Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

UBUNGAN INFEKSI STH DENGAN JUMLAH EOSINOFIL DALAM DARAH TEPI MURID SD INPRES BERTINGKAT OEBOBO 2 Nana Angelia Seran; Kresnawati Wahyu Setiono; Desi Indriarini
Cendana Medical Journal Vol 6 No 3 (2018): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.802 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v6i3.665

Abstract

Soil transmitted Helminth (STH) merupakan infeksi cacing usus yang disebarkan melalui tanah yang lembab dan hangat terutama di negara dengan iklim tropis dan subtropis. Respon imun manusia terhadap infeksi cacing diperankan oleh Th2 dengan mengeluarkan IL-4, IL-5 dan IL-13. Interleukin 5 akan merangsang pelepasan dan aktivasi eosinofil. Aktivasi eosinofil menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah eosinofil dalam darah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bukidnon, Mindano Utara, Filipina dan di kecamatan Jebres Kota Surakarta. Akan tetapi, tidak semua infeksi STH menampakkan eosinofilia. Soil transmitted helminth menginduksi eosinofilia hanya selama stadium invasi jaringan . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan infeksi STH dengan jumlah eosinofil dalam darah tepi pada Murid SD Inpres Bertingkat Oebobo 2. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan dilakukan pada bulan Agustus 2017. Sampel penelitian sebanyak 118 siswa. Pemeriksaan sampel feses menggunakan metode Kato katz sedangkan pemeriksaan eosinofil menggunakan sediaan apusan darah tepi yang dipulas dengan Giemsa. Analisis data menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukkan 3,4% (4/118) postif terinfeksi cacing dengan 1 di antaranya terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides dan 3 diantaranya terinfeksi cacing tambang (Hookworm). Responden penelitian dengan jumlah eosinofil yang meningkat adalah 1,7%(2/118). Hasil analisis Fisher didapatkan nilai p = 0,001. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi STH dengan jumlah eosinofil dalam darah tepi pada murid SD Inpres Bertingkat Oebobo 2.
ANALISIS FAKTOR RISIKO RENDAHNYA CAKUPAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OESAPA Diana Theresia Tangi Bupu; Kresnawati Wahyu Setiono; Irene K L A Davidz
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.723 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1791

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan sumber nutrisi, vitamin dan mineral terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan pada enam bulan pertama kehidupan. ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi namun pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, khusunya di Puskesmas Oesapa yaitu 12,43% pada 2016. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor risiko rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Oesapa. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study dengan teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling untuk kelompok kasus yaitu 48 ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dan kontrol yaitu 48 ibu yang memberikan ASI eksklusif. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dan Odds Ratio. Hasil uji analisis faktor risiko dengan rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu nilai variabel dukungan suami (OR: 4,959; p: 0,001), ketertarikan terhadap susu formula (OR: 5,314; p: 0,000), tingkat pengetahuan ibu (OR: 2,143; p: 0,066), tingkat pendidikan terakhir ibu (OR: 1,187; p: 0,836), usia ibu (OR: 1,741; p: 0,433), pekerjaan ibu (OR: 1,000; p: 1,000), penghasilan ibu (OR: 1,533; p: 1,000), status pernikahan ibu (OR: 0,897; p: 1,000), urutan kelahiran anak (OR: 0,833; p: 0,831), dukungan petugas kesehatan (OR: 1,000; p: 1,000). Kesimpulan faktor risiko dari rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Oesapa adalah dukungan suami dan ketertarikan terhadap susu formula
ANALISIS FAKTOR RISIKO PADA IBU DAN BAYI TERHADAP ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Yustina Nada Jon Putri; Jansen Loudwik Lalandos; Kresnawati W Setiono
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.845 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1792

Abstract

Asfiksia neonatorum merupakan kasus kegawatdaruratan neonatal, bahkan sangat berisiko untuk terjadinya kematian neonatal. Faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia antara lain faktor ibu, faktor plasenta, faktor persalinan dan faktor bayi. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor risiko pada ibu dan bayi yang berhubungan dengan asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang tahun 2018. Metode yang digunakan pada penelitian adalah observasional analitik dengan desain case control. Sampel pada penelitian terdiri dari 58 bayi yang yang dipilih dengan metode consecutive sampling untuk kelompok kasus dan metode systematic random sampling untuk kelompok kontrol. Analisis data yang dilakukan adalah univariat,bivariat dan multivariat dengan uji Chi Square, Odds Ratio dan uji regresi logistik. Hasil penelitian ini faktor-faktor yang berhubungan dengan asfiksia neonatorum antara lain tingkat pendidikan ibu (OR: 3,819; 95%CI: 1,046 - 13,943; p: 0,036), usia gestasi (OR: 17,111; 95%CI: 2,031 - 144,136; p: 0,001), kelainan letak (OR: 34,462; 95%CI: 4,117 - 288,449; p: 0,000) dan air ketuban bercampur mekonium (OR: 34,667; 95%CI: 1,237 - 91,983; p: 0,025). Kesimpulan dari penelitin ini terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, usia gestasi, kelainan letak dan air ketuban bercampur mekonium terhadap asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEPOI President Venuz Venezea Lema; Kresnawati Wahyu Setiono; Regina Maya Manubulu
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.507 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1797

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Stunting sebagai akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting, namun tiap daerah memiliki perbedaan yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor risiko kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Oepoi. Metode yang digunakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study dengan 114 sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling untuk kelompok kasus yaitu 57 balita stunting dan kelompok kontrol yang terdiri dari 57 balita normal. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dan Odds Ratio. Hasil uji analisis faktor risiko dengan kejadian stunting yaitu nilai variabel asupan energi (OR: 6,143; p: 0,000), asupan protein (OR: 7,500; p: 0,000), status ekonomi keluarga (OR: 3,338; p: 0,004), jenis kelamin (OR: 0,513; p: 0,125), berat badan lahir balita (OR: 2,487; p: 0,178), status imunisasi (OR: 1,698; p: 0,556), pemberian ASI eksklusif (OR: 0,612; p: 0,546), riwayat penyakit infeksi (OR: 1,810; p: 0,334), pendidikan orang tua (OR: 1,950; p: 0,125), dan pekerjaan orang tua (OR: 0,525; p: 0,315). Kesimpulan penelitian ini faktor risiko dari kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Oepoi adalah asupan energi, asupan protein, dan status ekonomi keluarga
PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN NILAI VO2AMAX PADA SISWA SMP NEGERI 2 KUPANG USIA 13-14 TAHUN Yohana Eka Trisnawati Lestari; Debora Shinta Liana; Kresnawati Wahyu Setiono
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.855 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1805

Abstract

VO2max merupakan jumlah maksimal milliliter oksigen yang digunakan per kilogram berat badan dalam satu menit. Nilai VO2max menggambarkan tingkat daya tahan sistem kardiorespirasi seseorang yang berperan dalam mentranspor oksigen ke jaringan tubuh kususnya otot ketika terjadinya peningkatan beban kerja tubuh. Seseorang yang memiliki nilai VO2max yang baik akan memiliki tingkat kebugaran tubuh yang baik dan dapat menjalani aktifitas sehari-harinya lebih kuat dibandingkan dengan orang yang memiliki nilai VO2max yang buruk. Latihan fisik aerobik yang teratur dapat melatih dan menjaga sistem ini bekerja secara maksimal. Senam aerobik adalah salah satu latihan fisik yang mudah dilakukan dan menyenangkan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh latihan senam aerobik intensitas sedang selama 30 menit yang dilakukan sebanyak tiga kali seminggu dalam jangka waktu satu bulan terhadap peningkatan nilai VO2max dan menganalisis adanya perbedaan nilai VO2max antara kelompok kelompok kontrol dan perlakuan. Metode penelitian ini menggunakan pre and posttest control group design. 40 siswa yang memenuhi kriteria inklusi dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengukuran nilai VO2max dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan selama satu bulan dengan menggunakan multistage fitness test. Hasil penelitian ini rerata nilai VO2max awal pada kelompok kontrol sebesar 31,30 ± 4,23 ml/kg/menit dan rerata nilai VO2max akhir sebesar 30,81 ± 4,10 ml/kg/menit. Sedangkan pada kelompok perlakuan rerata nilai VO2max awal sebesar 30,21 ± 2,45 ml/kg/menit dan rerata nilai VO2max akhir sebesar 32,33 ± 2,68 ml/kg/menit. Kesimpulan penelitian ini terdapat peningkatan signifikan pada nilai VO2max kelompok perlakuan dan terdapat perbedaan nilai VO2 max antaara kelompok kontrol dan perlakuan.
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES DENGAN DRY EYE PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Christalino Gabriel Fredrik Legoh; Kresnawati Wahyu Setiono; Eunike Cahyaningsih
Cendana Medical Journal Vol 8 No 1 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.941 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2639

Abstract

Dry eye atau mata kering adalah kelainan dari film air mata yang terjadi akibat kekurangan air mata atau penguapan air mata yang berlebihan. Keluhan dari dry eye ini berupasensasi seperti adanya benda asing di mata, mata terasa kering, iritasi pada mata, gatal, hingga penglihatan kabur. Diabetes Melitus telah teridentifikasi sebagai salah satu faktor risiko sistemik yang terkemuka atas kejadian dry eye. Kejadian dry eye pada penderita diabetes disebabkan oleh berkurangnya produksi air mata karena neuropati. The Beaver Dam Eye Study melaporkan bahwa kurang lebih 20% dry eye terjadi pada individu dengan DM tipe 2 pada usia antara 43 sampai 86 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama menderita diabetes dengan dry eye pada penderita diabetes melitus tipe II di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Metode penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 sampel atau 70 mata. Analisis data menggunakan uji spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kejadian dry eye lebih banyak terjadi pada sampel yang sudah menderita diabetes selama 5 – 10 tahun (17 mata). Analisis hubungan lama menderita diabetes dengan dry eye menggunakan uji spearman menunjukkan nilai p=0,421 pada mata kanan dan p=0,060 pada mata kiri. Dari hasil penelitian ini disimpulan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara lama menderita diabetes dengan dry eye pada penderita diabetes melitus tipe II di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) SEBAGAI REPELAN TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI Prisca Deviani Pakan; Desi Indria Rini; Kresnawati Wahyu Setiono
Cendana Medical Journal Vol 8 No 1 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.762 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2656

Abstract

Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor. Repelan merupakanbahan yang bersifat menolak gigitan nyamuk yang bisa berupa bahan kimia seperti DEET (N,N-diethyl-m-toluamide) dan juga bisa berupa minyak atsiri yang berasal dari bahan alami dari tumbuhan yang relative lebih aman adalah daribijikelor (MoringaOleifera L. L.). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas repelan bijikelor (MoringaOleifera L. L.). terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni dengan rancangan penelitian postest only control group design. Repelan minyak atsiri biji kelor dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 3,12% disemprotkan pada tiap lengan bawah relawan lalu dimasukkan dalam kandang nyamuk yang berisi 50 ekor nyamuk Aedes aegypti dewasa dan dihitung jumlah nyamuk yang hinggap selama 30 detik. Uji repelan dilakukan tiga kali replikasi. Daya proteksi dihitung menggunakan rumus dari WHOPES. Analisis data menggunakan Kruskal-Wallis. Analisis post hoc menggunakan Mann Whitney. Hasil Penelitian adalah Hasil uji Kruskal-Wallismenunjukkan nilai p=0,01 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas antara 6 kelompok konsentrasi repelan. Analisis post hocMann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kontrol negatif dengan konsentrasi 6,25%, konsentrasi 12,5%, konsentrasi 25%, dan konsentrasi 50%, konsentrasi 3,12% dengan konsentrasi 25% dan konsentrasi 50%, konsentrasi 6,25% dengan konsentrasi 25% dan konsentrasi 50%. Rata-rata daya proteksi repelan pada konsentrasi 50% adalah 96,66%. Efektivitas repelan dari biji kelor (Moringa Oleifera L. L.) dengan konsentrasi tinggi mempunyai daya proteksi yang tinggi juga terhadap nyamuk Aedes aegypti.
HUBUNGAN KEPEMILIKAN DAN KONDISI JAMBAN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI CACING USUS PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA LIFULEO TAHUN 2019 Sofia Septria Nurdin; Kresnawati Wahyu Setiono; Idawati Trisno
Cendana Medical Journal Vol 8 No 2 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.466 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3334

Abstract

Infeksi cacing usus masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan termasuk dalam neglected diseases. Secara global, tahun 2013 sekitar 2 miliar orang terinfeksi cacing usus. Di Negara berkembang 12% dari global burden disease disebabkan oleh infeksi cacing usus yang diestimasikan banyak terjadi pada anak usia 5-14 tahun. Di Indonesia prevalensi kecacingan sebesar 2,5-62%. Kecacingan dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, produktivitas kerja, dan menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Apabila terjadi pada anak dapat menurunkan performa akademis anak. Kepemilikan dan kondisi jamban merupakan salah satu faktor risiko kecacingan. Salah satu provinsi endemik kecacingan adalah NTT. Kepemilikan jamban pun masih sebesar 44% dengan akses jamban sehat sebesar 53,44%.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepemilikan dan kondisi jamban terhadap kejadian infeksi cacing usus pada anak usia sekolah dasar di Desa Lifuleo tahun 2019. Metode peneltitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional dengan cara pengambilan sampel Purposive sampling. Sampel berjumlah 64 responden, dilakukan pada bulan Agustus-September 2019. Analisis data menggunakan uji fisher’s exact test. Hasil penelitian didapatkan prevalensi kecacingan sebesar 3,1%. Hasil uji fisher untuk hubungan kepemilikan jamban dengan kecacingan didapatkan nilai p = 0,908 (p > 0,05) dan hubungan kondisi jamban dengan kecacingan didapatkan nilai p = 0,151 (p > 0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan kepemilikan dan kondisi jamban terhadap kejadian infeksi cacing usus pada anak usia sekolah dasar di Desa Lifuleo tahun 2019.
HUBUNGAN LETAK LESI STROKE DENGAN KEJADIAN DEPRESI PASCA STROKE PADA PASIEN STROKE DI RSUD PROF DR W Z JOHANNES KUPANG Jeanette Maureen Pongsilurang; Herman Pieter Louis Wungouw; Kresnawati Wahyu Setiono
Cendana Medical Journal Vol 8 No 2 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.345 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3347

Abstract

Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua dan penyebab disabilitas tertinggi ketiga di dunia. Stroke dapat mempengaruhi kondisi neuropsikiatri pasien, salah satu dampak paling umum ialah depresi pasca stroke yang dapat memperlambat proses pemulihan pasien pasca stroke. Lokasi lesi diduga merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan depresi pasca stroke, namun hal ini masih menjadi kontroversi. Tujuan penelitin ini untuk mengetahui hubungan letak lesi stroke dengan kejadian depresi pasca stroke pada pasien stroke di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 68 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data primer didapat melalui wawancara dengan pasien menggunakan kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS), sedangkan data sekunder didapatkan melalui rekam medik. Hasil dari 68 responden, didapati 31 responden (45,6%) dengan lesi hemisfer kiri dan 37 responden (54,4%) dengan lesi hemisfer kanan. Sebanyak 29 responden (42,6%) mengalami depresi pasca stroke. Terdapat 45,2% responden dengan lesi hemisfer kiri mengalami depresi, sedangkan responden dengan lesi hemisfer kanan yang mengalami depresi sebesar 40,5%. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan didapatkan nilai signifikansi p=0,701 (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara letak lesi stroke dengan kejadian depresi pasca stroke pada pasien stroke di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
HUBUNGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DAN BERMAIN DI TANAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING USUS PADA ANAK DI DESA LIFULEO Ni Kadek A. V. Natalia; Kresnawati Wahyu Setiono; Sangguana M J Koamesah
Cendana Medical Journal Vol 8 No 2 (2020): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.545 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3350

Abstract

Infeksi cacing usus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih tersebar luas di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktivitas. Hygiene perorangan dipercaya sebagai salah satu faktor risiko cacingan.Tujuan penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui hubungan kebiasaan buang air besar sembarangan dan bermain di tanah dengan kejadian infeksi cacing usus pada anak di Desa Lifuleo. Metode penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 61 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data kebiasaan buang air besar sembarangan dan kebiasaan bermain di tanah didapatkan melalui wawancara dan data infeksi cacingan diperoleh melalui pemeriksaan tinja. Hasil dari 61 sampel, didapatkan prevalensi infeksi kecacingan sebesar 3,3%. Hasil Uji Fisher untuk hubungan antara kebiasaan buang air besar sembarangan dan infeksi cacing didapatkan nilai p = 0,074. Sedangkan hubungan antara kebiasaan bermain di tanah dengan infeksi cacing didapatkan nilai p = 0,566 (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan buang air besar sembarangan dan bermain di tanah dengan kejadian infeksi cacing usus pada anak di Desa Lifuleo