Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Clinical Pharmacist’s Role in Optimizing Therapy through Drug-Related Problems Identification Liana Debora; Eni Susanti; Suharjono Suharjono
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2021.10.4.303

Abstract

Clinical pharmacists play an important role in a clinical setting as part of a team. Drug-related problem (DRP) is the main part pharmacist should focus on to achieve the optimal therapy for patients. Therefore, this study aimed to investigate the role of clinical pharmacy in a private hospital of West Java, Indonesia, and describe the prevalence of DRPs and several factors associated with the risk of DRPs. The clinical pharmacist's monthly report was obtained from June to August 2020. Furthermore, problems, causes, and types of DRP were identified using PCNE Classification V9.1. Drug classes and other factors related to DRP were also investigated. This was a descriptive study with a retrospective approach to medical records, where 240 DRPs were identified in 157 patients. Approximately 4.45% experienced DRP, especially in ICU at 45.83% and Stroke Unit or SU-IC at 25.42%. The most common DRPs were incomplete drug treatment, drug interaction, and dose adjustment. Antimicrobial, cardiovascular agents, and PPI were the most commonly involved. In the linear regression analysis, length of stay and number of therapy significantly affect DRP. In this study, pharmacists intervented each DRP, with 57% accepted as fully and partially implemented by the physicians. A total of 22% of interventions ended with unknown status due to limited follow-up time. Meanwhile, reviews on medication by clinical pharmacists lead to improvement in drug treatment. The implementation of clinical pharmacy services shows many DRPs to be prevented and increases therapy optimization.Keywords: Clinical pharmacist, drug-related problems, drugs, hospital, intervention Peran Farmasis Klinis dalam Optimalisasi Pengobatan melalui Identifikasi Permasalahan Obat AbstrakFarmasis klinik memiliki peran penting dalam tim di RS terutama dalam mencapai terapi optimal bagi pasien melalui penanganan drug related problems (DRP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran farmasis klinik di salah satu RS swasta di Jawa Barat dan faktor risiko terjadinya DRP. Data dari laporan farmasi klinik diambil pada bulan Juni–Agustus 2020. Identifikasi permasalahan, penyebab, jenis DRP dilakukan berdasarkan PCNE Classification V9.1. Golongan obat dan faktor lain yang menyebabkan DRP juga dikaji. Studi ini berupa penelitian deskripsi dengan pendekatan retrospektif berdasarkan rekam medik pasien. Farmasis mengidentifikasi 240 DRP pada 157 pasien rawat inap. Sekitar 4,45% pasien di RS berpotensi mengalami DRP, terutama yang dirawat di ruang perawatan intensif (45,83%) dan unit strok (25,42%). DRP yang paling sering terjadi adalah terapi obat kurang tepat, interaksi obat, dan perlunya penyesuaian dosis. Antimikroba, obat kardiovaskular, dan PPI merupakan obat yang paling sering menyebabkan DRP. Pada analisis statistik menggunakan regresi linier, lama perawatan dan jumlah jenis obat signifikan menyebabkan DRP. Farmasis menyampaikan usulan kepada dokter (>70% kasus). Sebanyak 22% usul berakhir dengan status yang tidak diketahui karena kurangnya waktu untuk follow up usul kepada dokter. Tingkat penerimaan usul yaitu 57%, baik yang diterima sepenuhnya maupun diterima sebagian. Pengkajian pengobatan pasien mendorong beberapa perbaikan terapi obat. Penerapan layanan farmasi klinis dapat mendeteksi dan mencegah DRP sehingga mengoptimalkan pengobatan pasien.   Kata kunci: Drug-related problems, farmasis klinik, intervensi, obat, rumah sakit
Hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LILA) dan konsumsi tablet besi selama kehamilan terhadap berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Uabau, Kabupaten Malaka tahun 2019 Ni Putu Inna Ariani; Sicilia Eha; Debora Shinta Liana
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 2 (2020): (Available online: 1 August 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.791 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i2.657

Abstract

Background: Birth weight is the baby's first weight obtained in less than 1 hour after birth. Maternal factors such as maternal nutrition before and during pregnancy can affect the birth weight of the baby, for example, deficiency of macro substances with one of the measurements in the form of the upper arm circumference (LILA) of pregnant women and micro iron, especially iron. This study aims to analyze the relationship between LILA and consumption of iron tablets during pregnancy and birth weight of babies in the working area of Uabau Public Health Services, Malacca Regency, in 2019.Methods: This study used a cross-sectional approach to the medical records of 127 mothers who gave birth in the Uabau Public Health Services, Malacca Regency, in 2019, using the total sampling technique. The variables assessed in this study were LILA, consumption of iron tablets, and birth weight of the baby. Data were analyzed using SPSS version 17 for Windows.Results: The results showed that the mean birth weight of infants was 2,967.72±377.83 grams, followed by LILA of 23.65±2.45 cm, and consuming about 90 (10–160) tablets. The Spearman's correlation test shows that there is no significant correlation between maternal LILA (r = 0.103; p = 0.247) and the amount of iron tablet consumption (r = 0.065; p = 0.471) pregnant women to the weight of newborns in the working area of the Uabau Public Health Services, Malacca Regency in 2019.Conclusion: Maternal LILA and the amount of iron tablet consumption during pregnancy do not show a significant relationship with the birth weight of babies in the work area of Uabau Public Health Services, Malacca Regency, in 2019. Latar Belakang: Berat badan lahir adalah berat pertama bayi yang diperoleh dalam waktu kurang dari 1 jam pertama setelah lahir. Faktor maternal seperti gizi ibu sebelum dan saat hamil dapat mempengaruhi berat lahir bayi, misalnya defisiensi zat makro dengan salah satu pengukuran berupa Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil maupun zat mikro terutama zat besi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara LILA dan konsumsi tablet besi selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Uabau, Kabupaten Malaka Tahun 2019.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan potong lintang terhadap rekam medis 127 ibu yang melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Uabau, Kabupaten Malaka, pada tahun 2019 menggunakan teknik Total Sampling. Variabel yang dinilai pada penenlitian ini berupa LILA, konsumsi tablet besi, dan berat badan lahir bayi lahir. Data dianalisis dengan SPSS versi 17 untuk Windows.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat badan bayi lahir adalah 2.967,72±377,83 gram, diikuti dengan LILA sebesar 23,65±2,45 cm, dan mengonsumsi sekitar 90 (10–160) tablet. Uji korelasi spearman’s menunjukkan bahwa  tidak terdapat korelasi yang bermakna antara LILA ibu (r=0,103; p=0,247) maupun jumlah konsumsi tablet besi (r=0,065; p=0,471) ibu hamil terhadap berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Uabau, Kabupaten Malaka Tahun 2019.Kesimpulan: LILA ibu dan jumlah konsumsi tablet besi selama kehamilan tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna terhadap berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Uabau Kabupaten Malaka Tahun 2019.
PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PAPARAN ASAP ROKOK KRETEK NON FILTER TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus) Ung, Janet Edrina; Sasputra, I Nyoman; Liana, Debora Shinta
Cendana Medical Journal Vol 6 No 3 (2018): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.544 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v6i3.667

Abstract

Rokok kretek merupakan rokok yang berasal dari Indonesia dan diminati oleh berbagaikonsumen. Paparan asap rokok kretek non filter mengandung berbagai radikal bebas yangdapat menyebabkan kerusakan jaringan paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh perbedaan waktu paparan asap rokok kretek non filter terhadap gambaranhistopatologi paru mencit (Mus musculus). Metodologi penelitian ini merupakan penelitianeksperimental laboratorik dengan post test only control group design. Subjek penelitian inimenggunakan 28 ekor mencit (Mus musculus) yang diberi perlakuan selama 14 hari. Hewanuji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok K yang tidak diberi paparan asaprokok kretek non filter, P1, P2, P3 merupakan kelompok perlakuan yang diberi paparan asaprokok kretek non filter selama 15 menit, 30 menit, dan 45 menit. Tepat pada hari ke 15 hewanuji diterminasi. Derajat kerusakan jaringan paru hewan uji dinilai menggunakan skoringderajat kerusakan Marianti. Semua data diuji secara statistik menggunakan uji Anova. Hasilpada penelitian ini diperoleh skoring rata-rata kerusakan jaringan paru kelompok K yaitu 3,7.Pada kelompok perlakuan diperoleh skoring rata-rata kerusakan jaringan paru kelompok P1yaitu 5, P2 yaitu 6 dan P3 yaitu 6,8. Pada uji statistik diperoleh nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh perbedaan waktu paparan asap rokokkretek non filter terhadap gambaran histopatologi paru mencit (Mus musculus).
EFEK PEMBERIAN MINUMAN SOPI DIBANDINGKAN ALKOHOL JENIS LAINNYA TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley Lawung, Kristina T; Sasputra, I Nyoman; Liana, Debora S
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.17 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1492

Abstract

Sopi merupakan minuman alkohol hasil fermentasi dari nira atau sadapan lontar. Penelitian menunjukan bahwa mengkonsumsi alkohol 80 g perhari selama beberapa tahun dapat menyebabkan terjadinya hepatitis alkoholik dan dapat menyebabkan terjadinya sirosis hepatis. Selain itu hasil penelitian juga menunjukan bahwa orang dengan sirosis hepatis yang gagal berhenti mengkonsumsi alkohol memilki kurang dari 50% kesempatan hidup selama 5 tahun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan membandingkan gambaran mikroskopis hati antara Sopi dibandingkan dengan Vodka dan Bir. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan post-test controlled group design dengan menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok. K merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi aquades. P1,P2 dan P3 merupakan kelompok eksperimental yang diberi Bir (4,7%), Vodka (40%) dan Sopi (53%) dengan dosis 8ml/kgBB selama 10 hari. Perubahan diamati secara mikroskopis dengan menggunakan kriteria Manja Roenigk yang dibagi menjadi 4 skor: sel normal, degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik dan nekrosis. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji statistik yaitu uji parametrik ANOVA dan uji Post Hoc LSD. Hasil pada kelompok P1 beberapa sel mengalami degenerasi parenkimatosa dengan nilai rata-rata skor 1,3 sedangkan kelompok P2 dan P3 beberapa sel mengalami degenerasi hidropik dengan nilai rata-rata skor 2,43. Hasil uji ANOVA didapatkan perbedaan bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD didapatkan perbedaan bermakna antara K-P1 (p=0,000) K-P2 (p=0,000) K-P3 (p=0,000) P1-P2 (p=0,000) P1-P3 (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbandingan gambaran mikroskopis hati yang bermakna antara pemberian Sopi dibandingkan Bir. Namun tidak terdapat perbandingan gambaran mikroskopis hati yang bermakna antara pemberian Sopi dibandingkan Vodka
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAIBONAT Gili Tewe, Agnes Graciella Maria Vitadini; Rante, Su Djie To; Liana, Debora Shinta
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.263 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1790

Abstract

Prevalensi balita penderita gizi buruk dan gizi kurang di NTT adalah yang tertinggi di Indonesia dengan daerah tertinggi ketiga yaitu Kabupaten Kupang dengan persentase 37,6%. Terjadinya kasus gizi buruk dan gizi kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu pemberian asupan gizi yang kurang baik yang disebabkan oleh banyak faktor, termasuk pengetahuan ibu tentang jenis dan cara pemberian asupan gizi pada anak. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Naibonat. Metode penelitian bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah ibu dengan anak berusia balita berjumlah 91 orang. Metode analisis yang digunakan adalah chi square. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan 14 pertanyaan. Hasil dari penelitian ini berdasarkan skor pengetahuan ibu tentang MP-ASI, 64,83%(59 orang) adalah ibu dengan skor pengetahuan kurang, sedangkan berdasarkan status gizi balita, 58,24%(53 orang) memiliki status gizi baik. Nilai ρ= 0.695 yang didapatkan setelah penelitian, menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan status gizi balita. Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Naibonat.
HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN, RIWAYAT HIPERTENSI, DAN RIWAYAT ABORTUS PADA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES Bili, Maria Lusia Bela; Liana, Debora Shinta; Buntoro, Ika Febianti
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.97 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1798

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram. Prevalensi kasus BBLR di NTT pada tahun 2017 adalah sebesar 5.318 (5,6%) dari 94.433 kelahiran hidup yang ditimbang. Bayi berat lahir rendah berkonstribusi sebanyak 60-80% dari seluruh kematian neonatus dan memiliki risiko kematian lebih besar dari bayi dengan berat normal. Terdapat berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu faktor ibu, bayi, dan plasenta. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara jarak kelahiran, riwayat hipertensi dan riwayat abortus pada ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes. Metode yang digunakan case control study dengan 68 sampel. Kasus dan kontrol dalam penelitian ini akan dicocokan (matching) dalam variabel usia ibu saat persalinan.Popoulasi penelitian ini adalah bayi yang dilahirkan di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes pada tahun 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dan didapatkan 68 sampel dengan 34 kasus dan 34 kontrol. Hasil uji statistik menunjukan bahwa riwayat hipertensi pada ibu (p: 0,000), jarak kelahiran (p: 0,476) dan riwayat abortus (p:0,259). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara riwayat hipertensi pada ibu dengan kejadian BBLR .Tidak ada hubungan antara jarak kelahiran dan riwayat abortus pada ibu dengan kejadian BBLR di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN NILAI VO2AMAX PADA SISWA SMP NEGERI 2 KUPANG USIA 13-14 TAHUN Lestari, Yohana Eka Trisnawati; Liana, Debora Shinta; Setiono, Kresnawati Wahyu
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.855 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1805

Abstract

VO2max merupakan jumlah maksimal milliliter oksigen yang digunakan per kilogram berat badan dalam satu menit. Nilai VO2max menggambarkan tingkat daya tahan sistem kardiorespirasi seseorang yang berperan dalam mentranspor oksigen ke jaringan tubuh kususnya otot ketika terjadinya peningkatan beban kerja tubuh. Seseorang yang memiliki nilai VO2max yang baik akan memiliki tingkat kebugaran tubuh yang baik dan dapat menjalani aktifitas sehari-harinya lebih kuat dibandingkan dengan orang yang memiliki nilai VO2max yang buruk. Latihan fisik aerobik yang teratur dapat melatih dan menjaga sistem ini bekerja secara maksimal. Senam aerobik adalah salah satu latihan fisik yang mudah dilakukan dan menyenangkan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh latihan senam aerobik intensitas sedang selama 30 menit yang dilakukan sebanyak tiga kali seminggu dalam jangka waktu satu bulan terhadap peningkatan nilai VO2max dan menganalisis adanya perbedaan nilai VO2max antara kelompok kelompok kontrol dan perlakuan. Metode penelitian ini menggunakan pre and posttest control group design. 40 siswa yang memenuhi kriteria inklusi dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengukuran nilai VO2max dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama satu bulan dengan menggunakan multistage fitness test. Hasil penelitian ini rerata nilai VO2max awal pada kelompok kontrol sebesar 31,30 ± 4,23 ml/kg/menit dan rerata nilai VO2max akhir sebesar 30,81 ± 4,10 ml/kg/menit. Sedangkan pada kelompok perlakuan rerata nilai VO2max awal sebesar 30,21 ± 2,45 ml/kg/menit dan rerata nilai VO2max akhir sebesar 32,33 ± 2,68 ml/kg/menit. Kesimpulan penelitian ini terdapat peningkatan signifikan pada nilai VO2max kelompok perlakuan dan terdapat perbedaan nilai VO2 max antaara kelompok kontrol dan perlakuan.
PENGARUH PEMBERIAN EKTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DENGAN HIPERKOLESTEROL Hewen, Wilhelmina W.M.; Nurina, Rr. Listyawati; Liana, Debora Shinta
Cendana Medical Journal Vol 8 No 1 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.259 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2668

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian secara global(1). Kelebihan kolesterol atau disebut hiperkolesterolemia akan menimbulkan aterosklerosis yang akan menyebabkan stroke dan penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner(2,3,4,5). Bawang putih memiliki agen aktif allicin yang merupakan senyawa alkaloid yang banyak terkandung dalam bawang putih dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol, selain itu didalam bawang putih terdapat: vitamin C dan niasin(2,6). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang sengaja dibuat hiperkolesterol. Metodologi penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan pretest posttest with control group. Sampel penelitian 25 ekor tikus putih yang dipilih secara acak yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil analisis data menggunakan One Way Anova menunjukan bahwa kadar kolesterol total pada hari ke-32, hari ke-33, hari ke-37 dan hari ke-42 memiliki nilai signifikansi p<0,05, yang berarti uji statistik ini menunjukan bahwa pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih dengan hiperkolesterolemia. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan ada pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus novergicus) dengan hiperkolesterol dengan nilai signifikan (p<0,05)