Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMETAAN JALUR PENDAKIAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT CEMARA GESENG VIA DESA SILANGJANA MENGGUNAKAN APLIKASI GPS ALPHINE QUEST DAN GOOGLE EARTH PRO Bharata, Ida Bagus Arya Yoga; Mahariani, Diva; Dwiantari, Anak Agung Made Alit; Budiawan, Kadek Sri; Apriliyani, Ni Nyoman Trisna; Rahman, Fahyumi
Jurnal ENMAP Vol 2, No 2 (2021): September, Jurnal ENMAP
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.72 KB)

Abstract

Pendakian merupakan aktivitas olahraga yang banyak digandrungi generasi muda, namun tak jarang dari sisi karakter pendaki yang masih belum memiliki dasar –dasar navigasi, serta pemahaman tentang budaya masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jalur pendakian yang ada Kawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana menggunakan aplikasi Gps Alphine Quest Dan Google Earth Pro dengan cara survei lapangan dan wawancara terkait dengan kearifan lokal masyarakat. Adapun hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang (1) Akses menuju titik start pendakian,(2) Tata cara perijinan pendakian yang meliputi perizinan ke Kantor Desa Silangjana, Klian Adat Desa Silangjana serta pemberitahuan kepada Klian Adat di Desa Sudaji dan Desa Lemukih serta kepada Dinas Kehutanan karena berkaitan denganKawasan Hutan Lindung Bukit Cemara Geseng. (3) Lokasi objek suci dan Diskripsi tentang jalur pendakianObjek suci yang ditemukan berupa Sanggah, Pelinggih Pohon besar, dan Pura di Puncak.. (4) Kepercayaan Lokal, adapun dari kepercayaan lokal berbentuk awig-awig yaitu “Sampunang Ngomong Capek” yang berarti jangan bilang capek khususnya pada saat menuju puncak Bukit Cemara Geseng, dimana masyarakat percaya bahwa mengucapkan kata tersebut dapat memberikan energi negatif. Selain terdapat data geografis yang didapatkan berkaitan dengan panjang jalur pendakian yaitu 2.149 meter, Beda tinggi sekitar 642 meter, Kelerengan medan pendakian rata – rata 32,3 %, dengan nilai maksimum lereng 33,4% dan nilai  minimum  18,2%, Untuk  waktu tempuh pendakian yaitu sekitar ± 145 Menit / 2 jam 25 menit. Dari hasil tersebut terbentuk sebuah peta jalur pendakian Bukit Cemara Geseng Via Desa Silangjana  yang atribut geografisnya. Selanjutnya, dalam mematuhi setiap kearifan lokal masyarakat yang ada para pendaki yang melakukan pendakian pada kawasan tersebut seyogyanya dapat mentaati peraturan adat yang berlaku. Selain itu kawasan hutan lindung merupakan sebuah kawasan yang harus dijaga kelestariannya baik yang mencakup, vegetasi, satwa, serta sumber daya yang terkandung pada kawasan hutan lindung.
INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN LINDUNG BUKIT CEMARA GESENG VIA DESA SILANGJANA Bharata, Ida Bagus Arya Yoga
Jurnal ENMAP Vol 2, No 2 (2021): September, Jurnal ENMAP
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.98 KB)

Abstract

Alih fungsi lahan pada kawasan hutan memberikan imbas pada perubahan iklim dan peningkatan suhu di atmosfer bumi. Melihat permasalahan tersebut inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan khususnya jumlah serta ragam jenis dari vegetasi dan burung pada titik tertentu serta survei bentuk kebudayaan di hutan khususnya kawasan hutan lindung dilakukan. Penelitian ini dilakukan di kawasan hutan lindung Bukit Cemara Geseng via jalur Desa Silangjana. Jumlah dan ragam jenis dari vegetasi menggunakan dua metode yaitu kuadrant untuk pohon yaitu poles dan transect line untuk Seedling dan Sepling. Jumlah dan ragam jenis dari burung menggunakan dua metode yaitu transect line dan point count. Bentuk kebudayaan diketahui dengan survei wawancara dan observasi lapangan pendataan menggunakan aplikasi GPS. Dari hasil penelitian ini meliputi analisis vegetasi terdapat 11 jumlah tumbuhan 5 jenis tumbuhan pada ukuran pohon dan poles di plot-1 kuadrant, 15 jumlah tumbuhan 5 jenis tumbuhan pada ukuran sadling dan sapling di plot-2 transect line , dari hasil pengamatan burung terdapat 15 ekor dan 2 jenis burung di plot-1 transect line, serta 8 ekor dan 3 jenis burung di plot-2 point count. Adapun kebudayaan yang tampak berupa tiga objek suci yang terdiri dari 1 sanggah, 1 pelinggih pohon besar, dan 1 pura di puncak serta kebudayaan yang tak tampak berupa awig-awig lokal yaitu “Sampunang Ngomong Capek” yang berarti jangan bilang capek khususnya pada saat menuju puncak Bukit Cemara Geseng, dimana masyarakat percaya bahwa mengucapkan kata tersebut dapat memberikan energi negatif.
PERSEBARAN AIR TERJUN DAN KARAKTERISTIK JALUR TREKKING DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DESA WANAGIRI Yanti, Restu Ade; Bharata, Ida Bagus Arya Yoga; Janah, Lutfiatul; Melianti, Dhita; Nuraini, Lilis
Jurnal ENMAP Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi lereng gunung berapi dan letaknya di hulu DAS menyebabkan terdapat banyak air terjun di Desa Wanagiri. Penelitian ini menggunakan sampling area dengan lokasi di Banjar Bhuana Sari dan Banjar Puncak Manik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan mengetahui sebaran air terjun serta memetakan karakteristik lacaknya ke air terjun tersebut. Data dikumpulkan melalui pelacakan lapangan dengan Mobile GPS dan diproses menggunakan Google Earth Pro. Hasil penelitian ini menunjukkan dari persebarannya Banjar Bhuana Sari memiliki 4 objek wisata air terjun yang memiliki keragaman sebaran yang lebih banyak dan Banjar Puncak Manik memiliki 3 objek wisata air terjun yang memiliki keragaman sebaran yang berdekatan. Dari ciri track tracking menuju air terjun, air terjun di Banjar Bhuana Sari memiliki panjang jalur 1153 meter dari pintu masuk terpanjang dan jalur terpendek 955 meter, perbedaan ketinggian terendah 96 meter dan tertinggi 148 meter, serta memiliki kemiringan terendah. sebesar 6,9% dan tertinggi 10,6% dengan relief terendah landai dan tertinggi agak landai, serta waktu tempuh rata-rata 60 menit. Air terjun di Banjar Puncak Manik memiliki panjang lintasan dari posko terpanjang 565 meter dan jalur terpendek 426 meter, perbedaan ketinggian terendah 49 meter dan tertinggi 90 meter dengan kemiringan terendah 19,2% dan tertinggi 25,8 meter. % dan relief terendah adalah kemiringan sedang dan tertinggi. tanjakan terjal, dan waktu tempuh terpendek 30 menit dan terlama 40 menit.Kata Kunci: persebaran, air terjun, trekking
DAMPAK PENDEMI COVID-19 TERHADAP DINAMIKA PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI BALI Bharata, Ida Bagus Arya Yoga
Jurnal Geografi Vol 20 No 1 (2024): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jgeo.v20i1.15312

Abstract

The mobility limitations imposed by the Covid-19 pandemic have had an impact on dynamic economic sectors that rely on population movement, one of the affected areas is Bali Province. The aims of this research are (1) Mapping the Rate of Regional Economic Growth in Bali Province before and during the Covid-19 Pandemic and (2) Mapping the Classification of Regional Economic Growth in Bali Province before and during the Covid-19 Pandemic. The method used is the Regional Economic Growth Rate and Regional Economic Development Analysis of the Klassen Typology with the main data source being based on GRDP data. In general, the region is developing rapidly which covers six districts, namely Jembrana, Tabanan, Buleleng, Bangli, Karangasem, and Klungkung and the areas that are indeed under economic pressure are the areas in Badung Regency, Denpasar City, and Gianyar Regency both in terms of the rate of economic growth and the level of regional development. where these three areas were significantly affected by the Covid-19 Pandemic.
Karakteristik Karakteristik Jalur Trekking Sebagai Potensi Landskap Wisata Alam di Desa Panji Anom Bharata, Ida Bagus Arya Yoga; Wesnawa, I Gede Astra; Astawa, Ida Bagus Made
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v11i3.59355

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Jalur Trekking yang dirintis di kawasan Wisata Alam Panorama Puncak Landep, Desa Panji Anom yang memiliki Potensi Daya Tarik Wisata pemandangan alam di Bali Utara. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan Karakteristik Jalur Trekking yang ada di kawasan Wisata Alam Panorama Puncak Landep, dan (2) untuk mendeskripsikan Potensi  Landskap yang ada di sepanjang setiap Jalur Trekking yang ada di kawasan Wisata Alam Panorama Puncak Landep. Penelitian dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan. Data diperoleh melalui survei lapangan dengan Mobile GPS, dan Observasi Lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakteristik Jalur Trekking yang terdapat di kawasan Wisata Alam Panorama Puncak Landep dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Titik Potensi Tinggi (Beda Tinggi =  Rata-Rata 64 meter, Jarak Miring =  Rata-Rata 405 meter, Kelerengan =  Rata-Rata 15,8% – 17,3%, Relief =  Miring Sedang, Waktu Tempuh = Rata-Rata ± 20 Menit), Titik Potensi Sedang (Beda Tinggi =  Rata-Rata 79 meter, Jarak Miring =  Rata-Rata  586 meter, Kelerengan =  Rata-Rata 15% – 22%, Relief =  Miring Sedang – Miring Terjal, Waktu Tempuh =  Rata-Rata ± 28 Menit), Titik Potensi Rendah (Beda Tinggi = Rata-Rata  103 meter, Jarak Miring = Rata-Rata  897 meter, Kelerengan = Rata-Rata  11,8% – 21,6%, Relief = Miring Sedang – Miring Terjal, Waktu Tempuh = Rata-Rata  ± 40 Menit), (2) Potensi  Landskap yang terdapat pada masing-masing Jalur Trekking di kawasan Wisata Alam Panorama Puncak Landep dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu potensi tinggi dengan bentuk, vegetasi, dan warna sebagai factor dominan; potensi sedang dengan bentuk, vegetasi, dan warna sebagai faktor dominan; potensi rendah dengan bentuk, pemandangan, kelangkaan dan modifikasi struktural sebagai faktor dominan.
Threat Existence to Limestone Formations Around Goa Peteng in South Bali Island, Indonesia Suryana, I Gede Putu Eka; Atmaja, Dewa Made; Pratiwi, Elok Surya; Budiarta, I Gede; Bharata, Ida Bagus Arya Yoga; Wulandari, Ni Ketut Catur; Wulandari, Ni Nyoman Tri
JAMBURA GEO EDUCATION JOURNAL Volume 5, Issue 1 (2024): Jambura Geo Education Journal (JGEJ)
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jgej.v5i1.24417

Abstract

The limestone formations are a unit of geological rock formations that are important for the formation of unique Karst Landscapes but are often threatened by development interests, one of which is in the environment around Goa Peteng, whose existence is threatened. This research aims to investigate: 1) the conditions of limestone formations  around Goa Peteng, 2) identified threats to the existence of limestone formations  around Goa Peteng, and 3) potential opportunities for protecting the existence of limestone formations  around Goa Peteng. The methods used in this research include field observation, literature review, and assistance with map digitization. This assistance involves utilizing literature studies, both scientific articles and reports containing maps that also cover the study location. The results of the research show that the limestone formations in the Goa Peteng environment exist at of a level of karst development in the Goa Peteng environment which is Mesokarst and parts of the surrounding area are Non-Karst apart from that there is Exokarst Potential and Endokarst though not much exists at the study location. The real threat to the existence of the karst landscape in the Goa Peteng environment is the development of mass tourism in the form of tourist accommodation such as hotels and villas, which has developed rapidly over the last 14 years, as seen from Satellite Image data. The limestone formations in the Goa Peteng environment themselves has the opportunity to be a place for education and further studies need to be carried out on the limestone formations and karst development in South Bali
Coastal Development Implications to changes of Coastal Typology in Denpasar City Environment Atmaja, Dewa Made; Gunamantha, I Made; Bharata, Ida Bagus Arya Yoga
Sriwijaya Journal of Environment Vol 10, No 1 (2025): Environmental Impacts
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The physical development that occurs can change natural landscape units and none other than that is the coastal typology in the coastal area of Denpasar City with high development intensity. This research aims to describe the implications of coastal development on changes in coastal typology in Denpasar City. The method in this research design is quantitative descriptive using QGIS tools for analysis and Landsat satellite image data available on Google Earth Pro for the period December 1990, 2005, and 2020. The results of the research show that in development implications for changes in coastal typology that occur in the coastal area of Denpasar City include the addition or widening of the coastline for the anthropogenic coast coastal typology for the 1990-2005 period which was ±21.12 km long and in the 2005-2020 period it was increased to ±5.14 km long. The widening of the coastline in the marine deposition coast typology experienced an increase of ±1.7 km in the 1990-2005 period. Changes that occurred as a result of development implications that occurred during the 1990-2005 period also included the loss of the marine deposition coast typology along ± 10.61 km. Apart from that, in the same period, ± 1.66 km along the coastal typology of build-by organisms disappeared. Residential settlements on Serangan Island, which included the anthropogenic coast typology, also disappeared during this period for ± 1.18 km.
Contribution of Ecotourism Implementation to Environmental Sustainability Waterfall Nature Tourism in Banjar Bhuana Sari, Wanagiri Village Citra, I Putu Ananda; Bharata, Ida Bagus Arya Yoga; Yanti, Restu Ade; Janah, Lutfiatul
International Journal of Green Tourism Research and Applications Vol. 7 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/ijogtra.v7i1.16-29

Abstract

The concept of ecotourism presents a suitable approach to tourism management in Bali, given its abundant natural attractions. One such attraction is the Banjar Bhuana Sari Waterfall in Wanagiri Village, Sukasada District, Buleleng Regency, Bali Province. This study aims to identify and analyze the potential of this natural site for ecotourism development by examining three key aspects: (1) the tourism potential of the site, (2) the level of community participation, and (3) the contribution of tourism to the local area. Data was collected through observation, interviews, questionnaires, and literature review. The data were then analyzed using a rating or scoring system to classify each indicator. The findings reveal that Banjar Bhuana Sari Waterfall possesses substantial potential for ecotourism development. High levels of community participation play a significant role in maintaining the site’s sustainability. However, while the natural environment is generally well-preserved, further improvement is needed regarding tourism facilities and infrastructure. Additionally, the economic and social contributions of tourism to the local community, although present, require enhancement to ensure a more impactful and sustainable tourism model. Overall, the research highlights the importance of strengthening both environmental management and tourism benefits to support the long-term development of ecotourism at Banjar Bhuana Sari Waterfall.
Tantangan Penataan Kualitas Lingkungan Permukiman di Pesisir Bali Utara: Studi Kasus Desa Kubutambahan Budiarta, I Gede; Bharata, Ida Bagus Arya Yoga
JURNAL ILMIAH WAHANA LAUT LESTARI (JIWaLL) Vol 3 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Laut Lestari
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan Fakuktas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jiwall.v3i1.609

Abstract

Salah satu tantangan pesisir yang ada di Bali Utara adalah kualitas permukiman yang kumuh dan Desa Kubutambahan menjadi salah satunya sehingga perlunya identifikasi bagaimana upaya penataan kualitas lingkungan permukiman yang ada disana. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kualitas lingkungan permukiman dan mengidentifikasi tantangan penataan kualitas lingkungan permukiman prioritas. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif kuantitatif dengan melakukan skoring terhadap parameter kualitas lingkungan permukiman dan penentuan strategi prioritas dalam penataan kualitas lingkungan permukiman. Pembatasan penelitian adalah sampel area dengan pembentukan kelompok sites yang didalamnya terdapat titik kunci blok area permukiman di sekitar garis pantai untuk memberikan gambaran umum. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, Permukiman yang ada di sepanjang pantai Desa Kubutambahan memiliki status rata-rata kualitas lingkungan yang Sedang. Tantangan untuk penataan kualitas lingkungan permukiman yang dapat dilakukan mencangkup 1) memperbaiki Jalan masuk diaspal/ disemen, 2) penataan perluasan penutup rumah mukim rata/blok, 3) penataan kerapatan rumah untuk tidak begitu padat, 4) pelebaran jalan masuk, 5) penyediaan tempat penampungan sampah dan tempat pengelolaan sampah beserta menjaga kebersihan lingkungan, 6) menata tata letak blok permukiman agar teratur, 7) memperlebar luas rumah, 8) pelebaran luas halaman per blok.