Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Removal of Heavy Metals from Leachate Using Electro-Assisted Phytoremediation (EAPR) and Up-Take by Water Hyacinth (Eichornia crassipes) Rudy Syah Putra; Febby Yulia Hastika
Indonesian Journal of Chemistry Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.864 KB) | DOI: 10.22146/ijc.29713

Abstract

The garbage disposal management using landfill system produces an unpleasant odor of wastewater (i.e. leachate) which can disrupt the groundwater equilibrium in the rainy season. The combination of electro-assisted and phytoremediation which is hereinafter referred as Electro-Assisted Phytoremediation (EAPR) for removal of heavy metals from leachate has been demonstrated in a laboratory-scale experiment. A batch reactor setting was used to evaluate the potential removal and uptake of heavy metals (Fe, Cu, Cd, and Pb) concentration by water hyacinth (Eichornia crassipes) in the aquatic environment. An EAPR system was carried out for 11 d using constant voltage of 2 V. The results showed that the heavy metals concentration in the leachate decreased significantly for Cu, Fe, Cd and Pb metals from their initial concentration. The EAPR process could reduce as much as 77.8, 22, 31.6 and 30.0%, respectively for Fe, Cu, Cd, and Pb. Decreasing of heavy metals was followed by decreasing of TDS, electrical conductivity but increased DO concentration. Chlorophyll content in a treated plant with EAPR system showed that the water hyacinth could cope with the stress condition meanwhile accumulated high heavy metal concentration from the leachate.
Analisis Zat Pewarna Rhodamin B Pada Lipstick Merek “P” Yang Beredar Di Banjarmasin Timur Hastika, Febby Yulia; Maharatini, Mei Eklesia; Qibtiyah, Mariatul; Andani, Marisa; Rubina, Miranda; Mufidah, Mufidah; Prambudi, Muhammad Noval
Sains Medisina Vol 2 No 6 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v2i6.428

Abstract

Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang biasanya digunakan dalam industri kertas, tekstil, atau tinta. Penggunaan zat ini dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan, serta berpotensi menyebabkan kanker dan kerusakan hati jika masuk ke dalam tubuh. Pemakaian Rhodamin B dalam jangka panjang dapat menimbulkan risiko serius, termasuk bahaya akut jika tertelan, yang bisa menyebabkan muntah dan iritasi pada saluran pencernaan serta gejala keracunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Rhodamin B dalam lipstik merek "P" yang beredar di wilayah Banjarmasin Timur. Metode penelitian yang digunakan meliputi pendekatan kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (T) dan pendekatan kuantitatif dengan Spektrofotometri UV-VIS. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel lipstik secara kualitatif mengandung Rhodamin B, dengan menggunakan fase gerak etanol 70%: ammonia: etil asetat (5:2,5:12,5) dan fase diam silika gel, serta memiliki nilai Rf sebesar 0,87. Secara kuantitatif, kadar Rhodamin B yang ditemukan adalah 12,99 ppm. Analisis Lipstik dengan merek “P” yang beredar di Banjarmasin Timur terbukti mengandung Rhodamin B baik melalui pembuktian analisis kuantitatif maupun kualitatif.
Identifikasi Bahan Kimia Obat Natrium Diklofenak Dengan Metode KLT Dan Spektrofotometri Uv-Vis Pada Jamu Pegel Linu Di Kota Banjarmasin Jannah, Ghina Raudhatul; Syahran, Dayna Maharani; Husna, Hafizatul; Mutia, Desy; Azzahra, Fifi Alayda; Septianto, Gemilang; Hastika, Febby Yulia
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v2i2.425

Abstract

Jamu merupakan salah satu obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dan telah dikonsumsi sebagai pengobatan sejak dahulu. Masyarakat meyakini bahwa jamu tidak memiliki efek samping yang serius dan berpikir bahwa jamu sangat aman bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang jika dibandingkan dengan mengonsumsi obat-obatan dari bahan kimia atau sintesis pa Sedangkan, Bahan Kimia Obat (BKO) yang ditambahkan pada jamu biasanya tidak menyertakan informasi yang jelas pada kemasannya sehingga memungkinkan terjadinya efek buruk bagi kesehatan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar BKO natrium diklofenak yang terkandung pada jamu pegel linu yang beredar. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan analisis kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis. Hasil analisis kualitatif pada sampel jamu pegel linu memiliki nilai Rf yakni 0,85 sedangkan pada larutan standar natrium diklofenak memiliki nilai Rf 0,84. Pada analisis kuantitatif didapatkan hasil konsentrasi natrium diklofenak 17,363 ppm atau kadar sebanyak 0,0017363%. Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya kandungan obat pada sampel jamu tersebut. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa produk jamu pegel linu positif mengandung natrium diklofenak.
Identifikasi Dan Uji Kualitatif Kandungan Natrium Diklofenak Pada 15 Jamu Yang Beredar Di Pasar Lama Rahmadani; Alawiyah, Tuti; Raihanah; Hastika, Febby Yulia; Husnati, Lailan; Amanda, Era Dea; Elisa, Audiya
Jurnal Farmasi SYIFA Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Farmasi SYIFA
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jfs.v3i2.775

Abstract

Obat tradisional seperti jamu telah lama digunakan masyarakat Indonesia untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, termasuk pegal linu. Namun, meningkatnya permintaan pasar menyebabkan beberapa produsen menambahkan Bahan Kimia Obat (BKO) secara ilegal untuk meningkatkan efektivitas produk. Salah satu BKO yang sering disalahgunakan adalah natrium diklofenak, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat menimbulkan efek samping serius jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan natrium diklofenak dalam 15 sampel jamu pegal linu yang dijual di Pasar Lama Kota Banjarmasin dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Penelitian bersifat eksperimental dan kualitatif. Sampel diekstraksi dan diuapkan hingga kental, kemudian diuji pada plat KLT menggunakan eluen campuran n-heksana dan etil asetat (7:3). Bercak diamati di bawah sinar UV 254 nm dan dibandingkan dengan larutan standar natrium diklofenak untuk menentukan keberadaan senyawa. Hasil menunjukkan bahwa 7 sampel jamu, yaitu yaitu Sakit Pinggang, Pegel Linu, Cuk Sirih, Sari Rapet, Sabdo, Angkur Putih, dan Sehat Wanita, positif mengandung natrium diklofenak, sementara 8 sampel lainnya negatif. Penambahan natrium diklofenak secara ilegal ini membahayakan konsumen dan merusak citra jamu sebagai obat tradisional berbahan alami. Metode KLT terbukti efektif sebagai skrining awal untuk mendeteksi keberadaan BKO dalam produk jamu. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan ketat, pengujian rutin, serta edukasi masyarakat guna mencegah peredaran jamu yang mengandung BKO dan menjaga keamanan obat tradisional.
Analisis Kadar Klorida Air Sumur RT 01 Sungai Pinang Kecamatan Sungai Tabuk Provinsi Kalimantan Selatan dengan Metode Titrasi Argentometri Hastika, Febby Yulia; Ihsan, Muhammad Fadhil; Nadiya; Trianty, Desy; Angreini, Angnes; Tania, Maria Amelinda
Sains Medisina Vol 4 No 1 (2025): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v4i1.709

Abstract

Klorida adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air, karena konsentrasi klorida yang tinggi dapat memengaruhi rasa dan berimplikasi pada penggunaan rumah tangga dan infrastruktur pasokan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar klorida air sumur RT 01 Sungai Pinang Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan metode titrasi argentometri, serta untuk menilai kualitas air berdasarkan hasil analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar rata-rata klorida air sumur RT 01 Sungai Pinang Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan adalah 114,6 mg/L, dengan variabilitas sedang dalam kadar klorida di antara sumur yang diambil sampelnya. Kadar klorida air sumur RT 01 Sungai Pinang Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan relatif tinggi, namun masih sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990, kadar klorida maksimal yaitu sebesar 250 mg/L untuk air minum dan sebesar 600 mg/L untuk air bersih sehingga perlu dilakukan pengawasan dan pengelolaan kualitas air untuk memastikan bahwa air yang digunakan oleh masyarakat aman dan sehat.
A Analisis Kandungan Bahan Kimia Obat Natrium Diklofenak Dalam Jamu Encok Lisaura, Inggrit Windy; Hastika, Febby Yulia; Manurung, Davidson; Mara, Ignatius Ronaldy; Husnati, Lailan; Bariroh, Laili; Rizantha, M. Iqbal
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 4 No 2 (2024): Journal of Pharmaceutical Care and Sciences (JPCS)
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/jpcs.v4i2.574

Abstract

Background: Jamu is a traditional herbal medicine made from natural ingredients, inherited as a cultural heritage passed down from generation to generation for health purposes. The increasing use of jamu has led some producers to add pharmaceutical chemicals (BKO) to their products, which can be dangerous and cause side effects for consumers. Purpose: This study aims to analyze the content of sodium diclofenac in jamu used for joint pain relief. Methods: The research methodology includes a qualitative approach using Thin Layer Chromatography (TLC) and a quantitative approach using UV-VIS Spectrophotometry. Results:  The qualitative analysis using TLC on the jamu pegel linu/encok sample tested positive for sodium diclofenac with an Rf value of 0,87. The quantitative test using UV-Vis spectrophotometry yielded an a value of 0,092, a b value of 0,114, and an r value of 0,993. The concentration of sodium diclofenac in the jamu pegel linu sample was found to be 18,90 ppm. Conclusion: The tested jamu sample for joint pain relief contains sodium diclofenac and is not suitable for distribution.  
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) Jamur Endofit Bajakah (Spatholobus Littoralis Hassk) Pada Escherichia Coli Fatimah, Siti; Nastiti, Kunti; Hastika, Febby Yulia; Darsono, Putri Vidiasari
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.4233

Abstract

Jamur endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya diketahui mampu menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang memiliki kesamaan struktur maupun fungsi dengan senyawa yang diproduksi oleh tanaman tersebut. Keunggulan ini membuat jamur endofit menjadi sumber alternatif yang sangat potensial dalam penyediaan senyawa bioaktif tanpa harus melakukan ekstraksi langsung dari tanaman. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi eksploitasi tanaman obat, seperti bajakah (Spatholobus littoralis Hassk), tetapi juga mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang semakin terancam oleh meningkatnya kebutuhan bahan baku herbal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan aktivitas antibakteri jamur endofit dalam menghambat dan membunuh bakteri Escherichia coli serta mengidentifikasi jenis jamur endofit berdasarkan karakteristik makroskopis dan mikroskopisnya. Metode penelitian yang digunakan adalah True Experimental, meliputi uji zona hambat menggunakan cakram untuk melihat kemampuan penghambatan, serta uji KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dan uji KBM (Konsentrasi Bunuh Minimum) untuk menentukan efektivitas konsentrasi ekstrak jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh isolat jamur endofit memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori kuat. Isolat JEB 1 yang berwarna hitam menunjukkan hasil paling signifikan dengan zona hambat sebesar 16,20 mm. Nilai KHM isolat tersebut berada pada konsentrasi 4 × 10⁵ ppm, sedangkan nilai KBM berada pada konsentrasi yang sama dengan jumlah koloni <300. Kondisi ini menegaskan bahwa isolat JEB 1 bersifat bakteriostatik sekaligus bakterisidal terhadap E. coli. Dengan demikian, jamur endofit batang bajakah, terutama isolat JEB 1, berpotensi besar dikembangkan sebagai agen antibakteri alami yang efektif dan berkelanjutan