Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Nilai Informasi dan Sosial pada Co-Consumption dan Co-Production antar Anggota Kaskus: Perspektif Modal Sosial Sukoco, Badri Munir; Aditya, Mohamad Lambang
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 10, No 3 2011
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Consumers co-create values through co-consumption (with other consumers) and co-production (with producers). This study argues that members' perceptions on informational and social values contribute to co-creation, which is stronger when they have greater product involvement. Further arguments indicate that members' perceptions on informational and social values are determined by social capital inside the community. The developed hypotheses are tested on 204 Kaskus community members who are affiliated with 6 different brands on two product categories, mobile phone and snack. The results indicate that social capital positively influences members' perception on informational and social values. Social value influence co-consumption and co-production, while informational value mainly influence co-production. The moderating effect of product involvement exists on the influence of social value on co-production.Keywords: co-consumption, co-production, social capital, informational value, social value, productinvolvement, virtual community
Sistem Organisasi Kognitif dan Afektif dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Apotek di Surabaya: Efek Moderasi Orientasi Kewirausahaan Sukoco, Badri Munir; Viciana, Vindi
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 13, No 1 (2014)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2014.13.1.2

Abstract

Abstract: Apothecary is a highly regulated and competitive industry due to less differentiation and high density in certain areas. Interestingly, the performance of apothecaries is heterogeneous; and based on market orientation perspective we argue that the condition exists due to different level on responding competitors’ actions as well as customers’ needs. Further, we argue that managers’ entrepreneurial orientation can strengthen these relationships. The mechanism of how can apothecaries develop their responsiveness to competitors and customers also is investigated. We distributed questionnaires among apopthecary managers in Surabaya and generated 131 responses. By using PLS, the results indicate that responsiveness to competitors positively influence on their performance, while responsiveness to customers is not. The moderating effect of entrepreneurial orientation is also not confirmed. Responsiveness to competitors is highly determined by cognitive and affective organizational system, while responsiveness to customers mainly determined by affective organizational system. Managerial and academic implications are further discussed in this paper.Keywords: Cognitive Organization System, Affective Organization System, Responsiveness to Competitors, Responsiveness to Customers, Performance, and Drugstore   Abstrak. Apotek merupakan industry yang sangat diatur oleh pemerintah dengan tingkat persaingan yang tinggi karena diferensiasi yang ditawarkan rendah dan densitas yang cukup tinggi di beberapa area. Menariknya, kondisi tersebut juga membuat kinerja apotek beragam; sehingga dengan menggunakan perspektif orientasi pasar, penelitian ini berargumentasi bahwa responsifitas pengelola apotek akan tindakan pesaing maupun kebutuhan pelanggan dapat membedakan kinerjanya. Riset ini juga berargumentasi bahwa orientasi kewirausahaan yang dimiliki pengelola akan menguatkan pengaruh tersebut. Mekanisme tentang bagaimana perusahaan membentuk responsifitas terhadap pesaing maupun pelanggan juga diinvestigasi. Riset ini mendistribusikan survei kepada pengelola apotek di Surabaya dengan respon sebanyak 131 responden. Menggunakan PLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa responsifitas terhadap tindakan pesaing berpengaruh terhadap kinerja apotek, sedangkan responsifitas terhadap pelanggan tidak signifikan. Efek moderasi orientasi kewirausahaan yang dihipotesiskan juga tidak terbukti. Responsifitas terhadap pesaing dipengaruhi sama kuatnya oleh sistem organisasi yang kognitif dan afektif, sedangkan responsifitas terhadap pelanggan lebih dipengaruhi oleh sistem organisasi yang afektif. Implikasi manajerial dan akademis disajikan lebih lanjut dalam penelitian ini. Kata kunci: Sistem Organisasi Kognitif, Sistem Organisasi Afektif, Responsifitas pada Pesaing, Responsifitas pada Pelanggan, Kinerja, dan Apotek 
Pengaruh Modal Sosial pada Perilaku Berbagi Pengetahuan dan Kinerja: Studi Kasus di Pemasok Komponen Otomotif Astra Group Sukoco, PhD, Badri Munir; Hardi, Hardi Hardi
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 12, No 3 (2013)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As the biggest automotive group producer in Indonesia, Astra Group maintains relationship with its suppliers extensively, in which suppliers with small and medium enterprises (SMEs) for motorcycle reach 94% while automobile for about 60%. The existing relationships create strong social capital and offer positive consequences for both parties. Using social capital theory, this study empirically tests the effect of social capital on knowledge sharing between buyer (Astra Group) and supplier as well as suppliers' performance. Further, this study argues that perceived interdependency to the buyer could moderate the effect of social capital on suppliers' performance. Based on a survey among 211 suppliers' of Astra Group, the results indicate that social capital mainly influences suppliers' performance. The moderating effect of interdependency is not confirmed in this study. Consistent with the developed hypotheses, relational social capital is developed by cognitive and structural social capital. Managerial and academic implications are presented in this study.Keywords: social capital, knowledge sharing, suppliers' performance, interdependency, Astra Group
PENGARUH KONTRAK PSIKOLOGIS TERHADAP PERILAKU KERJA INOVATIF DENGAN WORK ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Ukiningtyas, Ahimsa; Sukoco, Badri Munir; Putra, M. G. Bagus Ani
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jdeb.v13i1.391

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengkaji hubungan pengaruh antara tipe kontrak psikologis dan perilaku kerja inovatif yang fokus baik pada hubunganpengaruh langsung maupun hubungan pengaruh tidak langsung dengan dimediasi oleh keterikatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa kontrak relasional dan kontrak transaksional memberikan dampak berbeda terhadap perilaku kerja inovatif melalui Keterikatan kerja yang diaplikasikan pada sektor publik. Subjek penelitian ini terdiri atas 81 orang responden yang merupakan karyawan manajemen bawah dari lembaga penyiaran publik yang dipilih melalui teknik sampel acak. Data dikumpulkan melalui instrumen kuisioner, adapun untuk menghindari bias pengukuran terhadap variabel terikat datanya diperoleh dari sumber data yang berbeda yaitu yang bersangkutan sendiri dan atasannya. Hasil dalam penelitian di analisis dengan menggunakan SEM ?? PLS. Dari hasil analisa data ditemukan bahwa : a) Kontrak relasional tidak berpengaruh perilaku kerja inovatif, b) Kontrak transaksional tidak berpengaruh terhadap perilaku kerja inovatif, c) Kontrak relasional berpengaruh langsung terhadap keterikatan kerja, d) Kontrak transaksional tidak berpengaruh terhadap keterikatan kerja, e) Keterikatan kerja berpengaruh terhadap perilaku kerja inovatif, f) Keterikatan kerja tidak memediasi hubungan positif antara kontrak relasional dengan perilaku kerja inovatif, g) Keterikatan kerja tidak memediasi hubungan negatif antara kontrak transaksional dengan perilaku kerja inovatif.Abstract This study explored the relationship between psychological contract types and innovative work behaviour, its focus are in the direct effect between psychological contract types and innovative work behaviour and also mediating effect of work engagement. The research??s objective are to understanding how and why relational contract and transactional contract lead to different efefct on innovative work behaviour via work engagement which applied on public sector. Subjects in this research are 81 employees of public service broadcasting that chosen by propotionate random sampling technique. Data was collected by questionnaire and obtain measures of the criterion variables from different source which are from subordinate and their supervisor to eliminate common methode bias. This research used SEM ?? PLS analysis technique to analyze the result. Finding shows that :  a) Relational contract was not related to innovative work behaviour, b) Transactional contract was not related to innovative work behaviour, c) Relational contract was related to work engagement, d) Transactional contract was not related to work engagement, e) Work engagement was related to innovative work behaviour, f) Work engagement was not mediate the positive relationship between relational contracts and innovative behavior, and g) Work engagement was not mediate the negative relationship between transactional contracts and innovative behavior
Dampak Kesesuaian Merek/Cause dan Individualisme-Kolektifisme terhadap Niat Konsumen untuk Berpartisipasi pada Program CRM Badri Munir Sukoco; Mochammad Alfi Yusuf
Jurnal Manajemen dan Usahawan Indonesia Vol 41, No 2 (2012): Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program cause-related marketing (CRM) merupakan salah satu program yangdilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial mereka yang dilakukan untuk meningkatkan citra maupun penjualan produk di masyarakat. Program CRM adalah mengumpulkan dan mendonasikan sebagian penjualan produk kepada aktivitas sosial maupun lembaga sosial yang didukung oleh perusahaan. Agar program tersebut sukses, perusahaan harus mempertimbangkan banyak hal, terutama kesesuaian antara merek/cause maupun karakteristik individu konsumen yang menjadi target. Penelitian ini berupaya menginvestigasi apakah terdapat perbedaan tanggapan konsumen bilamana mereka memiliki tingkat individualisme atau kolektifisme yang berbeda. Kemudian, penelitian ini juga akan menginvestigasi interaksi antara tingkat kesesuaian merek dan cause dengan karakter konsumen (individualis-kolektivis) terhadap niat untuk berpartisipasi dalam program CRM. Menggunakan eksperimen dengan desain factorial 2 x 2 (fitness: tinggi vs. rendah) x 2 (karakteristik individu: individualisme vs. kolektivisme) di antara 120 mahasiswa S1, penelitian ini dilakukan dengan between-subject design. Hasil analisa menunjukkan bahwa konsumen akan meningkatkan niat untuk berpartisipasi pada program CRM bila terdapat kesesuaian yang tinggi antara merek dengan cause. Yang menarik adalah tidak ada pengaruh yang signifikan antara konsumen yang memiliki tingkat individualisme dan kolektifisme yang berbeda. Sesuai dengan yang diprediksikan, partisipan yang memiliki individualisme rendah atau kolektifisme tinggi akan meningkatkan niat untuk berpartisipasi dalam program CRM bila terdapat kesesuaian yang tinggi antara merek dengan cause. Implikasi manajerial dan kontribusi akademis didiskusikan lebih lanjut dalam tulisan ini.
Pengaruh Message Framing dan Endorser pada Sikap Konsumen terhadap Bank Syariah Badri Munir Sukoco; Melinda Ratna Puspa Ayu
Jurnal Manajemen dan Usahawan Indonesia Vol 42, No 3 (2013): Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Walaupun masyarakat Indonesia yang sebagian besar Muslim, tetapi proporsi merekayang menggunakan layanan perbankan syariah dan juga pangsa pasarnya tetap kecildibandingkan dengan yang konvensional. Kami berpendapat bahwa kondisi terjadikarena kurang efektifnya iklan untuk meningkatkan sikap konsumen terhadap iklandan brand bank syariah. Kami fokus pada dua variabel, pembingkaian pesan danendorser, untuk mengarahkan para pemasar bagaimana merancang suatu iklan yangefektif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang diikuti oleh 240 mahasiswaS1 pada salah satu departemen di perguruan tinggi ternama di Surabaya, Jawa Timur.Peneliti menggunakan endorser dan bank fiktif, yakni Al-Baraka. Pesan dikemas secaraagamis dengan framing positif dan negatif. Masing-masing pesan disampaikan olehendorser, baik expert maupun selebriti. Endorser expert divisualisasikan sebagai priaberjenggot dan berpakaian layaknya ustadz. Sedangkan endorser selebritidivisualisasikan oleh seorang laki-laki ganteng berwajah Arab, mengenakan baju koko.Penampilan kedua endorser ini dibuat demikian supaya terlihat Islami. Kedua messageframing dan kedua endorser tersebut dikombinasikan kedalam empat iklan yangberbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian pesan positif lebihefektif untuk menyampaikan pesan dibandingkan pembingkaian pesan negatif.Artinya, persuasi iklan yang dibingkai positif lebih efektif. Penggunaan selebritisebagai endorser menunjukkan lebih unggul dalam meningkatkan sikap pesertaterhadap merek ketimbang penggunaan endorser dari kalangan ahli. Expert hanyamemiliki daya tarik hanya pada keahlian yang dimilikinya sehingga dampak positif yangdiharapkan memiliki efek yang terbatas. Menariknya, kombinasi framing positif dancelebrity endorser mencapai dampak terbesar terhadap sikap peserta dibandingkandengan kombinasi lainnya. Endorser selebriti yang menyampaikan pesan yang negatifmenjadikan sikap konsumen turun drastis. Implikasi manajerial dan akademik selanjutnyadisajikan dalam artikel ini.
Pengaruh Harga, Ketersediaan, dan Lingkungan Sosial pada Sikap dan Niat Membeli Musik Bajakan Badri Munir Sukoco; Aditya Yuli Prasetya
Jurnal Manajemen dan Usahawan Indonesia Vol 42, No 4 (2013): Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penjualan produk media bajakan tetap tinggi meskipun berbagai industri dan pemerintahsudah berupaya menekan pertumbuhannya. Pihak industri kebanyakan menuduhinternet dan teknologi media yang memudahkan penggandaan untuk menikmati musiktanpa membeli yang asli. Kondisi ini menempatkan konsumen sebagai terdakwa bukansebagai pelanggan. Berdasarkan teori reaktansi psikologis, penelitian ini berpendapatbahwa munculnya produk media bajakan karena beberapa kendala di sisi penawaran,seperti harga tinggi atau tidak tersedianya produk. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui respon konsumen terhadap hambatan yang dilakukan oleh produsendalam mengkonsumsi media musik original dan mengidentifikasi karakteristik lingkungansosial yang berpengaruh pada respon konsumen akan hambatan mengkonsumsi mediaorijinal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang relatif sama denganMiyazaki, et al. (2009). Partisipan yang dilibatkan adalah 120 mahasiswa strata 1 darisebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia Timur. Hasil penelitian menunjukkanbahwa harga tinggi, kelangkaan produk, dan kegunaan yang tinggi meningkatkananimo pembelian produk media bajakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwasikap konsumen cenderung lebih positif dan niat untuk mengkonsumsi media musikbajakan akan lebih tinggi bilamana lingkungan sosialnya memberikan dukungan.Interaksi antara tiga variabel juga signifikan dan menunjukkan bahwa harga yang lebihrendah, ketersediaan tinggi, dan pengaruh sosial yang rendah yang efektif dalammengurangi animo konsumen untuk membeli produk media bajakan. Ketika dukungansosial rendah, tidak terdapat perbedaan yang signifikan bilamana harga media musikorijinal ditetapkan tinggi maupun rendah ketika produknya tidak tersedia. Namun ketikabarangnya tersedia, sikap konsumen akan perilaku mengkonsumsi media musik bajakanmencapai titik terendah bilamana harga media musik orijinal juga rendah.
PENGARUH IKATAN BISNIS DAN POLITIS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: EFEK MODERASI KETERGANTUNGAN PADA PARTNER Badri Munir Sukoco; Ibrahim Ibrahim
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 16 No. 2 (2012)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractSocial capital of firms, either business or political ties, contributes positively on their performance. However, prior studies rarely examine whether business or political ties that contribute to firms’ performance. Based on social capital theory, we argue that business ties have greater contribution on Indonesian firms’ performance than political ones. Further, we predict that interdependency toward partner, either in business or politics, could strengthen the relationship between social capital and performance. A survey was conducted among 154 business managers or owners enlisted in KADIN Surabaya. Interestingly, political ties have greater influence on firms’ performance than business ties. High interdependency toward business or political partners could strengthen the positive influence of social capital on performance. Managerial and academic implications are further discussed.Keywords: business ties, political ties, interdependency, social capital theory, and performance AbstrakSumberdaya sosial (social capital) yang dimiliki perusahaan, baik berupa ikatan bisnis maupun politis, berkontribusi secara positif terhadap kinerja perusahaan. Namun, studi sebelumnya jarang menguji secara empiris apakah ikatan bisnis atau politis-kah yang berkontribusi terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan teori modal sosial, kami berargumentasi bahwa ikatan bisnislah yang berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja perusahaan di Indonesia dibandingkan ikatan politis. Lebih lanjut, kami menggambarkan bahwa ketergantungan terhadap partner, baik partner bisnis maupun politis, akan memperkuat hubungan antara ikatan bisnis maupun politis terhadap kinerja perusahaan. Dengan melakukan survey terhadap 154 manajer atau pemilik perusahaan yang terdaftar pada KADIN Surabaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan politis yang dimiliki pengusaha berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja perusahaan. Ketergantungan yang tinggi terhadap partner (bisnis maupun politis) akan memperkuat hubungan antara ikatan yang ada terhadap kinerja perusahaan. Implikasi akademis dan manajerial akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini.Kata kunci: ikatan bisnis, ikatan politis, ketergantungan, teori modal sosial, dan kinerja perusahaan
PENGARUH SUMBERDAYA POLITIS TERHADAP KINERJA PERBANKAN PUBLIK DI INDONESIA Badri Munir Sukoco; Sri Gunawan; Ngesthi Nirmala Dewi
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 18 No. 1 (2014)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jsb.vol18.iss1.art1

Abstract

Banyak perusahaan di Indonesia menggunakan pejabat atau mantan pejabat sebagai anggota dewan direksi atau dewan komisaris, yang mana dikenal sebagai sumberdaya politis perusahaan. Namun belum ada bukti empiris apakah mengumpulkan dan mengelola sumberdaya politis tersebut akan berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan. Untuk mengklarifikasi hal tersebut, peneliti menganalisa data diantara perbankan Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Hasil analisa mengindikasikan bahwa sumberdaya politis yang ditempatkan sebagai dewan direksi memiliki pengaruh yang negatif terhadap return on assets (ROA). Pengaruh sumberdaya politis yang ditempatkan sebagai dewan komisaris tidak mendapatkan dukungan empiris akan meningkatkan kinerja perusahaan. Implikasi manajerial dan akademis akan dibicarakan lebih lanjut dalam tulisan ini.Kata kunci: sumberdaya politis, kinerja, perbankan di Indonesia
Pengaruh Pengalaman Dan Keterikatan Emosional Pada Merk Terhadap Loyalitas Konsumen Badri Munir Sukoco; Reza Aditya Hartawan
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Journal of Theory and Applied Management Vol. 4 No. 3 (2011): Jurnal Manajemen Teori dan Terapan - Desember 2011
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.353 KB) | DOI: 10.20473/jmtt.v4i3.2421

Abstract

Having consumers who repeatedly purchase the brand is marketers’ desire. This study develops arguments that repeated purchase determined by the experience of customers with the brand as well as how strong their emotional attachment toward the brand. This study further argues that the effects of consumers’ brand experience and emotional attachment to brand are stronger when they are highly involved with the products. Onehundred eighty respondents participated in this study on 6 different famous brands. The results reveal that the effect of brand experience on repurchase intention is mediated by emotional attachment to brand. When consumers highly involve to the product, the effect of brand experience on repurchase intention becomes stronger. Managerial and academic implications are also presented.