Burhanuddin, Aang
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembentukan dan Pemberdayaan Komunitas Pemuda Labruk Kidul melalui Pengelolaan Budidaya Maggot Sidiq, Muhammad Abdul Halim; Mahsun, Moch; A'yun, Qurroti; Mas'adah, Ni'mah Lailatul; Burhanuddin, Aang
Khidmatuna: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Penerbitan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/khidmatuna.v4i2.3244

Abstract

Dusun Krajan Barat merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Labruk Kidul Kecamatan Sumbersuko. Mayoritas masyarakatnya bermacam-macam mulai dari buruh tani, kuli bangunan, dan juga karyawan swasta. Sebagian masyarakat yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu kebanyakan dari remaja yang berumur kurang lebih 19 tahun hingga 21 tahun ke atas ada juga remaja yang memiliki usaha UMKM. Ada juga remaja yang tidak mengikuti organisasi, remaja ini disebut dengan remaja passif. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat karena pemuda merupakan penerus yang akan meneruskan Maka dari itu dengan adanya pemberdayaan potensi remaja melalui pengelolaan budidaya maggot ini diharapkan bisa menambah skill para remaja.
Development of a Creative Economy for Shallot Farmers to Enhance Household Income in Sumberkedawung, Probolinggo Farid, Muhammad; Mahsun, Moch; Hidayatullah, Indra; Masyhuri, Muhammad; Burhanuddin, Aang
Khidmatuna: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): November (On Going)
Publisher : Lembaga Penerbitan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/khidmatuna.v6i1.3719

Abstract

Sumberkedawung village, particularly the hamlets of Sempol and Kedungminian, is an agrarian area where shallots constitute the primary commodity and serve as a major driver of the local economy. Despite this potential, the shallot sector has not fully translated into improved farmer welfare due to several persistent challenges, including unstable market prices, limited financial capital, the absence of subsidised fertilisers, insufficient technical assistance from farmer groups and agricultural agencies, and weak post-harvest creative management. This study and community engagement programme employed a Participatory Action Research (PAR) approach, comprising several stages: general mapping, thematic mapping, transect walks, Focus Group Discussions (FGDs), problem- and objective-tree analyses, and the formulation of community-approved action plans. The principal intervention involved organising a seminar entitled “Creative Economy Development for Shallot Farmers to Improve Community Income in Sumberkedawung Village”, involving farmers and leaders of local farmer groups. The programme successfully encouraged a shift in farmers’ mindsets from relying solely on selling raw produce toward embracing value-added processing and developing high-quality shallot seed enterprises. These initiatives opened new opportunities for more stable and sustainable income generation. By the conclusion of the programme, the community demonstrated enhanced understanding of agricultural management and the potential of creative economic strategies, and formulated recommendations for developing processed shallot-based products as a pathway to improving the socio-economic well-being of farming households.