Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penyuluhan CTPS, PHBS, dan Penanggulangan DBD di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tembuku I Yulianti, Anysiah Elly; Posmaningsih, Dewa Ayu Agustini; Hadi, M. Choirul; Aryasih, I Gusti Ayu Made; Widyasari, Ida Ayu Putri Genta; Astari, Ni Putu Nadia
Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat Vol 6, No 2 (2024): APRIL
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jpms.v6i2.3726

Abstract

Pada anak sekolah salahsatu permasalahan yang disebabkan oleh perilaku yaitu masalah kesehatan perorangan dan lingkungan. Masalah tersebut disebabkan oleh karena kurangnya kesadaran dari seseorang akan kebersihan tangan yaitu masalah diare. Kejadian diare terjadi setiap tahunnya sebanyak 6 juta anak meninggal karena diare di dunia, Indonesia merupakan negara dengan kematian diare tersebut. Anak usia kurang dari 5 tahun diperkirakan meninggal setiap tahunnya dari 10 juta anak, sekitar 20% meninggal disebabkan karena infeksi diare (Wicaksana Rachman, 2018). Cuci tangan menggunakan air dan sabun merupakan upaya untuk pencegahan dan penularan dari sebuah penyakit, salahsatunya penyakit diare. Kuman pada tangan dapat dibunuh dengan cara cuci menggunakan sabun. Kuman mati akibat cuci tangan menggunakan sabun sebanyak 73%. Hand sanitizer tidak lebih efektif dari pada cuci tangan menggunakan sabun 60% (Ervira et al., 2021). World Health Organization (WHO) mendukung pentingnya membudayakan cuci tangan menggunakan sabun yang dilakukan dengan baik dan dengan benar. Metode penyuluhan menggunakan metode deskriptif observasional, meliputi penyampaian materi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui presentasi interaktif dengan poster dan slide. Siswa dilibatkan dalam praktik langsung mencuci tangan dengan benar dengan panduan lagu, dan demonstrasi langsung oleh fasilitator. Observasi terhadap partisipasi siswa dilakukan untuk memantau interaksi langsung antara fasilitator dan siswa, serta evaluasi praktik cuci tangan dan perilaku hidup bersih. Pemberian materi tersebut, ditujukan agar siswa/i dapat memiliki pengetahuan lebih baik tentang bagaimana cara menjaga kebersihan diri sendiri seperti mencuci tangan dengan baik menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik, bagaimana menerapkan pola hidup yang sehat, bagaimana mengantisipasi penyakit – penyakit yang berkaitan dengan lingkungan seperti diare dan demam berdarah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena banyak penyakit yang bisa dicegah jika masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat. Anak sekolah merupakan kelompok usia yang rentan untuk mengalami masalah kesehatan karena sebagian waktunya dihabiskan di luar lingkungan rumah dan di luar pengawasan orang tua. 
Penyuluhan CTPS, PHBS, dan Penanggulangan DBD di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tembuku I Yulianti, Anysiah Elly; Posmaningsih, Dewa Ayu Agustini; Hadi, M. Choirul; Aryasih, I Gusti Ayu Made; Widyasari, Ida Ayu Putri Genta; Astari, Ni Putu Nadia
Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat Vol 6, No 2 (2024): APRIL
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jpms.v6i2.3726

Abstract

Pada anak sekolah salahsatu permasalahan yang disebabkan oleh perilaku yaitu masalah kesehatan perorangan dan lingkungan. Masalah tersebut disebabkan oleh karena kurangnya kesadaran dari seseorang akan kebersihan tangan yaitu masalah diare. Kejadian diare terjadi setiap tahunnya sebanyak 6 juta anak meninggal karena diare di dunia, Indonesia merupakan negara dengan kematian diare tersebut. Anak usia kurang dari 5 tahun diperkirakan meninggal setiap tahunnya dari 10 juta anak, sekitar 20% meninggal disebabkan karena infeksi diare (Wicaksana Rachman, 2018). Cuci tangan menggunakan air dan sabun merupakan upaya untuk pencegahan dan penularan dari sebuah penyakit, salahsatunya penyakit diare. Kuman pada tangan dapat dibunuh dengan cara cuci menggunakan sabun. Kuman mati akibat cuci tangan menggunakan sabun sebanyak 73%. Hand sanitizer tidak lebih efektif dari pada cuci tangan menggunakan sabun 60% (Ervira et al., 2021). World Health Organization (WHO) mendukung pentingnya membudayakan cuci tangan menggunakan sabun yang dilakukan dengan baik dan dengan benar. Metode penyuluhan menggunakan metode deskriptif observasional, meliputi penyampaian materi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui presentasi interaktif dengan poster dan slide. Siswa dilibatkan dalam praktik langsung mencuci tangan dengan benar dengan panduan lagu, dan demonstrasi langsung oleh fasilitator. Observasi terhadap partisipasi siswa dilakukan untuk memantau interaksi langsung antara fasilitator dan siswa, serta evaluasi praktik cuci tangan dan perilaku hidup bersih. Pemberian materi tersebut, ditujukan agar siswa/i dapat memiliki pengetahuan lebih baik tentang bagaimana cara menjaga kebersihan diri sendiri seperti mencuci tangan dengan baik menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik, bagaimana menerapkan pola hidup yang sehat, bagaimana mengantisipasi penyakit – penyakit yang berkaitan dengan lingkungan seperti diare dan demam berdarah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena banyak penyakit yang bisa dicegah jika masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat. Anak sekolah merupakan kelompok usia yang rentan untuk mengalami masalah kesehatan karena sebagian waktunya dihabiskan di luar lingkungan rumah dan di luar pengawasan orang tua. 
Efektifitas Model Program "SAPA TBC" Dalam Penanggulangan TBC Paru di Kabupaten Badung Provinsi Bali Aryasih, I Gusti Ayu Made; Sujaya, I Nyoman; Jana, I Wayan
Jurnal Kesehatan Lingkungan (JKL) Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jkl.v14i2.3868

Abstract

Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TBC paru disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) dan termasuk penyakit menular. Prevalensi TBC paru di Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah, diantaranya Sumatera 33%, Jawa dan Bali 23% dan Indonesia Bagian Timur 44%. Bali merupakan salah satu daerah destinasi pariwisata di Indonesia dan wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Provinsi Bali pada bulan Februari 2023 tercatat sebanyak 323.623. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten dengan destinasi wisata favorit di Bali termasuk wilayah Kuta yang terletak di Kabupaten Badung Bagian Selatan. Berdasarkan data laporan Puskesmas di wilayah tersebut di wilayah kerja Puskesmas Kuta I pada tahun 2022 tercatat 156 kasus yang terdiri dari 90 penderita laki-laki dan 66 perempuan sedangkan di wilayah Puskesmas Kuta II pada tahun yang sama tercatat 180 kasus dan menduduki peringkat ketiga kejadian penyakit di wilayah tersebut Kabupaten Badung umumnya dan wilayah Kuta khususnya, sebagai daerah pariwisata memiliki karakteristik tersendiri sebagai daerah urban yang mampu menarik minat pendatang untuk mengadu nasib mencari nafkah atau berlibur di daerah tersebut. Di satu sisi tersedia fasilitas dan sarana akomodasi dan destinasi wisata yang gemerlap dan mewah, di sisi yang lain terdapat wilayah dengan status sosial ekonomi yang di bawah rata-rata dan bermunculan pemukiman-pemukiman kumuh padat penghuni. Hal tersebut menjadi salah satu faktor risiko terjadinya peningkatan penularan kasus TBC pada penduduk lokal, pendatang maupun wisatawan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor risiko penularan penyakit TBC paru di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Analisis dilakukan dengan uji Chi Square (α 0,05). Sebagai pelaksanaan penelitian tahun pertama dari tiga tahun yang direncanakan. Hasil penelitian menunjukkan Faktor-faktor risiko penularan yang berhubungan dengan penularan TBC Paru di Kabupaten Badung Provinsi Bali adalah : status imunisasi BCG (P value 0,019), kebiasaan merokok (P value 0,04), penderita yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TBC di lingkungan (P value 0,002) dan kualitas sanitasi rumah (P value 0,006). Saran penelitian adalah peningkatan cakupan dan edukasi imunisasi BCG, pencegahan dan pengendalian kebiasaan merokok, intervensi terhadap kontak dengan penderita TBC, perbaikan kualitas sanitasi rumah, pendekatan multisektoral serta melakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan.
Pengelolaan Bank Sampah, Identifikasi Permasalahan dan Rumusan Strategi Bank Sampah Desa Marga Tabanan Posmaningsih, D.A.A; Aryasih, I Gusti Ayu Made; Jana, I Wayan
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v3i2.300

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode memberikan pelayanan berupa pendampingan teknologi tepat guna, yaitu penerapan teknologi dibidang kesehatan khususnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang berkaitan dengan peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pelatihan, yaitu keterlibatan civitas akademika dalam mengaplikasikan keilmuannya sebagai penyelenggara kegiatan dan/atau narasumber/ fasilitator pengelola Bank Sampah. Pendampingan manajemen pengelolaan Bank Sampah. Pengelolaan Bank Sampah di Desa Marga Dengan adanya pendirian bank sampah yang telah beroperasi selama 2 tahun memberikan perubahan secara langsung dan tidak langsung kepada para warga Desa Marga. Awalnya, warga Desa Marga memandang sampah sebagai suatu hal yang tidak bernilai ekonomi dan tidak ada manfaatnya.Namun sejak adanya bank sampah, warga sedikit demi sedikit mulai tergerak untuk mengumpulkan dan mengelola sampah menjadi suatu hal yang bernilai ekonomi, yaitu melalui bank sampah tersebut. Melalui kegiatan pengabdian ini, telah dirumuskan beberapa strategi pengembangan bank sampah berdasarkan lima aspek manajemen persampahan. Strategi pengembangan bank sampah didasarkan pada permasalahan dan kendala yang berhasil teridentifikasi dalam pengelolaan bank sampah di Desa Marga, yang meliputi aspek kelembagaan, pembiayaan, pengaturan, peran serta masyarakat, dan operasional. Selain lima faktor tersebut, juga terdapat faktor teknis yang juga menjadi kendala dan menghambat keberlangsungan bank sampah di Desa Marga. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala serta yang dapat meningkatkan pengelolaan bank sampah di Desa Marga adalah dukungan dari instansi pemerintah setempat, pelatihan bagi para pengurus bank sampah, dan memperluas kerja sama dengan bank sampah, mitra pengepul, dan stakeholder lain yang terlibat dalam bank sampah
Pendampingan Program Gerakan Bangkit Mengelola Sampah Mandiri (Gerbang Mesari) Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Di Desa Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Posmaningsih, D.A.A; Sali, I Wayan; Aryasih, I Gusti Ayu Made
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jppmi.v3i2.301

Abstract

Mengingat pentingnya sanitasi dan pengelolaan sampah yang baik untuk mendukung pariwisata di Desa Tenganan Pegringsingan, diperlukan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan kader serta ibu-ibu rumah tangga. Tujuannya adalah meningkatkan swadaya masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan yang dimulai dari keluarga. Kegiatan ini akan difokuskan pada penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan melalui Gerakan BANGKIT BERSAMA MENGELOLA SAMPAH MANDIRI. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di lingkungan Desa Tenganan mulai bulan Juni sampai Agustus Tahun 2024, dan kegiatan penyusunan laporan akhir dilaksanakan setelah kegiatan yakni mulai September - Oktober 2024. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode memberikan pelayanan berupa pendampingan dengan melakukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan Program Gerakan Bangkit Mengelola Sampah Mandiri (GERBANG MESARI) dalam pengelolaan sampah berbasis sumber bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem dengan pengawasan yang dilakukan oleh puskesmas melalui kader pada masing-masing wilayah kerjanya. Adapun hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan yaitu peningkatan pengetahuan peserta dari 44.76% sebelum pelatihan dan 78.09% setelah pelatihan, dan keterampilan yaitu 75.71%. Kegiatan pelatihan pembuatan kompos dengan metode Takakura dilaksanakan melalui beberapa tahap yang sistematis dan edukatif. Proses ini dimulai dengan penyampaian materi teoretis, dilanjutkan dengan praktik pembuatan bibit kompos dan keranjang Takakura. Metode Takakura ini merupakan solusi praktis untuk penanganan sampah organik rumah tangga secara aerobik, yang membutuhkan pasokan oksigen untuk proses dekomposisi yang efektif. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh peserta di lingkungan rumah tangga mereka masing-masing. Penggunaan teknologi yang sederhana ECOBIOTA bisa diharapkan dapat menarik masyarakat untuk berpartisipasi dan tetap meneruskan program tersebut meskipun kegiatan pengabmas telah berakhir. Kader Desa Tenganan mulai menyadari pentingnya pengolahan sampah organik. Pengomposan dengan Metode Takakura mudah untuk diaplikasikan dan biaya pembuatannya tidak terlalu mahal
Studi Kualitas Kompos Sampah Upacara Agama Hindu Menggunakan Variasi Aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) Aryasih, I Gusti Ayu Made; Posmaningsih, Dewa Ayu Agustini; Suyasa, Ida Bagus Oka; Sindunatha, I Gusti Ngr Bagus
Meditory : The Journal of Medical Laboratory Vol 9, No 2 (2021): Volume 9, nomer 2, Desember 2021
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/m.v9i2.1715

Abstract

Background: Local Microorganisms (MOL) contains carbohydrates that are high enough for the needs of microorganisms so that it can be used as an alternative material for an energy source that functions for the growth of microorganism cells to increase the nutrient content, especially in organic carbon to optimize the quality of compost fermentation to be higher. Aims: to determine the best quality of Hindu religious ceremony waste compost with various MOL activators. Methods: this type of research is The Posttest Only Control Group Design. The compost studied was a mixture of 75% Hindu religious ceremonial waste, 15% cow dung, 10% bran, and MOL from rice (P1), dung (P2), tape (P3), and without MOL (K). Results: the whole compost from this study did not have a significant difference in pH, organic carbon, nitrogen, C/N, phosphorus, potassium, moisture content, and electrical conductivity values and there were variations in compost microorganisms at MOL variations (p 0.05). Conclusion: there is no difference in the quality of the best Hindu religious ceremony waste compost with various MOL activators.
PENYULUHAN DENGAN MEDIA VIDEO EDUKASI EFEKTIF MENINGKATKAN PENGETAHUAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE PADA SISWA SEKOLAH DASAR Winda, I Gusti Ayu Putu; Sudiadnyana, I Wayan; Jana, I Wayan; Aryasih, I Gusti Ayu Made
Jurnal Kesehatan Lingkungan (JKL) Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jkl.v14i1.3302

Abstract

Students at SD Negeri 29 Pemecutan do not all know about efforts to eradicate dengue hemorrhagic fever mosquito nests. The purpose of this study was to determine the effectiveness of counseling using educational videos to increase knowledge of dengue mosquito nest eradication. The Pre-Experimental Design model with the One-Group Pretest-Posttest Design method was used in this research design. The results of the study were tested with paired t-tests, obtained p values (0.000) alpha (0.05), then H0 was rejected and Ha was accepted, so there was a difference in the average knowledge before counseling and after counseling on dengue mosquito nest eradication with educational videos for SD Negeri 29 Pemecutan students.
Tingkat Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Subak Cepik Kabupaten Tabanan Tahun 2019 Indriana, Kadek Nanda Bella; Asmara, I Wayan Suarta; Aryasih, I Gusti Ayu Made; Posmaningsih, D.A.A
Jurnal Kesehatan Lingkungan (JKL) Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.078 KB) | DOI: 10.33992/jkl.v10i1.1088

Abstract

Abstract : Farmers are the largest working group in Indonesia. The level of farmers' exposure to the use of pesticides is highly dependent on how knowledge is used in using pesticides. Tabanan Regency is one of the districts in Bali. The area of paddy in Tabanan Regency reaches 22,453 hectares which is the widest rice field area and at the same time as a rice barn in Bali Province. The purpose of this study was to determine the knowledge, attitudes, and actions of farmers in the use of personal protective equipment. The method used is descriptive, primary data obtained through interviews and direct observation using questionnaires and secondary data obtained from the village head in the form of population data. The results of the study revealed that 18 respondents (29%) had sufficient knowledge and 45 respondents (71%) had good knowledge. As many as 2 respondents (3%) who had less attitudes, 36 respondents (57%) who had enough attitudes, and 25 respondents (40%) who had good attitudes. And as many as 57 respondents (90%) who have less action, 6 respondents (10%) who have enough action. Conclusion in this study farmers have good knowledge, but attitudes and actions to use personal protective equipment when direct contact with pesticides is still lacking.
Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Sanitasi Toilet Umum Desa Wisata Di Kabupaten Karangasem Ruslan, Muhammad; Posmaningsih, Dewa Ayu Agustini; Aryasih, I Gusti Ayu Made
Jurnal Skala Husada : The Journal of Health Vol 20, No 2 (2023): JSH: Jurnal Skala Husada-The Journal of Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jsh:tjoh.v20i2.3127

Abstract

Toilet umum desa wisata merupakan fasilitas vital untuk ruang publik di sebuah desa wisata. Kualitas penyediaan dan pengelolaan toilet umum tergantung pada faktor internal maupun faktor eksternal. Masalah yang sering muncul adalah buruknya sanitasi toilet umum desa wisata akibat pengelolaan yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor terkait sanitasi toilet umum desa di Kabupaten Karangasem pada tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Responden berjumlah 20 pengelola dengan 40 toilet umum menggunakan teknik total sampling dan menggunakan kuesioner serta check list. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi square. Pengetahuan baik sebanyak 12 responden (60%) dan pengetahuan buruk sebanyak 8 responden (40%), sikap positif sebanyak 10 responden (50%) dan sikap negatif sebanyak 10 responden (50%), informasi yang baik Baik media informasi sebanyak 7 responden (35%) dan kurang baik sebanyak 13 responden (65%), ada regulasi sebanyak 1 responden (5%) dan belum adanya regulasi sebanyak 19 responden (95%), ada pembinaan/supervisi sebanyak 6 responden (30%) dan tidak ada pembinaan/pengawasan sebanyak 14 responden (70%), 5 responden (25%) tersedia dana khusus dan 15 responden (75%) tidak ada dana khusus. Sanitasi toilet umum memenuhi persyaratan 7 desa wisata (35%) dan 13 desa wisata (65%) tidak memenuhi persyaratan. Analisis bivariat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, informasi media, dan ketersediaan dana terkait sanitasi toilet umum di desa wisata dengan kondisi sanitasi toilet umum di desa wisata. Tidak ada hubungan antara sikap, peraturan, dan bimbingan/pengawasan mengenai sanitasi toilet umum di lingkungan pariwisata tour