BBLR menjadi prediktor utama angka kematian neonatal, terutama dalam bulan pertama kehidupan, karena bayi yang lahir dengan berat badan rendah cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan komplikasi kesehatan di kemudian hari. Menurut data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan sekitar 15 hingga 20% dari total kelahiran di seluruh dunia mengalami BBLR, yang berarti lebih dari 20 juta bayi mengalami kondisi ini setiap tahun. Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2022, prevalensi BBLR di Jawa Timur sebesar 4.7%. Salah satu faktor risiko utama BBLR adalah komplikasi kehamilan, seperti anemia, hipertensi, preeklamsia, dan kondisi medis lainnya. Ibu dengan komplikasi kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR di Provinsi Jawa Timur menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebanyak 1136 responden. Metode sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling sehingga seluruh sampel yang terdapat pada data set dapat digunakan. Analisis chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR serta variabel kovariat antara lain tempat tinggal, pendidikan ibu, status pekerjaan, status imunisasi TT, keikutsertaan kelas hamil, dukungan suami dan usia gestasi. Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik ganda. Terdapat hubungan antara komplikasi kehamilan dengan kejadian BBLR dengan nilai RR 1,69 (95% CI 1,32-2,15) yang berarti ibu yang mengalami komplikasi saat kehamilan memiliki risiko 1,69 kali lebih tinggi melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi saat kehamilan. Komplikasi kehamilan berhubungan dengan kejadian BBLR. Berdas