Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Struktur Dan Ajaran Tattwa Dalam Teks Aji Maya Sandhi Sugiarka, I Gede
Lampuhyang Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v15i2.383

Abstract

Banyaknya Ajaran Agama Hindu yang dituangkan dalam bentuk lontar berhasil disusun oleh penulis/sastrawan merupakan karya sastra yang mendukung dan memperkaya budaya Bali. Salah satu Lontar dari hasil terjemahan adalah Lontar Aji Maya Sandhi, yang inti ajarannya belum dapat dipahami oleh masyarakat secara umum. Disebabkan karena rendahnya minat dan bahasa yang digunakan dalam lontar tersebut memakai bahasa jawa kuno, walaupun ada beberapa lontar yang sudah dialih bahasakan ke dalam bahasa bali maupun bahasa Indonesia, tetapi masyarakat maasih belum mengerti dan paham tentang makna serta ajaran-ajaran yang terkandung dalam lontar tersebut. Maka sebagai kalangan akdemis yang berkecimpung dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Agama Hindu merasa terpanggil dan berminat untuk menggali, mengkaji, serta mengungkap ajaran-ajaran yang terkandung dalam lontar tersebut Rumusan Masalah Bagaimanakah Struktur Forma Teks Aji Maya Sandhi? Bagimanakah Struktur Naratif Teks Aji Maya Sandhi?Ajaran Tattwa apa saja yang terkandung dalam Teks Aji Maya Sandhi? Jenis metode penelitian yang diguakan adalah metode kualitatif .Dalam penelitian sastra, penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris atau metode non ekspirimen, Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif. Sumber data merupakan penentuan sumber-sumber informasi yang nantinya dapat digunakan dalam menguji hipotesis. Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah pencatatan dokumen atau kepustakaan. Penelitian ini dipergunakan metode analisa nos statistik atau pengolahan data secara deskriptif
Aksara Bali dalam Konteks Multikulturalisme: Menjaga Warisan Lokal di Tengah Globalisasi Brahmandika, Pande Gede; Sugiarka, I Gede
Dharma Sastra : Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah Vol 4 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ds.v4i2.4008

Abstract

Balinese script is one of the cultural heritages that plays an important role in maintaining the cultural identity of the Balinese people. In the midst of increasingly strong globalization, the existence of Balinese script faces various challenges, including the influence of foreign cultures and changes in local values. This article aims to explore how Balinese script can be maintained and developed in the context of increasingly complex multiculturalism. Through a qualitative approach, this study analyzes various efforts to preserve Balinese script involving education, communities, and the role of modern technology. The results of the analysis show that the integration of Balinese script in the education system, the use of digital technology, and support from local communities and the government are key to maintaining the sustainability of this cultural heritage. This article also highlights the importance of collective awareness in preserving Balinese script as a symbol of unique and valuable cultural identity amidst global cultural diversity
Designing Etnopedagogy: The Philosophy of Tri Hita Karana as The Foundation of Educational Values Metera, I Gde Made; Sugiarka, I Gede; Sukrayasa, I Wayan; Widyastuti, Ni Putu; Rumbay, Christar Arstilo
Advances In Social Humanities Research Vol. 3 No. 3 (2025): Advances In Social Humanities Research
Publisher : Sahabat Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/adv.v3i3.356

Abstract

Education based on local wisdom plays an essential role in shaping students' character in alignment with cultural values. The Tri Hita Karana philosophy, a fundamental concept in Balinese society, emphasizes the balance of relationships between humans and God (Parahyangan), humans and their fellow beings (Pawongan), and humans and nature (Palemahan). This research aims to design and develop an ethnopedagogical concept based on Tri Hita Karana as the foundation of educational values. The research method used is qualitative descriptive with a constructive approach, involving literature studies, interviews with cultural figures and educators, as well as observations of educational practices in Bali. The findings indicate that the implementation of Tri Hita Karana values in education can be carried out through three main approaches: developing a curriculum based on local wisdom, integrating Tri Hita Karana values into existing subjects, and implementing educational programs oriented toward social, environmental, and spiritual balance. By incorporating the Tri Hita Karana philosophy into the education system, students not only acquire academic knowledge but also develop an awareness of the importance of maintaining harmony in life. In conclusion, ethnopedagogy based on Tri Hita Karana has great potential in strengthening character education and shaping a generation with balanced intellectual, social, and spiritual intelligence.
Eksistensi dan Adaptasi Hindu di Era Disrupsi Digital Studi kasus Masyarakat Desa Penglipuran Nurhayanti, Ketut; Sugiarka, I Gede
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 3 No. 6 (2025): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v3i6.360

Abstract

Perkembangan teknologi digital yang semakin masif memberikan perubahan signifikan terhadap eksistensi, adaptasi praktik tradisi dan budaya agama Hindu masyarakat Bali yang mengintegrasikan nilai-nilai religius dengan kehidupan sosial sehari-hari. Perlunya untuk terus beradaptasi terhadap perkembangan jaman tanpa harus melupakan tradisi dan budaya. Penelitian ini akan mendeskripsikan eksistensi dan adaptasi Desa Penglipuran sebagai Desa Wisata yang banyak melakukan interaksi sosial dan budaya karena pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah masyarakat Desa Wisata Penglipuran menerapkan ajaran Tri Hita Karana yaitu prahyangan, pawongan dan palemahan sebagai landasan mengelola pariwisata sehingga tercermin dalam kehidupan setiap hari masyarakatnya. Desa Wisata menggunakan platform digital Instagram, Facebook, dan Youtube untuk mempromosikan eksistensi Desa Wisata Penglipuran, penggunaan platform digital sebagai bagian dari adaptasi Desa Wisata Penglipuran terhadap perkembangan jaman. Dalam pengelolaan Desa Wisata Penglipuran juga menggunakan transaksi melalui QRISS untuk mempermudah wisatawan pada saat pembelian tiket masuk ke Desa Wisata Penglipuran.