Allah selaku Penutur kalam yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur`an. Yang pertama mencakup sumpah siapa pun yang diugkap Al-Qur`an, misalnya sumpah yang diucapkan setan ketika diusir oleh Allah dari surga (QS. Al-A’râf/7: 16-17), sumpah orang-orang kafir yang tidak percaya adanya hari kebangkitan (QS. Al-Nahl/16: 38), dan sebagainya. Adapun sumpah kategori kedua hanya meliputi sumpah-sumpah yang berasal dari Allah dalam Al-Qur`an seperti dalam QS. Al-‘Ashr/103: 1-3, dan lainnya. Selain jumlahnya yang cukup banyak, kalimat sumpah dalam kitab suci umat Islam tersebut juga mempunyai daya tarik tersendiri sehingga diperlukan pembahasan khusus dalam kajian ilmu-ilmu Al-Qur`an.Dari sini lahirlah sejumlah karya yang difokuskan untuk membedah sumpah dalam Al-Qur`an, seperti dilakukan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dan beberapa ulama lainnya. Daya tarik dari sumpah Al-Qur`an yang dimaksud antara lain terdapat dalam tujuan sumpah itu sendiri. Jamak diketahui bahwa tujuan sebuah berita atau informasi dibubuhi dengan sumpah adalah untuk menguatkan kebenaran dari isi berita dan informasi tersebut. Lalu, apakah tujuan sumpah semacam ini juga sama dengan tujuan sumpah-sumpah Al-Qur`an, sebab: Bila sumpah Al-Qur`an ditujukan untuk kaum beriman niscaya tidak ada maknanya sebab tanpa sumpah pun mereka akan mempercayainya. Sedangkan jika diarahkan untuk pembaca non-mukmin atau kaum kafir tentu tak ada manfaatnya, bukankah sejak semula mereka telah ingkar? Atau barangkali ada maksud tertetu kenapa firman Tuhan tersebut dikuatkan dengan sumpah? Di sinilah salah satu alasan kenapa sumpah dalam Al-Qur`an urgen untuk dibicarakan. Dalam makalah ini penulis mencoba mengurai sumpah-sumpah Al-Qur`an diawali dengan langkah pengenalan tentang makna sumpah secara kebahasaan dan keistilahan, lalu unsur-unsur dari suatu kalimat sehingga dapat disebut sumpah, ayat-ayat yang dibubuhi sumpah, sampai faedah sumpah dalam Al-Qur`an.
Nuansa Pedagogis Risalah Rasulullah Saw: Kajian Analitis atas QS. Ali Imran/3: 164
Muchammad, Achmad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 5 No 1 (2023): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Konsep pendidikan yang ideal merupakan faktor penting dalam membangun suatu peradaban. Sebab, di titik inilah mundur majunya peradaban sangat ditentukan. Dengan demikian, kontribusi pemikiran yang menyuguhkan konsep pendidikan ideal amat mendesak dan dibutuhkan. Salah satu diantara karakteristik pendidikan ideal adalah adanya pola integrasi spirit teosentris-antroposentris, lahiriah-batiniah, serta ilahiah-insaniah, dan spirit inilah yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menjalankan risalahnya terutama dalam aspek pedagogi ditinjau dari sisi beliau sebagai pengajar (mu’allim) yang cemerlang. Tulisan ini mencoba memotret nuansa kependidikan yang terdapat dalam Risalah yang beliau emban tersebut. Dengan menggunakan metode kajian analitis (baca: metode tafsir tahlili) atas QS. Al-Baqarah/2: 164, dihasilkan beberapa kesimpulan antara lain pentingnya pendekatan kekeluargaan, intensitas yang tinggi dalam pembacaan ayat-ayat Tuhan, urgensi penyucian jiwa, serta pengajaran berkesinambungan pada al-Kitab dan al-Hikmah. Dengan konsep pendidikan ideal inilah Rasulullah Saw berhasil membangun peradaban luhur yang ditandai dengan lahirnya generasi terbaik, yakni para Sahabat.
Nuansa Pedagogis Risalah Rasulullah Saw: Kajian Analitis atas QS. Ali Imran/3: 164
Muchammad, Achmad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 6 No 1 (2024): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Konsep pendidikan yang ideal merupakan faktor penting dalam membangun suatu peradaban. Sebab, di titik inilah mundur majunya peradaban sangat ditentukan. Dengan demikian, kontribusi pemikiran yang menyuguhkan konsep pendidikan ideal amat mendesak dan dibutuhkan. Salah satu diantara karakteristik pendidikan ideal adalah adanya pola integrasi spirit teosentris-antroposentris, lahiriah-batiniah, serta ilahiah-insaniah, dan spirit inilah yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menjalankan risalahnya terutama dalam aspek pedagogi ditinjau dari sisi beliau sebagai pengajar (mu’allim) yang cemerlang. Tulisan ini mencoba memotret nuansa kependidikan yang terdapat dalam Risalah yang beliau emban tersebut. Dengan menggunakan metode kajian analitis (baca: metode tafsir tahlili) atas QS. Al-Baqarah/2: 164, dihasilkan beberapa kesimpulan antara lain pentingnya pendekatan kekeluargaan, intensitas yang tinggi dalam pembacaan ayat-ayat Tuhan, urgensi penyucian jiwa, serta pengajaran berkesinambungan pada al-Kitab dan al-Hikmah. Dengan konsep pendidikan ideal inilah Rasulullah Saw berhasil membangun peradaban luhur yang ditandai dengan lahirnya generasi terbaik, yakni para Sahabat.
Program Bimbingan Belajar Gratis: Upaya Meringankan Beban Ekonomi Orang Tua di Desa Balongsari, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto
Muchammad, Achmad;
Rohmah, Nova Ainur
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pendidikan merupakan salah satu diantara cara manusia untuk dapat bertahan dan beradaptasi dengan perubahan zaman yang demikian cepat. Pendidikan di Indonesia tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003. Untuk menggapai tujuan pendidikan dibutuhkan kurikulum yang memudahkan proses pendidikan. Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menelurkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Konsep belajar berbasis kemandirian bertujuan untuk memerdekakan pendidikan melalui pemikiran dan inovasi yang bebas. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, kegiatan bimbingan belajar gratis dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN Desa Balongsari yang bertujuan untuk membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu memperoleh bimbingan belajar yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi mereka di sekolah, dengan adanya program ini juga dapat mengurangi beban biaya bagi orang tua serta memberikan akses yang lebih merata pada sumber daya pendidikan. Program bimbingan belajar gratis ini menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Abstract Education is one of the ways for humans to survive and adapt to the rapidly changing times. Education in Indonesia is outlined in Law No. 20 of 2003. To achieve educational goals, a curriculum that facilitates the educational process is needed. Nadiem Makarim, as the Minister of Education and Culture, introduced the Merdeka Belajar Kampus Merdeka curriculum. (MBKM). The concept of independent-based learning aims to liberate education through free thought and innovation. In an effort to improve the quality of education, free tutoring activities are carried out by KKN students from Balongsari Village, aimed at helping children from underprivileged families obtain the necessary tutoring to enhance their academic performance at school. This program also reduces the financial burden on parents and provides more equitable access to educational resources. This free tutoring program uses lecture, discussion, and question-and-answer methods.
Pendidikan Shalat pada Anak dalam Tafsir Al-Azhar Karya Hamka
Muchammad, Achmad
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 10 No 4 (2023): Desember
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.69896/modeling.v11i3.2599
Pendidikan shalat merupakan suatu yang penting diterapkan pada anak. Demikian pentingnya sehingga Rasulullah Saw menaruh perhatian khusus atas pendidikan shalat pada anak, yakni memerintahkan mereka menjalankan shalat sejak usia tujuh tahun bahkan diperbolehkan memukul di usia sepuluh tahun manakala perintah tersebut tidak diindahkan. Sikap tegas tentu memiliki alasan yang logis, mengingat urgensi pendidikan shalat bagi masa depan calon generasi penerus tersebut. Tuntunan keagamaan perihal pendidikan shalat pada anak di atas tidaklah berlebihan, sebab pengajaran shalat pada anak yang terabaikan akan berdampak serius pada sang buah hati, mulai dari aspek internal dan eksternal mereka. Aspek internal, menyangkut bukti ketundukan calon generasi penerus tersebut pada Allah Swt kurang menancap dalam sanubarinya. Adapun faktor eksternal lebih pada nilai-nilai luhur – semisal keikhlasan, kejujuran, kedisplinan, kerja keras, kerja sama, dan lainnya -- yang terkandung dalam shalat niscaya akan lemah dalam mewarnai karakter anak-anak, sehingga pada gilirannya akan berdampak buruk terhadap pola interaksi sosialnya. Penelitian ini mencoba menawarkan solusi dalam bentuk rumusan metodik pendidikan shalat pada anak yang seringkali menjadi masalah karena relatif jarang ditemukan. Penentuan tafsir Al-Azhar sebagai area kajian dinilai sangat tepat karena kapasitasnya sebagai tokoh pendidikan di Indonesia, juga sebagai upaya mengelaborasi karya anak bangsa. Aspek keindonesiaan yang menjadi latar kenusantaraannya diharapkan mampu menjadi semacam jembatan yang menghubungkan secara merata pada anak-anak didik yang menjadi objeknya. Sehingga, pendidikan shalat yang dicanangkan dapat berjalan efektif serta menghasilkan capaian yang maksimal. Selanjutnya, penelitian ini termasuk dalam kajian kepustakaan (library research), dalam hal ini tafsir maudlu’i (tematik) dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.
Utilization of Furniture Waste Into Handicrafts that Produce Selling Value in Beratwetan Village, Gedeg District, Mojokerto Distric
Muchammad, Achmad;
Hilmy Syahab;
Afrida Sista Kurniasari;
Alfi Lutfiah;
Jayanti Devi Ikasari;
Isna Qurrotul Aini
Khidmatuna (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 2 No 1 (2023): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58330/khidmatuna.v2i2.417
This training aims to develop certain skills, knowledge and attitudes in the method used in the training, namely the ABCD (Asset Based Community Development) method, which is an approach to community development that has a big goal in trying to create a social life order in development efforts in community environment. The results obtained from this training are the effective implementation of training on making cellphone stands, so that POSPAUD mothers are able to acquire skills and expertise in making cellphone stands. The reason that community members, especially POSPAUD mothers in Beratwetan Village, are motivated to become entrepreneurs in the field of handicrafts is more due to the background of housewives who have a lot of free time. Besides that, it also has a selling price on the market. This motivates housewives to become handicraft entrepreneurs with the aim of improving the economy in the village. To measure the level of entrepreneurial motivation, you need a great sense of self-confidence to be able to set up a business after gaining skills, being able to be task and result oriented, having the courage to take risks, having a leadership spirit, being able to innovate, being creative and having an orientation towards the future. in the future. Therefore, this training activity is an effort that can be made to empower the community in Beratwetan Village so that it can increase community income.
CARING FOR THE EARTH WITH EDUCATION: INTEGRATING QUR'ANIC VALUES IN EARLY CHILDHOOD EDUCATION
ulya, miftah;
Ari Masyhuri, Ahmad;
Chairunnisa, Chairunnisa;
Bakir, Moh.;
Muchammad, Achmad
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 22 No 01 (2025): Al-Mutharahah : Jurnal Penelitian dan Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46781/al-mutharahah.v22i01.1543
Abstract Early childhood education (ECE) plays an important role in shaping children's character and values from an early age. The integration of Qur'anic values in ECD can provide a strong moral and spiritual foundation for children. This article explores how Qur'anic values can be integrated in the ECD curriculum to care for the earth and support sustainable development. This research method is Library Research using a qualitative approach through textual and contextual analysis of Quranic verses. The discussion is descriptive by describing, explaining, and reporting a situation. Furthermore, various terms are arranged based on the deductive and inductive approaches. Through the deductive approach, it is hoped that it can provide answers from the Qur'an to the identification of relevant Qur'anic values and their integration strategies in the Early Childhood Education curriculum. The results show that Qur'anic values such as responsibility as khalifah on earth (Surah Al-Baqarah [2]: 30), the importance of protecting the environment (Surah Ar-Rum [60]: 41), and social justice (Surah An-Nisa [4]: 135) can be integrated in various aspects of early childhood education. Integration strategies including project-based learning, play activities that support environmental awareness, and a holistic approach that includes spiritual, moral, and social aspects are needed in grounding education in Early Childhood Education. The integration of Qur'anic values in Early Childhood Education can raise children's awareness about the importance of protecting the environment and caring for the earth. Sustainability-focused education can shape a generation that is more responsible and committed to preserving nature. Challenges in implementation include the need for training for educators and provision of adequate resources. From the foregoing it can be concluded that integrating Qur'anic values in early childhood education is an important step towards shaping the character of children who care about the environment and support sustainable development. This approach not only provides a strong moral foundation but also helps create a better future for future generations.
Pendidikan Shalat pada Anak dalam Tafsir Al-Azhar Karya Hamka
Muchammad, Achmad
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 10 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.69896/modeling.v11i3.2599
Pendidikan shalat merupakan suatu yang penting diterapkan pada anak. Demikian pentingnya sehingga Rasulullah Saw menaruh perhatian khusus atas pendidikan shalat pada anak, yakni memerintahkan mereka menjalankan shalat sejak usia tujuh tahun bahkan diperbolehkan memukul di usia sepuluh tahun manakala perintah tersebut tidak diindahkan. Sikap tegas tentu memiliki alasan yang logis, mengingat urgensi pendidikan shalat bagi masa depan calon generasi penerus tersebut. Tuntunan keagamaan perihal pendidikan shalat pada anak di atas tidaklah berlebihan, sebab pengajaran shalat pada anak yang terabaikan akan berdampak serius pada sang buah hati, mulai dari aspek internal dan eksternal mereka. Aspek internal, menyangkut bukti ketundukan calon generasi penerus tersebut pada Allah Swt kurang menancap dalam sanubarinya. Adapun faktor eksternal lebih pada nilai-nilai luhur – semisal keikhlasan, kejujuran, kedisplinan, kerja keras, kerja sama, dan lainnya -- yang terkandung dalam shalat niscaya akan lemah dalam mewarnai karakter anak-anak, sehingga pada gilirannya akan berdampak buruk terhadap pola interaksi sosialnya. Penelitian ini mencoba menawarkan solusi dalam bentuk rumusan metodik pendidikan shalat pada anak yang seringkali menjadi masalah karena relatif jarang ditemukan. Penentuan tafsir Al-Azhar sebagai area kajian dinilai sangat tepat karena kapasitasnya sebagai tokoh pendidikan di Indonesia, juga sebagai upaya mengelaborasi karya anak bangsa. Aspek keindonesiaan yang menjadi latar kenusantaraannya diharapkan mampu menjadi semacam jembatan yang menghubungkan secara merata pada anak-anak didik yang menjadi objeknya. Sehingga, pendidikan shalat yang dicanangkan dapat berjalan efektif serta menghasilkan capaian yang maksimal. Selanjutnya, penelitian ini termasuk dalam kajian kepustakaan (library research), dalam hal ini tafsir maudlu’i (tematik) dengan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif analitis.
Aqsâm Al-Qur`ân
Muchammad, Achmad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 4 No. 1 (2022): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Salah satu tema dalam ‘Ulûm al-Qur`ân ialah aqsâmal-Qur`ân yang berarti sumpah-sumpah Al-Qur`an. Sumpah-sumpah Al-Qur`an dapat dipahami paling tidak dengan dua pemahaman; pertama, redaksi kalimat sumpah yang terdapat dalam al-Qur`an, dan kedua, sumpah-sumpah Allah selaku Penutur kalam yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur`an. Yang pertama mencakup sumpah siapa pun yang diugkap Al-Qur`an, misalnya sumpah yang diucapkan setan ketika diusir oleh Allah dari surga (QS. Al-A’râf/7: 16-17), sumpah orang-orang kafir yang tidak percaya adanya hari kebangkitan (QS. Al-Nahl/16: 38), dan sebagainya. Adapun sumpah kategori kedua hanya meliputi sumpah-sumpah yang berasal dari Allah dalam Al-Qur`an seperti dalam QS. Al-‘Ashr/103: 1-3, dan lainnya. Selain jumlahnya yang cukup banyak, kalimat sumpah dalam kitab suci umat Islam tersebut juga mempunyai daya tarik tersendiri sehingga diperlukan pembahasan khusus dalam kajian ilmu-ilmu Al-Qur`an.Dari sini lahirlah sejumlah karya yang difokuskan untuk membedah sumpah dalam Al-Qur`an, seperti dilakukan oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dan beberapa ulama lainnya. Daya tarik dari sumpah Al-Qur`an yang dimaksud antara lain terdapat dalam tujuan sumpah itu sendiri. Jamak diketahui bahwa tujuan sebuah berita atau informasi dibubuhi dengan sumpah adalah untuk menguatkan kebenaran dari isi berita dan informasi tersebut. Lalu, apakah tujuan sumpah semacam ini juga sama dengan tujuan sumpah-sumpah Al-Qur`an, sebab: Bila sumpah Al-Qur`an ditujukan untuk kaum beriman niscaya tidak ada maknanya sebab tanpa sumpah pun mereka akan mempercayainya. Sedangkan jika diarahkan untuk pembaca non-mukmin atau kaum kafir tentu tak ada manfaatnya, bukankah sejak semula mereka telah ingkar? Atau barangkali ada maksud tertetu kenapa firman Tuhan tersebut dikuatkan dengan sumpah? Di sinilah salah satu alasan kenapa sumpah dalam Al-Qur`an urgen untuk dibicarakan. Dalam makalah ini penulis mencoba mengurai sumpah-sumpah Al-Qur`an diawali dengan langkah pengenalan tentang makna sumpah secara kebahasaan dan keistilahan, lalu unsur-unsur dari suatu kalimat sehingga dapat disebut sumpah, ayat-ayat yang dibubuhi sumpah, sampai faedah sumpah dalam Al-Qur`an.
Nuansa Pedagogis Risalah Rasulullah Saw: Kajian Analitis atas QS. Ali Imran/3: 164
Muchammad, Achmad
SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 5 No. 1 (2023): Mei
Publisher : LP3M STITNU AL HIKMAH MOJOKERTO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Konsep pendidikan yang ideal merupakan faktor penting dalam membangun suatu peradaban. Sebab, di titik inilah mundur majunya peradaban sangat ditentukan. Dengan demikian, kontribusi pemikiran yang menyuguhkan konsep pendidikan ideal amat mendesak dan dibutuhkan. Salah satu diantara karakteristik pendidikan ideal adalah adanya pola integrasi spirit teosentris-antroposentris, lahiriah-batiniah, serta ilahiah-insaniah, dan spirit inilah yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menjalankan risalahnya terutama dalam aspek pedagogi ditinjau dari sisi beliau sebagai pengajar (mu’allim) yang cemerlang. Tulisan ini mencoba memotret nuansa kependidikan yang terdapat dalam Risalah yang beliau emban tersebut. Dengan menggunakan metode kajian analitis (baca: metode tafsir tahlili) atas QS. Al-Baqarah/2: 164, dihasilkan beberapa kesimpulan antara lain pentingnya pendekatan kekeluargaan, intensitas yang tinggi dalam pembacaan ayat-ayat Tuhan, urgensi penyucian jiwa, serta pengajaran berkesinambungan pada al-Kitab dan al-Hikmah. Dengan konsep pendidikan ideal inilah Rasulullah Saw berhasil membangun peradaban luhur yang ditandai dengan lahirnya generasi terbaik, yakni para Sahabat.